Anda di halaman 1dari 9

MATERI TEKS CERAMAH

Struktur Teks:

1. Pendahuluan;  

- pembuka  > salam pembuka, ucapan penghormatan, ucapan syukur,


- pengantar pembicaraan   >  mengarah kepada topik

      2.  Isi ceramah;

  -   Inti  > paparan dari pembicara (orator), pandangan umum (ilustrasi),


 - gagasan diuraikan secara  terperinci, kronologis, atau sesuai kepentingan atau topik ke subtopik

      3.  Penutup;

 - Simpulan pendek,
 - Apologi (permintaan maaf),
 - Salam penutup

Struktur Teks Teks


Pendahuluan
Isi ceramah
Penutup

Ciri Kebahasaan:
 1.  Kalimat simpleks (tunggal) dan kalimat kompleks (majemuk)

 2. Kalimat deklaratif dan imperatif (persuasif/ajakan)

 3. Kata sapaan;  orang kedua atau ketiga , terikat pada adat-istiadat setempat, kesantunan,  dan    
           situasi/kondisi percakapan

·      nama diri (Endang, Tono, Tri)


·      istilah kekerabatan (Abang, Bapak, Ibu, ...)
·      gelar kepangkatan, profesi
·      jabatan ( Kapten, Profesor, Dokter, Lurah)
·      kata nama (Nona, Tuan, Sayang)
·      kata nama pelaku (penonton, pendengar)
·      kata ganti persona kedua (Anda)

Fungsi sosial:

Peserta didik mampu menghormati pendengar dan mengidentifikasi permasalahan aktual dalam
kehidupan sehari-hari untuk disusun menjadi teks ceramah (pidato)

Bentuk penghormatan (honorific) berkenaan dengan urutan penyebutan dan penggunaan


ungkapan penghormatan untuk orang tertentu. Urutan penyapaan mencerminkan penghormatan
secara bertutu-turut.

Contoh;

            Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati,


            Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,
            Teman-teman seperjuangan yang  saya cintai,
Undangan yang berbahagia,

Penggunaan kata ganti juga mencerminkan kesantunan berbicara, memberikan tingkat kesopanan
dan rasa hormat yang berbeda.
Contoh

            Dia pergi lima menit yang lalu.


            Beliau pergi lima menit yang lalu.
            Mohon maaf Pak, mohon izin ke belakang.
            Mohon maaf Pak, mohon izin ke kamar kecil.
            Mohon maaf Pak, mohon izin ke toilet.
            Mohon maaf Pak, mohon izin ke WC.

Jenis Teks Ceramah:

1.    Informasi;

- Tujuan;  menginformasikan, memberitahukan, menjelaskan


-  Pendengar; diperlukan keseriusan dan ketertiban karena perhatian terpusat pada pesan yang akan
disampaikan
-  Pembicara; berbicara jelas, sistematis, tepat
-  Contoh; penyampaian kepala sekolah menjelang UN, pidato menteri

2.    Persuasi;

-  Tujuan; meyakinkan pendengar


-  Pembicara; dituntut memiiki keterampilan berbicara yang baik karena bertugas mengubah sikap
pendengar (dari tidak setuju menjadi setuju) dan melandaskan pembicaraan berdasarkan pada
argumentasi yang logis dan bertanggung jawab.
-  Contoh; pidato pemilihan ketua OSIS

3.    Aksi;

-  Tujuan; menggerakkan, pencapaian tujuan bersama


-  Pembicara; berwibawa, tokoh/idola, panutan masyarakat
-  Contoh; pidato Presiden Soekarno saat menggerakkan rakyat Indonesia  agar tetap semangat
melawan penjajah

Metode:

1.        Impromptu; berdasarkan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan, berbicara berdasarkan pengetahuan
dan kemahiran yang dimiliki

2.        Menghapal; dilakukan dengan persiapan, menghapal naskah yang telah dipersiapkan

3.        Naskah/membaca; membacakan naskah yang telah dipersiapkan

4.     Ekstemporan; menuliskan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan sebagai catatan
pengingat urutan ide penting yang akan disampaikan, kemudian penyampaian masalh dengan
kata-kata sendiri

Tahapan penulisan ceramah:

1.    Membatasi subjek 

- mencocokkan waktu yang tersedia,


- menjaga kesatuan dan kepaduan ceramah,

2.    Menyusun ide pokok menurut tahapan urutan alur dasar ceramah

- perhatian, kebutuhan, kepuasan, dll.


- menurut salah satu pola pengembangan organisasi teks ceramah; pendapat, alasan, bukti, contoh, 
   perbandingan, ilustrasi, anekdot, humor, dll.
3.    Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap pokok,

4.    Mengisi materi  pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide.

5.   Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup terekam dan mencerminkan
tujuan ceramah.

RINGKASAN MATERI
1. Pengertian Ceramah
Ceramah adalah pidato yang menyampaikan pidato ajaran agama. Ajaran-
ajaran tersebut dapat berupa nasihat, petuah, petunjuk, ataupun kisah-kisah.
Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasihat dan petunjuk-
petunjuk sementara ada audien yang bertindak sebagai pendengar. Ceramah dapat
dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat
khusus pada pelaksanaannya, waktu tidak dibatasi dan siapa pun dapat berdawak,
dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan inovatif seperti seminar, lokakarya,
pelatihan, atau sarasehan.
2. Tujuan Ceramah

2.1 Instruktif: memberitahukan sesuatu


2.2 Rekreatif: menyenangkan pendengar atau menghibur pendengar
2.3 Persuasi: memengaruhi atau membujuk pendenar
3. Teknik Orasi Ceramah
3.1 Teknik Impromptu atau disebut juga cara spontanitas (tanpa persiapan).
3.2 Teknik Menghafal, yakni menghafal kata per kata dari awal sampai akhir
pidato.
3.3 Teknik Naskah, yakni membaca naskah pidato yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
Teknik Ekstemporan, yakni mencatat poin-poin penting, bagian lainnya
dikembangkan sendiri.
4. Ciri Kebahasaan Ceramah
4.1 Menggunakan kalimat simpleks dan kompleks
4.2 Menggunakan kalimat deklaratif atau imperatif
4.3 Menggunakan kata sapaan; orang kedua atau ketiga, terikat pada adat
istiadat setempat, kesatuan dan situasi percakapan setempat.
4.4 Menggunakan kata ganti orang pertama.
Contoh: saya, aku, kami (jika penceramah mengatasnamakan kelompok).
4.5 Menggunakan kata ganti orang kedua jamak.
Contoh: saudara–saudara, hadirin, dan lain–lain.
4.6 Menggunakan kata – kata ajakan ataua persuasif.
Contoh: sebaiknya, hendaklah, harus, perlu, dan lain–lain.
4.7 Menggunakan kata mental.
Contoh: mengagumkan,   memprihatinkan, menyimpulkan, dan lain–lain.
4.8 Menggunakan kata – kata sebab akibat yang menghubungkan pendapat
(argumen) satu dengan yang lainnya.
Contoh: sehingga, maka, jika, dengan demikian, oleh karena itu, dan lain–
lain.
4.9 Menggunakan kata teknis. Atau peristilahan yang yang terkait dengan topik
yang sedang dibahas.
Contoh: etika berbahasa, tata krama, dan lain–lain.
4.1 Menggunakan kata – kata yang menyatakan hubungan temporal ataupun
0 perbandingan atau pertentangan.
Contoh: kemudian, sebelum itu, berbeda halnya, dan lain–lain.
5. Struktur Teks Ceramah
5.1 Pendahuluan
Pembuka:
bagian ini berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan
syukur.
Pengantar:
bagian ini adalah paragraf pengantar yang mengarah pada topik.
Biasanya pengantar berasal dari informasi atau berita yang faktual
yang masih terkait dengan topik ceramah.
3.2 Isi
Inti:
berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari
materi yang disampaikan.
Gagasan:
berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ceramah
yang baik berisi satu gagasan besar yang kemudian dikembangkan
dalam subtopik.
5.3 Penutup
Simpulan
Ucapan permintaan maaf
Salam penutup
6. Ciri-Ciri Ceramah
6.1 tujuannya jelas
6.2 isinya mengandung kebenaran
6.3 cara penyampaiannya sesuai dengan pendengar
6.4 menciptakan susana yang efektif dengan pendengar
6.5 penyampaiannya jelas dan menarik
6.6 menggunakan intonasi, artikulasi,dan volume yang jelas.
artikulasi adalah cara melafalkan bunyi bahasa
intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat
volume adalah kuat lemahnya mengucapkan kata atau kalimat
6.7 Merupakan jenis berbicara satu arah, dalam hal ini, orang lain berperan
sebagai penyimak atau pendengar.
6.8 Seseorang yang berpidato akan terus berbicara tanpa disela oleh
pendengarnya.
6.9 Masalah yang disampaikan biasanya materi pokok pikiran atau gagasan-
gagasan yang dimilikinya,
6.1 Biasanya dilakukan dalam keperluan belajar mengajar klasikal (bukan
0 CBSA),
6.1 Pembicara berdiri di depan orang banyak untuk menyampaikan materi,
1 sementara pendengar hanya menyimak saja,
6.1 Merupakan kegiatan pasif reseptif.
2
7. Sistematika Ceramah
7.1 Pendahuluan atau pembukaan
salam pembuka
ucapan syukur kepada Tuhan
sapaan kepada pendengar yang disampaikan secara runtut
pengantar ke topik
7.2 Isi
7.3 Penutup
8. Jenis Teks Ceramah
8.1 Cerama Informasi
Tujuan: menginformasikan, memberitahukan, menjelaskan
Pendengar: diperlukan keseriusan dan ketertiban karena
perhatian terpusat pada pesan yang akan disampaikan
Pembicara: berbicara jelas, sistematis, tepat
Contoh; penyampaian kepala sekolah menjelang UN, pidato menteri, dll.
8.2 Ceramah Persuasi
Tujuan: meyakinkan pendengar
Pembicara: dituntut memiiki keterampilan berbicara yang
baik karena bertugas mengubah sikap pendengar (dari tidak
setuju menjadi setuju) dan melandaskan pembicaraan
berdasarkan pada argumentasi yang logis dan bertanggung
jawab.
Contoh; pidato pemilihan ketua OSIS
8.3 Ceramah Aksi
Tujuan: menggerakkan, pencapaian tujuan bersama
Pembicara: berwibawa, tokoh/idola, panutan masyarakat
Contoh; pidato Presiden Soekarno saat menggerakkan rakyat Indonesia  agar
tetap semangat melawan penjajah
9. Tahapan Penulisan Ceramah:
91. Membatasi subjek 
mencocokkan waktu yang tersedia, 
menjaga kesatuan dan kepaduan ceramah,
9.2 Menyusun ide pokok menurut tahapan urutan alur dasar ceramah
perhatian, kebutuhan, kepuasan, dll.
menurut salah satu pola pengembangan organisasi teks ceramah;
pendapat, alasan, bukti, contoh, perbandingan, ilustrasi, anekdot,
humor, dll.
9.3 Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap pokok.
9.4 Mengisi materi  pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide.
9.5 Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup
terekam dan mencerminkan tujuan ceramah.
CONTOH TEKS CERAMAH
HARI AKHIR
Assalamualaikum warahmatullahiwabaratuh
Bismillahirabbil ‘alamin, alhamdulillahirabbil ‘alamin, washalatu wasalamu ‘ala
asrafil anbiya iwalmursalin, sayidina wamaulana muhammadin wa’ala alihi washahbihi
azjma’in, amma ba’du.

Pemirsa yang dirahmati Allah Swt.


Salah satu dari rukun iman yang ke 6 mengajarkan kepada kita untuk beriman
kepada hari akhirat, hari yang dimulai dengan kehancuran alam ini yang dalam istilah
disebut the last day of the world, pada hari itu air laut tumpah ke darat, gunung meletus,
bumi bergoncang, semua mkhluk hidup akan mati. Terjadilah kebangkitan setelah mati
itu dalam kehidupan yang disebut kehidupan akhirat, pada kehidupan akhirat itu Allah
menjelaskan pada surah Al Abasa ayat 34 sampai 38,yang artinya :

“Hari dimana setiap orang akan lari dari sodaranya, dari ibu dan bapaknya, dan dari istri
dan anak-anaknya. Serta setiap orang pada hari itu memiliki kesibukannya masing-
masing.”

Dari surah tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak lagi sempat
memikirkan anaknya, seorang suami tidak lagi sempat memikirkan istrinya, dan seorang
teman pun tidak akan sempat memikirkan temannya, setiap orang sibuk dengan
persoalan sendiri-sendiri untuk mempertanggungjawabakan perbuataanya di dunia ini,
dalam keadaan semacam itu orang sibuk dengan persoalannya masing-masing, ada 7
golongan manusia yang mereka tenang-tenang saja, orang lain bingung mereka kalem,
orang lain kepanasan mereka keteduhan, siapa mereka? Inilah yang akan kita bicarakan
pada kesempatan kali ini.

Nabi muhamad SAW bersabda “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi
oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari, yang tidak ada naungan kecuali naungan-
Allah SWT, Subhanalah, siapakah 7 golongan orang tersebut, yaitu:

Pertama, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, jika saja ada
pemimpin yang adil. Sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini akan lebih baik dan
makmur.

Kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia
betah di masjid. salat berjamaah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan salat
berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada
Allah.

Keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tetapi tangan


kirinya tidak tahu. Subhanallah.. Apa ini? inilah Orang yang ikhlas, orang yang tidak
riya dan tidak ujub. 
Kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah
karena Allah.

Keenam ini sangat sulit yaitu, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita jelita yang
memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah".  Keinginan maksiatnya
ada, tetapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan
kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang
luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.

Ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya
kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu
Akbar. Dua tetesan yang dibanggakan Allah SWT dihari akhir, pertama tetesan darah fii
sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa
bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai
Allah SWT

Subhanallah.. Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari akhir


kelak. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
Anda semua. Mohon maaf bila ada kesalahan ataupun kekurangan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Pengertian Serta Contoh Kalimat Kompleks


Secara ringkas Kalimat Kompleks merupakan kalimat dengan karakteristik
memiliki lebih dari satu pola. Pada umumnya kalimat ini disetarakan dan dianggap
sebagai kalimat majemuk. Selain itu kedua pola yang ada pada satu kalimat ini
dipisahkan melalui tanda baca, kata hubung atau terkadang tanpa menggunakan
apapun. Namun meski begitu kalimat ini dapat mudah diidentifikasi melalui bentuk
strukturnya lebih dari satu predikat / peristiwa / keadaan.

Contoh Kalimat Kompleks:

1. Adik belajar sedangkan Kakak pergi makan


2. Mereka telah mendapat gelar juara karena pelatihnya membimbing dengan keras

S = Subjek
O = Objek
P = Predikat
P(V) = Predikat Verba
KJ = Konjungsi
Ket = Keterangan (penjelas bisa waktu/tempat/situasi)

Pada dua contoh kalimat diatas tentu kita ketahui bahwa dalam satu kalimat terdapat
dua pola kalimat yang dipisahkan dengan kalimat penghubung (Konjungsi).

Selain itu, Wajib sobat ketahui bahwa ada 2 jenis kalimat kompleks, yaitu kalimat
kompleks hipotatik dan kalimat kompleks paratatik.

1. Kalimat Kompleks Paratatik


Kalimat kompleks paratatik adalah sebuah kalimat dengan permodelan dua struktur
atau pola kalimat yang kedudukannya sama. Kalimat ini sama halnya atau
menyerupai kalimat majemuk bertingkat setara. Sama seperti fungsi aslinya pada
kalimat kompleks paratatikpun juga dipisahkan oleh kata penghubung atau
konjungsi. Kata konjungsi yang digunakan dalam kalimat kompleks paratatik
meliputi: "dan, tetapi, dengan, sedangkan, atau" dan lainnya.
Berikut beberapa contoh kalimat kompleks paratatik.
 Danil menyukai jesica dan clara.
 Dia lebih suka menonton dengan makan di kamarnya.
 Pacarku memesan burger dan kentang di MCD.
 Adiknya memilih menggambar sedangkan dirinya memilih mewarna.
 Roni membeli baju, celana dan sepatu di toko galeri.
 Budi tidak pergi Bersama teman sekolahnya, tetapi dia berlibur ke Bali bersama
keluarganya.
 Dia mendapat pilihan antara bertahan atau menyerah.

Baca Juga : Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Lengkap Penjelasan

2. Kalimat Kompleks Hipotaktik


Kalimat kedua adalah kompleks hipotatik, dimana kalimat ini terdiri atas dua struktur
kalimat yang kedudukannya berbanding terbalik dengan paratatik yatu tidak setara.
Oleh sebab itu, kalimat hipotatik merupakan gabungan dua kalimat yang
dihubungkan dengan kata konjungsi. Kata konjungsi yang digunakan adalah:
"jikalau, sehingga, karena, sebelum, ketika, apabila" dan lainnya.

Berikut beberapa contoh kalimat kompleks hipotaktik.


 Apabila kamu membeli saham maka kamu akan berinvestasi secara tidak langsung
 Aku akan pergi bertamasya jikalau tabungan mencukupi
 Jangan berbuat jahat karena karma itu ada
 Mereka sedang tertidur ketika dalam kelas
 Aku sudah menyukai anjing sebelum aku memilikinya
 Aku membutuhkan uang sehingga harus menjual HPku

Pengertian Serta Contoh Kalimat Simpleks


Berbeda dengan kompleks, Kalimat Simpleks merupakan kalimat dengan 1 struktur
kalimat saja. Polanya-pun lebih sederhana seperti S-P-O-K. atau minimal S-P, atau S-
P-O, atau S-P-O-P-Ket.

Berikut adalah contoh-contoh kalimat Simpleks:


1. Andika menangkis bola.
        S               P          O

2. Guru mengajari muridnya menyanyi.


        S            P              O             K

3. Pencuri itu ditembak kakinya oleh polisi.


        S               P             O            K

4. Aku terjatuh dari kursi

5. Ronaldo menyundul bola

6. Beruang itu menerkam mangsanya di hutan

7. Pemburu liar itu dikejar sekawanan harimau

8. Bapak itu berjualan kopi kepada para pemuda

9. Pencuri itu lari dikejar warga

10. Bapak Jokowi menyanyikan lagu Indonesia Raya


1. Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif atau kalimat perintah merupakan kalimat yang berfungsi untuk memerintah
orang lain agar orang lain tersebut mengikuti perintah yang kita ucapkan kepadanya. Bersama
dengan kalimat deklaratif, interogatif, dan seruan, kalimat ini juga termasuk ke dalam jenis-jenis
kalimat berdasarkan fungsinya. Adapun ciri-ciri yang melekat pada kalimat ini adalah:

 Adanya contoh penggunaan tanda seru (!) di akhir kalimatnya.


 Sering diawali dengan kata jangan atau tolong.
 Terkadang mengandung partikel -lah  atau -kan  di salah satu katanya.
 Bertujuan untuk memerintah orang lain.
 Intonasinya terkadang naik terkadang turun.
 Sangat memerlukan respon dari orang lain yang dikenai kalimat ini, di mana respon
tersebut adalah diturutinya maksud yang hendak disampaikan dari kalimat peerintah yang
disampaikan kepada orang lain.

2. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan merupakan kalimat yang fungsinya untuk
menyatakan suatu hal kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan dari orang lain tersebut.
Seperti halnya kalimat imperatif, kalimat deklaratif juga mempunyai sejumlah ciri, di mana ciri-
ciri tersebut antara lain:

 Adanya penggunaan tanda titik (.) di akhir kalimatnya.


 Intonasi kalimatnya cenderung datar atau netral.
 Berfungsi untuk menyatakan suatu hal kepada orang lain, entah itu berita ataupun
informasi penting.
 Tidak memerlukan jawaban atau respon dari orang yang dikenai kalimat ini.

3. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif atau kalimat tanya merupakan kalimat yang berfungsi untuk menanyakan
suatu hal kepada orang lain, entah itu kabar ataupun informasi. Tidak seperti kalimat deklaratif
yang tidak mengharapkan jawaban dari orang lain, kalimat deklaratif ini sangat membutuhkan
jawaban dari orang lain yang dikenai oleh kalimat ini. Meskipun begitu, terdapat pula satu jenis
kalimat interogatif yang sama sekali tidak memerlukan jawaban dari orang lain, yaitu kalimat
retorik.

Sama seperti kalimat imperatif dan deklaratif, kalimat interogatif juga mempunyai sejumlah ciri,
yaitu:

 Menggunakan contoh penggunaan tanda tanya (?) di akhir kalimatnya.


 Intonasi kalimatnya cenderung turun.
 Adanya penggunaan jenis-jenis kata tanya di dalamnya.
 Jika tidak menggunakan kata tanya, biasanya kata depan pada kalimat ini sering dibubuhi
partikel -kah.
 Sangat memerlukan tanggapan dari orang lain yang dikenai kalimat ini, di mana
tanggapan tersebut adalah jawaban dari kalimat interogatif yang diajukan.
 Khusus untuk kalimat deklaratif retorik, kalimat ini tidak perlu dijawab oleh pihak yang
ditanya, karena kalimat tersebut merupakan kalimat yang bersifat menyindir atau memotivasi
dalam bentuk pertanyaan, bukan menanyakan suatu hal.

Dari pembahasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa perbedaan kalimat imperatif, deklaratif, dan
interogatif adalah:

1. Fungsi Kalimatnya

Kalimat imperatif berfungsi untuk memerintah orang lain, sedangkan kalimat deklaratif
berfungsi untuk memberi informasi atau berita kepada orang lain. Adapun kalimat interogatif
merupakan kalimat yang berfungsi untuk menanyakan suatu hal kepada orang lain.

2. Penggunaan Tanda Baca di Dalamnya


Kalimat imperatif menggunakan tanda seru (!) di akhir kalimatnya, sedangkan kalimat deklaratif
menggunakan tanda titik (.) di akhir kalimatnya. Di pihak lain, kalimat inetrogatif menggunakan
tanda tanya (?) di akhir kalimatnya.

3. Penggunaan Kata-Kata atau Partikel Khusus di Dalamnya

Kalimat imperatif sering menggunakan kata jangan/tolong  di dalamnya. Jika tidak, biasanya


kata depan kalimat tersebut sering dibubuhi partikel -lah/-kan. Sementara itu, kalimat interogatif
sering menggunakan kata tanya di dalamnya. Jika tidak, biasanya kata depan kalimat ini sering
dibubuhi partikel -kah. Di lain pihak, kalimat deklaratif tidak menggunakan kata-kata tertentu
atau partikel-partikel tertentu secara khusus di dalamnya.

4. Tanggapan dari Orang Lain Atas Kalimat Tersebut

Kalimat imperatif sangat memerlukan tanggapan dari orang lain berupa diturutinya perintah yang
disampaikan pada kalimat perintah tersebut. Sementara itu, kalimat interogatif sangat
membutuhkan tanggapan dari orang lain yang dikenai kalimat ini berupa jawaban atau
keterangan. Di pihak lain, kalimat deklaratif tidak membutuhkan sama sekali tanggapan dari
orang lain yang dikenai kalimat ini, entah itu berupa jawaban ataupun perbuatan orang lain.

Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan kalimat imperatif, deklaratif dan interogatif


dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai