TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2015
Dosen Pembimbing :
Bani Nugroho, Ir . MT
KELOMPOK A6
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan
makalah yang berjudul Geologi Dasar ini dilakukan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Dosen Pengajar Mata Kuliah Geologi Dasar.
Selain itu juga makalh ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa melalui usaha membuat rangkuman Geologi Dasar . Makalah ini
disusun atas bantuan Dosen Pengajar Mata Kuliah Geologi Dasar, serta temanteman dan pada akhirnya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi
terselesaikannya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Pengertian Umum ...........................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Geologi .................................................................2
1.3 Hubungan Geologi dengan ilmu lain .............................................2
BAB II : TERJADINYA BUMI .......................................................................5
2.1 Macam-macam teori terjadinya bumi ............................................5
2.2 Teori Tektonik Lempeng ...............................................................11
BAB III : MINERALOGI DAN BATUAN ...................................................14
3.1 Pengertian Umum .........................................................................14
3.2 Terjadinya Mineral dan Batuan ....................................................15
3.3 Identifikasi Mineral dan Batuan ...................................................18
BAB IV : PROSES-PROSES GEOLOGI ....................................................29
4.1 Proses Endogen ............................................................................29
4.2 Proses Eksogen .............................................................................36
BAB V : GEOMORFOLOGI ........................................................................42
5.1 Pengertian Umum .........................................................................42
5.2 Macam-macam bentukan asal ......................................................45
5.3 Pola Aliran Sungai ........................................................................64
BAB VI : STRATIGRAFI ..............................................................................66
6.1 Pengertian Umum .........................................................................66
6.2 Prinsip-prinsip Dasar Stratigrafi ...................................................66
6.3 Cekungan dan Formasi .................................................................71
6.4 Unsur-Unsur Stratigrafi ................................................................75
6.5 Umur Geologi ...............................................................................77
6.6 Ketidakselarasan ...........................................................................83
BAB VII : STRUKTUR GEOLOGI .............................................................86
7.1 Pengertian Umum .........................................................................86
7.2 Macam-macam Struktur Geologi .................................................86
DAFTAR PUSTAKA
94
BAB I
PENDAHULUAN
Tetapi disini ditekankan bahwa ilmu geologi yang kita pelajari memiliki objek
dari permukaan bumi ke bawah, sedangkan bumi kita ini seutuhnya memiliki
lapisan-lapisan, antara lain :
1. Lithosfer
2. Hidrosfer
3. Biosfer
4. Atmosfer
mempelajari
mengenai
kejadian
dim
BAB II
TERJADINYA BUMI
2.1 MACAM-MACAM TEORI TERJADINYA BUMI
Selama berabad-abad, para ilmuan menyelidiki bagaimana proses
terjadinya bumi hingga berbentuk seperti sekarang ini. Pada akhirnya
diperoleh berbagai teori atau hipotesis yang menjelaskan tentang hal
tersebut :
1. Hipotesis Kabut atau Teori Kondensasi (Pengentalan)
Teori ini dikemukakan oleh ahli fisiologi Jerman, Immanuel Kant pada
tahun 1755.Kemudian hipotesis ini dikembangkan oleh ahli matematika
Prancis, Pierre de Laplace pada tahun 1796.Menurut hipotesis ini,
matahari dan planet-planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin
di dalam jagat raya. Oleh karena perputaran itu, sebagian dari massa
kabut tersebut terlepas membentuk gelang-gelang disekeliling bagian
4
Gambar 2.1.1
Hipotesis Kabut
Sumber:zainalrendra.blogspot.com
2. Teori Planetsimal
Pada awal abad ke-20, dua orang Amerika, T.C. Chamberlain
seorang ahli geologi dan F.R. Moulton seorang ahli astronomi
mengemukakan Teori Planetsimal.Menurut teori ini, di dalam kabut
terdapat material padat yang berhamburan, disebut planetsimal.
Masing-masing benda padat ini memiliki gaya tarik. Akibatnya, terjadi
saling tarik menarik diantara sesamanya.Akhirnya, lambat laun
terbentuklah gumpalan besar yang disebut planet.
Gambar 2..1.2
Teori Planetsimal
Sumber: www.nature.com
Gambar 2.1.3
Teori Pasang Surut Gas
http://binsustwilight.blogspot.com/2010/09/blog-post.html
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek,
sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat
matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut
yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya
massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi,
jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat,
maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut
akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang
besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar
itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Gambar 2.1.5
Teori BigBang
Sumber: ssscott.tripod.com
b.
c.
6. Teori Buffon
Berasal dari ahli ilmu alam Perancis bernama George Louis
Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala
tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan
sebagian massa matahari terpental keluar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
Gambar 2.1.7
Teori Buffon
Sumber: asbida48.blogspot.com
10
Gambar 2.1.4
Teori Lempeng Tektonik
Sumber: https://www.google.com/search?q=teori+tektonik+lempeng
Pergerakan benua dan dasar laut menurut para ahli disebabkan adanya
lempeng dalam kerak bumi. Lempeng-lempeng ini terapung-apung di atas
mantel bumi. Arus konveksi yang kuat di dalam astenosfer menggerakkan
lempeng-lempeng ini di permukaan bumi. Teori inilah yang dinamakan
teori lempeng tektonik
Secara garis besar lempeng di dunia dibagi menjadi dua, yaotu lempeng
samudera ynag merupakan dasar laut, dan lempeng benua yang merupakan
daratan. Lempeng samudera memiliki berat jenis yang lebih berat
dibandingkan lempeng benua. Lempeng samudera sering kita disebut
dengan lapisan sima dan lempeng benua disebut lapisan sial.
Lempengan yang menyusun bumi terdiri atas lempeng tektonik yang besar
dan kecil. Lempeng tektonik yang besar, antara lain:
1. Lempeng Fasifik, meliputi wilayah lautan Fasifik
2. Lempeng Amerika Utara, meliputi wilayah Amerika Utara
3. Lempeng Amerika Selatan, meliputi wilayah Amerika Selatan
4. Lempeng Afrika, meliputi wilayah Afrika, lautan Atlantik bagian
5.
6.
11
Selain lempeng tektonik yang besar, bumi juga tersusun atas lempenglempeng taktonik yang berukuran kecil, antara lain:
1. Lempeng Nazca
2. Lempeng Cocos
3. Lempeng Filipina
4. Lempeng Karibia
5. Lempeng Arab
6. Lempeng Juan de fuca
7. Lempeng Rivera
8. Lempeng Gorda
9. Lempeng Scotia
Pergerakan lempeng tektonik ini menyebabkan bentukan-bentukan alam,
sehingga membentuk batas yang memiliki tiga sifat yaitu: divergen atau menjauh,
konvergen atau saling bertumbukan, dan lateral displacement atau sesar mendatar.
a. Batas Divergen
Batas divergen terjadi ketika lempeng-lempeng bergerak saling menjauh
(proses saling menjauhnya dasar samudera). Magma mengalir keluara dari
astenosfer dan terbentuklah lapisan batuan (litosfer) baru. Pada kasus ini, tekanan
yang berasal dari dalam bumi sangat besar sedangkan kerak bumi sangat tipis
sehingga menyebabkan terjadinya batas divergen. Daerah yang banyak memiliki
batas divergen adalah Afrika bagian timur dan Laut Merah.
b. Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi ketika sebuah lempeng terbentuk dan saling
menjauh satu sama lain di suatu area, maka ditempat lain akan terjadi
komvergensi dan tumbukan antar lempeng. Besarnya kekuatan tumpukan
tergantung lapisan batuan lempeng. Masa lempeng benua lebih ringan di
bandingkan masa lempeng samudra. Lempeng dengan masa lebih ringan akan
mendorong lempeng dengan masa lebih berat kebawah. Proses inilah yang disebut
dengan subdaksi dan daerah yang terbentuk subdaksi disebut dengan zona
subdaksi.
12
Zona subdaksi dan batas konvergen ini dapat terjadi jika ada pertemuan
dan tumpukan antara lempeng samudra denagn lempeng benua, lempeng samudra
dengan lempeng samudra dan lempeng benua dengan lempeng benua.
c. Lateral displacement atau sesar mendatar/transform/saling bergesekan.
Lateral displacement terjadi ketika dua lempeng bergerak pada garis yang
sama, tidak saling menjauh dan bertumpukan, misal satu bergerak ke utara dan
satu ke selatan tanpa ada rekahan atau dikenal dengan pergeseran. Kejadian ini
tidak menyebabkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi sepanjang
daerah itu akan terbentuk sesar. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan gempa
bumi dan terbentuknya gunung.
Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis
pergerakanya, yaitu:
1. Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan
naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudera yang luas.
2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang
menyebabkan salah satuv dari lempeng tersebut masuk kedalam mantel bumi
dan berada dibawah lempeng lainnya
3. Patahan transfrom yaitu lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tampa
menyebabkan penghancuran pada litosfer
BAB III
Mineralogi dan Batuan
13
14
15
Proses Magmatik
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara
pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan
temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Contoh: Platina,
Timah, Intan, Tembaga.
b.
c.
Proses Hidrotermal
Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui
rekahan pada temperatur yang cukup rendah. Contoh: Kuarsa, Klorit, Kalkosit.
d.
Proses Pegmatit
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan
sisa magma akan mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh:
Grapit, Kuarsa, Pirit.
16
e.
Proses Karbonatit
Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun
oleh mineral-mineral karbonat. Contoh: Dolomit.
f.
Skarn
Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan
terjadinya kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.
g.
Sublimasi
Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat
proses pemadatan dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
2. Batuan
Awal mula batuan
1. Semua batuan pada mulanya dari magma
2. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000C
3. Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan
4. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air,
tanah tumbuhan
17
18
ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih
dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk
di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat lapisan
dalam disebut batuan plutonik, jika membeku ditengah perjalanan disebut batuan
korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di permukaan
bumi, disebut batuan beku luar atau efusi/vulkanik.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Batuan beku plutonik
2. Batuan beku vulkanik
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun
batuannya.Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil.
19
Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus
hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,062mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya
batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari
migrasi.Contohnya anhidrit dan batu.Batuan sedimen ini biasanya mengandung
mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain
(clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki
ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
21
2. Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut.
3. Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari
2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
4. Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm
sampai 1/16 mm
5. Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm
6. Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256
22
Adanya perlapisan,
9. Sifat dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya lebur
Pada praktikum ini hanya diwajibkan untuk mengidentifikasi mineral hanya yang
nampak oleh mata dan dibantu kaca pembesar saja. Sedangkan untuk sifat-sifat
dari nomor 8 12 diperlukan kajian lebih lanjut secara khusus.
1. Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral
yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat secara garis
besar biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti
logam.
b. Kilat Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas :
Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan
limonit.
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral
24
dapat memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih
susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna (bening).
Beberapa contoh warna mineral :
- kwarsa
- mika
- feldspar
- karbonat
: biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama
mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
- olivin
- piroksen
- amfibol
- azurit
- jasper
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Kekerasan nisbi suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu
mineral dengan mineral tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah
skala yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan
skala Mohs. Skala Mohs dimulai dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai
dari mineral terlunak dan skala 10 adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil
akan memiliki bekas goresan apabila dikenakan pada yang skala lebih besar.
Skala Mohs
25
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala
kekerasan untuk - Kuku jari : 2,5
- Uang logam tembaga
:3
- Pisau/paku baja
: 5,5
: 5,5 6
26
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur,
sedangkan pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya
bidang belah pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin
datar, sedangkan pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan
tidak teratur. Beberapa jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
Concoidal
bila
memperlihatkan
gelombang
yang
Fibrous
Even
Uneven
Hackly
7. Bentuk
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal
disebut mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut
amorf.
Cara Identifikasi
a. Tekstur.
Tekstur dapat dikenali dilapangan dengan melihat mineral-mineral yang
menyusun batuan. Untuk maksud praktikum ini. Mahsiswa diharuskan
membedakan tiga macam tekstur, yaitu halus (afanitis), kasar (faneris), dan
klastik. Batuan bertekstur afanitis apabila kristal-kristal mineral penyusun batuan
27
tidak dapat dikenali dengan mata telanjang. Batuan bertekstur faneris apabila
kristal-kristal mineral penyusun batuan dapat dikenali dengan mata telanjang.
Batuan bertekstur klastik apabila batuan tersusun oleh fragmen batuan atau
mineral yang tidak saling bersinggungan (interlocking).
b. Struktur
Banyak sekali macam struktur batuan, namun langkah awal yang harus
dikenali untuk identifikasi batuan adalah ada tidaknya struktur direksional.
c. Komposisi Mineral
Menentukan komposisi mineral adalah pekerjaan tersulit, karena
kemampuan untuk mengenali jenis mineral penyusun batuan diperlukan
pengetahuan dan pengalaman. Untuk keperluan identifikasi lapangan sifat fisik
mineral sangat membantu pengenalan mineral.
Identifikasi fisik yaitu
1) Warna
2) Kekerasan
3) Belahan
4) Pecahan
5) Kilat
6) Cerat
28
BAB IV
PROSES-PROSES GEOLOGI
4.1 TENAGA ENDOGEN
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya
membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah
dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah
menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun
menjadikan adanya lembah atau jurang.
Endogen dan Eksogen dalam Pembentukan Muka Bumi
Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan
perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan
permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan
tenaga eksogen.
29
30
Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan
yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak
dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :
puncak lipatan (antiklin)
lembah lipatan (sinklin)
3. Proses Patahan
31
4. Vulkanisme
32
33
35
magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung
maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko),
Gunung Monte Muovo (Italia),
Pravulkanik
Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan
gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba
naik jadi panas)
2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat
Pascavulkanik (postvulcanic)
36
37
air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan
menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan
sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin1. Pelapukan.
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur.
Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan
melalui media penghancuran, berupa:
Sinar matahari
Air
Gletser
Reaksi kimiawi
38
39
40
41
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang
berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai
berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke
bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. coklat,warna air
yang terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya
alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
4. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan
aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan
pada tingkat ini tanah sudah rusak.
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
1. tebing sungai semakin dalam
2. lembah semakin curam
3. pembentukan gua
4. memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk
antara lain :
1. Batu jamur
2. Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
1. Dinding pantai yang curam
2. relung ( lekukan pada dinding tebing)
3. gua pantai
4. batu layar
42
BAB V
GEOMORFOLOGI
5.1 PENGERTIAN UMUM
Geomorfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
alam dan proses yang membentuknya. Para ahli geomorfologi mencoba untuk
memahami kenapa sebuah bentang alam terlihat seperti itu, untuk memahami
sejarah dan dinamika bentang alam, dan memprediksikan perubahan pada masa
depan dengan menggunakan kombinasi pengamatan lapangan, percobaan dan
modeling. Geomorfologi dipejari di geografi, geologi, geodesi, archaeology, dan
teknik kebumian.
Untuk mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang baik
dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika dan kimia
yang mana berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka bumi. Secara
garis besar proses pembentukan muka bumi menganut azas berkelanjutan dalam
bentuk daur geomorfik (geomorphic cycles), yang meliputi pembentukan daratan
oleh gaya dari dalam bumi (endogen), proses penghancuran/pelapukan karena
pengaruh luar atau gaya eksogen, proses pengendapan dari hasil pengahncuran
muka bumi (agradasi), dan kembali terangkat karena tenaga endogen, demikian
seterusnya merupakan siklus geomorfologi yang ada dalam skala waktu sangat
lama.
1. Hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini
berlangsung juga pada masa lampau, dengan kata lain gaya-gaya dan
proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati
saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang paling dominan
dalam evolusi bentangalam dan struktur geologi akan dicerminkan oleh
bentuk bentangalamnya.
3. Relief muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya boleh
jadi karena derajat pembentukannya juga berbeda.
43
untuk
mempelajari
diperlukan
pengetahuan
sejarah
perkembangannya.
Di samping konsep dasar tersebut di atas, dalam mempelajari
geomorfologi cara dan metode pengamatan perlu pula diperhatikan. Apabila
pengamatan dilakukan dari pengamatan lapangan saja, maka informasi yang
diperoleh hanya mencakup pengamatan yang sempit (hanya sebatas kemampuan
mata memandang), sehingga tidak akan diperoleh gambaran yang luas terhadap
44
45
1. Denudasi
46
Macam-macam
denudasi
antara
lain
aliran
(mudflow),
47
c. Iklim
d. Aktivitas tektonik
e. Biosfer (Flora dan Fauna)
f. Aktifitas Manusia.
2. Kars Topografi
Geomorfologi yang berkembang atau dibangun oleh batugamping,
dalam peta topografi menunjukkan adanya kenampakan kontur yang
membulat.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kenampakan Kars Topografi
antara lain:
a. Bentuk asli dari pada koloni karang berupa onggokan-onggokan dalam
bentuk bukit-bukit karang dengan lereng yang terjal.
b. Kelarutan batugamping terhadap air hujan yang tinggi, sehingga mudah
membentuk lubang-lubang atau celah serta sungai bawah tanah.
c. Sifat batugamping (brittle), sehingga mudah mengalamin diaklas-diaklas
sebagi titik awal celah pemisah dan atau alur air.
d. Diaklas maupun pelarutan terbentuk dan berkembang menghasilkan
rongga-rongga atau berkembang sebagai pola pengaliran bawah tanah.
e. Pertumbuhan karang ke arah lateral akibat pendangkalan lingkungan atau
muka air laut tetap, sehingga karang tidak mampu tumbuh ke atas lagi, dan
48
akan
berkembang
tonjolan-tonjolan
pada
permukaan
49
50
51
3. Vulkan
Geomorfologi ini lebih menampakkan bentuk khas dari bangun
gunungapi, yang tentunya tergantung pada bentuk dan sifat aktifitas gunungapi
yang membangunnya, seperti telah disinggung sebelumnya yaitu geomorfologi
Vulkan Maar, geomorfologi Vulkan Perisai, dan geomorfologi vulkan Strato.
4. Struktural
Terutama sesar dan lipatan dapat membangun suatu kenampakan
geomorfologi tertentu sehingga dalam uraian tentang pengelompokan
geomorfologi tidak sedikit peranan yang diberikan berdasarkan pada
pembentukan geomorfologi struktural dapat dibedakan atas dua, yaitu:
a. Geomorfologi daerah Lipatan
Pada daerah lipatan lemah dapat membentuk bukit landai yang memanjang
searah sumbu lipatan, sedangkan lipatan kuat denagn persesaran normal
dapat memberikan bentuk morfologi tonjolan berupa pematang. Pada
daerah lipatan kuat kadang-kadang ditemukan gejala geomorfologi inversi
(pembalikan), dimana pada puncak antiklin menjadi lembah dan pada
sumbu sinklin menjadi bukit atau pematang. Hal ini terjadi karena pada
52
zoan antiklin merupakan zona tension yang mudah hancur dan tererosi,
sebaliknya pada sinklin lebih resisten.
b. Geomorfologi daerah Sesar
Terutama pada daerah sesar naik dan turun atau sesar bongkah dapat
enampakkan suatu morfologi yang khas yaitu morfologi tangga. Banyak
ditemukan lembah-lembah dan pegunungan memanjang dengan tebing
yang terjal. Pembentukan morfologi demikian merupakan asosiasi dari
proses pengangkatan. Pada daerah yang relatif mudah dapat dilihat adanya
peremajaan sungai akibat pengankatan membentuk sungai super
imposed, daerah morfologi sesar dapat membentuk aliran sungai yang
rectangular.
5. Fluvial
Fluvial Geomorfologi adalah bentuk- bentuk bentang alam yang terjadi
akibat dari proses fluvial. Atau dengan kata lain Semua bentuk lahan yang
terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkosentrasi yang berupa
aliran sungai maupun yang tidak terkosentrasi yang berupa limpasan
permukaan.
Sistem Fluvial
53
muatan dasar
muatan suspensi
muatan terlarut
muatan mengapun
54
2. Braiding
Saluran terpecah oleh munculnya pulau-pulau kecil atau bars yang
merupakan akumulasi sedimen. Pulau kecil bervegetasi relatif stabil, bars relatif
tidak stabil, umumnya bermaterial pasiran gravel.
55
3. Anastomosing
Memiliki kenampakan yang mirip dengan braiding, namun pada saluran
yang tidak berhubungan dipisahkan oleh bedrock atau aluvium yang stabil.
Saluran anastomosing mencerminkan proses erosional sungai terhadap material
yang resisten.
Bentuk lahan asal fluvial
Didominasi proses Erosi
Teras Deposisional
Dataran Aluvial
Dataran Banjir
Rawa Belakang
Kipas Aluvial
Delta
2. Sedimentasi Vertikal
Tanggul Sungai
Gosong Sungai
6. Glasial
56
Glasial
merupakan suatu
bentang
alam dimana
terdapat
kenampakan alam
seperti
gletser Gletser
merupakan massa es yang mampu bertahan lama dan mapu bergerak karena
pengaruh gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang mengalami kompaksi dan
rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat setelah melewati
beberapa periode tahun dimana es terakumulasi dan tidak melebur atau hilang.
Ada dua tipe bentang alam glasial :
1. Alpine Glaciation terbentuk pada daerah pegunungan.
2. Continental Glaciation bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya pada musim panas
sangat kecil. Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor-faktor pendukung
sebagai berikut :
1. Tingginya tingkat presipitasi
2. Suhu lingkungan yang sangat rendah
3. Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
4. Pada musim panas tingkat peleburannya rendah
Benua Antartika menyimpan lebih dari 85 % cadangan es dunia, 10 % berada di
Greenland dan 5 % sisanya tersebar di tempat lain di seluruh dunia. Dari fakta ini
dapat disimpulkan bahwa Antartika menyimpan cadangan air dunia dalam jumlah
besar, sehingga bila es di Antartika meleleh maka muka air laut akan meningkat
60 meter (200 feet) yang dapat mngakibatkan banjir dan daratan tenggelam.
Tipe-tipe gletser :
1. Valley Glacier
Merupakan gletser pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat ankak-anak
57
58
disebut advancing budget, sedangkan gletser dengan negative budget yang makin
kecil volumenya dan tepinya meleleh disebut receding budget. Bila jumlah es
yang yang bertambah sama dengan volume penyusutan es maka nilai advancing
budget seimbang dengan receding budget, hal ini disebut balance budget.
Bagian atas glacier disebut zone of accumulation tertutup oleh es abadi. Bagian
bawah glacier disebut zone of wastage es hilang (mencair atau terevaporasi).
Batas antara kedua zona disebut firn limit yang pergerakannya tergantung
apakah es terakumulasi atau terbuang. Bila firn limit bergerak ke bawah dari tahun
ke tahun, maka disebut positive budget, bila firn limit bergerak ke atas, disebut
negative budget. Bila firn limit berada di tempat yang tetap, dinamakan balanced
budget.
Terminus merupakan tepi bawah gletser yang bergerak makin jauh ke
bawah lembah ketika valley glacier mengalami positive budget. Bila mengalami
negative budget (gletser menyusut) maka terminus bergerak ke bagian atas
lembah.
Bila Ice sheet mangalami positive budget, maka terjadipenambahan
volume dan terminus mengalami kemajuan dan bila meluas sampai ke laut maka
volume atau jumlah ice berg di laut bebas meningkat. Penambahan dan
pengurangan ice berg merupakan indikator perubahan musim. Meningkatnya
jumlah dan volume ice berg menandakan suhu makin dingin dan presipitasi makin
tinggi.
Bentang Alam Karena Proses Erosi
Bentang Alam Karena proses erosi yang berasosiasi dengan Alpine Glaciation.
Glacier valley berbentuk U karena proses glasial
berbentuk V karena erosi sungai
Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat
hantaman massa es yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk
pada alpine glaciation antara lain :
1. Truncated Spurs merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong
triangular faced karena erosi glasial. Makin tebal gletser makin besar erosi pada
bagian bawah lantai lembah. Makin besar erosi maka mengakibatkan pendalaman
59
60
61
7. Marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan
pertemuan terumbu karang.Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine
berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine
dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa
ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan
pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses
lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa
lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi
penyusun.
62
8. Eolin/Angin
Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki
persyaratan sebagai berikut :
1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah
yang banyak,
2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas
3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir
tersebut
4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang
lain.
Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan
pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin
63
64
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak
cadangan pasirnya.Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan
tegak lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya
beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka
terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini
akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.
3. Gumuk Pasir Parabolik
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi
yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya
berhadapan dengan datangnya angin.Awalnya, mungkin gumuk pasir ini
berbentuk sebuah bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya
berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga
membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.
4. Gumuk Pasir Memanjang (longitudinal dune)
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan
sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan
angin.Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan
terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang
ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan
memanjang.
5. Gumuk Pasir Bintang (star dune)
Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil
kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya
merupakan sebuah bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga
proses eolin pertama kali akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin
yang datang dari berbagai sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru
seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan
baru disekitarnya.
65
66
percabangan batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga
sudut yang beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen
dan tidak melalui kontrol struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur
dan umumnya dijumpai di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah
plato.
2.
wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung
curam dan terjal.
3.
Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara
radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir
untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.
4.
67
umumnya dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh pola potongan yang
tegak lurus. Rektangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras dengan lapis
horizontal dan juga batuan kristalin.
5.
disebut dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang
terletak di bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai
besar dengan pola ini umumnya mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen
dan juga linak. Cabang sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis
resekuen atau juga obsekuen.
6.
Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar.
Ciri utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala
penjuru baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada
wilayah pegunungan dengan bentuk kerucut.
7.
Pola aliran multi-basinal atau yang juga dikenal dengan nama pola aliran
sungaimemusat. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang terpusat pada
suatu lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan
yang mirip seperti dolina.
BAB VI
STRATIGRAFI
6.1 PENGERTIAN UMUM
Stratigrafi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi, yang berasal
dari bahasa Latin, Strata (perlapisan, hamparan) dan Grafia (memerikan,
menggambarkan). Jadi pengertian stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari
tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan
68
69
terjadi pengendapan miring yang disebut Kemiringan Asli (Original Dip) dan
disebut Clinoform.
3. Azas Pemotongan (Cross Cutting)
Prinsip ini menyatakan bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah berusia
lebih muda dari batuan yang diterobosnya.
4. Prinsip Kesinambungan Lateral (Continuity)
Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan berkesinambungan
sampai batas cekungan sedimentasinya. Penerusan bidang perlapisan adalah
penerusan bidang kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi
stratigrafi. Dalam keadaan normal suatu lapisan sedimen tidak mungkin terpotong
secara lateral dengan tiba-tiba, kecuali oleh beberapa sebab yang menyebabkan
terhentinya kesinambungan lateral, yaitu :
- Pembajian
Menipisnya suatu lapisan batuan pada tepi cekungan sedimentasinya
70
-Perubahan Fasies
Perbedaan sifat litologi dalam suatu garis waktu pengendapan yang sama, atau
perbedaan lapisan batuan pada umur yang sama (menjemari).
Gambar Pemancungan
71
Gambar Dislokasi
5. Azas Suksesi Fauna (Faunal Succesions)
Penggunaan fosil dalam penentuan umur geologi berdasarkan dua asumsi dalam
evolusi organik. Asumsi pertama adalah organisme senantiasa berubah sepanjang
waktu dan perubahan yang telah terjadi pada organise tersebut tidak akan terulang
lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu kejadian pada sejarah geologi adalah
jumlah
dari
seluruh
kejadian
yang
telah
terjadi
sebelumnya.
72
Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi The Present is The
Key to The Past , yang berarti kejadian yang berlangsung sekarang adalah
cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu, sehingga segala kejadian
alam yang ada sekarang ini, terjadi dengan jalan yang lambat dan proses yang
berkesinambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlaku. Hal
ini menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunungan besar, lembah serta
tebing curam tidak terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-tiba, akan tetapi
melalui
proses
alam
yang
berjalan
dengan
sangat
lambat.
Proses-proses alam yang terjadi sekarang ini, terjadi pula pada masa
lampau namun dengan intensitas yang berbeda.
8. Siklus Geologi
Siklus ini terdiri dari proses Orogenesa (Pembentukan Deretan
Pegunungan), proses Gliptogenesa (Proses-proses Eksogen/ Denudasi) dan proses
Litogenesa (Pembentukan Lapisan Sedimen). Bumi tercatat telah mengalami
sembilan kali siklus geologi, dan yang termuda adalah pembentukan deretan
pegunungan Alpen.
73
74
Gambar 6.9. Contoh penggambaran cekungan berupa kaldera pada gunung api
Sumber : http://up-adisti-9a.blogspot.com/2011/02/cekungan-ataudepresi.html
75
6.3.2 Formasi
Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi (Sandi
Stratigrafi Indonesia, 1996). Sedangkan dalam buku berjudul :Principles Of
Sedimentology And Stratigraphy (Sam Boggs, 1987), formasi didefinisikan
sebagai
suatu
tubuh
batuan
yang
dapat
dikenali/diidentifikasi
berkelanjutan
ke bawah
Utara, formasi ini tersusun oleh batupasir dan batulempung yang diendapkan
dibawahnya, dari tabel dapat dilihat bahwa formasi ini berumur Miosen TengahAtas. Padanan dari formasi ini adalah Formasi Ngrayong pada Jawa Timur Utara
yang juga tersusun oleh batupasir dan batulempung, formasi ini juga mempunyai
umur Miosen Tengah-Atas. Kedua formasi ini memiliki susunan litologi dan umur
batuan yang identik, tetapi berbeda dalam penamaan. Perbedaan nama kedua
formasi ini hanya didasarkan pada lokasi dimana formasi tersebut ditemukan,
atau dengan kata lain hanya dibedakan berdasarkan tempat dan tipe cekungan.
78
Gambar Perlapisan
Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:
Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan
lapisan yang lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan.
Terdapat dua macam kontak antar lapisan, yaitu :
Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang
menunjukkan perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga dapat
dengan mudah diamati perbedaannya antara satu lapisan dengan lapisan
lain. Perbedaan mencolok tersebut salah satu contohnya berupa perubahan
litologi.
79
1. Kontak Progradasi
2. Kontak Interkalasi
Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan
yang memiliki karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan
stratigrafi. Kontak / hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak
selaras dan kontak tidak selaras.
Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi antara
dua lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil
atau tidak ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam
dan kontak berangsur.
kehidupan organisme dimasa yang lalu; Kedua adalah Skala Waktu Absolut
(Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan
pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan.
Skala relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
perkembangan ilmu geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri (absolut)
berkembang belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan
untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.
Umur geologi merupakan skala umur yang menunjukkan jaman-jaman
yang telah berlangsung sejak bumi terbentuk hingga kehidupan saat ini. Masingmasing dari jaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki fosil penciri yang
disebut fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
Penyebarannya luas
Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan
cuaca apapun dalam satu jaman
fosil relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain,
umur relatif tidak menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana
yang
lebih
tua
dan
mana
yang
lebih
muda
berdasarkan
proses
berada di bawah lebih tua daripada lapisan di atasnya. Pada gambar di bawah,
lapisan yang paling tua ialah lapisan berwarna putih yang terletak paling bawah
(gambar kiri) sedangkan pada gambar kanan, lapisan tertua ialah lapisan berwarna
hijau muda yang terletak di sebelah kanan bawah (pada hanging wall sesar).
b.
Prinsip potong memotong: lapisan yang dipotong lebih tua daripada yang
memotongnya. Sesuatu yang memotong lapisan dapat berupa lapisan batuan lain
(dike, batolit, dll) atau berupa bidang diskontinuitas (sesar, rekahan, dll). Pada
81
gambar di atas, dike (kiri) dan sesar naik (kanan) lebih muda daripada lapisan
yang dipotongnya.
c.
fosil Lapisan yang fosilnya sejenis berarti memiliki rentang umur yang sama.
Sudah sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur
bebatuan berdasarkan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu
geologi secara relatif. Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya di Eropa
sejak abad ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi
dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era
dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch
(Kala). Nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum tidak hanya sekedar
kata yang tidak memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli geologi, kata tersebut
mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu
geologi.
Sebagai contoh, kata Zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata
Paleo yang berarti purba, maka arti kata Paleozoikum adalah merujuk pada
kehidupan
binatang-binatang
purba,
Meso
yang
mempunyai
arti
82
Gambar 6.1
Kumpulan
Foto Fossil
Sumber:
http://geologitambangsmk.blogspot.com/2013/09/skala-waktu-geologi.html
Gambar
di
atas
adalah
kumpulan
foto
fosill
yang
menggambarkan
kenaekaragaman dari evolusi kehidupan di atas bumi sepanjang 600 juta tahun.
Fosil yang tertua berada pada bagian bawah sedangkan fosil termuda terletak
dibagian atas. Ukuran dari setiap interval waktu digambarkan secara proporsional
untuk setiap zaman.
83
Sumber: http://geologitambangsmk.blogspot.com/2013/09/skala-waktugeologi.html
84
85
radiokatif berubah menjadi nya dari atom Parent-nya melalui proses peluruhan
menjadi atom Daughter. Setiap isotop radiokatif memiliki waktu paruh (half life)
tertentu dan bersifat unik. Hasil pengukuran di laboratorium dengan ketelitian
yang sangat tinggi menunjukkan bahwa sisa hasil peluruhan dari sejumlah atomatom parent dan atom-atom daughter yang dihasilkan dapat dipakai untuk
menentukan umur suatu batuan. Untuk menentukan umur geologi, ada empat seri
peluruhan parent/daughter yang biasa dipakai dalam menentukan umur batuan,
yaitu: Carbon/Nitrogen (C/N), Potassium/Argon (K/Ar), Rubidium/Strontium
(Rb/Sr), dan Uranium/Lead (U/Pb).
6.6 KETIDAKSELARASAN
1. Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan
ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang
telah terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan
lapisan lain.
2. Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi
dan di atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.
3. Paraconformity, disebut juga keselarasan semu, yang menunjukkan suatu
lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang ketidakselarasannya
tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk membedakan bidang sentuh dua
lapisan berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan analisis
Paleontologi (dengan memakai kisaran umur fosil).
4. Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana
terdapat kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf.
86
Gambar Disconformity
Gambar Paraconformity
87
Gambar Nonconformity
Untuk hubungan stratigrafi ini, sangat sulit untuk diobservasi dalam skala
singkapan. Hubungan stratigrafi ini dapat diketahui dari rekonstruksi peta pola
jurus.
Elemen Struktur Sedimen, struktur sedimen ini merupakan suatu kenampakan
yang terdapat pada batuan sedimen di mana kenampakannya itu disebabkan oleh
proses sedimentasi pada batuan tersebut, seperti aliran air, deformasi, aktivitas
biogenik (oleh hewan dan tumbuhan), serta aliran gravitasi sedimen. Struktur
sedimen ini harus dianalisa langsung di lapangan, dengan tujuan untuk
menentukan lingkungan pengendapan batuan serta untuk menentukan posisi atas
dan bawah dari suatu lapisan.
88
BAB VII
STRUKTUR GEOLOGI
7.1 PENGERTIAN UMUM
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh
batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan
internalnya.
Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada
studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari
struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai
sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian
deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol
stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur
tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan
dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi
bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau
susunan intenal yang lain.
7.2 MACAM-MACAM STRUKTUR GEOLOGI
7.2.1 Sistem Sesar (Fault)
Sesar atau patahan (fault) adalah suatu bidang yang terbentuk karena kekuatan
batuan tidak dapat menahan lagi tekanan/beban yang ada sehingga akhirnya
batuan tersebut patah. Setelah terjadinya sesar tersebut, kedua bagian yang tadinya
berhubungan dapat bergeser naik, turun, atau bergeser secara mendatar (Gambar
7.1)
Sesar yang terbentuk karena proses tektonik yang kuat umumnya tidak berdiri
sendiri (tunggal), tetapi akan menghasilkan sesar-sesar lain yang lebih kecil di
sekitarnya sehingga dapat membentuk suatu sistem sesar yang kompleks (Gambar
7.2).
89
90
91
92
Permukaan bidang kekar ada yang halus, kasar, bergelombang, licin, dll,
tergantung pada jenis batuan, kekuatan batuan, besarnya gaya, dan jenis
gaya yang bekerja padanya.
93
sistem kekar, orientasi bidang kekar (jurus dan kemiringan), jumlah set
kekar pada daerah yang sama, dan kerapatan/jarak kekar
7.3 Pengaruh Struktur
7.3.1 Terhadap kekuatan/kestabilan batuan
Adanya struktur sangat mempengaruhi kekuatan batuan, karena bidang-bidang
struktur tersebut jelas mengganggu kontinuitas kekuatan batuan, baik dalam skala
besar maupun kecil. Misalnya : batuan beku yang utuh kuat sekali dan karena itu
stabil tetapi apabila ada kekar atau sesar kekuatannya akan berkurang (Gambar
7.8), sedimen berlapis (Gambar 7.9), dan batuan terkekarkan (Gambar 7.10).
94
95
96
DAFTAR PUSTAKA
29
Desember