Struktur Teks:
1. Pendahuluan;
2. Isi ceramah;
3. Penutup;
- Simpulan pendek,
- Apologi (permintaan maaf),
- Salam penutup
Ciri Kebahasaan:
1. Kalimat simpleks (tunggal) dan kalimat kompleks (majemuk)
3. Kata sapaan; orang kedua atau ketiga , terikat pada adat-istiadat setempat, kesantunan, dan
situasi/kondisi percakapan
Fungsi sosial:
Peserta didik mampu menghormati pendengar dan mengidentifikasi permasalahan aktual dalam
kehidupan sehari-hari untuk disusun menjadi teks ceramah (pidato)
Contoh;
Penggunaan kata ganti juga mencerminkan kesantunan berbicara, memberikan tingkat kesopanan
dan rasa hormat yang berbeda.
Contoh
1. Informasi;
2. Persuasi;
3. Aksi;
Metode:
1. Impromptu; berdasarkan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan, berbicara berdasarkan pengetahuan
dan kemahiran yang dimiliki
2. Menghapal; dilakukan dengan persiapan, menghapal naskah yang telah dipersiapkan
4. Ekstemporan; menuliskan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan sebagai catatan
pengingat urutan ide penting yang akan disampaikan, kemudian penyampaian masalh dengan
kata-kata sendiri
2. Menyusun ide pokok menurut tahapan urutan alur dasar ceramah
5. Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup terekam dan mencerminkan
tujuan ceramah.
RINGKASAN MATERI
1. Pengertian Ceramah
Ceramah adalah pidato yang menyampaikan pidato ajaran agama. Ajaran-
ajaran tersebut dapat berupa nasihat, petuah, petunjuk, ataupun kisah-kisah.
Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasihat dan petunjuk-
petunjuk sementara ada audien yang bertindak sebagai pendengar. Ceramah dapat
dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat
khusus pada pelaksanaannya, waktu tidak dibatasi dan siapa pun dapat berdawak,
dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan inovatif seperti seminar, lokakarya,
pelatihan, atau sarasehan.
2. Tujuan Ceramah
“Hari dimana setiap orang akan lari dari sodaranya, dari ibu dan bapaknya, dan dari istri
dan anak-anaknya. Serta setiap orang pada hari itu memiliki kesibukannya masing-
masing.”
Dari surah tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak lagi sempat
memikirkan anaknya, seorang suami tidak lagi sempat memikirkan istrinya, dan seorang
teman pun tidak akan sempat memikirkan temannya, setiap orang sibuk dengan
persoalan sendiri-sendiri untuk mempertanggungjawabakan perbuataanya di dunia ini,
dalam keadaan semacam itu orang sibuk dengan persoalannya masing-masing, ada 7
golongan manusia yang mereka tenang-tenang saja, orang lain bingung mereka kalem,
orang lain kepanasan mereka keteduhan, siapa mereka? Inilah yang akan kita bicarakan
pada kesempatan kali ini.
Nabi muhamad SAW bersabda “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi
oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari, yang tidak ada naungan kecuali naungan-
Allah SWT, Subhanalah, siapakah 7 golongan orang tersebut, yaitu:
Pertama, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, jika saja ada
pemimpin yang adil. Sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini akan lebih baik dan
makmur.
Kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia
betah di masjid. salat berjamaah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan salat
berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada
Allah.
Keenam ini sangat sulit yaitu, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita jelita yang
memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah". Keinginan maksiatnya
ada, tetapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan
kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang
luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.
Ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya
kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu
Akbar. Dua tetesan yang dibanggakan Allah SWT dihari akhir, pertama tetesan darah fii
sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa
bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai
Allah SWT
S = Subjek
O = Objek
P = Predikat
P(V) = Predikat Verba
KJ = Konjungsi
Ket = Keterangan (penjelas bisa waktu/tempat/situasi)
Pada dua contoh kalimat diatas tentu kita ketahui bahwa dalam satu kalimat terdapat
dua pola kalimat yang dipisahkan dengan kalimat penghubung (Konjungsi).
Selain itu, Wajib sobat ketahui bahwa ada 2 jenis kalimat kompleks, yaitu kalimat
kompleks hipotatik dan kalimat kompleks paratatik.
2. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan merupakan kalimat yang fungsinya untuk
menyatakan suatu hal kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan dari orang lain tersebut.
Seperti halnya kalimat imperatif, kalimat deklaratif juga mempunyai sejumlah ciri, di mana ciri-
ciri tersebut antara lain:
3. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif atau kalimat tanya merupakan kalimat yang berfungsi untuk menanyakan
suatu hal kepada orang lain, entah itu kabar ataupun informasi. Tidak seperti kalimat deklaratif
yang tidak mengharapkan jawaban dari orang lain, kalimat deklaratif ini sangat membutuhkan
jawaban dari orang lain yang dikenai oleh kalimat ini. Meskipun begitu, terdapat pula satu jenis
kalimat interogatif yang sama sekali tidak memerlukan jawaban dari orang lain, yaitu kalimat
retorik.
Sama seperti kalimat imperatif dan deklaratif, kalimat interogatif juga mempunyai sejumlah ciri,
yaitu:
Dari pembahasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa perbedaan kalimat imperatif, deklaratif, dan
interogatif adalah:
1. Fungsi Kalimatnya
Kalimat imperatif berfungsi untuk memerintah orang lain, sedangkan kalimat deklaratif
berfungsi untuk memberi informasi atau berita kepada orang lain. Adapun kalimat interogatif
merupakan kalimat yang berfungsi untuk menanyakan suatu hal kepada orang lain.
Kalimat imperatif sangat memerlukan tanggapan dari orang lain berupa diturutinya perintah yang
disampaikan pada kalimat perintah tersebut. Sementara itu, kalimat interogatif sangat
membutuhkan tanggapan dari orang lain yang dikenai kalimat ini berupa jawaban atau
keterangan. Di pihak lain, kalimat deklaratif tidak membutuhkan sama sekali tanggapan dari
orang lain yang dikenai kalimat ini, entah itu berupa jawaban ataupun perbuatan orang lain.