Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISIS HASIL

PEMBACAAN NOVEL

“Ronggeng Dukuh Paruk”

Disusun Oleh

AMELIA

KELAS XII IIS1

GURU PENGAMPUH

ABDIAN RAHMAN,S.Pd

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SMA N 2 SIRENJA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Novel adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa
Ronggeng Dukuh Paruk. merupakan novel bergenre fiksi.
Ahmad Tohari merupakan sastrawan dan budayawan berkebangsaan indonesia
Menganalisis novel adalah yaitu mendalami atau menelah untuk mendapat makna juga
kesimpulan. tentang kisah novel tersebut
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibuatlah laporan analisis hasil pembacaan
Novel Ronggeng Dukuh Paruk sebagai upaya pemahaman dan pendalaman materi bab IV
Menikmati Novel.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dibuatnya hasil analisis ini adalah untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendetail tentang suatu yang sebelumnya belum di ketahui dan untuk
menentukan keputusan.

BAB II
HASIL

a. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah alur maju dan
mundur.Cerita mulai bergerak ketika Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih
bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebat. Dalam
kegelapan yang pekat, pemukiman terpencil itu lengang, amat lengang.
Hanya tangis bayi dan lampu kecil berkelip menandakan pedukuhan itu
berpenghuni. Tak ada suara kecuali suara kodok. Bangsa reptil itu berpesta
pora, bertunggangan dan kawin. Besok pagi, hasil pesta mereka akan
tampak. Kodok betina meninggalkan untaian telur yang panjang. Katak
hijau menghimpun telurnya dalam kelompok yang terapung di permukaan
air. K.atak daun menyimpan telurnya pada gumpalan busa yang melekat
pada ranting semak-semak. Seandainya ada seorang di Dukuh Paruk yang
pemah bersekolah, dia dapat mengira-ngira saat itu hampir pukul dua belas
tengah malam, tahun 1946. Semua penghuni pedukuhan itu telah tidur
pulas, kecuali Santayib, ayah Srintil.Dia sedang mengakhiri pekerjaannya
malam ini.

b. Penokohan
Tokoh Sifatnya…
-Rasus memiliki sifat:penyayang,pemberani,dan pendendam.
-Srintil memiliki sifat:penyayang,agresif,dan dewasa.
-Istri santayit memiliki sifat:keibuan dan prihatin.
-Santayit memiliki sifat:bertanggung jawab dan keras kepala.
-Warta memiliki sifat:perhatian dan penghibur
-sakarya memiliki sifat:penyayang dan tega
-nenek rasus memiliki sifat:Linglung
-dower memiliki sifat:pekerja keras
-salam memiliki sifat:sombong
-kartareja dan nyai karta reja memiliki sifat:egois
-sersan slamet memiliki sifat:tegas
-darsun memiliki sifat:bersahabat

digambarkan oleh pengarang dengan teknik analitik

Contoh Kutipan:”bahwa rasa dendan mampu membinasakan martabat kemanusiaan juga di


antara dua orang dusun yang masih terikat pada keserbaluguannya”.

c. Latar
-Latar Waktu
Latar waktu dalam novel ini adalah malam hari terdapat pada kutipan novel sebagai
berikut:”hampir jam dua belas malam”.

-Latar Tempat
Latar tempat dalam novel ini adalah pemukiman dukuh paruk terdapat pada kutipan
novel sebagai berikut:”di bawah pohon nangka tempat srintil berkumpul dan bermain
serta menyanyikan lagu ronggeng diwaktu kecilnya”.

-Latar Suasana
Latar suasana dalam novel ini adalah ceria terdapat pada kutipan novel sebagai
berikut:”ketiganya patuh.ceria dibawah pohon nangka itu berlanjut sampai matahari
menyentuh garis cakrawala”.

-Latar Sosial
Latar Sosial dalam novel ini mengisahkan tentang kehidupan social masyarakat yang
bercerita tentang kisah cinta srintil seorang penari ronggeng dan rais teman kecil srintil
yang berprofesi sebagai tentara.
d. Amanat
Amanat yang dapat diambil dari novel ini adalah agar kita semua mau dan mampu
melihat seseorang itu tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya.
e. Tema
Secara umum tema dari novel ini adalah tema kehidupan sosial meceritakan tentang
permasalahan warga dukuh paruk yang di landa kelaparan dan kemiskinan.
f. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang menuangkan kisahnya.Sudut pandang yang
digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga berikut adalah bukti
kutipan:”dan rasus yang di kawal sersan pujo mengayunkan langkah pertama
menginjakan kaki diatas tanah kelahirannya”.

g. Pandangan Pengarang
Pandangan pengarang dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah masyarakat yang
masih mempercayai tradisi-tradisi leluhur.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Novel ronggeng dukuh Paruk memiliki Unsur Intrinsik yang kompleks sehingga sejak
srintil yang belia di nobatkan menjadi ronggeng baru di dukuh paruk untuk mengantikan
ronggeng trakhir yang mati dua belas tahun yang lalu,semangat kehidupan di dukuh
paruk kembali mengeliat.bagi pendukuhan yang kecil,miskin,terpencil namun bersahaja
itu,ronggeng adalah perlambang kehidupan.tanpa adanya seorang ronggeng,dukuh itu
akan kehilangan jati diri.srintil menjadi tokoh yang amat terkenal dan digandrungi karna
cantik dan menggoda.semua ingin berjoget dan tidur bersama ronggeng itu.dari kawula
bisa hingga pejabat-pejabat desa,bahkan hingga pejabat kabupaten.

b. Saran
Saran dalam laporan ini adalah sebaiknya;
1.para pendidik sebaiknya mengajarkan kepada peserta didik agar mengaplikasikan nilai
nilai kebudayaan yang terkandung dalam novel ronggeng dukuh paruk.
2.para pendidik dan orang tua harus memberi contoh yang baik bagaimana hidup
bermasyarakat,agar memberikan kesan yang baik di generasi yang akan datang.
3.para pendidik harus meningkatkan kreativitasnya dalam kegiatan proses belajar
mengajar agar peserta didik dapat antusias dan memahami konflik batin yang di alami
rasus dalam novel ronggeng dukuh paruk.

Anda mungkin juga menyukai