Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN ILMU UKUR TANAH

THEODOLIT

Dosen Pembimbing :
Ir. Taat Tri Parwingono

Oleh :
Christy Nanlohy
(073001500028)

Jurusan Teknik Pertambangan


Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti
2016

BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM

1.Mengukur beda tinggi dan jarak dengan alat theodolit


2. Menanamkan kemampuan menggunakan alat theodolit di lapangan
3. Mengolah data di lapangan

BAB II
TEORI DASAR

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut
yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Di dalam pekerjaan pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,
theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,
maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi
seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90.
Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan
kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan
untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi,
theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan
bertingkat.
A.BAGIAN BAGIAN DARI THEODOLIT
Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :
1.Bagian atas, terdiri dari :
o Teropong / Teleskope
o Nivo tabung
o Sekrup Okuler dan Objektif
o Sekrup Gerak Vertikal
o Sekrup gerak horizontal
o Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
o Nivo kotak
o Sekrup pengunci teropong

o Sekrup pengunci sudut vertical


o Sekrup pengatur menit dan detik
o Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal
2.Bagian Bawah terdiri dari :
o Statif / Trifoot
o Tiga sekrup penyetel nivo kotak
o Unting unting
o Sekrup repitisi
o Sekrup pengunci pesawat dengan statif
B.MACAM / JENIS THEODOLIT
Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan
kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur.
Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type
DKM-2A (Kem)

2.Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran
mendatarnya dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar
0, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki.
Theodolit yang termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6
dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss)
1.Macam Theodolit menurut sistem bacaannya:
Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis
Theodolite sistem baca dengan Nonius
4

Theodolite sistem baca dengan Micrometer


Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi
Theodolite sistem baca dengan Digital
2.Theodolit menurut skala ketelitian
Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)
Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)
Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)
Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)
Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)

BAB III
ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

Theodolit
Statif
Rambu Ukur
Alat Tulis
Formulir atau lembar pengamatan

BAB IV
CARA KERJA

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini


perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.
2. Tentukan titik dimana alat / patok akan didirikan
3. Tancapkan patok pada titik yang telah ditentukan
4. Lakukan proses centering dengan sumbu I vertical dengan langkah
langkah sebaai berikut :

Tancapkan 1 kakai statif dengan kokoh sedangkan 2 kaki lainnya


diangkat dan smbil ditahan dengan tangan.
Amati teropong centering sehingga tepat berada ditengah tengah
garis diagonal patok yang telah ditancapkan.
Lepaskan kedua kaki dan tancpkan dengan kokoh kemudian kunci
kedua kaki tersebut.
Ulangi lagi pengamatan pada teropong centering apabila belum
tepat berada ditengah tengah patok maka lakukan pemasangan
seperti langkah awal kembali.

5. Lakukan proses sumbu I vertikal dengan langkah sebagai berikut :

Amati nivo kotak, apabila gelembung tidak berada tepat ditengah


maka lakukan pendekatan dengan mengatur kaki statif
(meninggikan / merendahkan), sehingga gelembung udara pada
nivo kotak berada tepat ditengah tengah.
Lakukan pengaturan sekrup A, B, C dengan langkah langkah
berikut ini :
o Tempatkan gelembung nivo tabung berada sejajar dengan
sekrup A, B ketengahkan gelembung udara dengan memutar
sekrup A dan B serentak berlawanan arah hingga gelembung
nivo tepat ditengah tengah.
o Putar alat theodolit sejauh 180,sehingga tabung nivo masih
sejajar dengan sekrup A, B kemudian putar salah satu sekrup
apabila gelmbung masih belum berada ditengah tengah.

o Putar lagi alat theodolit sejauh 90, sehingga nivo tabung


tegak llurus terhadap sekrup A dan B, kemudian putar sekrup
C hingga gelembung tepat berada ditengah tengah.
o Kemudian putar alat theodolit kesembarang arah untunk
memastikan bahwa alat sudah benar benar datar dengan
melihat apakah gelembung nivo maih tetap ditengah atau
tidak, apabila tidak ditengah maka ulangi lagi dari awal.
6. Arahkan teropong ke rambu ukur. Baca angka yang tertera di rambu ukur
dengan menggunakan benang silang (ba,bb,bt).
7. Baca sudutnya. Catat pada buku ukur.
8. Kemudian alat diarahkan ke titik berikutnya (rambu muka). Kemudian
lakukan metode 6 dan 7 seperti diatas.
9. Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara diselisihkan antara bacaan
sudut kedua titik tersebut.
10. Begitu juga untuk titik detail yang lain.Apabila pekerjaan di titik selesai,
pindahkan alat ukur tersebut ke titik lainnya. Lakukan pekerjan / metode
diatas sampai titik terakhir.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Tabel 5.1
Pengukuran jara koptis system stadia dari Station 1
AZIMUTH
STATION

TITIK

ZENITH

BA

BT

BB

24900450

26901625

1,6 m

1,49 m

1,39m

20,99

12303120

27000435

1,595m

1,51 m

1,43 m

16,49

BIASA

LUAR
BIASA

30004020

19403410

Jarak

1
(ti=1,38 m)

Tabel 5.2
Pengukuran jara koptis system stadia dari Station 2
AZIMUTH
STATION

TITIK

ZENITH

BA

BT

BB

Jarak

16000105

8902855

1,65m

1,5m

1,35m

30 m

79005220

27004615

1,6m

1,5 m

1,4 m

20m

BIASA

LUAR
BIASA

34000255

11005450

2
(ti=1,42m)

Tabel 5.3
Pengukuran jara koptis system stadia dari Station 3
AZIMUTH
STATION

TITIK

ZENITH

BA

BT

BB

Jarak

BIASA

LUAR
BIASA

35404000

17404330

9001635

1,46 m

1,37m

1,2m

25302510

7301155

8903325

1,6m

1,56 m

1,52 m

7,92m

17,82

3
(ti=1,42m)

Tabel 5.4
Pengukuran jara koptis system stadia dari Station 4
AZIMUTH
STATION

TITIK

ZENITH

BA

BT

BB

Jarak

24900450

9300255

0,09 m

0,07625
m

0,0625
m

2,74 m

34901710

8004415

1,81m

1,7615
m

1,713 m

0,944

BIASA

LUAR
BIASA

6901455

16902145

4
(ti=1,38 m)

Tinggi alat = 135,8 cm

10

BAB V
PERHITUNGAN

6.1

Penentuan jarak dan bedat inggi

= A.Y.Cos2 h

= D.tan h

= ti + V BT

= 90 - Z

= BA - BB

D4-2 = 100 . 0,0275 . cos2

= 2,74 m

3,0568

V4-2 = 2,74.tan 3,0568


H

4-2

= 0,14 m

= 1,358 + 0.14 0,07625

= 1,42175 m

D4-3 = 100 . 0,0097 . cos2 9,2625

= 0,944 m

V2-3 = 0,944 .tan 9,2625

= 0,153 m

2-3

= 1,358 + 0,153 0,07625

= 1,43475m

D1-2 = 100 . 0,21 . cos2 179,27

= 20,99 m

V1-2 = 20,99 .tan 179,27

= -0,267 m

1-2

= 1,358 0,267 0,1495

11

= 0,9415 m

D1-4 = 100 . 0,165 . cos2 0,076

= 16,49m

V1-4 = 16,49 .tan 0,076

= 0,0201 m

1-4

= 1,358 + (- 0,0201) 1,51 = -0,1319 m

D3-1 = 100 . 0,18 . cos2 001635

= 17,82m

V3-1 = 17,82 .tan 001635

= 0,085 m

3-1

= 1,424 + 0,085 1,38

= 0,13 m

D3-3 = 100 . 0,08. cos2 (- 002635)= 7,92m

V3-3 = 7,92 .tan(- 002635)


H

3-3

= -0,061 m

= 1,424 + (- 0,06) 1,56

= -0,19 m

D2-4 = 100 . 0,2. cos2 ( 004615)= 20m

V2-4 = 20 .tan(004615) = 0,26 m


H

2-4

= 1,48 + 0,26 1,56 = 0,24 m

D2-3 = 100 . 0,3. cos2 (003105)= 30m

V2-3 = 30m .tan(003105)


H
6.2

2-3

= 0,27 m

= 1,48 + ( 0,27) 1,56

= 0,25 m

Penentuan sudut Horizontal


sudut biasa+ sudut luar biasa
2

Sudut

= {(30004020 - 19403410 ) + (12003525 - 12303120)}/2 =

8803257,5

12

= {34000255- 16000105) + (11005950 - 19005220)}/2 =

129 5710
0

= {35404045- 17404330) + (25302510 - 7301155)}/2 =

180 0515
0

= {16902145- 6902145) + (34901710 - 24000450)}/2 =

10403609

= 50301131,5

6.2 Menentukan koordinat tiap-tiap titik


Titik

Sudut Hz

107 58

Azimut

Jarak

Dsin

Dcos

1000

1000

1000

1000

-002836

21.99 m

490823
-002836

192
05' 15 ' '
16000105

22 m

104

-19.82

9.53

0,26

-2,35

-7.5

20.67

0,27

-2,35

8.80

-4.6

0,12

-1,06

17.64

-17.92

0.23

-1,92

0.00

0.00

17 ' 40 ' '


-002836
4

9.93 m

1170346

101 23
13
-002836

17404330

18 m

360

71.92 m

Menghitung factor koreksi:


Faktor Sudut Horizontal

teoritis =( n2 ) 180 =( 42 ) 180 =360

13

praktik =107 5' 8' ' + 49 8' 23 ' ' +


'
''
17 40 + 101 23 ' 13 ' ' =361
104

54 ' 24 ' '


fr=

praktik teoritis = 361 54 ' 24 ' '360 00' 00' ' =0 28' 36 ' '
n

Faktor koreksi Dsin dan Dcos


Total Dsin =0,88=fx
Total Dcos =7,68=fy
Koordinat tiap titik
x 1=1000
x 2=x 1+ Dsin 12
100019.56= 980.44
+
x 3=x 2+ D sin
980,447.23=973.21

x 4=x 3 + Dsin 34
973.21+8.92=982.13
x 1=x 4 + D sin 41
982.13+17.87=1000

y 1=1000
y 2= y 1 + D cos 12
1000 z =7.18=1007.18

14

y 3= y 2 + D cos 23
1007.18+18.32=1025.5
y 4 = y 3+ Dcos 34
1025.55.66=1019,84

y 1= y 4 + D cos 41
= 1019,8419.84=1000

BAB VII
PEMBAHASAN
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan
untukmenentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut
tegak.
Pada praktikum theodolit yang telah dilakukan, pertamakali asisten
mengajarkancara memasang alat theodolit pada statip. Kemudian
asisten menjelaskan bagian-bagian dari theodolit, yaitu ; Plat dinding
pelindung lingkaran vertikaldi dalamnya, Ring pengatur lensa tengah,
Pengatur
fokus
benang
silang,
Alat baca lingkaran vertikal/horisontal, Lensa obyektif, Klem vertikal te
ropong,Penggerak
halus
teropong,
Klem
15

alhidade horisontal, Penggerak halus horisontal, Nivo kotak alhidade


horisontal, Plat dasar instrumen dan Nivotabung alhidade horizontal.
Selanjutnya praktikum dilanjutkan dengan pembelajaran mengenai
caramenyentring theodolit. Dalam melakukan centering ada 3 tahap,
yang pertama menyentring lensa pada theodolit ke patok yang ada diba
wahnya.Maka saat meletakan alat theodolit pada statip, usahakan
statip
tegak
lurus pada patok dibawahnya. Yang kedua mengatur apakah alas theod
olit sudahhorizontal. Caranya dengan menaik turunkan ketiga kaki
statip. Kemudiancentring yang ketiga dilakukan dengan caranya
dengan memutar ketiga skrupyang ada di theodolit. Skrup ini diberi
nama A, B dan C. Skrup AB diputarsecara bersamaan, jika skrup A
diputar ke dalam maka skrup B pun harusdiputar kedalam. Setelah
skrup A dan B, putar skrup C sendiri hinggagelembung berada di
tengah. Kemudian putar alat theodolit kesembarang arahuntunk
memastikan bahwa alat sudah benar benar datar dengan
melihatapakah gelembung nivo maih tetap ditengah atau tidak, apabila
tidak ditengahmaka ulangi lagi dari awal.

Setelah melakukan penyentringan. Tahap selanjutnya adalah


menembak titikatau target yang di amati. Pertama arahkan alat pada
patok yang sedangdiamati. Lalu kunci, agar alat tidak bergerak lagi.
Selanjutnya arahkanteropong pada alat rambu ukur arahkan pada
benang tengah yang kitainginkan, usahakan agar benang tengah
bernilai bulat agar mempermudah pembacaan benang atas dan benag
bawahnya. Kemudian kunci teropong agartidak bergerak. Catat hasil
pengamatannya berupa benang tengah, benangatas, benang bawah,
sudut horizontal dan sudut vertikal. Benang bawah dapatdihitung
dengan cara: 2(BT)-BA. Pengukuran diatas dinamakan pengukuran
biasa.Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran luar biasa. Pada saat
alatmasih dalam keadaan yang sama saat pengukuran biasa, buka
kunci teropongdan kunci theodolit, lalu putar alat theodolit 180.
Kemudianlakukan penembakan titik atau target yang sama pada pengu
kuran biasa, tanpa penyentringan alat terlebih dahulu.

16

BAB VIII
KESIMPULAN

Dari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat


ditarik kesimpulan antara lain :
Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon tertutup,
dimana titik awal dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.

17

Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu :


sudut, jarak dan azimut dai suatu daerah.
Dari azimut yang didapatkan dapat diketahui koordinat titik titik
poligon yang akan diplotkan ke kertas gambar.
Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3 faktor
yaitu : faktor manusia, faktor alat dan faktor alam.

DAFTAR PUSTAKA

Arlianty.2010.Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah.Poso:Unsimar


Frick, heinz. 1979. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta : Kanisius
Wongsotjitro, Soetomo. 1964. Ilmu ukur tanah. Jakarta : Kanisius

18

LAMPIRAN

19

20

21

Anda mungkin juga menyukai