Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK

10:
Nensy Dian Safitri
Retno Yekti Utami
Riana
Roniyansyah

XII 5 MIPA 4
SMA NEGERI 1 MARTAPURA
Ringkasan Novel
Ronggeng Dukuh Paruk
 Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara
Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus,
teman sejak kecil Srintil yang berprofesi
sebagai tentara. Sejak Srintil yang belia
dinobatkan menjadi ronggeng baru di Dukuh
Paruk untuk menggantikan ronggeng terakhir
yang mati 12 tahun yang lalu, semangat
kehidupan di Dukuh Paruk kembali
menggeliat.
Bagi pedukuhan yang kecil, miskin, terpencil
namun bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang
kehidupan. Tanpa adanya seorang ronggeng,
dukuh itu akan kehilangan jati diri. Namun,
malapetaka politik tahun 1965 membuat Dukuh
Paruk hancur, baik secara fisik maupun mental.
Karena kebodohan mereka tentang politik, mereka
terseret arus konflik dan divonis sebagai manusia-
manusia pengkhianat negara.
BIOGRAFI PENGARANG
NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK
 Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya,
Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13
Juni 1948; umur 70 tahun) adalah
sastrawan dan budayawan
berkebangsaan Indonesia. Ia
menamatkan SMA di Purwokerto.
Karya monumentalnya, novel
Ronggeng Dukuh Paruk, sudah
diterbitkan dalam berbagai bahasa dan
diangkat dalam film layar lebar
berjudul Sang Penari.
Ronggeng Dukuh Paruk, novel yang diterbitkan
tahun 1982 berkisah tentang pergulatan penari
tayub di dusun kecil, Dukuh Paruk pada masa
pergolakan komunis. Karyanya ini dianggap kekiri-
kirian oleh pemerintah Orde Baru, sehingga Tohari
diinterogasi selama berminggu-minggu. Kemudian,
Tohari menghubungi sahabatnya Gus Dur, hingga
akhirnya terbebas dari intimidasi dan jerat hukum. 
Tulisan-tulisannya berisi gagasan kebudayaan
dimuat di berbagai media massa. Ia juga menjadi
pembicara di berbagai diskusi/seminar
kebudayaan.
LATAR BELAKANG
PENGARANG MENCIPTAKAN
NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK
Tinggar Jaya, salah satu desa yang terletak di kabupaten
Banyumas terpatri kuat dalam ingatan Ahmad Tohari,
seorang sastrawan Indonesia angkatan ’66. Selama 15
tahun ia berusaha menuangkan ingatan masa remajanya
yaitu ingatan kelam seputar ‘pembersihan’ anggota
maupun yang diduga terlibat dalam Partai Komunis
Indonesia (PKI) selepas peristiwa G30S/PKI terjadi di
desa tempat kelahiran pria berusia 70 tahun itu. Kejadian
di desanya kemudian menginspirasi novel trilogi yang
salah satunya berjudul Ronggeng Dukuh Paruk.
Keterkaitan Pengarang Terhadap
Kehidupan di novel Ronggeng
Dukuh Paruk
Ahmad Tohari menjadikan pedukuhan di
desanya sebagai latar novel ronggeng dukuh
paruk. Novel ini bercerita bagaimana huru-
hara terjadi saat peralihan politik tahun 1965
di sebuah pedukuhan kecil.

Next
Jelas dari novel tersebut bahwa
perubahan di sebuah dukuh kecil itu
persambungan dan pengaruh belaka dari
perubahan yang terjadi di tingkat nasional.
Srinthil yang menjadi tokoh utama novel
itu, adalah personifikasi dari rakyat kecil
yang menjadi korban utama dari
perubahan berdarah tersebut.
Alur ceritanya dibangun melalui interaksi
orang abangan dengan seni ronggeng dan
wayang kulit yang berkembang pesat saat ia
remaja. Termasuk model ronggeng, meskipun
namanya bukan Srintil, namun itu adalah
ilustrasi peristiwa pada masa remaja sang
pengarang. Kisah ronggeng persis seperti apa
yang ditemui pengarang saat masa remajanya,
ditahan dan dijadikan bulan-bulanan penguasa
tahanan.
NILAI-NILAI YANG ADA
DI DALAM NOVEL
RONGGENG DUKUH
PARUK
Nilai Sosial

Di dalam kehidupan masyarakat desa Dukuh Paruk


tidak ada penerapan gotong royong, yang ada hanya
membantu orang-orang yang dianggap pantas untuk
diperlakukan secara baik. Contohnya saat para warga
memuliakan Srintil ketika ia dinobatkan sebagai
Ronggeng Dukuh Paruk.
Nilai Religius
Novel ini memperkenalkan nama Ki
Secamenggala. Ia diriwayatkan sebagai nenek
moyang Dukuh Paruk dan penduduk dukuh
memujanya. Melalui novel tersebut diceritakan
kehidupan warga desa Dukuh Paruk berputar di
sekitar kuburan ki Secamenggala.
Sebagaimana kutipan novel yaitu :
“Gumpalan abu kemenyan pada nisan kubur Ki
Secamenggala membuktikan polah tingkah kebatinan
orang Dukuh Paruk berpusat di sana.” (TohariAhmad,
1982:10)
Nilai Budaya

Orang-orang yang sudah berkumpul


hendak melihat Srintil menari mulai
gelisah. Mereka sudah begitu rindu akan
suara calung. Belasan tahun lamanya
mereka tidak melihat pagelaran ronggeng.
(TohariAhmad, 1982:19)
Nilai Moral

Di Belakangku Dukuh paruk diam


membisu. Namun segalanya masih utuh
disana: keramat Ki Secamenggala,
kemelaratan, sumpah serapah, irama
calung,dan seorang ronggeng.
(TohariAhmad, 1982: 107)
PANDANGAN PENGARANG DALAM
NOVEL
RONGGENG DUKUH PARUK

Pandangan pengarang dalam novel Ronggeng


Dukuh Paruk ini, bahwa pengarang ingin
menggambarkan kehidupan warga dukuh paruk
bahwa kebodohan, kemiskinan, kemaksiatan,
dan sisi kehidupan yang negatif lainnya.
Tugas hlm. 116
No Data yang diperoleh
1. Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel yang
ditulis oleh Ahmad Tohari
2. Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara
Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus,
teman sejak kecil Srintil yang berprofesi sebagai
tentara.
3. Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar
Dukuh Paruk, desa kecil yang dirundung
kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan.
Tugas hlm.116

No Data yang diperoleh


4. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini
adalah tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
5. Pada 2014, Ronggeng Dukuh Paruk diterbitkan
dalam bentuk audio menggunakan suara Butet
Kartaredjasa.

Anda mungkin juga menyukai