Anda di halaman 1dari 38

MENIKMATI NOVEL

Setelah mempelajari materi ini kamu


diharapkan dapat:
Menangkap maksud pengarang terhadap
kehidupan dalam novel
Menerangkan maksud pengarang
terhadap kehidupan dalam novel
Perbedaan novel sejarah dan novel
Novel Sejarah Ceritanya diangkat
dari kisah sejarah, mitos, atau
legenda yang pernah ada di tengah-
tengah masyarakat. 
Novel yaitu suatu bentuk dari sebuah
karya sastra, merupakan kisah atau
cerita fiksi dalam bentuk tulisan/kata-
kata dan memiliki unsur instrinsik dan
juga unsur ekstrinsik.
Mengapa membaca novel lebih
baik dari menonton film yang
diambil dari novel?
Ceritanya Lebih Lengkap

Maksud disini adalah beberapa film pasti ada


yang diadaptasi dari buku atau novel . Dan
ceritanya tidak lengkap dengan cerita aslinya .
Inilah sebabnya kenapa buku lebih bagus ,
karena dengan membaca isi cerita yang lebih
lengkap bisa membuat anda tahu jawaban dari
adegan - adegan filmnya yang tidak masuk akal
atau bisa juga tahu adegan mana yang tidak
ditampilkan di filmnya . So , lebih lengkap
ceritanya , lebih paham jalan ceritanya .
Berimajinasi

Jika anda menonton film , anda pasti


hanya melihatnya dan terasa terhibur
saja . Tetapi , jika anda membaca buku
atau novel , anda bisa berimajinasi untuk
menggambarkan setiap adegan yang
tertulis di buku atau novel sesuka anda .
Hal ini banyak disukai oleh orang
imajinatif , karena mereka bisa
menggambarkan sendiri keseruannya .
Melatih Kemampuan Berpikir

Salah satu manfaat ini sering dialami oleh


saya saat membaca buku atau novel .
Terkadang , saya harus membacanya
dengan teliti agar paham maksud adegan
di cerita tersebut apa . Dan disinilah ,
dimana membaca dapat meningkatkan
pemahaman dan memori anda , yang
awalnya tidak paham menjadi paham
setelah berpikir .
Meningkatkan Konsentrasi

Orang yang suka membaca buku atau


novel memiliki otak yang lebih fokus .
Oleh karena itu , para pembaca akan
memiiki kemampuan untuk memiliki
perhatian penuh pada cerita dan
memahami isi cerita tersebut .
Pencarian Jati Diri

 Tidak hanya isi cerita yang lebih lengkap, novel juga


menjelaskan karakter suatu tokoh dengan lebih
mendalam. Pasalnya, dalam novel (terutama tokoh
utama) selalu memaparkan pikiran-pikiran atau kata-
kata yang cuma berputar dalam otak mereka. Dalam
film, kita cuma bisa menebaknya lewat ekspresi wajah
sang aktor sehiingga tidak mendapatkan gambaran
maksimal.
 Kita pun akan memahami suka-duka yang dialami suatu
karakter. Alhasil, kita lebih mudah jatuh cinta atau benci
sama karakter yang ada dalam novel. Makanya,
Lifehack bilang kalau membaca novel sama dengan
mencari jati diri, karena bisa-bisa ada salah satu tokoh
yang menginspirasi kita berkat tindakannya maupun
pola pikirnya.
Ronggeng Dukuh Paruk
Karya Ahmad Tohari
Pembaca pernah menonton film Sang Penari
yang dirilis pada 2011 lalu? Film tersebut
merupakan film yang diangkat dari novel
berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad
Tohari. Novel ini dibuat oleh Ahmad Tohari
sebagai trilogi sejak tahun 80-an, dengan judul
Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini
Hari, dan Jantera Biang Lala. Namun pada
terbitan-terbitan terbaru, ketiga novel ini
dijadikan satu dengan judul Ronggeng Dukuh
Paruk saja.
SINOPSIS SINGKAT CERITA
Buku pertama
Buku satu yang berjudul Ronggeng Dukuh
Paruk menceritakan ketika anak-anak Dukuh
Paruk yang sedang bermain, antara lain
Rasus, Srintil, Warta dan Dasun. Mereka
melihat bakat Srintil ketika menari. Sakarya,
tetua di Dukuh Paruk, pun melihat bakat itu.
Ia yakin bahwa Srintil cucunya telah
kerasukan indang ronggeng. Indang adalah
semacam wangsit yang dimuliakan di dunia
peronggengan.
Ia pun menceritakan hal itu pada Kertareja, dukun
ronggeng di dukuh tersebut. Pagelaran pun
diselenggarakan, orang-orang Dukuh Paruk yang
telah lama menanti hadirnya seorang ronggeng di
dukuh tersebut berkumpul untuk menyaksikan.
Diceritakan telah belasan tahun sejak ronggeng
terakhir di Dukuh Paruk meninggal belum ada lagi
penggantinya. Ronggeng sendiri adalah satu-satunya
hal yang membuat pedukuhan tersebut merasa hidup
di tengah keterasingan, kemelaratan, dan kebodohan
yang turun temurun di Dukuh Paruk.
Pertunjukkan ronggeng Srintil malam itu seakan
membuat orang-orang Dukuh Paruk lupa
terhadap pageblug yang menimpa Dukuh Paruk
sebelas tahun sebelumnya. Bahwa bapak Srintil,
Sentayib, telah membawa petaka dengan banyak
korban, termasuk ronggeng terakhir Dukuh
Paruk. Sentayib adalah penjual tempe bongkrek,
pada suatu pagi Ia tak menyadari bahwa
tempenya telah tercampur dengan zat beracun
karena bokor tembaga. Hal tersebut membuat
banyak orang di dukuh paruk meninggal.
Sentayib membela diri dengan
membuktikan sendiri memakan tempe
bongkrek buatannya itu di depan para
warga yang telah mengepungnya di
rumah. Ia pun tewas bersama istrinya,
meninggalkan Srintil yang masih bayi.
Sejak itu Srintil menjadi yatim piatu dan
diasuh oleh kakeknya Sakarya.
Rasus, laki-laki yang berusia empat belas
tahun. Ia adalah teman bermain Srintil, karena
sesama korban petaka tempe bongkrek mereka
akrab karena sesama yatim piatu. Tetapi setelah
pertunjukan malam itu ia merasa menjauh dari
Srintil. Kehadiran Srintil sendiri bagi Rasus
telah mengobati kerinduan terhadap sosok
perempuan di hidupnya, entah itu sebagai
kecintaan, atau sebagai pengganti citra emak
yang belum pernah ia rasakan.
Namun, meski ia mendapat perhatian,
Rasus semakin lama semakin menyadari
bahwa Srintil bukan miliknya seorang,
sekarang Srintil adalah milik Dukuh
Paruk seluruhnya. Hingga di suatu malam
di makam Ki Secamenggala, makam
leluhur Dukuh Paruk yang menjadi kiblat
kebatinan mereka, Srintil berhasil
diupacara untuk menjadi ronggeng.
Ada syarat lain dalam peronggengan,
syarat terakhir seorang gadis sah menjadi
ronggeng adalah dengan Bukak-Klambu.
Bukak-klambu adalah semacam
sayembara yang terbuka bagi laki-laki
manapun. Laki-laki yang dapat
menyerahkan sejumlah uang yang
ditentukan oleh dukun ronggeng akan
dapat menikmati keperawanan Srintil.
Ya, Sayembara keperawanan. Rasus pun
kecewa mengetahui ada hukum menjijikkan
seperti itu yang akan dilakukan Srintil untuk
menjadi seorang ronggeng. Ia minggat, Ia pergi
bekerja ke pasar dawuan, sebuah kota
kecamatan di daerah tersebut. Ia mengasingkan
diri di sana. Di pasar tersebut ia semakin
terbuka pengetahuannya. Ia baru menyadari
bahwa di luar dukuh paruk, mencubit pipi
seorang perempuan saja bisa jadi masalah.
Ada yang berceletuk ketika ia melakukan itu, “Di
sini memang pasar. Perempuan yang datang
berbelanja kemari tidak semua berasal dari
Dukuh Paruk. Seorang sundal pun jika ia bukan
perempuan dukuh paruk, akan marah bila
tersentuh pipinya di depan orang banyak. Meski
hanya pura-pura, namun demikianlah adanya”.
Semakin jauh dari Dukuh Paruk semakin Rasus
dilanda nilai-nilai baru dalam hatinya. Bahwa
selama ini di Dukuh Paruk sikap cabul begitu
wajar, tidak demikian ditempat lain.
Rasus kemudian mendapat pekerjaan lain dari
militer didaerah tersebut sebagai pengangkut
barang-barang. Setelah lama ia bersama para
tentara, ternyata ia juga diperbantukan untuk hal-hal
lain. Suatu kali ia juga dapat membantu para tentara
untuk menumpas perampokan di Dukuh Paruk,
dukuh nya sendiri. Pada malam itu Ia dibangga-
banggakan oleh penduduk dukuh paruk. Dengan
pikiran sederhana bahwa Rasus dapat menjadi
pelindung dukuh paruk. Malam itu ia tidur ditemani
Srintil yang tampak semakin cantik dan kaya.
Dari obrolan mereka dapat ditangkap
bahwa Srintil mulai menginginkan
hadirnya seorang anak. Ia meminta itu
pada Rasus. Pergulatan batin tampak
terlihat dari Srintil yang mulai
mempertanyakan eksistensinya sebagai
perempuan yang utuh, bukan sebagai
ronggeng atau perempuan dukuh paruk.
Buku Kedua

Bagian buku kedua berjudul Lintang


Kemukus Dini Hari menceritakan kesedihan
Srintil karena ditinggal Rasus. Kesedihan itu
selain membuatnya mogok tak ingin
meronggeng juga membuatnya merenungi
banyak hal. Ia mulai terganggu dengan
pertanyaan dalam hatinya, “Mengapa diriku
seorang ronggeng?”. Pertanyaan itu hadir
atas perkiraan Srintil bahwa: kalau ia bukan
ronggeng, Rasus takkan meninggalkannya.
Pada sore itu, Srintil mendapat tamu dari panitia
Agustusan. Ia ditawari untuk mengisi acara di
kantor kecamatan. Sebuah kebanggaan bagi dukuh
paruk yang terpencil itu. Kegembiraan berkecamuk
di Dukuh Paruk. Srintil menerima untuk
meronggeng kembali pada peringatan agustusan
hari itu. Di hari itu nampaknya hanya Sakarya yang
tidak larut dalam kegembiraan. Dalam filsafatnya
yang sederhana, bahwa segalanya berpasang-
pasangan, termasuk kegembiraan yang berlebihan
ini. Pastilah pasangannya adalah kesusahan.
Tahun itu adalah Agustus tahun 1963,
orang-orang Dukuh Paruk melihat bahwa
pada panggung malam itu banyak orang
berpakaian merah, di sana sini juga
terbentang kata-kata “rakyat korban kaum
penindas”, “revolusi”, “kesenian rakyat”
dan kata-kata lain yang tidak dikenal oleh
orang-orang di dukuh Paruk.
Acara dimulai dengan agitasi dan
propaganda yang membakar semangat para
pendengarnya. Acara berlangsung meriah.
Setelah acara malam itu, Ronggeng dukuh
paruk mulai banyak diajak naik pentas
ketika acara propaganda-propaganda.
Sebuah kebanggan bagi Dukuh Paruk bahwa
mereka menjadi selaris itu, meski mereka tak
tahu menahu mengenai agenda apa yang
dibawa para orator itu.
Sampai suatu ketika berita-berita tidak
mengenakkan masuk melibatkan Dukuh Paruk.
Bahwa katanya di Jakarta para tentara sedang
saling bunuh. Banyak orang ditangkap,
termasuk orang-orang dukuh Paruk yang
terlibat dalam proganda-propaganda. Rumah-
rumah penduduk dukuh Paruk dibakar. Tragedi
ini menimbulkan banyak sekali konsekuensi.
Menjadikan dukuh yang terpencil itu menjadi
semakin diasingkan.
Buku Ketiga

Buku ketiga berjudul Jantera Bianglala.


Menceritakan kondisi Dukuh Paruk pasca
tragedi pembakaran rumah-rumah, dan
sekarang tanpa Ronggeng dan Pemimpin,
karena baik Srintil, Sakarya, dan Kertareja
ikut ditangkap oleh tentara pada waktu
itu. Walaupun beberapa bulan kemudian
Sakarya dan Kertareja dibebaskan, tidak
demikian dengan Srintil. Ia tetap ditahan.
Suatu ketika, Dukuh Paruk didatangi oleh
seorang dengan seragam tentara. Semua
orang dukuh Paruk sembunyi ketakutan.
Baru setelah tahu kalau tentara itu adalah
Rasus dan masih mengganggap dirinya
orang dukuh paruk, mereka baru berani
menyambutnya.
Ia kembali ke dukuh itu untuk menjenguk
neneknya yang semakin tidak sehat.
Beberapa hari Rasus di dukuh paruk,
neneknya meninggal. Rasus hendak
kembali melaksanakan tugasnya sebagai
tentara, namun Ia dipesani oleh orang-
orang dukuh Paruk untuk membantu
membebaskan Srintil. Rasus pun Pamit.
Tak lama kemudian Srintil pulang. Ia
menjadi begitu berbeda dari Srintil yang
sebelumnya. Pengalaman menjadi seorang
ronggeng tenar dipenjara membuat sifat
Srintil menjadi lebih pendiam.
Sang Penari
www.youtube.com/watch?v=R2HScJEkB8I
Film “Sang Penari “ adalah film yang
diambil dari novel “Ronggeng Dukuh
Paruk”

Anda mungkin juga menyukai