2 Oktober 2016
Abstrak
Kata Kunci: kata serapan, perubahan fonem vokal, perubahan fonem konsonan
96
Jurnal Arbitrer
Kajian Pustaka
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian mengenai kata serapan pernah Data dikumpulkan berdasarkan sumber
dilakukan oleh Frans Syogi dan Syarif asal bahasanya. Setiap kata yang diserap
Hidayatullah (2009) dengan judul Kata ditandai pola-pola perubahan fonemnya
Serapan Bahasa Inggris dalam Bahasa
96
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
dan setiap kata yang memiliki persamaan Premis ini dicerminkan, seperti dalam
atau perbedaan dikumpulkan bersama. beberapa struktur fonemis dalam ba-
hasa Indonesia, seperti kelompok-ke-
89
Jurnal Arbitrer
ngkal tenggorokan melalui batang tenggo- rak maju mundur lidah, gerak lidah
rokan dan menggetarkan pita suara. Udara naik turun, dan posisi bibir.
di dalam faring ikut bergetar dengan ber-
getarnya pita suara. Udara dalam faring
melakukan resonansi. Daerah tabung uda-
Berdasarkan gerak lidah maju mundur
ra di bawah pita suara (faring) disebut ju-
(horizontal), vokal dibedakan atas
ga kotak suara atau voice box. Getaran
vokal depan, vokal pusat, dan vokal
pita suara itu dialirkan ke rongga mulut.
belakang. Yang termasuk vokal depan
Di dalam rongga mulut, arus udara itu ada
adalah [i], [e], dan [ ]. Yang tergo-
yang mendapat hambatan, ada pula yang
long vokal pusat adalah [ ], [a], se-
tidak. Arus udara ada yang melalui ro-
dangkan yang tergolong vokal bela-
ngga mulut dan ada juga yang melalui
kang adalah [u], [o], dan [ ].
rongga hidung. Di dalam rongga mulut,
arus udara dihambat oleh artikulasi atau
striktur, yaitu titik temu antara artikulator
aktif dan pasif. Berdasarkan gerak lidah naik turun,
yaitu jarak lidah dengan langit-langit
(gerakan vertikal), vokal dibedakan
Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat atas vokal tinggi, vokal sedang, dan
ucap manusia dapat diklasifikasikan atau vokal rendah. Yang tergolong vokal
dikelompokkan berdasarkan beberapa cara tinggi adalah [i], [u], yang tergolong
atau dasar. Dasar klasifikasi itu antara lain vokal sedang adalah [e], [ ], [ ], [o],
(1) ada tidaknya hambatan (proses arti- dan [ ], sedangkan yang tergolong
kulasi) pada alat bicara, (2) ada tidaknya vokal rendah adalah vokal [a].
ketegangan kekuatan arus udara pada saat
bunyi bahasa itu dihasilkan, (3) lamanya
bunyi itu diartikulasikan, (4) kedudukan
bunyi pada suku kata, (5) derajat Kenya- Selain kriteria gerak maju mundur
ringan, dan (6) arus udara. lidah, dan naik turun lidah, vokal juga
ditentukan berdasarkan posisi bibir
vokal itu dihasilkan. Berdasarkan po-
sisi bibir, vokal dapat dibedakan atas
vokal bundar dan vokal tak bundar.
Klasifikasi Bunyi Bahasa Berdasarkan
Yang termasuk vokal bundar adalah
Ada Tidaknya Hambatan
[u], [o], dan [ ], sedangkan yang
Berdasarkan ada tidaknya hambatan da- tergolong vokal tak bundar adalah [i],
lam proses artikulasi, secara umum bunyi [e], [ ], [ ], dan [a]
bahasa dibedakan atas vokal, konsonan,
dan semivokal. 2. Konsonan
Apabila vokal adalah bunyi bahasa ya-
ng dihasilkan dengan adanya pelo-
1. Vokal nggaran arus udara dari paru-paru
Bunyi vokal dihasilkan dengan ada- tanpa mendapat halangan dalam ro-
nya pelonggaran udara yang keluar ngga mulut, tidak demikian halnya
dari dalam paru-paru tanpa menda- dengan konsonan. Dalam penghasilan
patkan halangan. Penjenisan vokal bunyi konsonan, arus udara dari paru-
atau perbedaan antara satu vokal de- paru mendapat hambatan di rongga
ngan vokal lainnya ditentukan ber- mulut oleh artikulasi. Penggolongan,
dasarkan beberapa kriteria, yaitu ge- penjenisan, atau lain berdasarkan be-
98
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
99
Jurnal Arbitrer
[d], [g], [h], [m], [n], [p], [v], [z], [I], Diftong ini terjadi apabila vokal
[r], [j], [q]. kedua diacu oleh sebuah atau lebih
vokal yang lebih tinggi dan juga
diacu oleh sebuah atau lebih vokal
yang lebih rendah. Dalam bahasa
3. Diftong
Inggris, ada diftong [o ], seperti
Konsep diftong berkaitan dengan dua
pada kata <more> dan kata
buah vokal dan yang merupakan satu
<floor>. Ucapan kata <more> ada-
bunyi dalam satu silabel. Namun,
a <floor>
posisi lidah ketika mengucapkan ber-
adalah [flo ]; dan ucapan kata
geser ke atas atau ke bawah. Karena
].
itu, dikenal adanya tiga macam dif-
tong, yaitu diftong naik, diftong tu-
run, dan diftong memusat. Yang ada 4. Suku Kata/Silabel
Silabel atau suku kata adalah satuan
dalam bahasa Indonesia tampaknya
ritmis terkecil dalam suatu arus uja-
diftong naik.
ran. Satu silabel biasanya melibatkan
(1) Diftong naik satu bunyi vokal atau satu vokal dan
Diftong naik terjadi jika vokal yang satu konsonan atau lebih. Silabel
kedua diucapkan dengan posisi lidah sebagai satuan ritmis terkecil mem-
menjadi lebih tinggi daripada yang punyai puncak kenyaringan (sonori-
pertama. Contoh. [ai] <gulai>, [au] tas) yang biasanya jatuh pada sebuah
<pulau>, [oi] <sekoi>, [ i] <esei>. bunyi vokal. Kenyaringan atau sono-
ritas, yang menjadi puncak silabel ter-
jadi karena adanya ruang resonansi
berupa rongga mulut, rongga hidung,
(2) Diftong turun atau rongga-rongga lain dalam kepala
Diftong turun terjadi apabila vokal atau dada.
kedua diucapkan dengan posisi lidah
lebih rendah daripada yang pertama.
Bahasa Jawa merupakan bahasa ya-
ng terdapat diftong turun. Contoh- Bunyi yang paling banyak menggu-
nya: nakan ruang resonansi itu adalah bu-
nyi vokal, bukan bunyi konsonan.
Karena itulah, yang dapat disebut bu-
nyi silabis atau puncak silabis adalah
[ua] pada kata <muarem> bunyi vokal. Umpamanya, kata Indo-
nesia [dan]. Kata itu terjadi dari bunyi
<uanteng> [d], bunyi [a], dan bunyi [n]. Bunyi
[d] dan bunyi [n] adalah bunyi konso-
nan, sedangkan bunyi [a] adalah bu-
nyi vokal. Bunyi [a] pada kata [dan]
itu menjadi puncak silabis dan puncak
kenyaringan sebab seperti sudah
disebutkan di atas, bunyi [a] sebagai
bunyi vokal ketika diproduksi mem-
punyai ruang resonansi yang lebih
besar.
(3) Diftong memusat
100
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
101
Jurnal Arbitrer
102
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
103
Jurnal Arbitrer
104
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
105
Jurnal Arbitrer
p. /ch/ /k/
Contoh: cholera kolera
k. /sh/ /s/
Contoh: dashpot daspot Bahasa Indoensia tidak mengenal kluster
/ch/. Perubahan yang dimungkinkan ada-
Tidak terdapat kluster /sh/ dalam bahasa lah mengganti /ch/ medio palatal faringal
Indonesia sehingga kluster /sh/ diubah dengan konsonan di tengahnya /k/ dorso-
menjadi konsonan /s/ dengan melesapkan velar.
konsonan /h/.
106
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
1) Tidak terdapat kluster /ch/ dalam f. /c/ /k/ dan /ll/ /l/
bahasa Indonesia sehingga kluster Contoh: controller kontroler
/ch/ diubah menjadi konsonan /s/ 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
karena konsonan /c/ dan konsonan sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
/s letaknya berdekatan. Konsonan taknya berdekatan dengan kon-
/c/ adalah medio palatal dan kon- sonan /k/. Konsonan /c/ meru-
sonan /s/ adalah lamino alveolar. pakan medio palatal dan konsonan
Kedua konsonan ini merupakan /k/ merupakan dorso velar. Kon-
bunyi tidak bersuara. sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah
2) Penyederhanaan konsonan ganda bunyi tidak bersuara.
/ss/ dalam bahasa Indonesia sehi- 2) Penyederhanaan konsonan ganda
ngga diubah menjadi konsonan /s/ /ll/ dalam bahasa Indonesia sehi-
dengan melesapkan konsonan /s/ ngga diubah menjadi konsonan /l/
yang lain. dengan melesapkan konsonan /l/
yang lain.
d. /q/ /k/ dan /sh/ /s/
Contoh: squish skuis
g. /c/ /k/ dan /ck/ /k/
1) Konsonan /q/ diubah menjadi kon- Contoh: click klik
sonan /k/. Letak konsonan /q/ ber-
jauhan dengan konsonan /k/ karena 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
/q/ merupakan apiko dental, se- sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
dangkan /k/ merupakan dorso velar taknya berdekatan dengan konso-
namun lafal pengucapan antara /q/ nan /k/. Konsonan /c/ merupakan
dan /k/ hampir mirip. medio palatal dan konsonan /k/
merupakan dorso velar. Konsonan
2. Tidak terdapat kluster /sh/ dalam /c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi
bahasa Indonesia sehingga kluster tidak bersuara.
/sh/ diubah menjadi konsonan /s/ 2) Tidak terdapat kluster /ck/ dalam
dengan melesapkan konsonan /h/. bahasa Indonesia sehingga diubah
menjadi konsonan /k/ karena
konsonan /c/ dan konsonan /k/ sa-
e. /c/ /k/ dan /ss/ /s/ ling berdekatan. Konsonan /c/ ada-
Contoh: compressor kompresor lah medio palatal dan konsonan /k/
adalah dorso velar.
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
sonan /k/ karena konsonan /c/
letaknya berdekatan dengan kon- 5. Penyerapan Tiga Konsonan
/c/ /k/; /c/ /s/; /ss/ /s/
sonan /k/. Konsonan /c/ meru-
Contoh: access akses,
pakan medio palatal dan konsonan
microprocessor mikroprosesor
/k/ merupakan dorso velar. Kon-
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah
sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
bunyi tidak bersuara.
taknya berdekatan dengan konso-
2) Penyederhanaan konsonan ganda
nan /k/. Konsonan /c/ merupakan
/ss/ dalam bahasa Indonesia sehi-
medio palatal dan konsonan /k/
ngga diubah menjadi konsonan /s/
merupakan dorso velar. Konsonan
dengan melesapkan konsonan /s/
/c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi
yang lain.
tidak bersuara.
107
Jurnal Arbitrer
108
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
belakang (pangkal lidah) dan po- 2) /Ou/ diubah menjadi /u/ karena
sisi bentuk bibir tertutup bulat. saat pelafalannya sama-sama me-
lakukan gerakan turun naiknya
lidah bagian belakang (pangkal
f. /c/ /s/ dan pelesapan vokal /e/ lidah) dan posisi bentuk bibir ter-
Contoh: service servis tutup bulat. Posisi vokal /u/ lebih
tinggi daripada /o/ sehingga pe-
1) Konsonan /c/ diubah menjadi
ngucapannya lebih dipilih /u/.
konsonan /s/ karena konsonan /c/
3) Tidak terdapat kluster /nt/ dalam
dan konsonan /s/ letaknya berde-
bahasa Indonesia sehingga kluster
katan. Konsonan /c/ merupakan
/nt/ diubah menjadi konsonan /n/
medio palatal dan konsonan /s/
dengan melesapkan konsonan /n/.
adalah lamino alveolar.
Konsonan /n/ dan konsonan /t/
2) Pelesapan vokal /e/ di akhir kata.
merupakan apiko alveolar.
109
Jurnal Arbitrer
110
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016
19 Generator Generator
20 Ohm Ohm
21 Radiator Radiator
22 Anglo Anglo
23 Bonsai Bonsai
24 Kilowatt Kilowatt
25 Adaptor Adaptor
26 Modem Modem
27 Karaoke Karaoke
28 Aikido Aikido
29 Ebi Ebi
30 Alarm Alarm
111
Jurnal Arbitrer
Daftar Pustaka
112