Anda di halaman 1dari 35

BAB 2

KARYA
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi karya seni rupa tiga dimensi peserta didik
diharapkan dapat:
mengapresiasi dan berkreasi seni rupa, yaitu:
1. Mengidentifikasi jenis karya seni rupa 3 dimensi.
2. Mengidentifikasi simbol dalam karya seni rupa 3 dimensi.
3. Mengidentifikasi nilai estetis dalam karya seni rupa 3D.
4. Membandingkan jenis karya seni rupa 3 dimensi.
5. Membandingkan simbol dalam karya seni rupa 3 dimensi.
6. Membandingkan nilai estetis dalam karya seni rupa 3D.
7. Membuat konsep berkarya seni rupa 3D.
8. Membuat sketsa karya seni rupa 3D dengan melihat model mahluk hidup.
9. Membuat sketsa karya seni rupa 3D dengan melihat model benda mati (still life).
10. Membuat karya seni rupa 3D dengan melihat model mahluk hidup.
11. Membuat karya seni rupa 3D dengan melihat model benda mati.
12. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam proses berkarya seni rupa 3 dimensi.
13. Menyajikan karya seni rupa 3D hasil buatan sendiri.
14. Mempresentasikan karya seni rupa 3D hasil buatan sendiri baik lisan maupun
tulisan.karya Seni Rupa

A. Pengertian Karya Seni Tiga Dimensi


Karya seni rupa tiga dimensi merupakan karya seni rupa yang memiliki dimensi
panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang.

60
Contoh karya seni tiga dimensi diantaranya adalah : seni patung, seni kriya, seni
keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk. Selain sebagai benda hias karya
senirupa tiga dimensi juga dapat berupa benda pakai yang memiliki nilai praktis
sekaligus juga nilai keindahan. Misalnya pada sebuah kursi yang berfungsi sebagai
tempat duduk sekaligus juga sebagai keindahan dengan ukiran yang ada pada kursi
tersebut.
Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara karya dua dimensi dengan tiga
dimensi. Obyek karya seni rupa dua dimensi hanya bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi
karya tiga dimensi dapat di lihat lebih dari dua sisi .
Pada karya seni rupa 3 dimensi juga mengandung unsur garis, bentuk, bidang,
warna disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu. Karya seni rupa 3
dimensi ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang memiliki fungsi hias saja. Untuk
berkarya seni rupa 3 dimensi ini kalian dapat memilih dan mencoba berbagai bahan,
teknik dan medium sesuai dengan obyek dan fungsi yang kalian inginkan.
Amatilah gambar karya-karya seni rupa tiga dimensi berikut ini, kemudian kamu
identifikasi unsur –unsur yang membentuk karya seni rupa tiga dimensi yang kamu lihat pada
gambar tersebut. (Kerjakan Pada Lembar LKS 1)

1 2

61
3 4

5 6

7 8

62
9 10

Gambar I. Aneka Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

B. Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Jenis karya seni rupa tiga dimensi dapat dilihat dari fungsi karya seni tersebut. Dilihat
dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu fungsi
pakai (seni rupa terapan atau applied art) dan karya seni rupa yang hanya memilki
fungsi ekspresi(seni murni atau pure art). Karya seni rupa sebagai benda pakai yang
memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan kegunaannya. Dengan demikian
bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin
nyaman digunakan. Tahukah kalian bahwa mobil yang kita tumpangi, kursi yang kita
duduki, telepon genggam yang kalian gunakan adalah juga karya seni rupa tiga
dimensi? Coba kalian jelaskan mengapa benda-benda tersebut dikategorikan karya seni
rupa tiga dimensi. (Kerjakan Pada Lembar LKS II), perhatikan contoh berikut;

63
Gambar. 1

Jenis : Karya seni rupa tiga dimensi


Fungsi : ekspresi/hias
Bentuk: Patung dekoratif
Bahan: kayu
Teknik : Pahat
Keterangan/ penjelasan karya :
Benda ini difungsikan sebagai benda hias, dengan tema
bentuk human/ manusia yang distylir menampilkan
rangkaian bentuk-bentuk manusia yang saling menjalin
membentuk komposisi yang seimbang sebagai satu
kesatuan yang utuh.
1
Gambar. 2

Jenis : Karya seni rupa tiga dimensi


Fungsi : Benda pakai / terapan
Bentuk karya : Mebeler ( kursi )
Bahan: kayu
Teknik : Pahat, bubut.
Keterangan/ penjelasan karya :
Benda ini difungsikan sebagai benda pakai yaitu untuk
duduk, kursi ini memakai ornamen stilasi tumbuhan dengan
bentuk pilin berganda yang distylir menampilkan rangkaian
bentuk tumbuhan yang saling menjalin membentuk
komposisi yang seimbang sebagai satu kesatuan yang utuh
sebagai hiasan kursi..
2

Gambar 2 . Aneka Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi dengan fungsi tertentu

C. Simbol Dalam Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol
dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon
(symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara
konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan
gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti,
kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
64
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan
kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau
individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati
atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering
dilawankan dengan tanda alamiah.
Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung
dalam karya seni rupa baik wujud objeknya maupun unsur-unsur rupanya. Misalnya
merah adalah simbol keberanian. Patung katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung
kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya.
Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan sifat-sifat
tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah dan banyak akal.
Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan dan kelicikan. Lain
lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan kemalasan dan kebodohan.
Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga
dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi
yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk membuat patung,
tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman
dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran
besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-
tempat bersejarah. Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari
kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak
Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa. Pahlawan atau
orang yang berjasa dan orang yang dihormati sering dibuatkan patungnya juga. Patung
itu menjadi simbol kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya. Banyak pahlawan dan
orang yang berjasa di Negara kita. Kepahlawanan dan perjuangan orang –orang tersebut
dikenang hingga saat ini, dijadikan tauladan bagi masyarakat dan bangsa. Coba
perhatikan, adakah patung orang yang dianggap berjasa, pahlawan atau dihormati di
daerah kalian? Perhatikan berbagai contoh karya seni rupa tiga dimensi yang memiliki
nilai –nilai simbolik.

65
1 2

3 4

5 6
Gambar 3 . Contoh Karya Seni Rupa Tiga Dimensi yang memiliki nilai simbol/ perlambangan tertentu

66
Sekarang coba kalian jelaskan melalui pengamatan gambar, pengumpulan fakta dan
analisis terhadap karya, benda-benda tersebut dikategorikan karya seni rupa tiga
dimensi yang memiliki nilai simbolik atau perlambangan tertentu. (Kerjakan Pada
Lembar LKS III), perhatikan contoh berikut;

Gambar. 1

Jenis : Karya seni rupa tiga dimensi


Fungsi : Nilai estetika dan simbolik
Bentuk karya : Patung monumen
Bahan: Pasir, semen, rangka beton
Teknik : Cor , cetak
Nilai Simbolik :
Patung ini difungsikan sebagai bentuk
peringatan/ penghargaan bentuk simbol atas
semua jasa perjuangan, nialai-nilai
kepahlawanan panglima besar Jendral
Sudirman dalam masa memperjuangkan
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dengan harapan dapat diteladani
prilakunya pada masa-masa sekarang ini oleh
masyarakat Indonesia.

Gambar. 2

Jenis : Karya seni rupa tiga dimensi


Fungsi : Nilai estetika dan simbolik
Bentuk karya : Patung Monumen
Bahan: Pasir, semen, rangka beton
Teknik : Cor , cetak
Nilai Simbolik :
Patung sepatu ini difungsikan sebagai simbol/
lambang kekhasan suatu tempat yaitu
Cibaduyut Bandung sebagai centra pengrajin
sepatu. Warna hitam pada sepatu dan putih
pada penampangnya menunjukan bentuk
representasi dari sepatu asli yang dihasilkan di
Cibaduyut.

2
Gambar 4 . Contoh analisis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
yang memiliki nilai simbol/ perlambangan tertentu.

67
Karya seni rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa seperti warna, garis,
bidang dan bentuk. Unsur-unsur rupa itu digunakan selain untuk memperindah
bentuknya, unsur rupa pada karya seni rupa tiga dimensi ini dapat saja memiliki makna
simbolik. Pada bab sebelumnya kalian sudah mempelajari unsur-unsur rupa dan makna
dari unsur-unsur rupa tersebut. Garis tebal, garis tipis, garis lurus, garis lengkung
memiliki makna simbolik yang berbedabeda. Warna merah, hitam, putih dan
sebagainya juga memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Makna-makna simbolik
ini mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh,
warna hitam seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku bangsa
tertentu menggunakan warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita.

D. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensini Rupa

Pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada keindahan


yang sedap dipandang mata. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat berisifat
objektif dan subjektif. Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa
berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata.
Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik,
perpaduan warna yang sesuai, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan
sebagainya. Keselarasan dalam menata unsurunsur visual inilah yang mewujudkan
sebuah karya seni rupa. Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat
subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara
visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Ketika
melihat sebuah karya seni lukis atau karya seni patung abstrak, kita dapat menemukan
nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Kita merasa tertarik pada apa
yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya
bahkan ingin memilikinya.
Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika. Estetika identik dengan seni dan
keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan
konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tentang estetika tidak lagi
semata-mata merujuk pada keindahan yang sedap dipandang mata. Dengan memahami
persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan kalian dalam apresiasi, kritik maupun

68
berkarya seni semakin terbuka. Menghadapi karya-karya seni yang dikategorikan “tidak
indah”, kalian tidak serta merta memberi penilaian buruk, tidak pantas atau lain
sebagainya. Sebagai seorang pelajar kalian harus bijaksana untuk melihat latar belakang
dibalik penciptaan sebuah karya dan mencari tahu nilai keindahan dan kebaikan yang
tersembunyi dibalik karya tersebut. Hal ini penting karena akan membantu kalian
menjadi seorang kreator, apresiator maupun menjadi kritikus seni yang baik. Coba
kalian bandingkan antara dua karya seni rupa tiga dimensi yang objeknya sama dengan
penampilan gaya yang berbeda, dari segi nilai estetiknya. (Kerjakan Pada Lembar LKS
IV), perhatikan contoh berikut!

1. Gambar patung 2. Gamar Patung dengan objek manusia


dengan objek manusia gaya gaya Naturalis
primitif.
Contoh analiis karya:

Gambar 1. Gambar 2.

Jenis : Karya seni rupa tiga dimensi Jenis : Karya seni rupa tiga dimensi
Fungsi : Nilai simbolik kepercayaan Fungsi : Nilai simbolik
Bentuk karya : Patung Primitif Bentuk karya : Patung Monumen
Bahan: Kayu Bahan: Pasir, semen, rangka beton
Teknik : Pahat Teknik : Cor , cetak
Tanggapan: Tanggapan:
Dari segi bentuk patung primitif lebih Dari segi bentuk patung realis lebih
mengutamakan pemaknaan/ simbol mengutamakan kemiripan ketimbang
ketimbang representasi/ kemiripan dengan pemaknaan/ simbol. Teknik ini lebih sulit
bentuk realisnya. membutuhkan keahlian yang tinggi untuk
Dari segi teknik lebih mengutamakan pakem- menghasilkan karya yang menakjubkan.
pakem tertentu.

69
D. Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi

Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun
dilakukan dalam sebuah proses berkarya. Tahapan dalam berkarya akan berbeda-beda
sesuai dengan karakteristik bahan, teknik, alat dan medium yang digunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa tersebut. Tahapan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi
ini seperti juga karya seni rupa pada umumnya, dimulai dari adanya motivasi untuk
berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam maupun diri perupanya. Ide atau
gagasan berkarya seni rupa tiga dimensi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Cobalah
perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di sekitar kalian. Amatilah berbagai
karya seni rupa tiga dimensi dari berbagai media cetak maupun elektronik, kemudian
kembangkan hasil pengamatan kalian menjadi gagasan berkarya. Pilihlah bahan, media,
alat dan teknik yang kalian kuasai atau ingin kalian coba dan mulailah berkreasi
membuat karya seni rupa tiga dimensi.
Ada beberapa teknik yang dapat kita lakukan dalam membuat karya seni rupa tiga
dimensi yang dapat kita jadikan referensi dalam proses pembuatan karya, tetapi ini
tidak mutlak mungkin kita dapat menemukan teknik tersendiri yang belum ada.
Teknik – teknik Seni Rupa 3 Dimensi
1. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan menempelkan
(menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk seperti bunga, buah,
binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.
2. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang ditata
sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.
3. Teknik Menganyam adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara
mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga
menjadi suatu karya anyaman.
4. Teknik Merakit adalah membuat karya dengan cara menyambung-nyambung
beberapa bagian atau potongan bahan. Caranya disebut merakit, hasilnya disebut
rakitan. Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas, dipatri, disekrup atau
dengan cara yang lain.
5. Teknik Makrame adalah sebuah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan
menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat

70
berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan
jumbai.
6. Teknik Menuang (cor) yaitu proses menuang menggunakan bahan cair yang
dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras
dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen, plastic, karet,
gips, dan logam (tembaga, besi).
7. Teknik Butsir adalah teknik yang hanya menggunakan alat telapak tangan dan alat
lain (kayu, kawat) sederhana. Bahan yang digunakan lunak, elastis, lentur antara
lain tanah liat, plastisi.
8. Teknik Pahat yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak
dipergunakan dengan cara memahat. Cara pembuatannya dengan menggunakan
alat pahat (tatah) atau ukir dan martil. Bahan (media) yang digunakan adalah bahan
keras seperti batu, cadas, kayu, gips, tanah liat kering.
9. Teknik Menjahit adalah cara melekatkan (menyambung, mengelem, dsb) dengan
jarum dan benang.
10. Teknik Membangun yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai
komponen untuk dijadikan benda trimatra (tiga dimensi).
Perhatikan bagan berikut ini ceritakan kembali langkah-langkah dalam proses
berkarya seni rupa tiga dimensi:

Gambar 5 . Bagan proses berkaya seni rupa

71
Ide atau gagasan perupa bisa bersumber dari pengalaman, mimpi, Media massa,
Media elktronik, lingkungan alam sekitar dan sebagainya. Ide merupakan hal yang
sangat penting dalam berkarya, pemunculan ide yang hebat harus ditunjang dengan
ilmu pengetahuan yang tinggi seiring dengan perkembangan IPTEK yang terjadi.
Semakin hebat ilmu yang dimiliki maka akan berbanding lurus dengan kreatifitas ide
yang muncul dalam berkarya.
Perupa lebih kepada orang yang akan membuat karya, setelah perupa terinspirasi
dengan ide gagasan yang akan dibuat langkah selanjutnya adalah pembuatan sketsa dari
idenya pada kertas atau media lain, pembuatan sketsa ini sangat penting agar ide terarah
dengan baik, langkah berikutnya perupa akan menentukan medium, teknik, alat, bahan
dan obyek, langkah selanjutnya adalah produksi karya sampai dengan finishing lalu
pameran sebagai bentuk publikasi/ mengkomunikasikan karya agar dikenal.

LATIHAN BERKARYA
SENI RUPA TIGA DIMENSI
(Kerjakan Pada Lembar LKS V, VI, VII, VIII)

72
Latihan Praktek 1
Nirmana Ruang

Dibentuk dari dua kata yaitu nir berarti tidak, mana berarti makna, jika
digabungkan berarti tidak bermakna atau tidak mempunyai makna. Jika di artikan lebih
dalam nirmana berarti lambang-lambang bentuk tidak bermakna, dilihat sebagai
kesatuan pola, warna, komposisi, irama, nada dalam desain. Bentuk yang dipelajari
biasanya diawali dari bentuk dasar seperti kotak, segitiga, bulat yang sebelumnya tidak
bermakna diracik sedemikian rupa menjadi mempunyai makna tertentu.
Jika kita telaah lebih jauh, nirmana mirip dengan Tipografi (ilmu huruf) yaitu tentang
mengorganisasikan sesuatu untuk mencapai kualitas artistik pada sebuah karya seni atau
desain. nirmana berbicara tentang harmoni, keselarasan soal rasa, dan impresi pada
sebuah bentuk. nirmana tidak hanya mencakup 2 dan 3 dimensi saja melainkan
menjelajah sebuah ruang yang disebut dengan ruang maya.
Ruang maya adalah ruang semu dimana kita bisa berhayal tentang sesuatu yang
mebingungkan kita sendiri, dalam artian hayalan tentang sebuah kegilaan bentuk yang
sulit kita torehkan dalam media 2 dimensi ( sering disebut dengan nirmana ruang datar /
nirmana dwimatra) atau 3 dimensi (sering disebut dengan nirmana ruang / nirmana
trimatra).
Pengaplikasian nirmana mutlak dilakukan dalam semua bidang seni rupa dan desain.
Contohnya adalah fotografi, bidang seni ini mempunyai kemampuan melakukan
eksekusi ini dengan sangat baik. Kapabilitas fotografi yang merekam obyek setepat-
tepatnya dapat kita kacaukan dengan nirmana. Tentu kita sudah biasa jika melihat langit
yang jauh yang berwarna biru dan pepohonan yang dekat dengan warna hijau. Namun
dengan nirmana, langit dapat kita beri warna panas (orange/ kuning) untuk menciptakan
kesan objek tersebut dekat dengan kita. Dan pohon dengan warna dingin (misal biru)
untuk memberi kesan objek tersebut jauh dengan kita.
Hal ini dapat kita terima karena kita memandang dari nalar bentuk. Disinilah seni dan
desain dapat dinilai atas dasar kualitas artistiknya, yaitu menilai segala sesuatunya dari
sisi bentuk, bukan dari hal-hal di luar bentuk (Irama Visual, 2007, hal. 160).
Elemen – elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan
bentuknya.

73
 Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa
arah
 Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.
 Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
 Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman.
Komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan
yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan
prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus
layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat
subyektif terhadap penciptanya.
Beberapa contoh nirmana ruang 2D dan 3D.

Gambar 6 . Nirmana Ruang 2D dan 3D


74
Latihan Praktek 2

CLAY / Bahan Lunak


Membuat Karya Tiga Dimensi dengan Bahan Makanan
A. Alat dan Bahan
Bahan:
- Tepung Beras
- Tepung Tapioka
- Tepung Maizena
- Lem Kaya Pvc
- Pewarna
- Lotion
Alat:
- Wadah Mangkuk
- Sendok
- Butsir
- Rol

Langkah-langkah Pembutatan:

1. Siapkan bahan-bahan makanan yang dibutuhkan, campurkan bahan ketiga jenis


tepung dengan perbandingan yang sama ( 1 : 1: 1), perhatikan gambar!

2. Masukan Lem Kayu secukupnya sesuai dengan perbandingan tepung tadi,


perhatikan gambar:

75
3. Setelah adonan mengumpal pisahkan bebera gumpal untuk melakukan
pewarnaan sesuai kebutuhan desain yang kita buat: Perhatikan gambar:

4. Apabila kekenyalaannya kurang tambahkan lotion (Hand body) sampai bahan


adonan mudah dibentuk, perhatikan gambar:

76
5. Padatkan dengan cara memijit-mijit adonan dengan tangan sampai kekntalannya
tidak lengket dam mudah di bentuk. Perhatikan gambar:

6. Bentuk bahan yang sudah siap pakai dengan teknik butsir, pilin, sleb, dan teknik
mengbentuk dengan tangan, sampai menjadi bentuk tertentu sesuai dengan
desainnya. Perhatikan gambar:

77
Latihan Praktek 3
KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI
BONEKA KARAKTER
Pada pembuatan boneka karakter anda dituntut untuk memberikan karakter tertuntu
pada bahan boneka yang telah disiapkan, perhatikan contoh:
Langkah pembuatan:
Buatlah desain karakter yang diinginkan, pindahkan ke benda aslinya sesuai dengan
desainnya.

78
Latihan Praktek 4
KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI
TEKNIK ETSA
Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi teknik Etsa ini merupakan alternatif praktek
bahan keras, dengan menggunakan bahan kuningan.
Alat dan Bahan:
- Logam kuningan
- Cairan fericlorida
- air
- Baki plastik
- Bor untuk melobangi
- Cat/ spidol cemi permane, Stiker Cuting.
- Braso/ kumpon (bahan untuk mengkilatkan logam)

Langkah pembuatan:

Logam kuningan yang sudah siap diberi gambar dengan cat/spidol permanen atau
tempelkan gambar stiker cuting pada logam sesuai dengan keinginan.
Siapkan Baki yang telah diisi cairan fericlorida dicampur air secukupnya, masukan
logam yang telah diberi gambar kedalam cairan dalam baki, kemudian goyang-goyang
selama kurang lebih 10 s.d 15 menit. Kemudian logam cuci dengan air sampai bersih.
Kilatkan dengan Kumpon/ braso. Kalauyang dibuat gantungan kunci beri lubang
dengan bor dibagian sisi bahan. Contoh hasil karya teknik etsa.

79
80
BAB 3
KRITIK SENI RUPA
A. Pengertian Kritik

Istilah kritik / critic/ critism dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani
kritikos yang erat hubungannya dengan krinein yang merarti memisahkan,
mengamati, membandingkan dan menimbang. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
Purwadarminta kritik diartikan kemelut, kedaan genting, kecaman, celaan, gugatan.
Sedangkan Kritkus adalah ahli mempetimbangkan baik buruknya hasil kesenian,
atau hasil karya sesuatu.
Indonesia penggunaan istilah kritik adala komentar terhadap sesuatu prestasi dan
seluk beluknya dengan tujuan apresiasi.
B. Fungsi Kritik

Kritik memiliki dua funsi:


a. Pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni.
b. Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik
buruknya suatu prestasi, memberikan apresiasi.
C. Tujuan Kritik

Dengan dilandasi perasaan cinta kepada kesenian, maka setiap kritik harusnya
mempunyai tujuan pembinaan kearah peningkatan prestasi, melakukan apresiasi
dan evaluasi serta peningkatan nilai kesenian nilai kesenian pada umumnya
sehingga bisa mereguk kenikmatan seni dan kultur yang selalu bertambah
meningkat dari waktu ke waktu.
D. Jenis Kritik
1. Kritik Populer

Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya

81
bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam
tulisan kritik populer, umumnya dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah
sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.

2. Kritik Jurnalis,

Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat
kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam
dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media massa
dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya

3. Kritik Keilmuan,
Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan
pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai/menanggapi
sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus
yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang
disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.
Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para
kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.

4. Kritik Kependidikan,
Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau
meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini
umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk
meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis
ini termasuk yang digunakan oleh guru di sekolah umum dalam
penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.

E. Tahapan Kritik Seni

1. Mendeskripsi
82
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan
mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha
melakukan analisis atau mengambil kesimpulan

2. Menganalisis
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah
karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada
tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-
prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
3. Menafsirkan
Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang
digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan
4. Menilai
Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas
suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan
dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek
formal maupun aspek konteks

F. Contoh Kritik Seni Rupa (Seni Lukis)

Judul Lukisan “SELAMETAN SUPER HERO” karya: Heri Dono

83
Deskripsi Karya

Lukisan “Selametan Superhero ” karya Heri Dono yang di buat pada tahu 2012
ini berukuran 120x150 cm digarap menggunaka akrilik di atas kanvas, lukisan ini
menampilka subjek matter berupa 8 sosok manusia figuratif yaitu 7 sosok superhero
dalam dan luar negeri dalam pusisi seolah-olah duduk dan mengelilingi satu sosok di
tengah dengan kondisi berbaring. Keadaan itulah yang menggambarkan dimana sedang
dilakukan acara slametan denga cara duduk mengelilingi satu sosok yang di gambarkan
berupa sosok Semar yang sedang terbaring diantara ke tujuh sosok lainnya. Subjek
matter cenderug didominasi warna biru, merah, hijau dan juga terdapat warna hitam
pada latar belakangnya atau background.
Dilihat dari tekniknya, pelukis menampilkan sosok manusia denga
pengungkapan menggunakan gaya dekoratif dimana manusia digambarkan hanya
berupa sosok saja tanpa memperhatikan proporsi dan struktur secara terperinci. Dalam
prosesnya pun terlihat penuh dengan keceriaan melihat banyaknya sosok yang dapat
tercipta, warna yang digunakan juga mencerminkan keadaan jiwa dari sang pelukis
sendiri. Dibalik kesemuanya itu pasti tersirat makna yang dicoba ditebak oleh penikmat
lukisan ini, sebenarnya apa yang diinginkan dan apa yang ingin di ungkapkan melalui
karya yang demikia

Analisis Formal
Lukisan Hedi Dono berjudul “Selametan Superhero” terdiri dari garis-garis
kontur yang amat jelas, yaitu garis-garis nyata yang merupakan gambar garis seperti
spiral, lurus, yang memang berwujud garis. Sedangkan garis semu bisa dibentuk dari
pertemuan antara warna bidang, ruang dengan objek , dan juga garis kontur pada setiap
obyek. Garis-garis tersebut amat jelas dan mudah teramati, apalagi bila setiap unsur
garis digambarkan sebagai garis nyata. Begitu juga bidang (space) yang merupakan
bentuk di luar obyek mempunyai besaran yang tidak sama. Tampilan garis nyata (linier)
dan garis semu dalam lukisan. Dalam lukisan Heri Dono, tampak dari bentuk yang
jelas, dengan ukuran yang tidak sama. Postur objek yang dalam posisi duduk,
mempunyai ukuran yang tidak sama dengan postur objek yang lain yang dengan posisi
tidur. Warna objek dan warna ruang (area) mempunyai kapasitas warna yang tidak
sama, sehingga dapat diukur besarannya.
84
Nilai ekspresi yang tertuang dalam karya seni lukis Heri Dono, menunjukkan
kekhasan Heri Dono. Lukisan yang dihasilkan tersebut, merupakan akulturasi budaya,
yang dikembangankannya sesuai visi Heri Dono. Nilai ekspresi bersifat personal,
namun secara alamiah, Heridono adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya di
masyarakat mengikuti pranata-pranata sosial yang ada. Keberadaan setiap individu akan
terintegrasi di dalam pranata sosial tersebut, sehingga keberadaannya tidak akan lepas
dari pengaruh lingkungannya. Ia bebas berkarya, namun pengalamannya menunjukkan
bahwa kapasitas Artistik itu terbangun lebih mantap. Pengalaman Berkarya
menghasilkan kekuatan artistik yang nyata, dengan tidak lagi mengindahkan kehadiran
unsur-unsur seni, dan prinsip seni.
Heri Dono adalah salah satu seniman, yang menekuni karyanya dan sering
pameran. Heri Dono pernah mengungkapkan kondisi sosio politik dan sosio kultural
yang melatarbelakangi karya-karyanya, seperti karya-karyanya yang berjudul : Lahir
dan Bebas (2004), Dewa Ruci (2002), Political Clowns (1996), Superman Baru Belajar
Memakai Calana Dalam (2000), Perjalanan ke Planet Mars (2003-2004), bermain catur
(1994-1996).
Sebagai hasil kreasi dan budi daya yang melibatkan latar sosial kultural, karya
Heri Dono yang berjudul “Selametan Superero” termasuk dalam hasil kebudayaan.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan, keyakinan, seni, moral,
hukum, adat-istiadat atau sistem makna yang terjalin secara menyeluruh melalui
simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis, yang merupakan pegangan hidup
bagi kehidupan masyarakat pendukungnya. Karya Heri Dono tersebut merupakan cerita
tentang perubahan-perubahan; riwayat manusia yang selalu memberi wujud baru
kepada pola-pola kebudayaan yang sudah ada. Tampilan karya Heri Dono, mewujudkan
karya-karya seni lukis yang baru, dengan tidak lagi mengindahkan bentuk manusia yang
realistis, namun sudah dideformasi sedemikian rupa, sehingga terbentuk manusia-
manusia yang seperti Heri Dono ungkapkan.
Lukisan tersebut mempunyai peranan yang jelas, karena visualisasi objek dalam
lukisan tersebut merupakan gaya yang mendeformasi objek (manusia) sebagai wayang,
dan bergaya dekoratif. Hubungan objek manusia, dan bentuk ruang mempunyai peranan
yang berbeda. Bentuk ruang tampak menonjolkan keberadaan objek manusia.
Perbandingan ukuran bentuk juga mempunyai peran yang berbeda pula. Selain itu di

85
tunjang dengan pemilihan dan pegorganisasian warna yang terkesan apa adanya tanpa
pegolahan yang spesial, tetapi tetap menghasilkan karya ya menarik.

Interpretasi
Dalam kajian filsafat seni, objek seni dapat diamati sebagai sesuatu yang
mengandung makna simbolik, makna sosial, makna budaya, makna keindahan, makna
ekonomi, makna penyadaran, maupun religius. Sedangkan dalam kajian kritik seni,
seperti dinamika gaya, teknik pengungkapan, tema karya, ideologi estetik, pengaruh
terhadap gaya hidup, hubungan dengan perilaku, dan berbagai hal yang sementara ini
memiliki dampak terhadap lingkungannya.
Dalam proses penciptaannya, Heri Dono juga melibatkan berbagai unsur
psikologisnya, di antaranya unsur mengamati, berimajinasi, dan mengekspresikan.
Proses mengamati tidak sekedar melihat, tetapi melihat dengan mata pikiran, imajinasi
dan kreativitas. Melihat adalah aktivitas yang aktif dan proses dinamis. Penglihatan
mampu memberikan kita pada persepsi, dimensi, dan meransang untuk berimajinasi.
Melihat tidak selalu ada kaitannya dengan apa yang kita lihat dengan yang kita yakini
sebagai objek, maupun hubungan antar objek. Objek yang diamati dipandang sebagai
suatu karakteristik visual, seperti ukuran, bentuk, warna dan teksturnya. Dalam proses
berkarya, pelukis juga melibatkan unsur imajinasi, karena mata pikiran kita mampu
melihat pandangan yang mendalam, yang tidak terbatas pada tempat, dan saat itu saja.
Mata pikiran dapat membentuk, memanipulasi, dan mentransformasikan imajinasi di
luar batas-batas waktu dan ruang yang normal. Walaupun demikian, imajinasi tersebut
seringkali hanya samar-samar dan sulit ditangkap, serta sangat mudah hilang. Untuk itu
perlu dibuka kembali ingatan visual dalam imajinasi tersebut. Imajinasi dibentuk
berdasarkan ingatan visual dari persepsi yang telah lampau. Jadi semakin banyak yang
pernah kita lihat dari alam, atau peristiwa yang mengesankan, semakin kaya
perbendaharaan imajinasi visual kita, dan akhirnya semakin suburlah imajinasi tersebut.
Oleh karena itu imajinasi memungkinkan kita untuk mengenali peristiwa masa lalu, dan
merencanakan masa depan.

86
Agar dapat mengetahui makna dan pesan dalam karya seni yang ingin
disampaikan, kita membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang
didahului dengan mendeskripsikan. Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, setiap
orang mungkin saja sama karena mendeskripsikan adalah berkaitan dengan apa yang
dilihatnya, tetapi dalam menafsirkan akan berbeda karena adanya perbedaan sudut
pandang atau paradigma dari setiap orang. Jadi apabila kita dapat menangkap unsur-
unsur rupa dan simbol-simbol yang ada di dalamya dan juga jika dikaitkan denga
keadaan seniman dan lingkunga sekitarnya pada saat itu pasti akan mampu menangkap
yang dimaksudkan dari karya tersebut.
Dalam karya tersebut seniman igin menampilkan kematian dari atau matinya
kekuatan yang sangat berpengaruh dan menjadi panutan yaitu berupa budaya yang
digambarka menggunakan sosok semar pada zaman sekarang yang menggunakan
atribut dan dandanan yang modern yang di sekitarnya juga dikelilingi superhero lain
yang sedang mendoakan dan sedang berduka atas matinya seorang panutan.ii yang coba
di angkat oleh seniman malaui simbol-simbol dan permainan kata pada judul yang
tertera seolah-olah atau menjadi cerminnan zaman sekarang ini dimana generasi
penerus sudah mulai lupa akan budaya dancenderung acuh terhadap apa yang
sebenarnya menjadi harta dan aset yang perlu diperjuangkan, dan haya segelintir orag
saja yag peduli dan yang berjuang untuk saling menjaga.

Penilaian
Karya seni lukis yang merupakan hasil kebudayaan, kebudayaan diartikan
sebagai keseluruh-an pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dimiliki oleh manusia
sebagai mahluk sosial; yang isinya adalah perangkat-perangkat model pengetahuan atau
sistem-sistem makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang
ditransmisikan secara historis. Model-model pengetahuan ini digunakan secara selektif
oleh warga masyarakat pendukungnya untuk berkomunikasi, melestarikan dan
menghubungkan pengetahuan, bersikap serta bertindak dalam menghadapi
lingkungannya untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Kebudayaan merupakan
pedoman hidup yang berfungsi sebagai blueprint atau desain menyeluruh bagi
kehidupan warga masyarakat pendukungnya; sebagai sistem simbol, pemberian makna,
model kognitif yang ditrans-misikan melalui kode-kode simbolik, dan juga merupakan

87
strategi adaptif untuk melestarikan dan mengembangkan kehidupan dalam menyiasati
lingkungan dan lestarikan dan mengembangkan kehidupan dalam menyiasati
lingkungan dan sumber daya di sekelilingnya.
Penilaian secara umm tidak hanya pada hal yang nampak saja, melainkan harus
mendalam sampai pada tingkatan makna da isi yang terkandung dan tersirat di dalam
karya, prosesnyasendiri juga tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena
biasanya ada seniman yang mudah ditebak dan ada pula yang harus melalui proses yang
lama dalam menilai karyanya sehingga biasanya juga seniman yag sulit di tebak akan
mendapatkan apresiasi tinggi.

88
BAB IV PAMERAN
KARYA SENI RUPA

A. Pengertian Pameran
Pameran secara umum adalah mempertunjukkan atau memperkenalkan hasil
karya seni atau hasil produksi kepada masyarakat atau khalayak ramai, sedangkan
Pameran seni rupa adalah kegiatan seniman untuk memperlihatkan karya-karyanya
(karya seni rupa) kepada masyarakat (publik), yang dilaksanakan secara perorangan
atau kelompok yang dikoordinasikan dalam bentuk kepanitiaan.

B. Tujuan dan Manfaat Pameran Seni Rupa


1. Memperkenalkan hasil karya seni rupa kepada masyarakat.
2. Sebagai salah satu alat untuk mengkomunikasikan hubungan senimam/ perupa
dengan masyarakat.
3. Sebagai sarana untuk mengapresiasikan karya seni rupa kepada masyarakat.
4. Memperlihatkan suatu prestasi yang telah dicapai dalam menciptakan karya seni
rupa kepada masyarakat.
5. Tujuan sosial, tujuan komersial, dan tujuan kemanusian
Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan pameran baik skala luas (di masyarakat)
maupun skala terbatas (di sekolah). Karya seni yang dipamerkan dipergunakan
untuk kepentingan sosial.
Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit
atau keuntungan terutama bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara
pameran. Sedangkan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk
kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya
seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat.

89
Sejalan dengan definisi dan tujuan di atas, maka penyelenggaraan pameran di
sekolah memiliki nilai manfaat bagi sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat
pameran bagi siswa ditegaskan Rasjoyo (Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan
pameran di sekolah memiliki manfaat, di antaranya: (1) menumbuhkan dan menambah
kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain; (2) menambah
wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif; (3)
melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain); (4) mempertebal pengalaman
sosial; (5) melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri; (6) melatih
siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah
direncanakan, (membangkitkan motivasi dalam berkarya seni; dan (8) sebagai sarana
untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan sebagainya.

C. Manfaat Pameran Seni Rupa


Manfaat pameran seni rupa
a. Bagi seniman/ perupa, sebagai media atau sarana untuk mengkomunikasikan
karya-karyanya kepada masyarakat.
b. Bagi masyarakat, sebagai sarana untuk apresiasi terhadap karya-karya
seniman/ perupa

D. Menentukan Tema Pameran


Tema adalah suatu target yang ingin dicapai dalam suatu pelaksanaan pameran.
Dalam menentukan tema biasanya disesuaikan dengan peristiwa monumental yang
melatarbelakangi pelaksanaan pameran. Misalnya pameran dilaksanakan dalam rangka
memperingati hari pendidikan nasional, dan sebagainya.
Tema pameran yang diselenggarakan harus mencakup:
a. Yang melatarbelakangi diadakan pameran
b. Maksud dan tujuan diadakan pameran
c. Fungsi diadakan pameran
d. Sasaran diadakan pameran

90
E. Fungsi Pameran Seni Rupa
a. Fungsi apresiasi
Apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya, apresiasi juga
dapat diartikan sebagai tindakan menilai, menghargai, memahami, dan
menikmati karya seni rupa untuk selanjutnya menimbulkan rangsang positif
untuk berkreasi secara aktif.
b. Fungsi edukasi
Pameran seni rupa dapat mendidik manusia akan kesadaran nilai keindahan dan
nilai seni budaya, melatih kepekaan terhadap rasa, cipta, karsa, dan akhirnya
menimbulkan dorongan untuk berkreasi secara aktif.
c. Fungsi rekreasi
Pameran seni rupa bisa dijadikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan spiritual
manusia dari aspek hiburan.
d. Fungsi prestasi
Pameran seni rupa bisa dijadikan sebagai ajang untuk memperlihatkan prestasi
yang telah dicapai oleh seseorang dari sejauh mana proses kreatif seseorang
(seniman) dalam bidang seni.

F. Jenis Pameran
Berdasarkan jenis karya pameran dibedakan benjadi:
1. Pameram Homogen
Pameran jenis ini merupakan pameran yang menampilkan karya seni rupa
sejenis/ satu jeni. misalnya: Pameran lukisan, Pameran Patung, pameran
foniture dan lain-lain.
2. Pameran Heterogen
Pameran jenis ini merupakan pameran yang menampilkan karya seni rupa
beraneka ragam jenis karya . misalnya: Pameran Pembangunan, Pameran
Kerajinan/ Kria, Pameran karya seni rupa tiga dimensi, dan sebagainya.
Berdasarkan jumlah peserta pameran dibedakan menjadi:
1. Pameran Tunggal

91
Pameran tunggal adalah pameran dengan jumlah pesertanya satu orang, tetapi
menampilkan jumlah karya yang banyak, misalnya: Pameran tunggal Afandi,
Pameran Tunggal Basuki Abdullah, Konser Tunggal Iwan Fals dan sebagainya.
2. Pameran Kelompok
Pameran Kelompok adalah pameran dengan jumlah pesertanya lebih dari satu
orang, bisa 2, 3 dan seterusnya dengan menampilkan menampilkan jumlah
karya yang banyak pula, misalnya: Pameran kelompok perupa UPI 2007,
Pameran Perupa Alumni FRSD ITB dan sebagainya.

Berdasarkan Waktu/ Even tertentu pameran dibedakan menjadi:


1. Pameran peringatan hari-hari tertentu yang dianggap penting.
Contoh: Pameran Ulang Tahun Garut, Pameran HUT. RI ke 70. Dan lain-lain.
2. Pameran Penghargaan Atas Jasa Seseorang.
Contoh: Pameran setengah abad Karya Rd. Saleh, Basuki Abdullah dan
sebagainya.

G. Menentukan Rencana Kegiatan


Dalam menyelenggarakan suatu pameran, perlu suatu perencanaan yang matang.
Hal ini dimaksudkan agar pameran yang diselenggarakan dapat berhasil dengan baik
dan lancar sesuai dengan tujuan pameran. Rencana-rencana kegiatan sebuah pameran
adalah:
a. Pembentukan panitia pamera
b. Membuat proposal
c. Pembagian tugas dari masing-masing seksi
d. Mencari tempat pameran
e. Menentukan materi atau jenis karya yang akan dipamerkan
f. Menentukan anggaran dan sponsor
g. Menentukan sumber dana
h. Menentukan evaluasi selama pameran berlangsung.

92
H. Denah Pameran Seni Rupa
Denah pameran seni rupa merupakan peta petunjuk tentang keberadaan/lokasi kegiatan,
agar pengunjung cepat dapat mengetahuai seluruh arena kegiatanuntuk memperlancar
kunjungan di pameran.
Contoh denah pameran:

Gambar 7 . Denah Pameran Seni Rupa

93
I. Katalog Pameran
Katalog pameran adalah gambaran secara umum tentang kegiatan pameran yang
dibuat secara tertulis, untuk membantu pengunjung mendapatkan informasi
pameran secara lengkap, katalog akan terdiri dari daftar perupa/ seniman pembuat
karya, daftar karya serta penjelasannya, harga dan sebagainya yang terkait dengan
kegiatan pameran.
Contoh katalog pameran.

Gambar 8 . Katalog Pameran

94

Anda mungkin juga menyukai