novelis kelahiran Bandung, 16 November 1950. Yap ia bernama AAN MERDEKA PERMANA,
sejak kecil bakat menulisnya telah mengantarkan sang putra daerah dikenal banyak termasuk
saya lalu kenapa karya-karya dari AAN selalu menarik bagi saya? Simple sih, saya merasakan
yang namanya taraf nol objektif, pada taraf ini orang percaya bahwa karya sastra adalah hasil
ilham sepenuhnya, dan karena ilham itu sendiri merupakan misteri, maka tidak ada yang dapat
dijelaskan. Orang tidak dapat menguraikan karya sastra, melainkan hanya dapat menikmatinya
dengan cara meleburkan diri dalam karya itu, tanpa bicara sepatah kata pun (PPS : 67). Objek
suasana yang dihadirkan AAN menjadikan inspirasi saya untuk segera berkunjung ke tanah
Bukan Cuma setting yang ingin saya telusuri, namun dihadirkan juga tokoh bernama
Ginggi sebagai tokoh paling ajib dan ajaib. Yang diasuh oleh Kakek tua bernama Ki Darma.
Impresi awal ketika orang baca novel ini adalah malas, sejarah fiksi yang dihadirkan disini
mungkin membuat orang malas. Dengan 746 halaman pada seri 1 menjadikan novel ini berat
untuk di baca, untuk di harga, dan untuk di mata. Kisah perjuangan Ginggi sebenarnya sudah di
mulai ketika ia masih kecil. Peperangan antar kerajaan menyebabkan Ginggi ditemukan oleh Ki
Darma dengan keadaan sekujur badan penuh dengan lumpur. Semenjak itulah Ginggi diasuhnya
dan diajari ilmu kewiraan. Imajinasi orang awam akan diasah disini, kenapa tidak? Kalian akan
dibuat teng-tengan dengan selalu penasaran bait demi bait kata yang disajikan full penuh intrik
dan berbagai masalah di dalamnya. Beberapa kali Ginggi juga menjumpai makhluk yang ia
anggap langka, perempuan. Bertahun-tahun ia tinggal di puncak dengan lelaki setengah tua tak
Seri 1
sedikitpun ia menjumpai perempuan. Hal-hal yang tabu di kalangan orang sekarang menjadi
halal bagi Ginggi, dan salah satu perempuan di desa Cae. Penghadiran tokoh-tokoh yang variatif
juga menjadi nilai plus suatu karya yang syarat akan makna. Pembaca diajak keluar dari
tubuhnya sehingga seolah-olah menjadi bagian dari tokoh ketiga novel ini. Akhir dari novel ini
membuat pembaca ingin ambil tali lalu bunuh diri, seperti dalam percintaan hubungan antara
pembaca dan cerita digantung tanpa kejelasan yang pasti. Bagaimana tidak? Sudah baca
ratusan lembar dengan sepaneng, metengteng, dan ngeden akhiran digantung juga. Yang lebih
parahnya lagi novel ini tergolong novel yang langka. Di perpustakaan FIB UNDIP dan juga
Perpustakaan Pusat Undip pun tidak ada. Sempat saya mencari di situs jual beli online, ada
memang, namun hanya seri 1&3 dan bila tidak baca ketiga novel itu gelap deh hidup lu. Karena
selamanya di gantung itu tak enak di badan, di roman, dan di hati tentunya. Kelangkaan inilah
yang menarik bagi saya untuk terus mencari seri 2 bila ada yang punya silahkan hubungi nomor
dibawah ini, becanda deh wkwkawe. Novel ini dan recommended bagi kamu yang suka sekali
cerita sejarah fiksi jangan Cuma dibaca tapi juga dihayati makna yang terkandung dalam novel
itu. Karena ini essay yang baru kali ini saya membuatnya yang sebelumnya Cuma ada di ujian