Anda di halaman 1dari 9

NOTE : warna abu jangan dimasukin ke ppt

KLONING

Istilah kloning berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Klonus atau Kloon yang berarti
ranting, stek, tunas, atau cangkok. Kloning merupakan langkah penggandaan (pembuatan
tiruan yang sama persis) dari suatu makhluk hidup dengan menggunakan kode DNA
makhluk tersebut. teknologi kloning sangat bermanfaat untuk memultiplikasi genotip hewan
yang memiliki keunggulan tertentu dan preservasi hewan yang hampir punah. Makhluk
hidup hasil kloning disebut klon.
Terdapat beberapa definisi yang berkaitan dengan kloning :
Terminologi
Clone berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti batang atau cabang; istilah ini mengacu
ke proses dimana tanaman yang baru dihasilkan dari cabang atau ranting. Dalam ilmu
perkebunan (horticulture), istilah clon dipakai sampai abad ke20, yang kemudian
berkembang menjadi clone, yang masih digunakan sampai dewasa ini.
Oxford Dictionary
Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary clone adalah satu kelompok tumbuhan atau
organisme yang dihasilkan secara aseksual dari satu pendahulu (ancestor).
Encyclopedia Britannica
Encyclopedia Britannica menyebutkan clone (whole organism cloning) sebagai organisme
individual yang tumbuh dari satu sel tubuh tunggal orang tuanya yang secara genetik identik.
Biomolekul
Kloning adalah kreasi suatu organisme yang merupakan salinan genetik dari organisme
pendahulu. Clone adalah salinan genetik yang iden-tik dari potongan DNA, sel, atau orgisme
keseluruhan.

Sejarah cloning
- Pada awal tahun 90-an, muncul sebuah film fiksi ilmiah yang sangat terkenal yaitu
Jurasic Park yang menceritakan bahwa dinosurus dapat diperbanyak melalui sel-sel
darahnya yang terawetkan secara alami. Pada saat itu, film ini dianggap khayalan
atau fiksi yang tidak masuk akal sebab manusia tidak mungkin membuat klon hewan
yang berasal dari sel hewan dewasa. Pada saat itu, klon hewan tingkat tinggi hanya
dibuat dari sel toti/pluripoten yang berasal dari sel-sel embrio.
- kloning pada hewan dimulai ketika para pakar biologi reproduksi Amerika, yaitu
Briggs dan King, pada tahun 1952 berhasil membuat klon katak melalui teknik
Transplanting Genetic Material dari suatu sel embrional katak ke dalam sel telur
katak yang telah diambil intinya
- Pada tahun 1962, Gurdon melakukan transplantasi nukleus sel usus katak (somatik)
yang telah mengalami diferensiasi ke dalam sel telur katak yang telah diambil intinya.
Sel telur berinti sel intestinum tersebut kemudian berkembang menjadi klon katak

(john gurdon)

- Selanjutnya pada tahun 1967, Kloning Hewan 51 Mintz berhasil melakukan


transplantasi sel somatik embrional pada stadium blastula dan morula ke dalam
rahim seekor tikus sehingga dihasilkan klon tikus (Budidaryono, 2009).
- Kemudian pada tahun 1997, ditemukan teknologi transfer inti, dimana seekor domba
Dolly lahir dari hasil perbanyakan sel hewan dewasa oleh ilmuwan Skotlandia yang
bernama Ian Wilmut. Teknologi kloning dengan menggunakan transfer inti menjadi
suatu teknologi yang sangat potensial prospektif untuk diaplikasikan dalam bidang
kedokteran dan peternakan. Penemuan teknologi ini membuat para peneliti
mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan penelitian-penelitian di bidang ESC
dan teknologi transfer inti serta teknologi rekayasa genetika untuk dapat
menyelesaikan masalah kedokteran (yang berhasil) Domba Dolly merupakan satu-
satunya klon yang berhasil lahir setelah dilakukan 276 kali percobaan. Demikian
halnya dengan tikus kloning yang diproduksi oleh Teruhiko Wakayama dan
Yanagimachi yaitu hanya 3 kloning dari sekitar 100 kali percobaan.

(Ian Wilmut)
Para ahli genetika dan biologi molekuler pun berusaha untuk melakukan terobosan yang
lebih spektakuler lagi, yaitu merancang kembali makhluk hidup yang telah punah dari muka
bumi. Keberhasilan membangkitkan kembali harimau Jawa, serigala Tasmania, burung
Dodo, mamooth, bahkan dinosaurus bukan suatu hal yang mustahil lagi.

Jenis- jenis Kloning (Kloning DNA Rekombinan, Kloning Terapeutik, dan Kloning
Reproduktif)

A. Kloning DNA rekombinan


Kloning jenis ini berupa pemindahan sebagian rantai DNA yang di butuhkan dari suatu
organisme di salah satu element replikasi genetic, contohnya pemasukan DNA pada
plasmid bakteri dalam mengklom satu gen.
Kloning molekul
(merupakan bagian atau contoh dari cloning dna rekombinan)
Di dalam alam DNA tersusun sangat panjang dimana satu molekul tunggal menyandang
banyak gen. Untuk organisme multisel gen menempati hanya sebagian kecil dari DNA
kromosom; sisanya merupakan sekuens nukleotid yang berulang dan noncoding. Sebagai
contoh, gen manusia menyusun 1/100.000 molekul DNA. Kloning DNA bertujuan
menghasilkan sejumlah besar DNA yang identik, termasuk gen, promotor, sekuens
noncoding, dan fragmen DNA, untuk penelitian lanjut atau menggunakan DNA pada
organisme yang intak untuk menghasilkan protein yang bermanfaat baik bagi penelitian
maupun aplikasi bagi kesehatan manusia.

Secara umum kloning fragmen DNA mencakup lima langkah strategi kloning:
1. Isolasi
Isolasi dan pemurnian DNA sel sampel.
2. Fragmentasi
Fragmentasi dengan menggunakan enzim restriksi yang memisahkan untaian DNA. Enzim
restriksi adalah endonuclease yang memecahkan ikatan fosfodiester pada situs pengenalan
spesifik dari DNA.
3. Ligasi
Ligasi untuk melekatkan potonganpotongan DNA dalam sekuens yang diinginkan. Fragmen
DNA dicampurkan dengan plasmid yang telah dipotong dengan enzim restriksi yang sama.
DNA ligase ditambahkan untuk mengikatkan fragmen DNA ke plasmid.
4. Transfeksi
Transfeksi untuk menyisipkan potongan baru DNA ke dalam sel.
5. Seleksi
Skrining/seleksi: seleksi sel-sel yang berhasil ditransfeksi dengan DNA baru.
B. Kloning Terapeutik
Adalah suatu Kloning digunakan untuk menghasilkan/memproduksi embrio manusia
bertujuan sebagai bahan penelitian. Sedangkan untuk tujuan utama dari proses ini bukan
sebagai pencipataan manusia yang baru, akan tetapi untuk mendapatkan sel batanga yang
nantinya bisa di gunakan sebagai bahan perlajaran mengenai perkembangan manusia dan
penyembuhan penyakit.
Kloning Terapeutik adalah rekayasa genetik untuk memperoleh sel, jaringan untuk
pengobatan atau perbaikan kesehatan.

Dari embrio hasil rekonstruksi, DNA sel telur diambil sel bakalnya yang disebut stem cell

Stem cell adalah sel bakal yang dapat berkembang menjadi berbagai macam jaringan atau
organ

Melalui kloning ini , suplai jaringan atau organ tidak terbatas


Kloning sel
(merupakan bagian atau contoh dari cloning terapeutik)
Kloning sel bertujuan menghasilkan suatu populasi sel dari satu sel tunggal. Pada
organisme unisel seperti bakteri dan jamur, proses ini relatif mudah dan hanya memerlukan
inokulasi pada media yang sesuai. Pada kultur sel dari organisme multisel, baik sel dewasa
maupun sel punca, kloning sel merupakan hal yang cukup rumit karena sel-sel ini tidak
dapat tumbuh pada media standar.
 Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel
tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
 Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan
dari sel.
 Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan
kemudian intinya dipisahkan.
 Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
 Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah
(hari kedua) menjadi sel embrio.
 Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke
lima) dan siap diimplantasikan ke dalam uterus.
 Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan
sel stem donor.

C. Kloning Reproduktif
Kloning reproduktif bertujuan untuk menghasilkan organisme multisel yang identik secara
genetik. Proses kloning ini merupakan reproduksi aseksual dimana tidak terjadi fertilisasi.
Disini dilakukan transfer inti dari sel dewasa donor ke dalam sel telur tanpa inti. Bila sel telur
telah membelah normal maka akan dipindahkan ke dalam uterus inang substitusi. Klon yang
dihasilkan tidak sepenuhnya identik oleh karena itu sel somatik dapat mengandung mutasi
DNA inti. Selain itu mitokondria di dalam sitoplasma juga mengandung DNA, dan selama
SCNT, DNA ini sepenuhnya berasal dari sel telur donor, jadi genom mitokondria tidak
serupa dengan sel telur donor., Misalnya Dolly yakni dengan menggunakan suatu proses
bernama SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).

Teknik Kloning Hewan


Secara umum, kloning dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting, blastomere
dispersal, dan nuclear transfer atau somatic cell nuclear transfer.
a. Embryo splitting

Pada teknik ini, kumpulan totipoten praembrio sebelum diletakkan ke dalam resipien, dipilah
menjadi dua, yang kemudian menghasilkan dua embrio identik. Cara ini sering terjadi secara
alamiah, yaitu dalam proses yang menghasilkan kembar identik.
b. Blastomere dispersal
Teknik ini dimulai dengan pemisahan secara mekanik sel-sel individual sebelum
pembentukan blastosit (sel-sel awal membentuk bola yang berisi cairan).
c. Nuclear transfer atau Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT)
Pada teknik ini dibutuhkan dua sel, yaitu sel donor dan sel telur. Teknik ini melibatkan
beberapa tahap penting, termasuk:
(1) penyediaan ovum yang sudah matang,
(2) pengeluaran kromosom yang terdapat dalam ovum (enucleation),
(3) transfer inti sel hewan yang dikloning ke dalam ovum enucleasi,
(4) aktivasi embrio yang baru terbentuk sehingga menginisiasi perkembangan embrionik,
(5) kultur embrio in vitro, dan
(6) transfer embrio yang dikloning ke induk resipien
Proses enukleasi sel telur dapat dilakukan secara mekanik dengan menggunakan teknik
mikromanipulasi. Sedangkan proses introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik
mikroinjeksi (Setiawan, 2008). Sementara itu, Hangbao (2004) mengemukakan bahwa sel
donor dan sel penerima transfer nucleus difusikan oleh getaran listrik tunggal secara
langsung melalui elektroda tipe jarum. Teknikteknik yang diperlukan untuk menyempurnakan
tahapan-tahapan ini agak berbeda antar spesies. Demikian halnya dengan efisiensi setiap
tahap juga bervariasi bagi spesies hewan (Setiawan, 2008).
Teknik SCNT ini merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam penelitian kloning
hewan. Aplikasi dari teknik SCNT ini adalah pada penelitian kloning reproduktif dan kloning
terapeutik. Pada kloning reproduktif, setelah sel klon mengalami pembelahan hingga tahap
blastosit, embrio selanjutnya ditransfer ke induk resipien (surrogate mother) untuk dilahirkan
secara normal. Sedangkan pada kloning terapeutik, setelah embrio mencapai tahapan
blastosit, embrio dikultur secara in vitro dalam medium spesifik untuk dideferensiasikan
menjadi berbagai jenis sel untuk kegunaan terapeutik.
Kloning Pada Manusia
Proses pengkloningan manusia merupakan proses yang rumit karena DNA manusia amat
kompleks. Sulit memetakan DNA manusia, memilih gen yang baik dan membuang gen yang
buruk. Banyak sekali kegagalan dalam proses pengkloningan manusia. Hasilnya pun
mengerikan. Banyak yang tidak tahu bahwa risiko terbesar dari makhluk hasil pengkloningan
adalah kelahiran yang cacat dan tidak sempurna. Selama ini kita tidak pernah mengetahui
betapa mengerikannya bayi-bayi hasil kloning manusia yang gagal.
Teknik cloning yang digunakan pada manusia merukapan teknik yang telah dijelaskan pada
teknik Kloning sel
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kloning
Menurut Setiawan (2008), parameter yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan SCNT
adalah kemampuan sitoplasma pada sel telur untuk mereprogram inti dari sel donor dan
juga kemampuan sitoplasma untuk mencegah terjadiya perubahan secara epigenetik
selama dalam perkembangannya.
Dari semua penelitian yang telah dipublikasikan, tercatat hanya sebagian kecil saja dari
embrio hasil rekonstruksi yang berkembang menjadi individu muda yang sehat dan
umumnya laju keberhasilan kurang dari 4%

Manfaat Kloning
Kloning memberi banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut ini beberapa
manfaat kloning, diantaranya:
1. Ilmu Pengetahuan
Kloning terutama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
2. Mengembangkan dan Memperbanyak Bibit Unggul
Kloning dalam upaya mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul tidak dianjurkan
dilakukan pada manusia. Tujuan kloning ini sering kita lihat pada hewan ternak dan juga
upaya menghasilkan susu yang mengandung nutrisi ekstra. Contoh hewan ternak yang
dilakukan kloning ialah sapi. Dimana diambil nuklues sel sapi bibit unggul kemudian
disuntikkan ke dalam nukleus zigot sapi yang dikehendaki. Akhirnya didapatkan klon dengan
gen tambahan yang lebih unggul seperti yang diharapkan.
3. Tujuan Diagnostik dan Terapi
Kloning dapat berkontribusi untuk pengobatan suatu penyakit. Contohnya, pasangan suami
istri yang diduga thalasemia mayor tidak dianjurkan punya anak karena ditakutkan gen
tersebut akan diwariskan pada keturunannya. Sehingga, dengan adanya kloning pasangan
dianjurkan melakukan terapi gen dengan dibuatkan klon pada tingkat blastomer. Apabila
salah satu blastomer tersebut mengandung gen thalasemia mayor, maka dianjurkan untuk
terapi gen tingkat blastomer selalu dikembangkan menjadi blastosit. Begitu seterusnya,
sehingga dapat dihasilkan gen yang bebas dari thalasemia.
4. Mengatasi Infertilitas
Kloning yang dilakukan pada manusia dapat menolong pasangan infertil. Namun, pasangan
infertil yang dimaksud bukanlah pasangan yang tidak dapat memproduksi sel telur ataupun
menghasilkan sperma. Melainkan, salah satu pasangan harus ada yang mampu
menghasilkan sel reproduksi. Sehingga proses kloning ini dapat dilakukan dengan sejumlah
sel somatik dari manapun diambil, yang akhirnya dapat menghasilkan keturunan yang
mengandung gen dari suami atau istri pasangan bersangkutan.
5. Bidang Ekonomi
Keberhasilan suatu kloning yang dilakukan, akan menyumbangkan devisa dalam
meningkatkan perekonomian suatu negara. Negara-negara yang gagal dalam penelitian
klonning akan menderita kerugian secara ekonomi yang bahkan dapat menyebabkan
negara tersebut jatuh miskin.
Dampak Kloning (Dampak Positif)
1. Teknik kloning merupakan alternatif untuk melestarikan hewan langka sehingga
keberadaan hewan langka dapat terus dipertahankan.
2. Teknik kloning membantu meningkatkan ketersediaan bahan pangan yang lebih banyak
dengan melakukan klonning pada hewan ternak.
3. Teknik kloning berperan dalam menghasilkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai untuk
pengobatan akibat kelainan atau gangguan suatu fungsi organ.
4. Teknik kloning membantu menumbuhkan spesies baru yang bebas penyakit keturunan.
5. Teknik kloning sangat berperan terhadap kemajuan bidang sains.
Dampak Kloning (Dampak Negatif)
1. Penyalahgunaan teknik kloning seperti menciptakan spesies baru yang bertentangan
dengan nilai kemanusiaan.
2. Individu yang dihasilkan dari teknik kloning sangat rentan terhadap suatu penyakit
dikarenakan teknik kloning menghasilkan individu yang tidak memiliki sistem imunitas.
3. Teknik kloning akan menyebabkan spesies yang dihasilkan bersifat monoton, karena
DNA maupun sifat dan fisik hasil klonning persis sama dengan induknya.
4. Individu yang dihasilkan dari teknik kloning cenderung memiliki masa hidup yang sama
dengan induknya, karena sel-selnya diperoleh dari induknya.
Teknik kloning belum sempurna masih terdapat banyak kekurangan, sehingga tak jarang
hewan ternak yang di kloning harus di eutanasia.
Teknik kloning mengacaukan hubungan antara individu baru dengan sel induknya.Umur
relatif pendek

Dafpus :

Tenriawaru, P. E. 2013. Kloning hewan . Jurnal Dinamika. 04(1) : 49-61


Wangko, S., dan E. Kristanto. 2010. Kloning Manfaat Versus Masalah. Jurnal Biomedik:
JBM. 2(2). 88-92.

Anda mungkin juga menyukai