A. Kompetensi Inti:
B. Kompetensi Dasar:
C. Tujuan Pembelajaran
1. Selama dan setelah proses pembelajaaran, peserta didik dapat mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk bangsa
2. Setelah membaca teks Anekdot peserta didik mau mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap
masalah-masalah yang dikemukakan dalam teks Anekdot melalui lisan, maupun tulisan.
3. Setelah membaca teks Anekdot peserta didik dapat menjelaskan isi teks Anekdot dengan benar
melalui lisan ataupun tulisan.
4. Setelah membaca teks Anekdot peserta didik dapat menemukan struktur teks Anekdot dengan
benar melalui lisan ataupun tulisan.
5. Setelah membaca teks Anekdot peserta didik dapat menentukan ciri bahasa dalam teks Anekdot
dengan benar melalui tulisan.
6. Setelah membaca teks Eksposisi peserta didik dapat mengidentifikasi sindiran dalam teks Eksposisi
dengan benar melalui lisan ataupun tulisan.
7. Setelah membaca teks Eksposisi peserta didik dapat mengidentifikasi humor dalam teks Eksposisi
dengan benar melalui lisan ataupun tulisan.
8. Setelah membaca teks Anekdot peserta didik dapat menentukan topik dengan benar melalui tulisan
untuk dijadikan bahan membuat teks Anekdot.
9. Peserta didik dapat menentukan sindiran dalam teks Anekdot secara tulisan untuk dijadikan bahan
membuat teks Anekdot.
10. Peserta didik dapat menentukan humor dalam teks Anekdot secara tulisan untuk dijadikan bahan
membuat teks Anekdot.
11. Setelah menyusun topik, menentukan sindiran dan humor peserta didik dapat mengembangkan
kerangka karangan menjadi teks benar melalui tulisan .
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi Anekdot
Sumber Belajar
1. Buku teks Bahasa Indonesia SMA/MAK. Ekspresi Diri dan Akademik 2013. Jakarta: Kemendikbud.
2. Yustinah. 2014. Produktif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK. Kudus: Erlangga.
3. Engkos Kosasih. 2014. Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK. Jakarta. Erlangga.
4. Alex Suryanta. 2014. BUPENA Buku Penilaian Autentik Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.
Tanggerang Selatan. Erlangga.
G. Kegiatan pembelajaran
Apersepsi
5. Pendidik memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
6. Pendidik memberikan ilustrasi tentang teks Anekdot.
Inti Fase 2: Menyajikan informasi
7. Peserta didik menanggapi penjelasan tentang struktur dan kaidah teks
Anekdot.
Fase 5: Evaluasi
12. Pendidik kemudian secara acak (uji petik) memberikan pertanyaan secara
lisan kepada Peserta didik tentang :
a. Topik atau tema apa yang dibahas di dalam teks “Obat Jamu
Tradisional”?
SMK PGRI 1 SURABAYA Bahasa Indonesia X |3
b. Tentukan di mana letak struktur teks Anekdot!
c. Tentukan kaidah teks Anekdot!
d. Apakah terdapat sindirian? Jelaskan!
e. Apakah terdapat humor? Jelaskan!
Apersepsi
5. Pendidik memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
6. Pendidik menanyakan sekilas tugas tentang hasil observasi.
7. Pendidik mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya
secara singkat tentang struktur teks Anekdot
Apersepsi
5. Pendidik memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
6. Pendidik menanyakan sekilas tugas tentang hasil observasi.
7. Pendidik mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya
secara singkat tentang struktur teks Anekdot
Fase 5: Evaluasi
10. Sebelum menayangkan video anekdot, pendidik membeikan selembaran 70 menit
kepada setiap kelompok untuk menilai dan memberikan komentar terkait
isi dan pembuatan video.
Pertemuan pertama
Perhatikan teks Anekdot dengan judul “Anekdot Hukum Peadilan” identifikasikanlah struktur teks
Anekdot!
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi :
Individu/Kelompok :
Nama :
Kelas :
Berisi pendapat 20
……………………………………………………………………………………………
Uraian bersifat objektif 20
……………………………………………………………………………………………
Uraian bersifat gagasan 20
……………………………………………………………………………………………
Contoh-contoh yang disampaikan melalui analisis dan sintesis 20
……………………………………………………………………………………………
Paragraf diakhiri degan penegasan ulang pendapat. 20
……………………………………………………………………………………………
Total Nilai 100
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Pertemuan kedua
Perhatikan teks Anekdot dengan judul “Manfaat Jamu Tradisional” identifikasikanlah kaidah teks
Anekdot!
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Kisi-kisi : KD 4.6
Kompetensi Jenis
IPK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
4.6 Menciptakan 4.6.1 Menentukan 1. Peserta didik Tes 1. Temukanlah sebuah topik atau
kembali teks topik anekdot dapat tertulis tema terkait dengan teks
anekdot menentukan uraian Anekdot!
dengan topik yang dapat
meperhatikan dikembangkan
struktur, dan dalam teks
kebahasaan. Anekdot
4.6.2 Menentukan 2. Peserta didik Tes 2. Buatlah dialog berupa sindirian
sindiran dapat tertulis yang akan dijadikan teks
anekdot menentukan dan anekdot!
membuat
sindiran guna
membuat teks
Anekdot
4.6.3 Menentukan 3. Peserta didik Tes 3. Buatlah dialog berupa humor
unsur humor dapat tertulis yang akan dijadikan teks
menentukan dan produk anekdot!
membuat unsur
Penilaian Produk
Soal 1: Pertemuan kedua
Temukanlah sebuah topik atau tema terkait dengan teks Anekdot!
Soal 2: Pertemuan kedua
Buatlah dialog berupa sindirian yang akan dijadikan teks anekdot!
Soal 3: Pertemuan kedua
Buatlah dialog berupa humor yang akan dijadikan teks anekdot!
Soal 4: Pertemuan kedua
Buatlah teks anekdot secara utuh dalam bentuk dialog!
Tabel Indikator 1 : Menentukan Topik, Sindiran, dan Humor dalam Teks ANEKDOT
Keterangan Nilai
Topik 10
…………………………………………………………………………………………
Dialog sindiran 20
Dialog Humor 20
Total Nilai 10
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Rumus penilaian:
Jumlah skor perolehan × 100 = ...............................
Jumlah skor maksimal (100)
Produk
Proyek
Tugas
UAS
UTS
UH
1 Deny Bagus 80 - - - 80 80 86 83
2 Vegal Firmansyah 80 - - - 80 80 90 85
3 dst
2 Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian garagara jembatan yang
rapuh. Setelah itu, Mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si Pembuat
Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke
hakim karena belum ada polisi.
3 Permohonan keluarga si Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil si Pembuat Jembatan untuk
diadili. Namun, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima. Ia menimpakan kesalahan kepada
tukang kayu yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu. Setelah itu, hakim memanggil si Tukang
Kayu.
4 Sesampainya di hadapan hakim, si Tukang Kayu bertanya kepada hakim, “Yang Mulia Hakim, apa
kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?” Yang Mulia Hakim menjawab,
“Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan
rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu,
kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.” Si Tukang Kayu membela diri,
“Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu
yang jelek.” Yang Mulia Hakim berpikir, “Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual
Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan.”
Lalu, Hakim berkata kepada pengawalnya, “Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya!” Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu.
5 Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim. “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan
hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?” kata si Penjual Kayu. Sang Hakim menjawab,
“Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu
sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang
dagangannya dalam pedati.”
Si Penjual Kayu menjawab, “Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah
pembantu saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi
kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.” Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu. “Hai
pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!” Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu.
6 Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun bertanya kepada
hakim perihal kesalahannya. Sang Hakim memberi penjelasan tentang kesalahan si Pembantu yang
menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda dan dagangannya sepedati. Si Pembantu tidak secerdas tiga
orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bisa memberi alasan yang memuaskan sang
Hakim. Akhirnya, sang Hakim memutuskan si Pembantu harus dihukum dan memberi ganti rugi.
Berteriaklah sang Hakim kepada pengawal, “Hai, Pengawal, masukkan si Pembantu ini ke penjara dan
sita semua uangnya sekarang juga!”
7 Beberapa menit kemudian, sang Hakim bertanya kepada si Pengawal, ”Hai, Pengawal apakah hukuman
sudah dilaksanakan?” Si Pengawal menjawab, ”Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk
melaksanakannya.” Sang Hakim bertanya, “Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan
dan menyita uang orang?” Si Pengawal menjawab, “Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu
tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak
punya uang untuk disita.” Sang Hakim marah besar, “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari
pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!” Setelah itu, si Pengawal mencari
pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang.
8 Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada hakim, “Wahai, Yang
Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harusdipenjara?” Dengan entengnya sang Hakim
menjawab, “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”