Anda di halaman 1dari 9

Resensi Buku Di Tanah Lada

Pendahuluan

Bagaimana sebenarnya pandangan dari seorang anak kecil tentang dunia ini? Apakah mereka
memandang dunia ini hanya sebagai tempat untuk bermain, makan dan tidur? Atau sebagai tempat
penuh kasih sayang dari orang-orang disekitar mereka?

Mungkin akan banyak anak-anak yang berpikir seperti itu. Namun, berbeda dengan Salva atau yang
biasa dipanggil dengan Ava. Ava tidak seperti anak-anak pada umumnya yang membawa mainan dalam
ransel mereka ketika berpergian atau membawa boneka dalam pelukannya saat ingin tidur. Tetapi, ia
akan membawa kamus Bahasa Indonesia kesayangannya kemanapun ia akan pergi.

Kamus itu ia dapatkan sebagai kado ulang tahun ke-3 dari Kakek Kia yang selalu mengajarkan banyak
hal kepada Ava. Sehingga, semenjak kepergian Kakek Kia untuk selama-lamanya, Ava hanya dapat
mengandalkan kamus tersebut untuk lebih mengenal dunia yang belum bisa ia mengerti ini.
P bukan hanya sekedar satu huruf bagi Ava, tetapi juga nama dari seorang anak laki-laki yang ia temui
semenjak pindah ke Rusun Nero. P-lah yang membantu Ava mengenal sekaligus menghadapi dunia -
yang menurutnya kejam ini─ selain dari kamus kesayangannya. Ava dan P tidak seberuntung anak-
anak lainnya yang merasakan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Mungkin hal itu yang
membuat mereka mudah akrab satu sama lain dan memutuskan untuk bertualang bersama-sama.

Isi

Kepergian Kakek Kia membuat Ava dan keluarganya harus pindah ke sebuah rusun kumuh yang berada
cukup jauh dari perkotaan bernama Rusun Nero. Hal tersebut disebabkan oleh keegoisan ayahnya yang
suka berjudi dan tidak menyukai anak kecil, bahkan anaknya sendiri.

Ava diperlakukan seperti sampah yang hanya menjadi beban bagi keluarganya, padahal ia hanya
seorang anak kecil yang tidak mengetahui apa-apa tentang dunia ini. Memiliki Mama yang baik tidak
menjamin ia diperlakukan baik pula oleh ayahnya. Mungkin hal tersebut yang membuat Ava berpikir
untuk mencari kasih sayang atau sekadar perhatian dari orang lain yang dapat memperlakukannya
dengan baik.

Mungkin akan banyak orang mengira Ava adalah anak yang aneh dan terlalu dewasa dibandingkan
dengan anak lain seusianya. Menggunakan kamus Bahasa Indonesia untuk menjawab rasa penasaran
dari kata-kata yang baru ia temui membuatnya terbiasa dengan kata-kata baku dan menggunakannya
sebagai bahasa sehari-hari.

Tidak terkecuali dengan P, anak pengamen laki-laki yang Ava temui di sebuah warteg dekat rusun dan
membantunya memotong ayam. Menurut P, Ava aneh karena menggunakan kata yang yang terkesan
sangat formal ketika berbicara. Menurut Ava, P aneh karena namanya hanya terdiri dari satu huruf.

Keanehan yang dimiliki keduanya membuat mereka ingin lebih mengenal satu sama lain hingga mereka
suka bermain bersama karena ternyata mereka tinggal di tempat yang sama ─Rusun Nero. Selain tempat
tinggal, ternyata mereka memiliki sifat ayah yang sama, kasar dan suka menyiksa anak mereka. Jika
mereka tidak diinginkan di sini, bukankah lebih baik untuk pergi ke tempat yang dapat menerima
mereka dengan baik? tempat yang jauh dari para ayah ─atau mungkin juga para ibu─ ke mana saja, asal
mereka dapat diperlakukan dengan baik.

Ava pernah datang ke sebuah tempat di mana disana, tidak ada kata-kata umpatan dilayangkan untuknya
dan tidak ada siksaan yang ia dapatkan disini. Hanya ketenangan dan rasa kasih sayang yang ia rasakan.
Tempat itu bernama Tanah Lada. P yang pada awalnya tidak tertarik dengan tempat itu karena
menganggap semua tempat sama saja mulai lelah dengan perlakuan ayahnya mulai tertarik dan
memutuskan untuk pergi ke tempat yang Ava selalu bangga-banggakan tersebut. Dari sinilah,
petualangan mereka untuk mencari tempat yang akan memberikan ketenangan dan kasih sayang itu
dimulai.

Keunggulan Buku

Menggunakan sudut pandang anak kecil mengenai dunia ini menjadi suatu penyajian novel yang ingin
Ziggy berikan agar berbeda dengan novel-novel lainnya. Dalam novel ini juga terdapat banyak istilah
yang diartikan melalui KBBI sehingga dalam penulisannya tidak hanya sebagai pelengkap atau menjadi
ciri khas dari tokoh sebagai anak yang ingin mengetahui banyak hal, tetapi juga menambah wawasan
bagi para pembacanya.

Alur yang disajikan sangat mudah untuk dipahami dan sangat dapat ditebak pembaca. Selain itu,
terdapat banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dalam cerita ini seperti mengajarkan untuk banyak
bersyukur atas apa yang telah kita miliki saat ini, salah satunya ialah yang jarang kita sadari yaitu arti
dari keluarga.

Kelemahan Buku

Terdapat beberapa bagian alur cerita dan penggunaan bahasa yang agak sulit untuk dimengerti karena
cerita disajikan sudut pandang dan pemikiran dari anak kecil yang masih polos dan tidak berpikir
panjang dalam menentukan suatu keputusan. Cukup banyak pembaca yang merasa bingung bahkan
hingga kecewa dengan ending dari novel ini karena merasa agak memaksakan dan tidak terduga.

Kesimpulan

Buku ini sangat unik dan menarik karena dalam penulisannya yang menggunakan pemikiran anak kecil,
namun dengan gaya bahasa yang baku dan tidak seperti anak kecil pada umumnya. Plot yang diberikan
dan pemikiran dari tokoh yang tidak dapat ditebak membuat buku ini semakin sayang untuk dilewatkan.

Banyak orang berpikir bahwa anak kecil belum melewati banyak hal seperti apa yang telah dilewati
oleh orang dewasa. Dengan pemikiran itulah, anak-anak kehilangan kesempatannya untuk
mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Banyaknya pelajaran hidup yang tertuang dalam
novel akan mengajak pembaca sadar bahwa anak kecil sekalipun dapat mengajarkan kita mengenai arti
dari kehidupan.
Resensi Buku Le Petit Prince

Tidak banyak orang yang tertarik pada buku anak-anak. Mulanya, banyak yang berpikir demikian
tentang buku ini. Dari sampulnya saja, sudah tergambar sosok seorang anak berambut kuning.
Mayoritas akan berpikir bahwa buku ini berkisah tentang dongeng anak. Namun, begitu membuka
halaman awal, sesuatu menggelitik.

Biasanya, halaman pengantar tidak terlalu menarik untuk dibaca. Akan tetapi, buku ini-Le Petit Prince
(Pangeran Cilik)- memiliki keunikannya bahkan sejak halaman pertama. Kepada anak-anak aku
mohon maaf, karena mempersembahkan buku ini kepada seorang dewasa. Di luar harapan, kejutan
akan menyapa begitu kita membalik halaman berikutnya. Salah satu hal yang paling unik dari buku ini
adalah sebuah kutipan “semua orang dewasa pernah menjadi anak-anak”. Maka, pada akhirnya buku
ini tidak mengenal usia. Siapapun berhak membaca. Siapa saja perlu dihibur.

Le Petit Prince (Pangeran Cilik) termasuk salah satu buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia.
Sang pengarang, Antoine de Saint-Exupéry begitu apik menyajikan cerita dari sudut pandang seorang
anak yang naif dan lugu. Si penulis, begitu lihai menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan yang patut untuk
menjadi renungan. Tak heran, jika buku ini sudah mencapai cetakan kedua puluh enam di tahun 2022
ini.
Terakhir, kepada H. Chambert-Loir apresiasi amat tulus dipersembahkan. Karena setiap kata, setiap
kalimat yang tertuang dalam buku ini menjadi karya sastra yang halus dan amat tinggi. Sebagaimana
halnya sebuah kisah, Le Petit Prince (Pangeran Cilik) mengandung pengalaman berharga dan nuansa
penuh amanat serta pengalaman samaran bagi orang dewasa.

Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak
perlu memberi penjelasan terus menerus.

Kutipan ini agaknya cukup mengusik. Ia memberi kesan bahwa orang dewasa memiliki kecenderungan
banyak bertanya karena nihil pengetahuan. Namun, lewat cerita dari buku Le Petit Prince (Pangeran
Kecil) ini kita diajak untuk merepresentasikan pengalaman masa kecil kita dalam sudut pandang yang
berbeda. Dari bab pertama saja, pencerita sudah berkisah tentang mimpi masa kecilnya. Namun,
pemikirannya yang lugu harus patah karena orang-orang dewasa dianggapnya mematahkan angannya.
Orang dewasa yang digambarkan memberi nasihat itu, mengantarkan pencerita pada impian baru
hingga membawanya memilih jalan hidup sebagai pilot.

Dalam perjalanannya sebagai seorang pilot, si pencerita kemudian bertemu dengan Pangeran Kecil
berambut kuning. Pertemuan itu memberikan suatu pelajaran, bahwa betapapun tidak masuk akal,
apabila sebuah keajaiban yang memukau terjadi, kita tidak berani membantah. Pun dengan perjumpaan
keduanya, kemudian melahirkan cerita dan petualangan.

Sang Pangeran Cilik yang nampaknya banyak bertanya ini membawa pembaca kembali merenungi
nilai-nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar; tanggung jawab, cinta, ketergantungan,
kekuasaan, dan ketulusan. Berbagai kisah luar biasa namun dengan metafora yang indah ini
memberikan banyak pengalaman kehidupan. Misalnya saja, pengalaman Pangeran Cilik dengan
sekuntum bunga yang pada akhirnya memberikan pembelajaran untuk tidak menilai seseorang atas
dasar kata-kata semata, namun perlu memperhatikan perbuatannya.

Demikianlah, Pangeran Cilik kemudian berbagi kisah. Termasuk dari mana ia berasal, sebuah planet
yang tidak lebih besar dari sebuah rumah. Bahkan, dari penamaan planet asal Sang Pangeran Cilik-
Asteroid B612- ini, kita tersadar tentang fakta bahwa orang dewasa menyukai angka-angka. Selama
bersama, Si Pencerita mengetahui sesuatu yang baru tentang Sang Pangeran Cilik.

Termasuk di antaranya adalah keberangkatannya maupun perjalanannya. Rentetan pengalaman


membawa Pangeran Cilik bertemu dengan banyak orang, satu diantaranya adalah kisahnya dengan
seorang raja yang mengesankan pada kita bahwa mengadili diri sendiri lebih sulit daripada mengadili
orang lain. Jika berhasil akan itu, maka kamu adalah orang yang bijaksana.
Pada akhirnya, Pangeran Cilik mengajari kita bahwa setiap orang memiliki satu hal berharga yang
berbeda-beda. Orang sekali-kali lalai terhadap hal berharga itu. Namun, lagi-lagi kita harus ingat dan
bertanggung jawab atas hal berharga tersebut. Pun saat akan menilai sesuatu, dalam sebuah perjalanan
Pangeran Cilik mengingatkan kita akan sesuatu yang berharga, begini kalimatnya “Hanya lewat hati
kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata.”

Ada lebih banyak kisah dan petualangan yang menarik dari buku ini. Meski terlihat sederhana,
sejujurnya buku ini melahirkan banyak wawasan dan pengetahuan baru tak terduga. Salah satu alasan
mengapa buku ini penting untuk dibaca: orang dewasa dapat memahami segalanya, bahkan buku untuk
anak-anak. Maka, selamat menyelami petualangan unik dan berharga Bersama Pangeran Kecil!
Pengejawantahan Alam Semesta dalam Kosmos

Fenomena di alam semesta kerap membawa masyarakat pada ketakjuban dan membangkitkan
keingintahuan akan kehidupan ini. Sudah banyak media yang disediakan untuk mempelajari alam
semesta, seperti buku dan video. Buku nonfiksi mengenai cabang ilmu ini dapat ditemui salah satunya
dalam karya Carl Sagan berjudul Kosmos. Carl Sagan merupakan seorang ahli astronomi, kosmologi,
astrofisika, dan penulis sains populer dari Amerika Serikat. Kosmos adalah salah satu karya terbesarnya
dan merupakan buku best seller. Sejak terbit pertama kali pada 1980, Kosmos telah mencapai cetakan
kesembilan pada tahun 2020.

Di dalam buku ini, Sagan mengangkat topik-topik yang menarik, mulai dari bagaimana alam semesta
terbentuk dan berkembang, apa saja zat yang menyusun alam semesta dan kaitannya dengan tubuh
manusia.

Carl Sagan membawa keteraturan sistem alam semesta ke dalam Kosmos tidak hanya melalui satu
bidang saja. Kosmos juga menyajikan sudut pandang alam semesta melalui ilmu biologi, antropologi,
sejarah, filsafat, dan seni. Dengan membaca buku ini, pembaca turut mempelajari disiplin ilmu yang
lain.

Pada bab pertama buku ini, “Tepi Lautan Kosmik”, Carl Sagan memperkenalkan kosmos kepada
pembaca agar mengetahui konsep dan rancangan kosmos sebagai fondasi untuk melanjutkan perjalanan
kosmik di bab-bab selanjutnya. Carl Sagan mengajak pembaca ke masa lalu, seperti saat terbentuknya
kosmos dan munculnya DNA pertama. Ia juga membawa realita masa kini. Selain itu, di dalam Kosmos
juga digambarkan bagaimana masa depan perkembangan sains.

Seperti yang telah disebutkan di atas, Sagan membawa sejarah dan antropologi ke dalam pembahasan
kosmos. Pembahasan bagaimana beberapa kultur kuno membentuk suatu peradaban dan bagaimana
mereka memandang astronomi pada masa itu. Sagan menggambarkan kehidupan bangsa Assyria pada
1.000 SM yang mengaitkan sakit gigi dengan kejadian-kejadian kosmik.

Kemudian ada mantra penyembuh sakit gigi yang menyebutkan dewa-dewa, seperti Anu, Ea, dan
Shamash. Begitu pula dengan kehidupan manusia di awal periode yang mempelajari alam semesta,
kemudian terbentuk suatu kebudayaan. Carl Sagan menunjukkan bahwa kosmos adalah awal dan telah
memengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia.

Kosmos juga menyajikan foto-foto objek luar angkasa dan fenonema alam dari NASA. Carl Sagan
sendiri terlibat dan berperan besar dalam ekspedisi wahana antariksa Mariner, Viking, Voyager, dan
Galileo, serta menerima NASA Medal for Exceptional Scientific Achievement dan Distinguished Public
Service. Oleh karena itu, Carl Sagan mengisahkan bagaimana perjalanan Viking serta Voyager 1 dan 2
mengunjungi Saturnus.

Seluruh langit seolah-olah menjadi milik kami. Sering kami tidur telentang memperhatikan bintang-
bintang di langit, membicarakannya apakah kira-kira bintang-bintang itu dicipta ataukah jadi dengan
sendirinya.

- Mark Twain, Huckleberry Finn

Sebagai manusia, tentu pernah terlintas pertanyaan-pertanyaan bagaimana alam semesta ini terbentuk
dan bekerja. Pemahaman tentang alam semesta dapat dipelajari, seperti di bangku kuliah bahkan dapat
dinikmati melalui buku ini. Dalam tiga belas bab, Carl Sagan menyajikan Kosmos dengan narasi yang
dapat dipahami pembaca awam, dengan gaya puitis yang dapat membangkitkan imaji pembaca. Dengan
membaca Kosmos, pembaca akan merasa terpesona dengan megahnya alam semesta yang tua ini. Carl
Sagan juga mengajak pembaca sebagai manusia penghuni Bumi yang kecil ini di luasnya lautan kosmis
untuk berkontemplasi tentang asal-usul manusia yang dari zat bintang.

Loyalitas kita ditujukan kepada umat manusia dan planet Bumi. Kita bicara atas nama Bumi.
Kewajiban kita supaya bertahan hidup bukan hanya untuk kita sendiri, melainkan juga untuk Kosmos,
yang tua dan luas, yang darinya kita berasal.

- Carl Sagan, Kosmos

Anda mungkin juga menyukai