Anda di halaman 1dari 5

Keutamaan Istighfar

Tangis dan air mata seakan menjadi teman sehari-hari seorang janda bernama Aisyah.
Bagaimana tidak, setelah menikah selama 15 tahun dan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya
ia kehilangan suami tercintanya.

Meskipun alm suaminya merupakan karyawan tetap di sebuah perusahaan besar dan setelah
meninggal ia mendapat cukup banyak pesangon, namun itu tidak akan cukup untuk
membiayai kehidupannya dengan 4 orang anak dari pernikahannya dengan alm suaminya
tersebut dalam kurun waktu yang lama.

Sebulan berlalu rasa rindu pada suaminya masih begitu terasa, dan peninggalan suaminya pun
sudah semakin menipis. Sedangkan dirinya masih dalam masa indah yang membuatnya tak
bisa bekerja keluar rumah.

Ya Aisyah adalah seorang wanita terjaga yang begitu rapat menutup diri dari perbuatan yang
dilarang atau dimubahkan oleh agama.

Hingga tiba 40 hari ia ditinggal suaminya, pengajian pun dilaksanakan di kediamannya untuk
mendoakan suaminya. Dalam pengajian tersebut ustadzah yang mengisi menceritakan tentang
keutamaan istighfar.

“Barang siapa memperbanyak istighfar, segala yang ia minta akan dikabulkan oleh Allah dan
rezeki mengalir akan didapatinya” sebuah kalimat yang begitu mengena di hati Aisyah.

Setelah pengajian selesai, Aisyah begitu memikirkan isi pengajian siang tadi. Akhirnya ia pun
memutuskan untuk melakukan apa yang dikatakan oleh ustadzahnya.

Tak hanya dirinya, ia pun mengajak semua anaknya untuk mengalamkan dzikir ringan
tersebut. Tiada hari, jam bahkan menit yang terlewat tanpa lafadz istighfar.

Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu dan uang uang peninggalan suaminya
semakin menipis sedangkan kebutuhan hidup semakin tinggi.

Ia bingung bukan main, sedangkan anak-anaknya masih kecil sehingga tak ada yang
mengasuhnya jika ia pergi bekerja. Karena semakin bingung dan merasa tak ada orang yang
mampu menolongnya, ia semakin rajin memanjatkan doa dan memperbanyak istighfar setiap
harinya.

Keajaiban datang seketika itu juga.

“Assalamualaikum, tok-tok” Terdengar suara di balik pintu ruang tamunya.

Bergegas Aisyah pun membukakan pintu, ternyata seorang wanita paruh baya tak dikenal
yang datang ke rumahnya.
Pembicaraan dimulai dengan hangat, hingga masuk pada pembicaraan inti. Wanita paruh
baya tersebut ternyata seorang konglomerat dermawan yang sedang mencari lahan untuk
membuat masjid.

Diketahui jika suami Aisyah juga meninggalkan sebuah pekarangan yang terletak di pinggir
jalan dan cukup strategis. Lahan tersebut pun ditawar oleh wanita berparas cantik tersebut.

Karena tidak tahu pasaran harga tanah, Aisyah pun tidak mematok harga. Tanpa diduga,
ternyata wanita tersebut memberi penawaran harga yang begitu tinggi.

“Bagaimana jika lahan ibu saya ambil alih dengan harga 1 Milyar?” ucapnya lembut.

Dengan mata berkaca-kaca Aisyah sontak mengiyakan tawaran tersebut.

“Boleh, sangat boleh. Suami saya pasti sangat bahagia jika lahan yang lama tak terpakai
tersebut bisa bermanfaat bagi keluarganya dan dibuat untuk lahan masjid” jawabnya.

“Baik setelah ini saya akan mengurus pemindah namaan sertifikat tanah dan pembayaran
akan saya lakukan secara cash”.

Sore harinya, dua orang pria dengan pakaian serba hitam datang membawa koper ke
rumahnya pagi tadi dan koper yang dibawanya berisikan uang senilai 1 milyar. ke rumah
Aisyah. Ternyata dua orang tersebut adalah ajudan dari wanita yang datang

Penandatanganan penjualan pun ia lakukan untuk memproses pemindah namaan sertifikat


tanah. Uang senilai 1 milyar pun ia dapatkan.

Tangis haru tak bisa ia bendung lagi. Bagaimana cara Allah mengeluarkan hamba-Nya dari
kesulitan sungguh di luar perkiraan. Ada saja cara yang Allah pilihkan untuk memberikan
kebahagiaan dan jalan keluar bagi hamba yang mau memohon.

Setelah hari itu, Aisyah dan anak-anaknya pun tak pernah henti mengucapkan istighfar setiap
saat. Sedangkan uang yang ia dapat dari penjualan tanah peninggalan alm. suaminya ia
gunakan untuk biaya sekolah anak-anak dan biaya membuka bisnis catering , Ya, ia lebih
memilih bisnis rumahan karena dengannya ia tetap bisa memantau anak-anaknya di rumah.
Mimpi Keluarga Hasna

Hasna, gadis cerdas nan gigih berumur 15 tahun yang berasal dari keluarga yang harmonis
memiliki seorang adik bernama Octa. Sejak sd Hasna sudah tinggal dan sekolah bersama
bibinya. Hasna sangat ingin tinggal bersama ayah dan bundanya namun tidak bisa karena
keterbatasan ekonomi. Ayahnya adalah seorang petani sayur dan ibunya sesekali harus
menjadi pencuci pakaian agar bisa mendapatkan tambahan uang karena penghasilan ayahnya
yang tidak menentu.

6 bulan lagi Hasna sudah lulus smp. Sebelum ujian nasional, Hasna meminta kepada ayah
dan bundanya melanjutkan sma didekat rumah agar bisa tinggal bersama orang tuanya. Ayah
Hasna mengiyakan permintaan anaknya tersebut namun dengan sedikit rasa keberatan.
“Kenapa kamu ingin sekolah disini nak? Bukankah teman-temanmu baik dan sayang
kepadamu disana? Apakah ada masalah dengan mereka?” Tanya Ayah Hasna melalui telfon.
“Aku baik-baik saja ayah. Alhamdulillah hubungan saya dan teman-teman sangat baik,
bahkan mereka sering mentraktir diriku dikantin. Aku ingin bersekolah dan tinggal bersama
ayah dan bunda karena aku ingin kita berempat berkumpul lagi seperti waktu aku kecil.”
Jawab Hasna. “Lalu bagaimana dengan bibimu? Apakah dia sudah mengetahui
keinginanmu?” Tanya ayah kembali. “Aku belum berbicara kepada bibi, tapi pasti aku akan
mengatakan kepadanya segera.” Jawab Hasna. “Baiklah jika itu yang kamu inginkan, ayah
akan mencarikan sekolah yang terbaik untukmu disini.” Jawab Ayah dengan sedikit berat
hati. “Baik terima kasih ayah.”.

Hasna sebenarnya tahu jika ayahnya keberatan karena mereka tidak mampu untuk
menyekolahkan Hasna di sana. Hasna merasa bimbang, ia sangat merindukan kedua orang
tuanya namun disisi lain Hasna tahu bahwa orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk
menyekolahkannya. Hari demi hari, perasaan rindu Hasna kepada orang tuanya semakin
menguat. Terkadang ia mengurung diri dan menangis di kamar hingga larut malam.

Melimat keponakannya yang sedang sedih, Bibi pun bertanya kepada Hasna. “Kenapa kamu?
Bibi lihat matamu sembab, apakah kamu kurang tidur? Ceritakan kepada bibi apa yang
sedang menjadi masalahmu.” Tanya bibi kepada Hasna. “Aku baik-baik saja tidak ada
masalah apa-apa.” Jawab Hasna sambil tersenyum kecil. “Ceritakan kepada bibi apa yang
sedang mengganjal dihatimu.” Pinta bibi. “Sebernarnya aku ingin sekali tinggal bersama ayah
dan bunda serta melanjutkan sekolah disana. Namun, aku khawatir apabila ayah tidak
sanggup untuk membiayai aku sekolah.” Terang Hasna. “Nak, bibi akan selalu mendoakan
yang terbaik untukmu. Apapun yang kamu ingin lakukan asalkan itu baik, maka bibi akan
mendukungmu.” Nasihat bibi kepada Hasna. Setelah mendapat nasihat bibinya, Hasna
kembali bersemangat. Ia yakin bahwa selama dirinya berusaha dan doa, maka Allah akan
memberikan jalannya.

Dua minggu kemudian ada kabar bahwa SMA Negeri Ajibarang mengadakan lomba fisika
dan peringkat 5 teratas akan mendapatkan full beasiswa sekolah selama 3 tahun. Mendengar
kabar tersebut, Hasna sangat senang karena SMA Negeri Ajibarang adalah sekolah favorit di
kotanya dan kebetulan letaknya tidak jauh dari rumahnya. Hasna pun belajar dengan sungguh
sungguh agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut.
Hari perlombaan pun tiba, sebelum berangkat Hasna berpamitan kepada kedua orang tuanya
untuk mengikuti lomba yang bertempat di SMA Negeri Ajibarang. Pada saat pengumuman
Hasna mendapatkan peringkat 3 dari 146 siswa yang mengikuti lomba tersebut. Hasna segera
pulang memberi tahu orang tuanya dan orang tuanya merasa lega karena tidak mengeluarkan
biaya untuk menyekolahkan Hasna.

Tahun ajaran baru pun tiba, Hasna sangat senang karena kali ini ia bisa bersekolah dan
kumpul bersama keluarganya. Rasa rindu yang sangat mendalam itu akhirnya bisa
terbayarkan. Walaupun setiap hari harus makan dengan nasi dan lauk seadanya namun Hasna
bersyukur karena merasakan kenikmatan yang luar biasa karena bisa berkumpul dengan
keluarga.
Contoh Unsur Instrinsik Cerpen Mimpi Keluarga Hasna :

1. Tema : Kebersamaan Keluarga


2. Latar :
a. Tempat : Rumah Bibi, Rumah Hasna, SMA Negeri Ajibarang
b. Waktu : Malam, Pagi hari
c. Suasana : Sedih, Bahagia
3. Alur : Maju
4. Penokohan

Nama Sifat
Cerdas
Hasna
dan gigih
Ayah
Pekerja
dan
Keras
Bunda
Bibi Penyayang

5. Sudut Pandang : Orang ketiga sebagai pelaku utama.


6. Amanat : Jangan putus asa, selama kita terus berusaha dan berdoa maka Allah akan
memberikan jalan

Contoh Unsur Ekstrinsik Cerpen Mimpi Keluarga Hasna:

1. Latar belakang masyarakat


Penulis ingin menyampaikan fenomena yang masih banyak terjadi di masyarakat.
Banyak diantara meraka yang putus sekolah karena masalah ekonomi. Dengan cerita
ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat agar tetap berusaha untuk tetap
bersekolah karena pasti akan diberian kemudahan.

Anda mungkin juga menyukai