Anda di halaman 1dari 22

MENGANALISIS BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

KELOMPOK II

DISUSUN OLEH:

1. Miftahul Hawasi
2. M. Samsul Muarif
3. Permadi
4. M. Junaidi

KELAS : XII

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

MA MIFTAHUL HUDA MARGO MULYO

TAHUN 2023

BUKU FIKSI DAN NONFIKSI


1. Pengertian Buku Fiksi dan Nonfiksi

Buku fiksi adalah buku yang dibuat atas dasar imajinasi atau fiksi. Buku
fiksi merupakan buku yang berisi cerita, sifatnya imajinatif. Tidak membutuhkan
pengamatan dalam pembuatannya dan tidak tidak perlu dipertanggungjawabkan,
karena ide ceritanya berasal dari khayalan atau imajinasi penulis. Bahasa yang
digunakan biasanya bahasa kiasan atau konotatif. Jadi, pembaca diajak untuk
masuk ke dalam cerita itu dengan bahasa yang tidak biasa.

Buku nonfiksi adalah buku yang dibuat atas dasar fakta atau hal yang
benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Buku nonfiksi merupakan buku
yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Dalam buku nonfiksi,
membutuhan pengamatan dan data dalam pembuatannya, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan isinya. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa
denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat langsung memahami
maksud dari isi buku. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan pengamatan dan data
maka isi dari buku tersebut harus memiliki fakta-fakta. Oleh karena itu, buku
nonfiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca.

2. Ciri-Ciri Buku Fiksi dan Nonfiksi

Ciri-ciri buku fiksi adalah sebagai berikut.


a.Memiliki amanat yang tersirat dalam cerita.
b. memiliki alur atau plot yaitu jalinan peristiwa sehingga tergambar urutan
kejadian.
c. adanya penokohan ya itu pencitraan dari tokoh yang diceritakan.
d. Adanya latar atau setting, yang menjelaskan mengenai dimensi ruang
dan
waktu serta suasana dalam sebuah cerita
e. Adanya sudut pandang kepenulisan berupa posisi penulis dalam cerita.
f. Penulis dapat menjadi tokoh dan narator yang menjelaskan cerita.

Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut.


a. Bahasa yang digunakan sangat baku
b. Mengandung informasi yang sesuai dengan fakta.
c. Ditulis berdasarkan pengamatan atau penelitian

3. Manfaat Menganalisis Buku

Manfaat Menganalisis Buku Sebagai Berikut:


a. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari
sebuah buku atau hasil karya lain secara ringkas.
b. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
c. Menguji kualitas buku dengan membandingkannya dengan karya dari
penulis yang sama atau penulis lainnya.
d. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap
cara penulisan dan isi buku.

4. Contoh Analisis Buku Fiksi

Si Bolang di Papua

Judul : Si Bolang, 7 cerita seru di negeri buah merah


Penulis :Veronica W
Illustrator:InnerChild
Penerbit : KIDDO, Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : l, Desember 2015

Si Bolang yang biasanya kita jumpai di televisi Trans7 kini tidak ada dalam
bentuk bukucerita buku cerita ini menceritakan petualangan bola ketika
menjelajahi Tanah Papua.

Dalam peta wilayah Indonesia Papua terletak di wilayah paling timur Tanah
Papua dibagi menjadi dua wilayah yaitu Provinsi Papua Barat buka (dulu Irian
Jaya barat) dan provinsi Papua wilayah Papua sangat luas sebagian besar masih
berupa hutan Papua adalah wilayah Indonesia yang sangat indah pemandangan
alamnya.

Sayangnya menjelajahi Papua itu tidak mudah karena kita harus berjalan
kaki berminggu-minggu atau kalau ada kita bisa naik pesawat kecil bermesin
baling-baling namun dalam cerita ini bola memiliki cara unik untuk pergi ke Papua
dengan peta ajaib pemberian seorang nenek misterius bisa pergi ke mana saja ia
suka.

Pada cerita pertama bolong bertemu dengan cantik yang tinggal di distrik
seberapa Kabupaten Intan Jaya di sini bolong belajar membuat noken tas khas
Papua yang dianyam dari serat tanaman jambu Selain itu Abang juga
mendapatkan pengalaman baru cara mengawetkan daging dengan merendamnya
dalam air sungai yang sedingin es.

Untuk mengikuti petualangan Bolang di Papua secara lengkap kita harus


membaca tujuan cerita dimulai dari cerita noken untuk ibu, berburu karaka ke
Mimika, barapen perdamaian dari ayamaru, tukar sempit di prafi,tifa penyemangat
dari Asmat, rumah jamur beratap alang-alang, dan kejutan di akhir cerita.

Selain menikmati petualangan Bolang, buku ini juga dilengkapi dengan


pengetahuan tentang hal-hal unik tentang papua, contohnya tentang Perahu
tradisional khas Papua yang disebut kole-kole, tradisi barapen atau bakar batu,
rumah jamur yang disebut honai, juga tradisi mengusir hama di ladang yang
disebut Osilo. Dengan buku ini kita jadi tahu betapa teman-teman di Papua sangat
akrab dengan alam.
The Little Prince

Judul : The Little Prince (Pangeran Kecil)


Pengarang :Antoine de Saint-Exupery
Alih bahasa : Listiana Srisanti
Cetakan : Keempat, Juni 2009, 112 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tumbuh berkembang dan menjadi dewasa itu bagus. Tetapi, kadang-kadang


kita jadi terlalu berlebihan dalam menjadi dewasa dan akhirnya lupa merasakan
bagaimana indahnya memandang dunia dari sudut pandang anak-anak. Hidup
menjadi terlalu serius, terlalu monoton, dan hanya dikuasai angka-angka. Hidup
manusia dewasa-modern yang membosankan dan terlampau serius inilah yang
sepertinya hendak disindir oleh si penulis The Little Prince ini.

“ Mereka sangat terburu-buru” , kata pangeran kecil. “ Apa yang mereka cari

The Little Prince adalah sebuah fabel klasik tentang diri manusia, manusia
dewasa tepatnya. Buku kecil namun tipis dengan makna sangat mendalam ini
berkisah tentang seorang penerbang yang pesawatnya jatuh di tengah Gurun
Sahara. Dalam ancaman keterisolasian dan minimnya air minum, ia harus
berjuang memperbaiki pesawatnya kalau ingin kembali ke peradaban dan tidak
menghilang di tengah padang gurun tak dikenal. Anehnya, saat ia sedang serius
memikirkan jalan keluar, tiba-tiba muncullah seorang pangeran kecil dengan
rambut keemasan yang memintanya menggambarkan biri-biri untuknya. Sungguh
sebuah hal yang sangat absurb. Bayangkan, saat diri Anda tengah terancam oleh
panasnya padang gurun dan ada anak kecil yang minta Anda menggambarkan
seekor biri-biri untuknya, bukannya meminta air atau perlindungan.

Awalnya, si penerbang— sebagaimana kebanyakan orang dewasa lainnya—


hanya tertawa dan menganggap si anak sedang demam karena kepanasan. Tapi,
si Pangeran Kecil tetap memaksa dan terpaksalah si penerbang menggambarkan
biri-biri untuknya. Tanpa sadar, teringatlah si Penerbang akan masa kecilnya,
masa kecil ketika dulu tidak ada seorang dewasa pun yang mengerti maunya.
Tanpa sadar, sang Pangeran Kecil telah mengingatkannya kembali tentang fakta
bahwa orang dewasa itu sering kali begitu absurb dan melupakan esensi dari
menikmati kehidupan itu sendiri.

“ Orang-orang dewasa menyukai angka. Ketika kau mendeskripsikan seorang


teman baru kepada mereka, mereka tak pernah menanyakan padamu hal-hal yang
penting. Mereka tak pernah bertanya, ‘ Seperti apa suaranya? Apa permainan
favoritnya? Apakah da mengoleksi kupu-kupu?’ Bukannya bertanya begitu
mereka malah menuntut ‘ Berapa umurnya? Berapa banyak kakak dan adiknya?,
Berapa beratnya?, berapa penghasilan ayahnya?”

Bagi orang dewasa, yang terpenting adalah angka, angka, dan angka. Tidakkah
Anda juga demikian? Kesibukan dunia kerja dan beragam tuntutan rumah tangga
tanpa sadar telah mendorong kita untuk terlalu mengejar angka-angka yang
sifatnya duniawi. Kita menjadi hanya memandang indah semua hal yang berkaitan
dengan uang, jabatan, kekayaan, dan prestasi. Kita sudah lupa dengan keagungan
di balik keindahan mawar yang tumbuh di pinggir jalan, tentang padang pasir
maha luas yang membuktikan ke-Maha Luasan kekuasaan Sang Penciptanya.

“ Jika kau berkata kepada orang-orang dewasa, “ Aku melihat rumah indah
terbuat dari bata merah jambu, dengan bunga geranium di jendela-jendelanya, dan
merpati di atapnya, mereka tak bisa membayangkan rumah semacam itu. Kau
harus berkata, ‘ Aku melihat rumah yang harganya seratus ribu franc;’
Maka mereka akan berseru, ‘ Oh pasti indah sekali!” (halaman 24).

Bersama si Pangeran Kecil, si Penjelajah mulai kembali meenungkan tujuan


keberadaan dirinya di tengah alam semesta yang maha luas ini. Simaklah
perjalanan si pangeran menuju enam asteroid (yang dinamai dengan angka-angka,
karena orang dewasa itu menyukai angka) di mana ia mendapati enam jenis
orang yang terlalu mendominasi dua miliar penduduk Bumi (novel ini ditulis tahun
1943, dan sekitar angka itulah perkiraan jumlah manusia di Bumi pada saat itu).
Mereka adalah raja yang hanya gemar memerintah, si orang angkuh yang
beranggapan bahwa semua orang adalah pengagumnya, peminum yang hanya
mau melupakan, pengusaha yang terlalu sibuk bahkan untuk sekadar berbincang,
seorang penjaga lampu yang menganggap dirinya begitu penting hingga ia
mengorbankan kesenangan-kesenangan dirinya (dan ia terus menerus
menyesalinya), dan seorang ahli geografi yang terlalu sibuk di menara gading dan
lupa untuk menjelajahi dunia.

Dengan bahasa yang lugas namun mendalam, si Pangeran Kecil telah


menyadarkan kembali si Penerbang merenungkan kembali keberadaannya di
dunia sebagai orang dewasa. Pada akhirnya, ia memahami bahwa apa-apa yang
terpenting dalam kehidupan ini tidaklah selalu sesuatu yang dapat dilihat oleh
mata, tapi yang selalu dapat dilihat oleh hati.

Ronggeng Dukuh Paruk

Judul : Ronggeng Dukuh Paruk


Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1982
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 408 halaman
Harga Buku : Rp 65.000

Dukuh paruk merupakan sebuah dukuh yang kecil dan menyendiri. Dukuh
paruk mempunyai seorang moyang yang dulunya sebagai bromocorah tetapi
setelah meninggal orang-orang dukuh paruk pun memuja kuburanya. Bahkan
kuburanyapun menjadi kiblat kebatinan mereka. Serintil merupakan seorang gadis
kecil yang berumur sebelas tahun yang mempunyai masa lalu yang menyedihkan,
akan tetapi Serintil mempunyai suatu kelebihan yang tak jarang dimiliki oleh orang-
orang yaitu menari selayaknya seorang ronggeng. Suatu ketika ada tiga anak
laki-laki sedang mencabut sebatang singkong di tanah kapur mereka adalah
Rasus, Warta dan Dasun setelah singkongnya telah tercabut mereka pun sibuk
mengupasinya dengan gigi mereka, seketika itu mereka melihat Serintil yang
sedang asik menari sambil mendendang beberapa buah lagu kebangsaan
Ronggeng lalu mereka pun menghampiri serintil dan ikut menari bersamanya.
Sakarya adalah kakeknya Serintil beliau sangat menyangi Serintil apalagi
semenjak meninggalnya orang tua Serintil, kakeknyalah yang merawatnya. Pada
waktu itu Sakarya pun mengikuti gerak-gerik Serintil ketika menari, sungguh
sangat bangganya ketika melihat Serintil menari. Dan kakeknya pun berpendapat
bahwa serintil telah dirasuki oleh Indang Ronggeng.

Lalu keesokan harinya Sakarya menemui Kertareja seorang dukun Ronggeng


didukuh Paruk. Mereka pun membicarakn kepandaian Serintil dalam menyanyi
dan menari Ronggeng. Namun beberapa hari kemudian Sakarya dan Kartareja
selalu mengintip Serintil ketika menari dibawah pohon nangka. Lalu Sakarya pun
menyerahkan Serintil kepada Kertareja itu merupakan salah satu syarat dukuh
paruk yang mengatur perihal seorang calon Ronggeng .

Sudah dua belas tahun Ronggeng Dukuh Paruk telah mati adapun
perkakas-perkakas yang selama ini mengiringi pementasan Ronggeng pun hampir
rusak akan tetapi masih bisa digunakan, dan kini mulai mempersiapkan
pementasan Ronggeng lagi setelah dua belas tahun telah hilang dan kini yang
menjadi penari adalah Serintil, Serintil pun didandani oleh Nyi Kertareja selayaknya
seorang Ronggeng dan tidak lupa Nyi Kertareja meniup matera pekasi
keubun-ubun Serintil matera yang berkasiat memberikan suatu aura kecantikan
dari yang sebenarnya. Dan beberapa susuk emas dipasang oleh Nyai Sakarya di
tubuh Serintil.

Bukan main senangnya hati masyarakat Dukuh Paruk ketika mendengar


Kertareja bersuara akan melakukan pertunjukan Ronggeng. Lalu Serintil pun mulai
melenggak-lenggok di atas panggung selayaknya apa yang dilakukan para
Ronggeng dipentas pertunjukan bahkan Serintil pun mempertunjukan kemampuan
menarinya yang sangat propesional dan melantunkan gerak-gerik yang secara
umum sulit dilantunkan oleh penari-penari Ronggeng lainnya. Kini pun Rasus
menyadari bahwa dia pun kini semakin kurang diperhatikan oleh Serintil, akhirnya
beberapa cara pun dilakukanya untuk mendapatkan kembali perhatianya Serintil,
Rasus pun mencoba memberikan buah pepaya hasil curian dari ladang
tetangganya, akan tetapi Serintil pun hanya memberikan sebuah ucapan
terimakasih itu pun sangat menyakitkan. Lalu Rasus pun memberikan sebuah
keris kyai jaran Guyang.

Di desa Dawuan, tempat pemuda Rasus mengasingkan diri, dia banyak


merenung. Bayangan Srintil sebagai orang bayang-bayang Emaknya yang melebur
dalam diri Srintil memintanya untuk menjadi suaminya, maka dengan tegas Rasus
menolak. Karena rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan
biarlah serintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh
Paruk.

5. Contoh Analisis Buku NonFiksi

Catatan Seorang Demonstran


Judul Buku : Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Penyunting : Ismid Hadad, Fuad Hashem, Aswab Mahasin, Ismet Nasir dan
DanielDhakidae
Penerbit : Pustaka LP3ES Indonesia
Terbit : VII, Mei 2005
Tebal : xx+385 halaman

Menurut Harsja W Bachtiar, para mahasiswa merupakan suatu golongan yang


boleh dikatakan baru di Indonesia tetapi dalam sejarah perkembangannya yang
masih amat singkat, banyak sekali yang telah terjadi sebagai akibat kegiatan atau
tindakan-tindakan mereka. Banyak dari mahasiswa dari pemuda-pemudi
Indonesia (yang menjadi mahasiswa di lembaga-lembaga pendidikan tinggi) ini
ikut serta menjalankan peranan penting dalam gerakan politik yang akhirnya
menyebabkan kehancuran struktur masyarakat jajahan.

Para mahasiswa dan pemuda inilah yang pertama-tama bertekad untuk


mempersatukan seluruh penduduk pribumi di kepulauan kita ini sebagai satu
bangsa, Bangsa Indonesia., yang bertanah air satu, Kepulauan Indonesia dan yang
berbahasa satu Bahasa Indonesia. Sejarah kemudian memperlihatkan bahwa
tindakan pemuda-pemudi ini sangat berarti dan amat banyak pengaruhnya pada
perkembangan masyarakat Indonesia.

Meskipun para mahasiswa merupakan golongan yang amat penting, golongan


pada pertengahan tahun 1960-an ikut menjalankan peranan yang amat besar
dalam meruntuhkan Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno dan
membangun Orde Baru yang dalam masyarakat kita yang dipimpin oleh Presiden
Soeharto, namun dalam keberjalanan pemerintahan Soeharto, pemuda-pemudi
Indonesia harus bersatu padu lagi, menelanjangi dan membongkar
kebusukan-kebusukan era Soeharto sehingga beliau harus turun dari
pemerintahan.
Di antara para mahasiswa ini terdapat pemuda Soe Hok Gie. Ia adalah
seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya
dan bercita-cita besar tak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk
kepentingan orang banyak terutama kaum terpinggirkan. Ia rajin mencatat apa
yang dialaminya, apa yang dipikirkannya. Dengan perantaraan catatan-catatan
hariannya, kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai kehidupan dan
tindakan para mahasiswa dengan berbagai permasalahan yang dihadapi mereka.
Dengan berbagai pertimbangan, buku hariannya itu kemudian diterbitkan dengan
judul Catatan Seorang Demonstran, pada Mei 1983.

Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang


menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969,
Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi
anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66. Gie lebih
banyak berjuang lewat tulisan.

Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat
diskusi maupun tulisan di media massa. Ketika pemerintahan Soekarno
ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie tidak lantas mau
mendukung pemerintahan Orde Baru. Gie memilih menyepi ke puncak-puncak
gunung bersama teman-temannya.

Gie mencintai gunung dan alam bebas. Puisi-puisinya banyak berkisah


tentang kecintaannya terhadap pendakian gunung. Di puncak gunung juga salah
satu pendiri Mapala UI ini menghadap penciptanya. 16 Desember 1969, di tengah
kabut tebal puncak Gunung Semeru, sehari sebelum ulangtahun Gie ke-27, Gie dan
Idhan Lubis meninggal karena menghirup gas beracun. Teman-teman Gie yang
ikut mendaki saat itu adalah : Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis,
Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo.

Manusia Indonesia
Judul buku : Manusia Indonesia, Sebuah pertanggung jawab
Pengarang : Mochtar Lubis
Penerbit : Yayasan Idayu, Jakarta, 1978
Tebal : 135 hal (termasuk tanggapan, yang dimuat pada harian Kompas
dan
Sinar Harapan

Sampai sekarang kalangan akademis -terutama dari bidang sosiologi dan


antropologi- merasa cukup sulit untuk memberikan suatu ciri-ciri khas manusia
Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beraneka etnis di Indonesia
dengan karakteristiknya. Akan tetapi, kesulitan tersebut menjadi tidak berarti
bagi seorang Mochtar Lubis, wartawan dan sastrawan otodidak yang hanya lulus
Hollandsch Inlandsche School (HIS). Dalam Manusia Indonesia:Sebuah
pertanggung jawab (selanjutnya Manusia Indonesia), minimal, Mochtar Lubis
telah 'mampu' untuk membuat suatu kesimpulan atau bahkan menggeneralisir
sifat-sifat dari 130 juta manusia Indonesia pada waktu itu (pada saat buku ini
terbit, 1977/1978).

Pertanggungjawaban Mochtar Lubis ini, mungkin saja belatar belakang


dari hasil perjalanan panjang serta pengalamannya di dan dalam pergumulan
bangsa Indonesia pada masa kolonialisme Belanda; ekspansi Dai Nippon,
perjuangan memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan, era demokrasi
terpimpin, dan berdirinya tiang-tiang pancang solidaritas semangat orde baru
sampai pada menurunnya semangat kebersamaan serta kesatuan bangsa
akhir-akhir ini. Dalam perjalanan panjang tersebut, Mochtar Lubis bertemu dengan
berbagai lapisan masyarakat sekaligus berhadapan serta berbenturan dengan
'kekuatan dan kekuasaan besar' yang ada sehingga ia harus terhempas untuk
beberapa saat. Dengan latar belakang itulah, maka dalam Manusia Indonesia
ditemukan nada-nada sinis yang jujur atau mungkin saja mengungkapkan apa
adanya keadaan manusia secara universal dan bukan saja di Indonesia.

Jika memang dalam Manusia Indonesia adalah suatu ungkapan realitas


maka ternyata manusia Indonesia penuh dengan paradoks yang tetap saja tak
terselami oleh siapa pun, termasuk oleh Mochtar Lubis sendiri. Ciri ciri manusia
Indonesia menurut Mochtar Lubis adalah:

Pertama, munafik. Mempunyai penampilan yang berbeda, di depan dan


belakang. Sifat ini muncul karena sejak lama manusia Indonesia mengalami
penindasan sehingga tidak mampu untuk mengungkapkan apa sebenarnya yang
dikehendakinya, dan sesuai dengan hati nuraninya.

Kedua, segan dan enggan bertanggungjawab atas perbuatannya,


putusannya, kelakuannya, pikirannya, dan sebagainya. Di sini, mereka lebih
mudah untuk melemparkan tanggungjawab kepada orang lain, dari
bertanggungjawab atas sesuatu kesalahan atau kegagalan. Akan tetapi jika
mmerupakan suatu keberhasilan, maka mereka paling depan mengatakan, itu
karena saya.

Ketiga, jiwa feodalistik. Mereka yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan


harus dihormati oleh yang dikuasai, yang kecil dan tanpa kekuasaan harus
mengabdi kepada yang besar. Segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
berkuasa, juga harus dihormati oleh mereka yang di bawahnya, isteri bawahan
harus menghormat isteri atasan, anak bawahan harus menomersatukan anak
atasan, dan seterusnya.

Keempat, percaya takhyul. Latar belakang 'agama' asli manusia Indonesia


yang animis dan spiritis -termasuk di dalamnya totemnisme dan dinamisme-
yang sudah berakar, menjadikan apa pun agama manusia Indonesia, ia tetap
mempertahankan hal-hal yang supra natural dari 'agama' asli tersebut.

Kelima, artistik. Ciri ini selalu memperlihatkan sesuatu yang indah, baik,
bagus serta mempesonakan untuk dipandang. Ciri ini bisa mampu menyimpan
atau menyembunyikan keadaan sebenarnya yang ada dalam hidupnya, jiwanya,
kalbunya. Orang asing -turis mancanegara- paling senang menonton nuansa
artistik manusia Indonesia ini, karena memang dipertontonkan oleh manusia
Indonesia sendiri. Ciri ini mungkin datang dari sikap manusia Indonesia yang
ramah dan menyenangkan orang lain, sehingga tidak mau siapa pun melihat
hal-hal jelek, tidak baik, dan buruk dari dalam diri mereka.
Keenam, watak yang lemah. Manusia Indonesia kurang kuat dalam
mempertahankan dan memperjuangkan keyakinan serta pendiriannya. Hal
menjadikan manusia Indonesia cepat berubah prinsipnya, seiring dengan tekanan
yang ia dapatkan dari luar dirinya.

Selain hal-hal di atas, masih ada sifat-sifat lain yaitu tidak hemat dan
cenderung boros; tidak suka bekerja keras, kecuali kalau terpaksa, ingin
bertambah kaya dengan kurang bekerja keras; kurang sabar; cemburu dan
dengki terhadap orang lain yang dilihatnya lebih maju, akibatnya mereka mudah
untuk menjatuhkan orang lain dengan intrik, fitnah, dan lain-lain; manusia-sok,
mabuk berkuasa sehingga mereka yang sudah berkuasa akan berusaha dengan
segala macam cara agar kekuasaannya tidak hilang; tukang tiru, hal ini
mengakibatkan manusia Indonesia 'hampir-hampir' kehilangan identitasnya
sebagai bangsa yang mempunyai ciri kebudayaan sendiri.

Di samping itu, manusia Indonesia, juga mempunyai sifat bisa kejam, bisa
meledak, ngamuk, membunuh, membakar, khianat, menindas, memeras, menipu,
mencuri, korupsi, tidak peduli dengan nasib orang lain, dan lain-lain.

Tinjauan
Jika membaca Manusia Indonesia, dengan teliti maka ditemukan beberapa
hal penting untuk diperhatikan, agar tidak keliru dalam menilai siapa manusia
Indonesia itu.

Pertama, penuh dengan nada-nada kekecewaan. Mochtar Lubis yang


sempat berada dalam tiga zaman kehidupan bangsa -kolonial Belanda, ekspansi
Jepang, kemerdekaan- kecewa ketika perjalanan masyarakat Indonesia menuju
kemajuan serta modern, ternyata meninggalkan ciri-ciri khas kemanusiaan yang
baik. Kekecewaan terhadap lingkungan kehidupan masyarakat, tatanan politik
serta kekuasaan tadi, menjadikan dalam Manusia Indonesia, yang penuh
dengan nada-nada sinis.

Kedua, penilaian yang menyamaratakan. Dalam Manusia Indonesia, Mochtar


Lubis ternyata menunjukkan penilaian yang tidak menyeluruh atau
menyamaratkan ciri-ciri manusia manusia Indonesia. Akibatnya dalam Manusia
Indonesia terdapat uraian tentang sebagian kecil orang Indonesia yang
mempunyai -dan penuh- ciri negatif dan kemudian bangga dengan sisi gelap
tersebut. Banyak di antara mereka inilah yang berhasil mencapai puncak
kekuasan dan karier. Sementara mereka yang bertahan dengan ciri, sikap dan
sifat manusia Indonesia yang sederhana, jujur, ramah, mendahulukan orang lain,
tidak iri hati, senang dengan kemajuan, toleran, tolong menolang, dan lain-lain
justru terhempas serta tertinggal jauh.
Ketiga, kurang menguraikan ciri-ciri kebaikan. Sebagai seorang
'wartawan-sasterawan' tiga zaman, Mochtar Lubis pasti mengetahui bahwa
masih banyak sekali manusia Indonesia yang baik, tetapi ia seakan menutup
mata terhadap kebaikan tersebut. Akibatnya ia 'lupa' menulis dan
menyampaikan dengan panjang lebar sisi kebaikan dari manusia Indonesia. Ini
mungkin saja muncul dari pengalaman traumatis yang dialaminya, misalnya,
harus menjadi tahanan politik, di breidelnya harian Indonesia

Nyanyi Sunyi Seorang Bisu

Judul : Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1)


Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Hasta Mitra
Tahun Terbit : 2000, cetakan ketiga (Edisi Pembebasan)
Jumlah Halaman : 426 halaman

Ditangkap untuk kemudian dibuang dan ditahan di Pulau Buru tentu bukan
sebuah impian apalagi cita-cita semua orang. Begitu pula dengan seorang
Pramoedya Ananta Toer. Dipisahkan dengan paksa dari istri dan anak ke sebuah
pulau yang dikenal sebagai pulau “ angker” , tempat para tahanan politik
pemerintah yang berkuasa pada masa itu. Mereka yang dibawa ke Pulau Buru
tidak lebih dari orang mati, dipisahkan dari kehidupan.

Nyanyi Sunyi Seorang Bisu adalah catatan Pram yang ditulisnya selama
berada di Buru. Bukan fiksi seperti mahakaryanya yang lahir selama di Pulau Buru,
tapi curahan hatinya yang ingin dikeluarkan. Yang mati tidak harus bisu, begitu
tekadnya. Tanpa tahu kesalahan juga kepastian kapan akan dihadapkan pada
pengadilan, bagi Pram juga tapol lainnya, berada di Pulau Buru artinya siap
dikenang sebagai nama saja. Pram menulis bukan hanya tentang keadaan di Buru,
tentang mereka yang bernasib sama dengannya tapi juga menulis untuk
anak-anaknya.

Membaca catatan Pram setebal 426 halaman ini akan sangat sulit menahan
air mata. Bukan karena bahasanya menye tentu saja. Yang biasa membaca karya
Pram pasti tahu gaya tulisannya. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu merangkul semuanya,
sebuah buku harian, catatan peristiwa juga sekaligus surat, meskipun tak terkirim.
Bagi seorang anak tulisan Pram ini mengaduk bukan hanya nurani tapi juga hati.
Kita akan menyumpah karena kesalnya, mengutuk keras perlakuan tidak adil juga
tidak manusia sekaligus tergugu karena haru.

Buku yang dikumpulkan dari coretan-coretan Pram ini, seperti juga


karya-karyanya yang lain menunjukkan ketajaman pikirannya. Dengan keadaannya
sebagai seorang tahanan politik, terbuang, Pram mampu menghasilkan karya
yang sangat layak dibaca bahkan patut dibaca oleh semua genarasi bangsa ini.
Bagaimana bangsa ini telah dan masih melewati masa-masa hitam sebagai
sebuah bangsa yang sudah merdeka, katanya.

Seperti orang bisu, nyanyian Pram disenandungkan tanpa harapan lebih akan
didengar, terdengar. Haknya sebagai manusia telah dilanggar. Menulis adalah
pekerjaan untuk menjaga api tetap menyala, menjaga kewarasan. Tapi seperti
juga yang dia tulis di buku ini, “ Hidup tanpa harapan adalah hidup yang kosong”
kumpulan catatan ini adalah harapannya, salah satu bentuk perlawanannya.
5. SOAL

1. Ada banyak jenis buku di Indonesia. Mulai dari buku fiksi yang menghibur
hingga buku nonfiksi yang banyak memberikan .... bagi para pembacanya.
a. pengetahuan
b. nilai keidupan
c. pelajaran hidup
d. motivasi
e. penilaian hasil karya
jawaban: a

2. Setiap pembaca diberi kebebsan untuk menikmati setiap karya, baik buku fiksi
maupun nonfiksi yang disesuaikan dengan....
a. hobi dan ketubutuhan
b. kebutuhan
c. hobi
d. peluang
e. kesempatan dan peluang
jawaban: a

3. Buku yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau
imajinasi pengarang. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari....
a. buku
b. buku fiksi
c. buku nonfiksi
d. buku pengayaan
e. buku teks pelajaran
jawaban: b

4. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan...., realita, atau hal-hal yang benar-benar


terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
a. opini
b. pendapat
c. pandangan seseorang
d. kehidupan seorang tokoh
e. fakta
jawaban: e

5. Salah satu contoh dari buku nonfiksi adalah....


a. buku biografi
b. cerpen
c. novel
d. puisi
e. drama
jawaban: a

6. Buku nonfiksi lebih populer dikalangan pembaca yang tidak terlalu hobi
membaca, karna mereka membeli buku-buku tersebut terdesak oleh....
a. minat baca
b. keutuhan dan pengetahuan
c. keinginan
d. kemauan untuk membaca
e. rasa ingin tahu
jawaban: b

7. Berikut ini termasuk jenis-jenis buku fiksi, kecuali....


a. buku motivasi
b. novel
c. cerpen
d. drama
e. puisi
jawaban: a

8. Baik buku fiksi maupun nonfiksi memiliki tujuan sendiri untuk disampaikan
kepada pembacanya, seperti saat membaca buku budidaya akan memberikan
keterampilan khusus kepada....
a. masyarakat
b. pembacanya
c. pendengar
d. penulis
e. peserta didik
jawaban: b

9. Kegiatan mengkaji struktur dan bahasa teks secara mendalam. Pernyataan


tersebut merupakan definisi dari....
a. membaca
b. mengabtraksi
c. menganalisis
d. menelaah
e. menilai
jawaban: d
10. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Sehabis menggendong Tamara punggungku rasanya ingin copot. Bener juga kata
Tamara badannya berat. Tapi, tidak apalah daripada sahabat aku Tamara gak
pulang ke rumah. Nilai yang terkandung Dari kutipan cerpen tersebut adalah....
a. nilai pendidikan
b. nilai buadaya
c. nilai sosial
d. nilai agama
e. nilai kehidupan
jawaban: c

11.Buku yang dibuat atas dasar imajinasi atau fiksi disebut buku… .
a. Fiksi
b. nonfiksi
c. pengayaan
d. teori
e. paduan
Jawaban: a

Cermati cuplikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 12 dan 13


Ketika lebaran, laci pulang ke kampung, tetapi sikapnya begitu dingin. Dia tidak
mau berteman lagi dengan darsa. Sementara itu, Kanjat yang sudah lulus kuliah
merasa bingung. Namun, berkat dokter Jirem, dia berusaha berbuat banyak untuk
kampungnya, memikirkan nasib para penderita DBD. Dia juga membentuk tim
peneliti

12. Berdasarkan isinya, cuplikan teks tersebut termasuk jenis buku… .


a. Fiksi
b. Nonfiksi
c. Pengayaan
d. Teori
e. Panduan
Jawaban: B

13. Latar / setting yang melatarbelakangi teks tersebut adalah… .


a. Kampus
b. sebuah Kampung
c. pasar
d. rumah
e.Sekolah
Jawaban: b
14. Perhatikan ciri-ciri berikut.
1. Adanya penokohan
2. memiliki ide
3. mengandung informasi
4. mengandung temuan baru
5. adanya motivasi
6. adanya sudut pandang penulisan
7. adanya analisis
8. memiliki gaya penulisan
Ciri-ciri buku non fiksi yang benar adalah
a. 1, 2, 4, 5, 6, 7
b. 1,3,4,5,6,7
c. 2,3,4,5,7,8
d. 2,4,5,6,7,8
e. 3,4,5,6,7,8
Jawaban: b

15. Cermati identitas buku berikut.

Judul Buku : Budi Daya Gurami


Pengarang : M. Sitanggang dan B. Sarwono
Penerbit : Penebar Swadaya
Tahun Terbit: 2011
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 72 halaman
Identitas buku tersebut termasuk jenis buku
a.fiksi
b. nonfiksi
c. pengayaan
d. teori
e. panduan
Jawaban: b

16 . Berikut ini struktur resensi buku yang tepat adalah


a. Judul buku, identitas buku, pembukaan, dan penutup
b. Judul buku, pembukaan, isi resensi, dan penutup
c. Judul resensi, identitas buku, pembukaan, isi resensi, dan penutup
d. Judul resensi, identitas buku, pembukaan, isi buku, dan kesimpulan
e. Judul resensi, identitas penukis, pembukaan, isi resensi, dan penutup
Jawaban : c
Cermati penggalang teks berikut ini untuk menjawab soal nomor 7 dan 8.
Buku ini hadir sebagai solusi jitu dan komplit. Buku ini akan menjadi teman
akrab anda dalam menggeluti permainan rubik, mulai dari nol hingga mahir. Dari
berjam- jam hingga mampu menyelesaikkannya di bawah 20 detik, bahkan
dengan mata
Tertutup.

17.Penggalang teks tersebut tergolong dalam bagian .......


a. Judul resensi
b. Identitas buku
c. Pembukaan
d. Isi resensi
e. penutup
Jawaban : d

18. Contoh judul yang sesuai dengan penggalan teks tersebut adalah.....
a. Rubik Asyik
b. Rubik Menarik
c. Tak Ada Yang Tak Mungkin!
d. Siapa Coba Pasti Bisa
e. Tips dan Trik Jago Main Rubik
Jawaban : e

19.Cermati penggalan teks berikut.


Tema yang ada dalam novel ini sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja.
Sebab apa
Yang ingin disampaikan penulis ditunjuk untuk para remaja. Selain itu, konflik
dari
Awal sampai akhir sangat berkaitan dan tidak membosankan.

Penggalan resensi tersebut mengungkapkan


a.garis besar isi buku
b.isi buku
c.kelemahan buku
d.keunggulan buku
e.harga buku
Jawaban: d

20.Hal yang tidak perlu dibahas dalam meresensi buku cerita adalah
a.tema cerita
b.gaya bahasa yang digunakan
c.kesesuaian cerita dengan umur pembaca
d.kesesuaian harga buku
e.kewajaran alur dalam cerita
Jawaban: a

DAFTAR PUSTAKA

Wardani, Luthfiyyah Arij. 2018.


, Bandar Lampung : SMK-SMTI Bandarlampung. Makalah.

Hakim, Muhammad Faisal. 2018.


, Bandar Lampung : SMK-SMTI Bandarlampung. Makalah.

Vi’ arli, SangdiraAwangga. 2018i.


, Bandar Lampung : SMK-SMTI Bandarlampung. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai