Anda di halaman 1dari 18

Vol. 3, No.

2 Oktober 2016

POLA-POLA PERUBAHAN FONEM VOKAL DAN KONSONAN


DALAM PENYERAPAN KATA-KATA BAHASA ASING
KE DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN FONOLOGI

Asisda Wahyu Asri Putradi


Universitas Negeri Jakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan fonem


yang terjadi dalam kata-kata serapan bahasa Indonesia dari bahasa asing.
Perubahan ini dilihat dari perubahan fonem vokal dan fonem konsonan.
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik
kajian pustaka. Data yang diperoleh diambil dari berbagai sumber pustaka
untuk kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima pola fonetik penyerapan kata-
kata bahasa asing dalam bahasa Indonesia, yaitu pola penyerapan satu dan
dua vokal, pola penyerapan satu konsonan, pola penyerapan dua konsonan,
pola penyerapan tiga konsonan, serta pola penyerapan vokal dan konsonan.
Selain itu, juga terdapat kata serapan yang diserap secara utuh dari bahasa
sumbernya tanpa mengalami perubahan.

Kata Kunci: kata serapan, perubahan fonem vokal, perubahan fonem konsonan

96
Jurnal Arbitrer

I. Pendahuluan Indonesia yang meneliti penyerapan kata


bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia
Sebuah bahasa akan menunjukkan eksis- secara fonologi dan morfologi. Dwi Mar-
tensi suatu bangsa karena suatu bangsa fuah (2012) meneliti Perubahan Kata Se-
dapat diketahui dari bahasanya. Salah satu rapan Bahasa Arab dalam Bahasa Jawa
fakta yang terdapat dalam bahasa Indo- pada Majalah Djaka Lodang. Penelitian
nesia adalah adanya kata-kata serapan dari ini berfokus pada perubahan fonem
bahasa asing yang diserap ke dalam ba- bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa dalam
hasa Indonesia. Kata-kata asing tersebut Majalah Djaka Lodang. Ahmad Suherman
ada yang diserap secara utuh, ada pula (2012) meneliti Perubahan Fonologis Ka-
yang mengalami modifikasi, terutama pe- ta-Kata Serapan Bahasa Sunda dari Ba-
rubahan penulisan fonem vokal atau kon- hasa Arab: Studi Kasus pada Masyarakat
sonan. Perubahan ini tidak lepas dari usa- Sunda di Jawa Barat Indonesia. Dari be-
ha menyesuaikan pelafalan atau pengu- berapa penelitian terdahulu, penelitian
capan dikarenakan bahasa Indonesia tidak mengenai kata serapan ini belum banyak
memiliki kata tersebut. Perubahan ini juga dilakukan sehingga penelitian mengenai
tidak lepas dari adanya pengaruh per- kata serapan ini dapat dikembangkan un-
kembangan teknologi, perdagangan, dan tuk penelitian kata-kata serapan dengan
komunikasi lisan antara penuturnya. fokus bahasa-bahasa tertentu.
Adanya penyerapan kata-kata asing ini
tidak dapat dihindari karena bahasa Indo- II. Metode Penelitian
nesia merupakan salah satu bahasa yang
dipakai dalam pergaulan di dunia inter- Penelitian ini bersifat kajian pustaka. Data
nasional. Saling interaksi dalam komuni- yang diperoleh merupakan data tertulis
kasi inilah yang menyebabkan bahasa yang terdapat dalam kamus. Data dalam
Indonesia mengalami kemajuan yang pe- kamus dikelompokkan berdasarkan baha-
sat, terutama dalam penambahan kosakata. sa asing tertentu. Data kemudian dianalisis
sesuai konsep fonologi.
Penelitian ini secara konkret melihat pe-
rubahan yang terjadi dalam proses penye-
rapan kata-kata asing ke dalam bahasa Waktu dan Tempat Penelitian
Indonesia, terutama terkait dengan bidang
fonologi, yaitu perubahan fonem vokal Penelitian dilaksanakan di Jakarta selama
dan fonem konsonan. Hal ini penting ka- Agustus 2014 Oktober 2014.
rena perubahan fonem vokal dan konso-
Sumber Data
nan merupakan langkah awal untuk me-
nyesuaikan pelafalan kata asing tersebut Sumber data berasal dari Kamus Kata
ke dalam bahasa Indonesia sebelum kata- Serapan karya Surawan Martinus dan data
kata tersebut dipopulerkan kepada masya- lainnya yang terkait.
rakat.

Kajian Pustaka
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian mengenai kata serapan pernah Data dikumpulkan berdasarkan sumber
dilakukan oleh Frans Syogi dan Syarif asal bahasanya. Setiap kata yang diserap
Hidayatullah (2009) dengan judul Kata ditandai pola-pola perubahan fonemnya
Serapan Bahasa Inggris dalam Bahasa

96
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

dan setiap kata yang memiliki persamaan Premis ini dicerminkan, seperti dalam
atau perbedaan dikumpulkan bersama. beberapa struktur fonemis dalam ba-
hasa Indonesia, seperti kelompok-ke-

Instrumen Penelitian -hampir


tidak ada kelompok /mg/, /mk/, /np/,
Instrumen penelitian ini adalah peneliti -
sendiri dibantu dengan tabel analisis kata rangda, tanpa, dan lain sebagai-
sebagai berikut. nya.
2. Sistem bunyi mempunyai kecende-
Bentuk Jenis
Ana rungan bersifat simetris. Dalam ba-
No Kata Penyera Peruba hasa Indonesia, terdapat sepasang
lisis
pan han hambat /p, t, c, k; b, d, j, g/ dan nasal
/m, n, ñ-
simetri bunyi itu, sedangkan dalam
bahasa Inggris, umpamanya, karena
hanya terdapat sepasang hambat /p, t,
Teknik Analisis Data k; b, d, g/, nasal yang ada ialah /m, n,
-
Data yang terkumpul sebagaimana dila- dapat juga sistem-sistem fonem baha-
kukan dalam teknik pengumpulan data, sa yang tidak seluruhnya simetris.
diolah dalam kerangka sistematis dan di- Hal ini disebabkan oleh perkem-
jabarkan secara deskriptif. Selanjutnya, bangan kata khususnya fonemik, ya-
data tersebut dijabarkan dalam kategori ng kemudian akan menuju simetri.
data tertentu. Kedua premis tersebut dipakai dalam
Data kemudian dikategorikan sebagai be- menentukan fonem-fonem dan sistem
rikut: (1) Pola penyerapan satu dan dua fonem suatu bahasa sebagai pokok-
vokal, (2) Pola penyerapan satu konsonan, pokok pikiran yang membantu penye-
(3) Pola penyerapan dua konsonan, (4) lidik bahasa dalam pekerjaannya un-
Pola penyerapan tiga konsonan, (5) Pola tuk menentukan fonem-fonem dan
penyerapan vokal dan konsonan, dan (6) sistem fonem bahasa.
Penafsiran data. Data ditafsirkan berda-
sarkan konsep dan teori yang berkesesu- Kajian Teori
aian.
Dalam proses penghasilan bunyi bahasa,
terdapat tiga sarana yang memegang
Premis-Premis dan Hipotesis Kerja
peranan penting. Tiga sarana itu akan
Premis dalam penelitian ini berkaitan de- menjadi salah satu dasar klasifikasi atau
ngan pernyataan umum mengenai sifat- pengelompokan bunyi bahasa. Sarana-
sifat bunyi bahasa. Besarnya pengaruh bu- sarana itu adalah arus udara, titik
nyi yang satu kepada yang lain dalam li- artikulasi (hambatan), bergetar tidaknya
ngkungannya merupakan ciri atau sifat pita suara
bunyi-bunyi bahasa seluruh dunia sehi-
Pada umumnya, bunyi bahasa itu diha-
ngga dapat dikatakan bahwa:
silkan dengan adanya embusan atau arus
1. Bunyi bahasa mempunyai kecenderu- udara. Arus udara ini dialirkan dari paru-
ngan untuk dipengaruhi oleh lingku- paru melalui gerakan kembang kempis.
ngannya Arus udara dan paru-paru dialirkan ke pa-

89
Jurnal Arbitrer

ngkal tenggorokan melalui batang tenggo- rak maju mundur lidah, gerak lidah
rokan dan menggetarkan pita suara. Udara naik turun, dan posisi bibir.
di dalam faring ikut bergetar dengan ber-
getarnya pita suara. Udara dalam faring
melakukan resonansi. Daerah tabung uda-
Berdasarkan gerak lidah maju mundur
ra di bawah pita suara (faring) disebut ju-
(horizontal), vokal dibedakan atas
ga kotak suara atau voice box. Getaran
vokal depan, vokal pusat, dan vokal
pita suara itu dialirkan ke rongga mulut.
belakang. Yang termasuk vokal depan
Di dalam rongga mulut, arus udara itu ada
adalah [i], [e], dan [ ]. Yang tergo-
yang mendapat hambatan, ada pula yang
long vokal pusat adalah [ ], [a], se-
tidak. Arus udara ada yang melalui ro-
dangkan yang tergolong vokal bela-
ngga mulut dan ada juga yang melalui
kang adalah [u], [o], dan [ ].
rongga hidung. Di dalam rongga mulut,
arus udara dihambat oleh artikulasi atau
striktur, yaitu titik temu antara artikulator
aktif dan pasif. Berdasarkan gerak lidah naik turun,
yaitu jarak lidah dengan langit-langit
(gerakan vertikal), vokal dibedakan
Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat atas vokal tinggi, vokal sedang, dan
ucap manusia dapat diklasifikasikan atau vokal rendah. Yang tergolong vokal
dikelompokkan berdasarkan beberapa cara tinggi adalah [i], [u], yang tergolong
atau dasar. Dasar klasifikasi itu antara lain vokal sedang adalah [e], [ ], [ ], [o],
(1) ada tidaknya hambatan (proses arti- dan [ ], sedangkan yang tergolong
kulasi) pada alat bicara, (2) ada tidaknya vokal rendah adalah vokal [a].
ketegangan kekuatan arus udara pada saat
bunyi bahasa itu dihasilkan, (3) lamanya
bunyi itu diartikulasikan, (4) kedudukan
bunyi pada suku kata, (5) derajat Kenya- Selain kriteria gerak maju mundur
ringan, dan (6) arus udara. lidah, dan naik turun lidah, vokal juga
ditentukan berdasarkan posisi bibir
vokal itu dihasilkan. Berdasarkan po-
sisi bibir, vokal dapat dibedakan atas
vokal bundar dan vokal tak bundar.
Klasifikasi Bunyi Bahasa Berdasarkan
Yang termasuk vokal bundar adalah
Ada Tidaknya Hambatan
[u], [o], dan [ ], sedangkan yang
Berdasarkan ada tidaknya hambatan da- tergolong vokal tak bundar adalah [i],
lam proses artikulasi, secara umum bunyi [e], [ ], [ ], dan [a]
bahasa dibedakan atas vokal, konsonan,
dan semivokal. 2. Konsonan
Apabila vokal adalah bunyi bahasa ya-
ng dihasilkan dengan adanya pelo-
1. Vokal nggaran arus udara dari paru-paru
Bunyi vokal dihasilkan dengan ada- tanpa mendapat halangan dalam ro-
nya pelonggaran udara yang keluar ngga mulut, tidak demikian halnya
dari dalam paru-paru tanpa menda- dengan konsonan. Dalam penghasilan
patkan halangan. Penjenisan vokal bunyi konsonan, arus udara dari paru-
atau perbedaan antara satu vokal de- paru mendapat hambatan di rongga
ngan vokal lainnya ditentukan ber- mulut oleh artikulasi. Penggolongan,
dasarkan beberapa kriteria, yaitu ge- penjenisan, atau lain berdasarkan be-

98
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

berapa kriteria. Kriteria itu adalah (1) c) Konsonan geseran (frikatif)


titik artikulasi, (2) cara hambatan, dan Bunyi konsonan frikatif ini diha-
(3) ikut bergetar tidaknya pita suara. silkan seperti halnya bunyi hambat
letup, hanya udara tadi dilepaskan
2.1 Berdasarkan titik artikulasi, didapati melalui celah tempat udara diem-
beberapa jenis konsonan. buskan. Yang tergolong bunyi ini
(1) Bilabial : [b], [p], [m], [w] adalah [v], [f], [z], [s], [h], [x].
(2) Labiodental :[v], [f]
(3) Apikodental : [q ],[d ] d) Konsonan getar (trill)
(4) Apiko alveolar :[d], [t], [l], [n], Bunyi getar (trill) adalah bunyi
[r] yang dihasilkan dengan mengarti-
(5) Apiko palatal : [d], [t], [r] kulasikan ujung lidah pada alve-
(6) Lamino alveolar : [z], [s] olar dan dilepaskan cepat sekali
(7) Medio palatal : [j], [c], [ny], [y] sehingga terjadi getaran bunyi. Ya-
(8) Dorso velar : [g], [k], [x], [ng] ng tergolong bunyi getar (trill)
(9) Uvular : [R] adalah [r].
(10) Laringal : [h] e) Bunyi sampingan (lateral)
(11) Faringal : [h] Bunyi konsonan sampingan (late-
(12) Glotal : [?] ral) ini dihasilkan dengan menutup
arus udara pada titik artikulasi,
tetapi udara keluar melalui kedua
2.2 Berdasarkan cara hambatan arus sisi (samping) lidah. Yang tergo-
udara long bunyi sampingan atau lateral
adalah (I).
Berdasarkan cara hambatan arus uda-
f) Konsonan sengau (nasal)
ra dalam rongga mulut oleh titik arti-
Konsonan nasal dihasilkan dengan
kulasi, konsonan dapat dibedakan atas
menutup arus udara ke luar mela-
konsonan (1) hambat (stop), (2) pa-
lui rongga mulut, tetapi membuka
duan (afrikat), (3) geseran (frikatif),
jalan agar dapat keluar melalui
(4) getar (trill), (5) sampingan (la-
rongga hidung (gerak uvula turun).
teral), (6) sengau (nasal), dan (7) se-
Yang tergolong konsonan nasal
mivokal.
adalah [m], [n], [ng], [ny].
a) Konsonan hambat (stop) g) Konsonan semivokoid
Konsonan ini dihasilkan dengan Bunyi semivokoid sebenamya ter-
menghambat arus udara sama masuk bunyi konsonan, tetapi kua-
sekali di tempat artikulasi tertentu litasnya tidak hanya ditentukan
secara tiba-tiba, sesudahnya alat- oleh alur sempit antarartikulator,
alat bicara di tempat artikulasi ter- tetapi oleh bangun mulut (bibir).
sebut dilepaskan kembali. Yang Yang tergolong konsonan semi-
tergolong bunyi konsonan hambat vokoid adalah [w], dan [y].
ini adalah [b], [p], [d], [t], [g], [k],
[?].
b) Konsonan paduan (afrikat) 2.3 Berdasarkan ikut tidaknya bergetar
Bunyi konsonan afrikat ini dihasil- pita suara pada saat konsonan diha-
kan seperti bunyi hambat, hanya silkan, diperoleh konsonan bersuara
diletupkan secara bertahap. Yang dan konsonan tak bersuara. Yang ter-
tergolong bunyi ini adalah [j], [c], golong konsonan bersuara adalah [b],
[y].

99
Jurnal Arbitrer

[d], [g], [h], [m], [n], [p], [v], [z], [I], Diftong ini terjadi apabila vokal
[r], [j], [q]. kedua diacu oleh sebuah atau lebih
vokal yang lebih tinggi dan juga
diacu oleh sebuah atau lebih vokal
yang lebih rendah. Dalam bahasa
3. Diftong
Inggris, ada diftong [o ], seperti
Konsep diftong berkaitan dengan dua
pada kata <more> dan kata
buah vokal dan yang merupakan satu
<floor>. Ucapan kata <more> ada-
bunyi dalam satu silabel. Namun,
a <floor>
posisi lidah ketika mengucapkan ber-
adalah [flo ]; dan ucapan kata
geser ke atas atau ke bawah. Karena
].
itu, dikenal adanya tiga macam dif-
tong, yaitu diftong naik, diftong tu-
run, dan diftong memusat. Yang ada 4. Suku Kata/Silabel
Silabel atau suku kata adalah satuan
dalam bahasa Indonesia tampaknya
ritmis terkecil dalam suatu arus uja-
diftong naik.
ran. Satu silabel biasanya melibatkan
(1) Diftong naik satu bunyi vokal atau satu vokal dan
Diftong naik terjadi jika vokal yang satu konsonan atau lebih. Silabel
kedua diucapkan dengan posisi lidah sebagai satuan ritmis terkecil mem-
menjadi lebih tinggi daripada yang punyai puncak kenyaringan (sonori-
pertama. Contoh. [ai] <gulai>, [au] tas) yang biasanya jatuh pada sebuah
<pulau>, [oi] <sekoi>, [ i] <esei>. bunyi vokal. Kenyaringan atau sono-
ritas, yang menjadi puncak silabel ter-
jadi karena adanya ruang resonansi
berupa rongga mulut, rongga hidung,
(2) Diftong turun atau rongga-rongga lain dalam kepala
Diftong turun terjadi apabila vokal atau dada.
kedua diucapkan dengan posisi lidah
lebih rendah daripada yang pertama.
Bahasa Jawa merupakan bahasa ya-
ng terdapat diftong turun. Contoh- Bunyi yang paling banyak menggu-
nya: nakan ruang resonansi itu adalah bu-
nyi vokal, bukan bunyi konsonan.
Karena itulah, yang dapat disebut bu-
nyi silabis atau puncak silabis adalah
[ua] pada kata <muarem> bunyi vokal. Umpamanya, kata Indo-
nesia [dan]. Kata itu terjadi dari bunyi
<uanteng> [d], bunyi [a], dan bunyi [n]. Bunyi
[d] dan bunyi [n] adalah bunyi konso-
nan, sedangkan bunyi [a] adalah bu-
nyi vokal. Bunyi [a] pada kata [dan]
itu menjadi puncak silabis dan puncak
kenyaringan sebab seperti sudah
disebutkan di atas, bunyi [a] sebagai
bunyi vokal ketika diproduksi mem-
punyai ruang resonansi yang lebih
besar.
(3) Diftong memusat

100
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

Kemungkinan urutan bunyi konsonan- Mansoer Pateda dan Yennie, dijelaskan


vokal dalam silabel disebut kaidah fo- bahwa unsur yang berasal dari bahasa ya-
notaktik. Bunyi konsonan yang berada ng bukan bahasa Indonesia disebut dengan
sebelum vokal (yang menjadi puncak unsur serapan. Pengaruh itu ada yang ber-
kenyaringannya) disebut onset (O) dan wujud imbuhan dan kosakata. Kosakata
konsonan yang hadir sesudah vokal inilah yang disebut dengan kata serapan.
disebut koda, sedangkan vokalnya Hal ini sejalan dengan pendapat J.S. Ba-
sendiri disebut nuklus. dudu y
atau pemungutan atau peminjaman kata
(kosakata), kata yang diambil dari bahasa
lain itu bisa disebut kata pungut atau kata
Pola urutan vokal (V) dan konsonan
(K) yang asli dalam bahasa Indonesia
lanjut bahwa kata serapan adalah kata-
adalah sebagai berikut.
kata yang diambil dari bahasa lain, baik
(1) _V_, seperti [i] pada kata [i+ni] dari bahasa daerah maupun bahasa asing.
(2) KV_, seperti [la] pada kata Dengan kata lain, yang menjadi sumber
[la+ut] kata serapan adalah bahasa daerah dan
(3) _VK, seperti [am] pada kata bahasa asing.
[am+bil]
(4) KVK, seperti [but] pada kata
[se+but] Kata serapan yang berasal dari bahasa lain
itu kaidahnya disesuaikan dengan bahasa
Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan
Sedangkan pola urutan vokal (V) dan
-
konsonan (K) yang berasal dari bahasa
tan ialah kata-kata yang dipungut dari
asing adalah :
bahasa luar atau bahasa lain yang sedikit
(1) KKV, seperti [kla] pada kata banyak disesuaikan dengan bahasa sen-
[kla+sik]
(2) KKVK, seperti [trak] pada kata
[trak+tor]
(3) KVKK, seperti [teks] pada kata Kata serapan yang terbentuk bukan begitu
[kon+teks] saja terbentuk melainkan melalui proses
(4) KKKV, seperti [stra] pada kata penyerapan, yaitu (1) adopsi, (2) adaptasi,
[stra+te+gi] (3) penghibridaan, dan (4) serapan terje-
(5) KKVKK, seperti [pleks] pada kata mahan.
[kom+pleks]
(6) KKKVK, seperti [struk] pada kata 1. Adopsi adalah serapan utuh, tanpa pe-
[struk+tur] rubahan atau penyesuaian.
(7) _VKK, seperti [eks] pada kata Contoh:
[ekspor] Kata Bentuk Asli Asal Kata
Serapan
III. Pembahasan Abad Abad Bahasa
Arab
Bahasa Indonesia terus berkembang dan Alinea Alinea Bahasa
dalam perkembangannya bahasa Indone- Belanda
sia mengalami pengaruh, terutama dalam Aula Aula Bahasa
bidang kosakata. Pengaruh bahasa itu Belanda
disebut dengan unsur serapan. Menurut

101
Jurnal Arbitrer

Cakra Cakra Bahasa Beberapa alasan terjadinya penyera-


Belanda pan kata-kata daerah atau kata-kata
Upacara Upacara Bahasa asing:
Arab
2. Hibrida adalah kata kompleks yang 1. Penyerapan kata untuk berbahasa
bagian-bagiannya berasal dari bahasa- halus, sopan, hormat (eufimisme),
bahasa yang berbeda. dan juga ada kecenderungan untuk
Contoh: lebih berprestise (ameliorasi).
Alihbahasa (Ind. + Skt) 2. Penyerapan kata yang berkaitan
Alihkode (Ind. + Ing) dengan sifat komunikasi ilmiah
Prakata (Skt. + Ind.) atau nonilmiah.
3. Serapan terjemahan adalah serapan ya- 3. Penyerapan kata untuk mengisi ke-
ng dihasilkan dengan menerjemahkan kosongan kosakata bahasa Indone-
kata atau istilah tanpa mengubah mak- sia.
na konsepnya. 4. Penyerapan kata-kata yang berkai-
Bentuk yang dihasilkan ada dua ma- tan dengan ihwal keagamaan, ke-
cam, yaitu sama dan tidak sama. dokteran, keolahragaan, politik,
1. Sama ekonomi, teknik, dan sebagainya
Bentuk Asli Kata Serapan secara langsung sesuai dengan as-
Setting Latar linya dianggap lebih baik daripada
Plot Alur terjemahannya.
Rate Laju 5. Penyerapan kata yang berkaitan
2. Tidak sama dengan kecenderungan pemakai
Bentuk Asli Kata Serapan bahasa untuk bergengsi.
Up to date Mutakhir
Replace Saji Ulang Berdasarkan kutipan-kutipan di atas,
Catering Jasa Boga dapat disimpulkan bahwa kata serapan
4. Adaptasi adalah serapan yang disesu- adalah kata yang diambil dari bahasa
aikan dengan kaidah bahasa Indonesia. lain yang berupa bahasa asing maupun
Penyesuaian itu terjadi pada tataran bahasa daerah kemudian disesuaikan
fonologi, morfologi, dan sintaksis. Pe- dengan ejaan bahasa Indonesia. Kata
nyesuaian diusahakan agar bentuk serapan terbentuk melalui proses pe-
Indonesia masih bisa dibandingkan de- nyerapan yang berupa adopsi, adap-
ngan bentuk aslinya sehingga ejaannya tasi, penghibridaan, dan serapan terje-
hanya diubah seperlunya. mahan.
Contoh penyesuaian unsur serapan da-
ri bahasa Inggris: Kata serapan adalah kata-kata yang be-
Kata Serapan Bentuk Asli rasal dari bahasa asing atau bahasa daerah,
Machine Mesin kemudian digunakan dalam bahasa Indo-
Frequency Frekuensi nesia. Menurut Kridalaksana (2008:112),
Cylinder Silinder yang kemudian menamakan kata pinjaman
menyatakan bahwa kata pinjaman adalah
Jadi, penelitian ini berfokus kepada kata yang dipinjam dari bahasa lain yang
bentuk adaptasi terutama dalam tata- kemudian sedikit banyaknya disesuaikan
ran fonologi, yaitu dalam kajian fone- dengan bahasa sendiri. Kata pungut (juga
tiknya. kata serapan atau kata pinjam) adalah kata
yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan

102
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

diterima pemakaiannya secara umum. kan untuk mengungkapkan gagasan dan


Ruskhan (2007: 14) menyatakan pemu- perasaan untuk menyebutkan atau menga-
ngutan merupakan suatu proses peng- cu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga
ambilan pola-pola atau unsur-unsur baha- pada suatu titik waktu, kata-kata yang
sa lain yang tidak dapat dipisahkan de- dihasilkan melalui kesepakatan masyara-
ngan pola-pola yang dtiru. Pola itu ber- kat itu sendiri umumnya mencukupi
laku juga dalam bahasa penerima. keperluan itu. Namun, manakala terjadi
hubungan dengan masyarakat bahasa lain,
sangat mungkin muncul gagasan, konsep,
Dilihat dari tahap penyerapannya, ada 3 atau barang baru yang datang dari luar
macam kata serapan, yaitu: budaya masyarakat itu. Dengan sendiri-
nya, juga diperlukan kata baru. Salah satu
1. Kata-kata yang sudah sepenuhnya di-
cara untuk memenuhi keperluan itu yang
serap ke dalam Indonesia. Kata-kata
sering dianggap lebih mudah adalah de-
ini sudah lazim dieja secara Indonesia
ngan mengambil kata yang digunakan
sehingga sudah tidak dirasakan lagi
oleh masyarakat luar yang menjadi asal
kehadirannya sebagai kata serapan.
hal ihwal baru itu.
Misalnya, kata sabar, sirsak, iklan,
perlu, hadir, badan, waktu, botol, dan
Bahasa Indonesia banyak menyerap kata-
ember.
kata dari bahasa Belanda karena faktor
2. Kata-kata yang masih asing, tetapi
sejarah. Sudah tentu rakyat Indonesia
digunakan dalam konteks bahasa Indo-
lebih sering mendengar ungkapan atau
nesia. Ejaan dan pengucapannya ma-
kata-kata dari bahasa Belanda. Tidak he-
sih mengikuti cara asing. Misalnya,
ran bangsa Indonesia banyak menyerap
shuttle cock, knock out, time out,
dari bahasa Belanda. Selain itu, selama
check in, dan door to door.
penjajahan pun Belanda juga mengubah
3. Dalam kelompok ini, termasuk kata-
sistem atau tatanan Indonesia dari sistem
kata yang dipertahankan keasingannya
pendidikan sampai sistem hukum. Oleh
karena sifat keinternasionalannya,
karena itu, banyak terjadi penyerapan
seperti istilah-istilah music andante,
kosakata dari bahasa Belanda ke dalam
moderate, dan adagio.
bahasa Indonesia.
4. Kata-kata asing yang untuk kepenti-
ngan peristilahan, ucapan, dan ejaan-
Selain karena faktor sejarah penjajahan,
nya disesuaikan dengan kaidah-kaidah
hubungan agama juga menjadi faktor
bahasa Indonesia. Perubahan ejaan itu
penting yang memperkaya kosakata baha-
dibuat seperlunya saja sehingga ben-
sa Indonesia. Bahasa Arab merupakan sa-
tuk Indonesianya masih dapat diban-
lah satu bahasa yang juga banyak kosa-
dingkan dengan bentuk bahasa asli-
katanya diserap secara utuh maupun
nya.
langsung ke dalam bahasa Indonesia. Hal
ini tidak dapat dilepaskan dari faktor
Kata serapan adalah kata yang berasal dari agama atau ibadah, sehingga banyak kosa-
bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke kata baru yang diambil secara apa adanya.
dalam suatu bahasa dan diterima pema-
kaiannya secara umum. Kemudian, ejaan, Hal lainnya yang turut memperkaya kosa-
ucapan, dan tulisannya disesuaikan de- kata bahasa Indonesia adalah kemajuan
ngan penuturan masyarakat Indonesia un- teknologi. Banyak kosakata baru yang
tuk memperkaya kosakata. Setiap masya- muncul dari dunia teknologi ini.
rakat bahasa memiliki cara yang diguna-

103
Jurnal Arbitrer

e. Pelesapan vokal e di akhir kata


Turbine Turbin.
1. Pola Penyerapan Satu dan Dua Vokal /e/ dilesapkan di akhir kata.
Vokal
a. /y/ /i/ 2. Penyerapan dua vokal
contoh: memory memori, a. /o/ dan /e/ /u/
energy energi, Contoh: moer mur
hydrology hidrologi, Deret vokal /o/ dan /e/ berganti menjadi
system sistem /u/ karena pengaruh vokal /o/ sebagai
vokal belakang terhadap /e/ vokal depan
Semivokal /y/ berubah menjadi vokal /i/ mengakibatkan penyesuaian terhadap bu-
karena konsonan /y/ merupakan semivokal nyi vokal belakang yang berdekatan de-
medio palatal. Pada saat pelafalannya, ngan vokal /o/, yaitu /u/.
tengah lidah menaik mendekati langit-
langit keras namun ketinggian lidah Kedua vokal ini saling berhubungan erat
konsonan /y/ sedikit lebih tinggi diban- karena keduanya sama-sama dihasilkan
dingkan vokal /i/. dengan bentuk bibir yang membulat.
b. /e/ /a/
Contoh: team tim
b. /ea/ / i/ Deret vokal /e/ dan /a/ berada dalam satu
Contoh: gear gir lingkungan yang sama, yaitu vokal depan.
Penyerapan atau penggantian yang masuk
Deret vokal /e/ dan /a/ berada dalam satu akal karena berada dalam lingkungan
lingkungan yang sama, yaitu vokal depan. yang sama adalah dengan menggunakan
Penyerapan atau penggantian yang masuk vokal /i/ sebagai vokal depan, tinggi, tak
akal karena berada dalam lingkungan ya- bulat.
ng sama adalah dengan menggunakan
vokal /i/ sebagai vokal depan, tinggi, dan
tak bulat. 3. Pola Penyerapan satu konsonan
a. /c/ /k/
Contoh: canal kanal,
computer komputer,
c. /e / /o/ canvas kanvas,
Contoh: amplitude amplitudo local lokal,
Vokal /e/ berubah menjadi vokal /o/ optic optik,
karena kedua vokal ini /e/ dan /o/ crystal kristal,
merupakan vokal sedang atas. control kontrol
Konsonan /c/ berubah menjadi konsonan
/k/, karena konsonan /c/ letaknya ber-
d. /oo/ /u/ dekatan dengan konsonan /k/. Konsonan
Contoh: idioot idiot /c/ merupakan medio palatal dan kon-
sonan /k/ merupakan dorso velar. Kon-
Tidak terdapat diftong /oo/ dalam bahasa sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi
Indonesia sehingga diftong /oo/ diubah tidak bersuara. Dalam hal ini, keduanya
menjadi vokal /o/ saja. bisa saling menggantikan.

104
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

b. /ck/ / k/ Tidak terdapat kluster /ph/ dalam bahasa


Contoh: socket soket Indonesia sehingga kluster /ph/ diubah
menjadi konsonan /f/ karena konsonan /f/
Rangkaiaan konsonan /ck/ dalam bahasa berdekatan dengan konsonan /p/. Konso-
Indonesia diubah menjadi konsonan /k/ nan /f/ merupakan labio dental dan /p/
karena konsonan /c/ dan konsonan /k/ sa- merupakan bilabial. Kedua bunyi tersebut
ling berdekatan. Konsonan /c/ adalah me- merupakan bunyi tidak bersuara.
dio palatal dan konsonan /k/ adalah dorso
velar.
g. /t/ /s/
Contoh:
c. /ch/ /k/
Contoh: chronometer kronometer, potentiometer potensiometer
tachometer takometer
Konsonan /t/ berubah menjadi konsonan
Tidak terdapat kluster /ch/ dalam bahasa /s/ karena konsonan /t/ merupakan apiko
Indonesia sehingga kluster /ch/ diubah alveolar dan konsonan /s/ merupakan
menjadi konsonan /k/ karena konsonan /k/ lamino alveolar. Kedua konsonan tersebut
letaknya lebih dekat dengan konsonan /c/. adalah konsonan tidak bersuara.
Konsonan /c/ adalah medio palatal dan
konsonan /k/ adalah dorso velar.
h. /g/ /s/
Contoh: voltage voltase
d. /c/ /s/
Contoh: censor sensor, social Konsonan /g/ berubah menjadi konsonan
sosial, circuit sirkuit /s/ karena letak kedua konsonan tersebut
berdekatan. Konsonan /g/ merupakan dor-
Konsonan /c/ berubah menjadi konsonan so velar dan konsonan /s/ merupakan la-
/s/ karena konsonan /c/ dan konsonan /s/ mino alveolar.
letaknya berdekatan. Konsonan /c/
merupakan medio palatal dan konsonan /s/
adalah lamino alveolar.
i. /z/ /s/
Contoh: stabilizer stabiliser

e. /x / /ks/ Konsonan /z/ berubah menjadi konsonan


Contoh: fax faks, pixel piksel, /s/ karena konsonan /z/ dan konsonan /s/
telex teleks merupakan lamino alveolar.
Konsonan /x/ berubah menjadi kluster
/ks/ karena konsonan /x/ dan konsonan
/k/ adalah bunyi dorso velar yang j. /ld/ /l/
letaknya berdekatan dengan konsonan Contoh: manifold manifol
/s/ yang merupakan lamino alveolar.
Konsonan /k/, /x/, dan /s/ adalah bunyi Tidak terdapat kluster /ld/ dalam bahasa
tidak bersuara. Indonesia sehingga diubah menjadi konso-
nan /l/. Konsonan /l/ dan konsonan /d/
merupakan apiko alveolar. Kedua konso-
f. /ph/ /f / nan ini /l/ dan /d/ adalah bunyi bersuara.
Contoh: telegraph telegraf

105
Jurnal Arbitrer

p. /ch/ /k/
Contoh: cholera kolera
k. /sh/ /s/
Contoh: dashpot daspot Bahasa Indoensia tidak mengenal kluster
/ch/. Perubahan yang dimungkinkan ada-
Tidak terdapat kluster /sh/ dalam bahasa lah mengganti /ch/ medio palatal faringal
Indonesia sehingga kluster /sh/ diubah dengan konsonan di tengahnya /k/ dorso-
menjadi konsonan /s/ dengan melesapkan velar.
konsonan /h/.

4. Pola Penyerapan Dua Konsonan


l. /j/ /y/ a. /s/ /s/ dan /s/ /s/
Contoh: projector proyektor
Contoh: processor prosesor
Konsonan /j/ diubah menjadi semivokal
/y/ karena konsonan /j/ dan semivokoid 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
/y/, keduanya merupakan medio palatal. sonan /s/ karena konsonan /c/ dan
konsonan /s/ letaknya berdekatan.
Konsonan /c/ merupakan medio
palatal dan konsonan /s/ adalah
m. /th/ /t/
lamino alveolar.
Contoh: thermistor termistor,
2) Penyederhanaan konsonan ganda
thermostat termostat /ss/ dalam bahasa Indonesia sehi-
ngga diubah menjadi konsonan /s/
Tidak terdapat kluster /th/ dalam bahasa dengan melesapkan konsonan /s/
Indonesia sehingga kluster /th/ diubah yang lain.
menjadi konsonan /t/ dengan melesapkan
konsonan /h/. b. /c/ /s/ dan /c/ /k/
Contoh: circuit sirkuit,
accelerometer akse-lerometer
n. /nn/ /n/ 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
Contoh: antenna antena sonan /s/ karena konsonan /c/ dan
konsonan /s/ letaknya berdekatan.
Penyederhanaan konsonan ganda /nn/ Konsonan /c/ merupakan medio
dalam bahasa Indonesia sehingga diubah palatal dan konsonan /s/ adalah la-
menjadi konsonan /n/ dengan melesapkan mino alveolar.
konsonan /n/ yang lain. 2) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
sonan /k/ karena konsonan /c/
letaknya berdekatan dengan kon-
sonan /k/. Konsonan /c/ merupa-
o. /s/ /Ø/
kan medio palatal dan konsonan
Contoh: menus menu
/k/ merupakan dorso velar. Kon-
Kata menu dalam bahasa Inggris me- sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah
nunjukkan kepada bentuk jamak sehingga bunyi tidak bersuara.
berakhiran /s/. Ketika diserap dalam ba-
hasa Indonesia, konsonan /s/ tersebut di-
c. /ch/ /s/ dan /ss/ /s/
lesapkan.
Contoh: chassis sasis

106
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

1) Tidak terdapat kluster /ch/ dalam f. /c/ /k/ dan /ll/ /l/
bahasa Indonesia sehingga kluster Contoh: controller kontroler
/ch/ diubah menjadi konsonan /s/ 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
karena konsonan /c/ dan konsonan sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
/s letaknya berdekatan. Konsonan taknya berdekatan dengan kon-
/c/ adalah medio palatal dan kon- sonan /k/. Konsonan /c/ meru-
sonan /s/ adalah lamino alveolar. pakan medio palatal dan konsonan
Kedua konsonan ini merupakan /k/ merupakan dorso velar. Kon-
bunyi tidak bersuara. sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah
2) Penyederhanaan konsonan ganda bunyi tidak bersuara.
/ss/ dalam bahasa Indonesia sehi- 2) Penyederhanaan konsonan ganda
ngga diubah menjadi konsonan /s/ /ll/ dalam bahasa Indonesia sehi-
dengan melesapkan konsonan /s/ ngga diubah menjadi konsonan /l/
yang lain. dengan melesapkan konsonan /l/
yang lain.
d. /q/ /k/ dan /sh/ /s/
Contoh: squish skuis
g. /c/ /k/ dan /ck/ /k/
1) Konsonan /q/ diubah menjadi kon- Contoh: click klik
sonan /k/. Letak konsonan /q/ ber-
jauhan dengan konsonan /k/ karena 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
/q/ merupakan apiko dental, se- sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
dangkan /k/ merupakan dorso velar taknya berdekatan dengan konso-
namun lafal pengucapan antara /q/ nan /k/. Konsonan /c/ merupakan
dan /k/ hampir mirip. medio palatal dan konsonan /k/
merupakan dorso velar. Konsonan
2. Tidak terdapat kluster /sh/ dalam /c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi
bahasa Indonesia sehingga kluster tidak bersuara.
/sh/ diubah menjadi konsonan /s/ 2) Tidak terdapat kluster /ck/ dalam
dengan melesapkan konsonan /h/. bahasa Indonesia sehingga diubah
menjadi konsonan /k/ karena
konsonan /c/ dan konsonan /k/ sa-
e. /c/ /k/ dan /ss/ /s/ ling berdekatan. Konsonan /c/ ada-
Contoh: compressor kompresor lah medio palatal dan konsonan /k/
adalah dorso velar.
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
sonan /k/ karena konsonan /c/
letaknya berdekatan dengan kon- 5. Penyerapan Tiga Konsonan
/c/ /k/; /c/ /s/; /ss/ /s/
sonan /k/. Konsonan /c/ meru-
Contoh: access akses,
pakan medio palatal dan konsonan
microprocessor mikroprosesor
/k/ merupakan dorso velar. Kon-
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah
sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
bunyi tidak bersuara.
taknya berdekatan dengan konso-
2) Penyederhanaan konsonan ganda
nan /k/. Konsonan /c/ merupakan
/ss/ dalam bahasa Indonesia sehi-
medio palatal dan konsonan /k/
ngga diubah menjadi konsonan /s/
merupakan dorso velar. Konsonan
dengan melesapkan konsonan /s/
/c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi
yang lain.
tidak bersuara.

107
Jurnal Arbitrer

2) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-


sonan /s/ karena konsonan /c/ dan
konsonan /s/ letaknya berdekatan. c. c k, ph p dan pelepasan vokal e
Konsonan /c/ merupakan medio pa- Contoh: microphone mikropon
latal dan konsonan /s/ adalah la-
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
mino alveolar.
sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
3) Penyederhanaan konsonan ganda
taknya berdekatan dengan konso-
/ss/ dalam bahasa Indonesia sehi-
nan /k/. Konsonan /c/ merupakan
ngga diubah menjadi konsonan /s/
medio palatal dan konsonan /k/
dengan melesapkan konsonan /s/
merupakan dorso velar. Konsonan
yang lain.
/c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi
tidak bersuara.
6. Penyerapan Vokal dan Konsonan 2) Tidak terdapat kluster /ph/ dalam
a. /c/ /k/ dan /eu/ /u/
bahasa Indonesia sehingga diubah
Contoh: directeur direktur
menjadi konsonan /p/ dengan
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon- melesapkan konsonan /h/.
sonan /k/ karena konsonan /c/ le- 3) Vokal /e/ dilesapkan pada akhir ka-
taknya berdekatan dengan kon- ta.
sonan /k/. Konsonan /c/ meru-
pakan medio palatal dan kon-
d. /ch/ /k/ dan penambahan vokal /e/
sonan /k/ merupakan dorso velar.
Contoh: mechanism mekanisme
Konsonan /c/ dan konsonan /k/
adalah bunyi tidak bersuara. 1) Tidak terdapat kluster /ch/ dalam
2) /eu/ menjadi /u/ karena vokal /e/ bahasa Indonesia sehingga kluster
sebagai vokal depan tengah tak /ch/ diubah menjadi konsonan /k/
bulat berkebalikan dengan vokal karena konsonan /k/ letaknya ber-
/u/ belakang, tinggi, bulat. Posisi dekatan dengan konsonan /c/.
vokal /u/ lebih tinggi daripada /e/ Konsonan /c/ adalah medio palatal
sehingga pengucapannya lebih dan konsonan /k/ adalah dorso
mudah menggunakan /u/. velar.
2) Penambahan vokal /e/ di akhir
kata.
b. /cc/ /k/ dan /u/ /i/
Contoh: accu aki
e. /c/ /k/, /ou/ /o/
a) Rangkaiaan konsonan /cc/ diu-
Contoh: coupling kopling
bah menjadi konsonan /k/ karena
konsonan /c/ dan konsonan /k/ 1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
letaknya berdekatan. Konsonan sonan /k/ karena konsonan /c/ le-
/c/ merupakan medio palatal dan taknya berdekatan dengan kon-
konsonan /k/ merupakan dorso sonan /k/. Konsonan /c/ meru-
velar. pakan medio palatal dan konsonan
b) Vokal /u/ diubah menjadi vokal /k/ merupakan dorso velar. Kon-
/i/ karena vokal /u/ dan vokal /i/, sonan /c/ dan konsonan /k/ adalah
keduanya merupakan vokal ti- bunyi tidak bersuara.
nggi dan menurut strukturnya 2) Ou menjadi o karena saat pela-
kedua vokal ini adalah vokal ter- falannya sama-sama melakukan
tutup. gerakan turun naiknya lidah bagian

108
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

belakang (pangkal lidah) dan po- 2) /Ou/ diubah menjadi /u/ karena
sisi bentuk bibir tertutup bulat. saat pelafalannya sama-sama me-
lakukan gerakan turun naiknya
lidah bagian belakang (pangkal
f. /c/ /s/ dan pelesapan vokal /e/ lidah) dan posisi bentuk bibir ter-
Contoh: service servis tutup bulat. Posisi vokal /u/ lebih
tinggi daripada /o/ sehingga pe-
1) Konsonan /c/ diubah menjadi
ngucapannya lebih dipilih /u/.
konsonan /s/ karena konsonan /c/
3) Tidak terdapat kluster /nt/ dalam
dan konsonan /s/ letaknya berde-
bahasa Indonesia sehingga kluster
katan. Konsonan /c/ merupakan
/nt/ diubah menjadi konsonan /n/
medio palatal dan konsonan /s/
dengan melesapkan konsonan /n/.
adalah lamino alveolar.
Konsonan /n/ dan konsonan /t/
2) Pelesapan vokal /e/ di akhir kata.
merupakan apiko alveolar.

g. /i/ /ai/, /gn/ /n/ j. /g/ /s/, /e/ /i/


Contoh: design desain Contoh: garage garasi
1) Penggantian konsonan /g/ dorsove-
1) Vokal /i/ berubah menjadi diftong /ai/ lar menjadi /s/ lamino alveolar
karena dalam pengucapannya terjadi 2) Perubahan vokal /e/ menjadi /i/ ka-
diftong naik. Vokal /i/ lebih tinggi di- rena kedua vokal ini berada dalam
bandingkan vokal /a/ disebabkan oleh satu lingkungan yang sama.
posisi lidah vokal kedua lebih tinggi
daripada vokal pertama. k. /c/ /k/, /d/ /t/, /Ø/ /u/
2) Tidak terdapat kluster /gn/ dalam ba- Contoh: card kartu
hasa Indonesia sehingga diubah men- 1) Konsonan /c/ medio palatal ber-
jadi konsonan /n/ dengan melesapkan ganti menjadi /k/ dorsovelar
konsonan /g/. 2) Konsonan /d/ dan /t/ keduanya me-
rupakan konsonan hambat apikoal-
veolar lingkungan yang sama dan
h. /au/ /o/, /v/ /f/, pelesapan vokal dapat saling menggantikan.
/e/ Contoh: automotive otomotif 3) Penambahan vokal /u/ dimungkin-
1) Diftong /au/ berubah menjadi vo- kan terjadi karena tidak ada kata
kal /o/ karena vokal /o/ berada di dalam bahasa Indonesia yang tidak
antara vokal /a/ dan vokal /u/. berakhiran vokal. Munculnya vo-
2) Konsonan /v/ diubah menjadi kon- kal /u/ dimungkinkan terjadi kare-
sonan /f/ karena konsonan /f/ dan na pengaruh dari konsonan /d/ atau
konsonan /v/, keduanya merupa- /t/. Ujung lidah harus menaik hi-
kan konsonan labio dental. ngga ceruk gigi atas sehingga bu-
3) Pelesapan vokal /e/ di akhir kata. nyi yang dimungkinkan muncul
adalah bunyi /u/ atau /i/.
i. /cc/ /k/, /ou/ /u/, /nt/ /n/
Contoh: account akun
1) Rangkaian konsonan /cc/ diubah l. /ch/ /k/, /nn/ /n/, /e/ /a/
menjadi konsonan /k/ karena kon- Contoh: channel kanal
sonan /k/ dan konsonan /c/ letak-
nya saling berdekatan. Konsonan 1) Tidak terdapat kluster /ch/ dalam
/c/ adalah medio palatal dan kon- bahasa Indonesia sehingga kluster
sonan /k/ adalah dorso velar. /ch/ diubah menjadi konsonan /k/

109
Jurnal Arbitrer

karena konsonan letaknya lebih Konsonan /c/ merupakan medio


dekat dengan konsonan /c/. Konso- palatal dan konsonan /s/ adalah
nan /c/ adalah medio palatal dan lamino alveolar.
konsonan /k/ adalah dorso velar. 2) Vokal /e/ berubah menjadi vokal
2) Penyederhanaan konsonan ganda /i/ karena vokal /e/ dan vokal /i/
/nn/ dalam bahasa Indonesia sehi- adalah vokal yang sama-sama
ngga diubah menjadi konsonan /n/ dihasilkan oleh gerakan peranan
dengan melesapkan konsonan /n/ turun naiknya lidah bagian depan
yang lain. dan kedua vokal tersebut diucap-
3) Vokal /e/ berubah menjadi vokal kan dengan bentuk bibir tidak bu-
/a/ karena vokal /e/ dan vokal /a/ lat.
adalah vokal yang sama-sama diu-
capkan dengan bentuk bibir tidak
bulat atau terbentang lebar. o. /tt/ /t/, /y/ /i/, dan penambahan
vokal /a/
Contoh: battery baterai
m. /c/ /k/, /u/ /o/, /mn/ /m/
Contoh: column kolom 1) Penyederhanaan konsonan ganda
/tt/ dalam bahasa Indonesia sehi-
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon- ngga diubah menjadi konsonan /n/
sonan /k/ karena konsonan /c/ le- dengan melesapkan konsonan /t/
taknya berdekatan dengan konso- yang lain.
nan /k/. Konsonan /c/ merupakan 2) Penambahan vokal /a/ di antara
medio palatal dan konsonan /k/ konsonan /r/ dan /y/ karena vokal
merupakan dorso velar. Konsonan /a/ merupakan vokal yang netral.
/c/ dan konsonan /k/ adalah bunyi 3) Semivokal /y/ berubah menjadi vo-
tidak bersuara. kal /i/ karena konsonan /y/ meru-
2) Vokal /u/ berubah menjadi vokal pakan semivokal medio palatal.
/o/ karena kedua vokal tersebut Pada saat pelafalannya, tengah li-
merupakan vokal belakang dan dah menaik mendekati langit-la-
saat pelafalan posisi bentuk bibir ngit keras, namun ketinggian lidah
tertutup bulat. konsonan /y/ sedikit lebih tinggi
3) Tidak terdapat kluster /mn/ dalam dibandingkan vokal /i/.
bahasa Indonesia sehingga diubah
menjadi konsonan /m/ karena kon- 7. Kata-Kata yang Diserap Utuh
sonan /m/ dan konsonan /n/ letak-
nya berdekatan. Konsonan /m/ me-
rupakan bilabial dan konsonan /n/ No. Kata Bentuk
merupakan apiko alveolar. Konso- Asal Penyerapan
nan /m/ dan konsonan /n/, kedua-
1 Diesel Diesel
nya merupakan bunyi bersuara.
2 Trotoar Trotoar
n. /c/ /s/ dan /e/ /i/ 3 Bank Bank
Contoh: space spasi
4 Bit Bit
1) Konsonan /c/ diubah menjadi kon-
sonan /s/ karena konsonan /c/ dan 5 Zodiak Zodiak
konsonan /s/ letaknya berdekatan.

110
Vol. 3, No. 2 Oktober 2016

6 Salon Salon IV. Kesimpulan

7 Film Film Berdasarkan analisis di atas dapat disim-


pulkan bahwa (1) terdapat lima pola fone-
8 Video Video tik pola-pola fonetik penyerapan kata-kata
bahasa asing dalam bahasa Indonesia, ya-
9 Visa Visa
itu pola penyerapan satu dan dua vokal,
10 Vampire Vampire pola penyerapan satu konsonan, pola pe-
nyerapan dua konsonan, pola penyerapan
11 Digital Digital tiga konsonan, dan pola penyerapan vokal
dan konsonan; (2) bahasa Indonesia juga
12 Ampere Ampere banyak mengadopsi kata-kata dari bahasa
asing secara utuh, misalnya yang berka-
13 Matador Matador
itan dengan bidang keagamaan (Arab),
14 Neutron Neutron bidang seni budaya (Tionghoa, Jepang,
Sansekerta), hingga bidang teknologi
15 Plaza Plaza (Inggris); dan (3) setiap bunyi bahasa sa-
ling pengaruh-mempengaruhi karena posi-
16 Proton Proton si atau lingkungan yang sama, maupun
terdapatnya pola simetri bunyi yang saling
17 Volt Volt berkaitan satu dengan yang lain.
18 Tornado Tornado

19 Generator Generator

20 Ohm Ohm

21 Radiator Radiator

22 Anglo Anglo

23 Bonsai Bonsai

24 Kilowatt Kilowatt

25 Adaptor Adaptor

26 Modem Modem

27 Karaoke Karaoke

28 Aikido Aikido

29 Ebi Ebi

30 Alarm Alarm

111
Jurnal Arbitrer

Daftar Pustaka

Badudu, JS. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Gramedia: Jakarta.


Chaer, Abdul. 2011. Pengantar Fonologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Marsono.1986. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Martinus, S. 2001. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Parera, J. D. 1993. Pengantar Linguistik Umum: Bidang Fonetik dan Fonemik. Ende
Flores: Nusa Indah.
Pateda, Mansoer dan Yennie P. Pulubuhu. 1987. Unsur Serapan dalam Bahasa
Indonesia dan Pengajarannya. Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Ruskhan, A. G. 2007. Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia: Kajian tentang
Pemungutan Kata. Jakarta: Grasindo.
Soedjito, dkk. 2007. Bahasa Bantu. Jakarta: Universitas Terbuka.

112

Anda mungkin juga menyukai