Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM NOVEL MATA DI

TANAH MELUS KARYA OKKY MADASARI.

Dosen Pengampu: Nur Aini Puspitasari, M.Pd.

Kelompok 4

Disusun oleh:

Iqbal Hidayat 171045080

Ayu Wijiastuti 171045064

Fitria Rezikha 171045100

Fara Amalia 171045038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA

2019

I
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Allah dengan segala bentuk karunianya makalah
ini dapat diselesaikan, rasa terimakasih diperuntukan kepada Penulis yang telah menyusun
makalah dengan judul Analisis Unsur Intrisik dan Ekstrinsik Dalam Novel Mata di Tanah
Melus Karya Okky Madasari. Kami sadar bahwa pentingnya sumber bacaan sebagai media
pembelajaran mahasiswa sangat dibutuhkan, maka dari ini terbentuklah makalah ini sebagai
buah hasil rasa kesadaran yang ada.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada ibu Nur Aini Puspitasari, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Kajian Prosa karena dengan bimbingannya makalah ini dapat
terselesaikan dengan maksimal. Rasa hormat kami teruntuk penulis serta penerbit buku,
artikel dan jurnal yang menjadi referensi makalah ini, karena dengan karyanya membuat
makalah ini semakin menarik dan berbobot dalam segi keilmuan.

Sebagaimana mestinya, makalah ini berkenaan dengan analisis prosa Mata di Tanah
Melus yang bertujuan agar memperoleh informasi serta pemahaman lebih mengenai prosa ini.
Landasan itu membuat makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, ketertarikan
dan penguasaan materi khususnya mahasiswa.

Atas nama penulis, kami harap atas tanggapan pembaca sebagai konsumen makalah
ini, bilamana makalah ini belum memuaskan keilmuan yang dicari. Makalah ini tentunya
terus dapat dikembangkan dan bisa menjadi referensi dalam pembelajaran khususnya mata
kuliah Kajian Prosa.

Jakarta, 12 Juli 2019

II
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................... II

Daftar isi ................................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar belakang .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

2.1 Unsur Intrinsik ................................................................................................. 2

2.2 Unsur Ekstrinsik ................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 5

3.2 Saran ................................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..... 6

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.

Prosa sebagai bagian dari karya sastra merupakan hal yang perlu dikaji lagi dalam
pemahamannya. Dalam meningkatkan pemahaman terhadap suatu prosa, sebagai pembaca
tentunya kita perlu mengetahui isi dari prosa secara struktural. Hal ini bisa kita kerucutkan
melalui pemahaman struktur intrinsik dan ekstrinsik suatu prosa.
Menganalisis struktur intrinsik dan ekstrinsik suatu prosa mengharuskan pembaca
memahami apa saja bagian dari struktur intrinsik dan ekstrinsik. Struktur intrinsik terdiri
dari tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat, sedangkan
struktur ekstrinsik terdiri dari biografi, unsur sosial dan unsur nilai. Maka pada isi
makalah

1.2 Rumusan masalah

a. Apa yang tema yang yang diangkat dalam novel berjudul Mata di Tanah Melus ?
b. Bagaimana alur dan penokohan yang ada di dalam novel berjudul Mata di Tanah
Melus ?
c. Apa saja latar dan amanat yang didapati di dalam novel berjudul Mata di Tanah
Melus ?
d. Sudut pandang dan gaya bahasa apa yang digunakan dalam novel berjudul Mata
di Tanah Melus ?
e. Unsur sosial dan nilai seperti apa yang terkandung dalam novel berjudul Mata di
Tanah Melus ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Unsur Intrinsik

a. Tema

Mata, gadis usia 12 tahun yang sedang berlibur bersama mamanya ke pulai Belu
tetapi setibanya di sana Mata dan amamnya mengalami hal buruk dan Mata mimpi
buruk. Di dalam mimpinya itu dia tersesat di Tanah Melus dengan penduduk yang
sangat memegang kuat adat istiadatnya. Disana Mata harus berusaha keluar dari
Tanah Melus dan bertemu lagi dengan mamanya.

b. Alur/plot

Novel ini menceritakan tentang seorang gadis berusia 12 tahun bernama Mata dan
mamanya yang sedang berlibur ke Belu Nusa Tenggara Timur menggunakan pesawat.
Setelah sampai di tujuan, ada beberapa hal ganjil yangdialami Mata dan mama. Salah
satunya adalah mobil yang ditumpanginya menabrak sapi yang mengakibatkan Mata
mengalami mimpi buruk. Setelah itu, mama membawa Mata ke Ranu Hitu atau yang
dikenal dengan benteng tujuh lapi dan menemui kakek penjaga yang merupakan
pemimpin upacara untuk memohon keselamatan. Dalam perjalanan pulang terjadi
hujan deras dank abut tebal yang memaksa mama dan Mata meneduh. Sambil
meneduh, Mata bermimpi Ketika terbangun, Matara melihat padang hijau yang sangat
luas. Gadis itu bermain-main di sana hingga tidak menyadari bahwa dirinya telah
dikepung oleh manusia-manusia Melus. Mereka pun membawa Mata ke desa untuk
diperiksa, mereka menggangap Mata adalah anak yang dikirim oleh orang Bunag
untuk memata-matai penghuni tanah Melus. Tanah Melus dihuni oleh orang-orang
yang sangat menjaga adat istiadatnya. Mereka memiliki bahasa sendiri yang tak bisa
dipahami Mata. Anehnya, mereka bisa berbicara bahasa Indonesia meski tidak tahu di
mana Indonesia dan Jakarta tempat Mata berasal. Mata sempat was-was dirinya tidak
bisa selamat. Beruntung Ema Nain memberi perintah untuk tetap menjaga Mata. Mata
pun memiliki teman bernama Atok di sana sehingga tak terlalu merasa kesepian meski
terpisah dari Mama. Dari sini kemudian Mata berusaha mencari berbagai cara agar
bisa keluar dari Tanah Melus. Bagaimana pun dia harus keluar dari tempat asing itu.
Dia harus mencari Mama. Namun, ternyata usaha untuk menemukan Mama kembali
itu tak mudah karena banyak sekali rintangan.

2
c. Penokohan

- Matara atau Mata: anak yang

- Mama: adalah ibu dari Mata, tokoh mama ini baik dan perhatian terlihat saat
mama pergi ke Rana Hitu untuk memohon keselamatan

- Atok: Baik, membantu Mata untuk menjaga di Tanah Melus

- Ema Nain: Baik, karena dia yang meminta Atok untuk menjaga Mata

- Ratu Kupu-kupu : Baik, dia memberi Mata dan Atok makanan yang ternikmat

d. Latar tempat

- Jakarta Rumah Mata: terlihat saat Mata di rumah sebelum pergi ke Belu

- Belu, Nusa Tenggara Timur: terlihat saat penulis menceritakan tempat berlibur
Mata dan mamanya

- Ranu Hitu atau benteng tujuh lapis: saat penulis menceritakan mama dan Mata
pergi ke Rana Hitu untuk memohon keselamatan

- Tanah Melus: terlihat saat Mata bermimpi dan tiba di Tanah Melus

- Negeri kupu-kupu: terlihat saat Mata dan Atok singgah ke Negeri kupu-kupu

e. Latar suasana

- Menegangkan: ketika Mata dan mama menabrak seekor sapi dan ketika
mendapatkan mimpi dikejar-kejar sapi

- Sedih: ketika mama mengantarkan Mata ke benteng tujuh lapis atau Ranu Hitu

- Senang: saat ke negeri kupu-kupu karena diberi hidangan makanan ternikmat

f. Sudut pandang

Sudut pandang orang ketiga, karena pengarang menggunakan kata ganti dia, ia
atau nama yang ada dalam cerita seperti “Ini seperti Labirin, kami berjalan menembus
satu dinding untuk bertemu dinding-dinding berikutnya. Kian lama yang kami daki
kian tinggi, dan reruntuhan dinding semakin mengecil. Hingga tujuh reruntuhan yang
kami lewati. Tujuh lapis reruntuhan. Hol Hara Ranu Hitu” (hlm.67).

3
g. Amanat

Menjaga sopan santun bila berkunjung ke suatu tempat. Dan berhati-hati, harus
menghargai budaya orang sekitar.

h. Gaya Bahasa

Novel Mata di Tanah Melus ini ditulis dengan gaya bahasa surealis seperti pada
saat Mata dan Atok pergi singgah di Negeri kupu-kupu. Penyampaian cerita yang
bagus dan menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi.

2.2 Unsur ekstrinsik

a. Biografi

Penulis Mata di Tanah Melus bernama Okky Madasari yang lahir di Magetan 30
Oktober 1984 novelnya dikenal banyak mengangkat tema sosial sebut saja Entrok,
Pasung Jiwa, Kerumunan Terakhir, Maryam, Yang Bertahan Yang Binasa, dan 86.
Okky adalah seorang ibu yang memiliki satu putri bernama Mata Diraya.

Aliran dalam novel ini adalah surealisme aliran yang terlalu mengagungkan
kebebasan kreatif dan berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi anti logika
dan anti realitas.

b. Unsur Sosial

Pada novel ini banyak sekali adat yang yang ada, seperti di Benteng tujuh lapis
ini juga ada ritual adat yang sering dijalanin yaitu Bei Gege Asu merupakan salah satu
ritual yang menjadi bagian dalam prosesi agung pembangunan rumah adat Monesogo,
suku Umametan di komunitas adat Dirun. Lalu, ada juga rumah adat orang Melus. Di
Kabupaten Belu ini terdapat rumah adat yang disebut Mereka menyebutnya Uma.

c. Unsur nilai

Pada novel Mata di Tanah Melus diulas tentang kepercayaan yang dianut oleh
suku Melus, “Penguasa alam tak pernah berkata yang tak benar. orang punya hajat
macammacam di sini, kalau memang bukan itu takdirnya, pasti dibilang tidak” (hlm.
70). Pada kutipan ini dapat dilihat bahwa suku Melus menghormati norma yang sudah
diberikan secara turun temurun dari leluhurnya.

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Dari isi makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa novel berjudul Mata di
Tanah Melus karya Okky Madasari memiliki unsur intrinsik yang terpenuhi karena di
dalamnya terkandung tema, alur, latar, penokohan, amanat, sudut pandang dan gaya
bahasa. Unsur ektrinsikpun memiliki kelengkapan seperti unsur nilai dan sosial.

3.2 Saran

Pembaca disarankan membaca sumber-sumber lainnya agar referensi yang


dimiliki beragam dan informasi yang diperoleh lebih variatif.

5
DAFTAR PUSTAKA
\
Madasari Okky. 2016. Mata di Tanah Melus. Jakarta. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai