Anda di halaman 1dari 20

PERAN NELAYAN DALAM MEMBANTU INSTANSI

PENEGAK HUKUM LAUT UNTUK MENCEGAH ANCAMAN


KEAMANAN MARITIM

THE ROLE OF FISHERMEN IN ASSISTING


MARITIME LAW ENFORCEMENT AGENCIES TO PREVENT
MARITIME SECURITY THREATS
Anta Maulana Nasution1
Alumni Universitas Pertahanan Indonesia
(anta.maulana.nasution@lipi.go.id)

Abstrak – Indonesia memiliki luas laut hampir 2/3 lebih luas dari daratan. Letak geografis Indonesia
sangat strategis karena berada pada titik silang antara Samudera Hindia dan Pasifik. Selain itu posisi
silang ini memberikan sebuah jalur strategis bagi pelayaran dunia dimana setiap pengiriman dari
wilayah barat menuju timur dan sebaliknya akan melewati wilayah laut Indonesia. Hal ini dapat
menjadi sebuah peluang ataupun tantangan. Jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan
ancaman keamanan maritim semakin meningkat, seperti kasus-kasus IUU fishing, penyelundupan,
dan perompakan. Ancaman-ancaman ini sangat mengganggu pembangunan ekonomi kelautan,
mengingat masih terbatasnya alutsista dan personel instansi penegak hukum laut. Oleh karena itu,
peran serta nelayan dalam membantu instansi penegak hukum laut mencegah ancaman keamanan
maritim sangat dibutuhkan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskiptif kualitatif
dengan sumber data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan stake holder dan organisasi
kenelayanan, kemudian data sekunder diperoleh melalui studi literatur. Analisa data dilakukan
melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peran nelayan
dalam membantu instansi penegak hukum laut dalam hal ini PSDKP KKP dan TNI AL untuk mencegah
ancaman keamanan maritim merupakan prescribed role atau peran yang dianjurkan. Prescribed role
ini ditunjukkan dengan adanya program Kelompok Masyarakat Pengawas yang dibentuk PSDKP
dan Pembinaan Desa Pesisir yang dibentuk TNI AL. Dalam hal ini, nelayan berperan dalam menyuplai
informasi-informasi terkait ancaman keamanan maritim seperti IUU fishing, penyelundupan,
perompakan dan ancaman lainnya kepada PSDKP dan TNI AL sehingga bisa langsung bertindak
untuk mencegah ancaman-ancaman tersebut terjadi.
Kata Kunci : ancaman keamanan maritim, nelayan, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas),
Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir)

Abstract – Indonesia has an area of sea approximately 2/3 wider than land, also the geographical
posisition of Indonesia is very strategic because it is at cross point between Indian and Pacific Oceans.
This geographical posisition gives a strategic route for shipping world, where every shipment from
west to east and the opposite will through the sea of Indonesia. This condition can be an opportunity
or a challenge, depending on how Indonesian manage it. If it doesn’t manage well, it will cause the
increasing of maritime security threats, such as IUU fishing, smuggling, and piracy. These threats
disrupt the development of marine economic, especially the limitation of fleet from the maritime
law enforcement bodies who has become unresolved problem. So that the role of fishermen in
assisting maritime law enforcement agencies to prevent maritime security threats are needed. This
study uses descriptive qualitative method. There are two types of data sources which are primary
1
Penulis adalah alumni Universitas Pertahanan Indonesia prodi Keamanan Maritim dan Pengamat Dunia
Kemaritiman. Saat ini penulis bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 85
and secondary data sources. Primary sources is made by interview with stakeholders and fishermen
organization, secondary source is made by literature study. The role of fishermen in assisting maritime
law enforcement agencies, in this case PSDKP KKP and TNI AL to prevent maritime security threats
is prescribed role. The prescribed role is shown by Kelompok Masyarakat Pengawas which is formed
by PSDKP and Pembinaan Desa Pesisir which is formed by TNI AL. Where the fishermen can supply
informations about maritime security threats to PSDKP and TNI AL so that they can act immediately
to prevent these threats.
Keywords: maritime security threats, fishermen, Pokmaswas, Bindesir

Pendahuluan1 sekian lama Indonesia memunggungi laut

I
ndonesia merupakan negara yang dan hanya memfokuskan pembangunan
memiliki luas laut hampir 2/3 lebih pada wilayah darat. Namun semenjak
luas dari daratan. Letak geografis tahun 2014 di masa pemerintahan Presiden
Indonesia sangat strategis karena berada Joko Widodo, pembangunan di sektor
pada titik silang antara Samudera Hindia kelautan kembali digalakan. Utamanya
dan Pasifik, selain itu posisi silang ini dengan Visi Poros Maritim Dunia yang
memberikan sebuah jalur strategis bagi didukung dengan Peraturan Presiden
pelayaran dunia dimana setiap pengiriman Nomor 16 tahun 2017 tentang Kebijakan
dari wilayah barat menuju timur dan Kelautan Indonesia, sebuah kebijakan
sebaliknya akan melewati wilayah laut yang menaungi seluruh pembangunan
Indonesia. Perlu diketahui bahwa saat ini yang berkaitan dengan sektor kelautan.
hampir 90% perdagangan dunia dikirim Tentunya hal ini membawa angin segar,
melalui laut dan sekitar 75% komoditas namun seperti yang sudah dijelaskan
yang diperdagangkannya dikirim melalui di atas, bahwa pembangunan dalam
wilayah laut Indonesia.2 Hal ini dapat bidang kelautan ini dapat memberikan
menjadi sebuah kesempatan ataupun peluang atau pun tantangan. Peluang jika
tantangan, tergantung dari bagaimana pembangunan ini dapat berdampak pada
Indonesia mengelolanya. perbaikan ekonomi terhadap masyarakat,
sedangkan tantangan datang dari adanya
Sebagai negara yang meratifikasi
ancaman keamanan maritim. Menurut
United Nations Convention On the Law
Kamar dagang Indonesia proyeksi nilai
of The Sea 1982 (UNCLOS’82), Indonesia
kelautan Indonesia mencapai 171 miliar
dapat disebut sebagai negara kepulauan,
dollar AS atau setara dengan 2046
yaitu negara yang memiliki banyak pulau.
triliun, dengan asumsi sektor perikanan
Sebagai negara kepulauan sudah barang
sebesar 380 triliun rupiah, sektor wilayah
tentu, Indonesia harus senantiasa melihat
pesisir sebesar 670 triliun rupiah, sektor
ke laut dalam artian mengelola potensi
bioteknologi sebesar 480 triliun rupiah,
laut yang dimilikinya. Karena sudah sejak
sektor wisata bahari sebesar 24 triliun

rupiah, sektor minyak bumi sebesar


1

2
P. Nainggolan, Agenda Poros Maritim Dunia dan
Perubahan Lingkungan Strategis, (Jakarta : P3DI, 252 triliun rupiah, dan transportasi laut
2015).

86 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


sebesar 240 triliun rupiah .3 membutuhkan sea power yang kuat untuk
Ancaman dapat didefinisikan mencegah ancaman-ancaman ini terjadi.
sebagai sebuah usaha atau kegiatan Sea power adalah kemampuan dari
yang dilakukan oleh sekelompok sebuah negara untuk digunakan dalam
orang untuk mengganggu keamanan mengendalikan laut demi kepentingan
dengan melakukan tindakan yang negara tersebut, sea power juga berfungsi
membahayakan. Ancaman keamanan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak
maritim dapat dibagi dua, yaitu ancaman diinginkan turut serta memanfaatkan laut
tradisional dan ancaman non-tradisional. negara tersebut.5
Dalam konteks keamanan maritim di Asia Pembangunan sektor kelautan
Tenggara, ancaman tradisional sering tidak bisa terlepas dari peran keamanan
diartikan sebagai isu perselisihan batas maritim sebagai sebuah cara untuk
wilayah laut yang dapat menyebabkan mewujudkan pembangunan yang stabil
konflik angkatan bersenjata (militer) di dan berkelanjutan. Keamanan maritim
laut.4 Sementara ancaman non-tradisional menjadi sebuah syarat mutlak untuk
dalam konteks keamanan maritim adalah mencapai pembangunan kelautan yang
ancaman yang datang dari non-state maksimal.6 Kajian-kajian mengenai
actor atau pelakunya bukan dari institusi keamanan maritim saat ini terus
negara, melainkan kelompok-kelompok berkembang pesat, 7 melihat dari potensi
yang melakukan kejahatan di laut, laut yang semakin tinggi maka ancaman-
antara lain: perompakan, pembajakan ancaman dalam bidang keamanan
kapal, terorisme, penyelundupan maritim semakin berevolusi. Apalagi saat
narkotika, kayu, dan barang-barang ilegal, ini negara-negara maju seperti Amerika,
perdagangan manusia lewat laut, illegal Cina, dan Jepang banyak memfokuskan
fishing, dan kejahatan lainnya. diri pada eksplorasi potensi laut yang
Ibarat peribahasa dimana ada tidak jarang mengganggu kepentingan-
gula tentu ada semut, yang berarti kepentingan negara lain. Keamanan
dimana terjadi perputaran ekonomi maritim sendiri jika dilihat dari konsep
maka akan ada orang-orang jahat yang pembangunan ekonomi kelautan
mencari kesempatan untuk ikut ambil
5
Marsetio, Sea Power Indonesia, (Jakarta :
Universitas Pertahanan, 2014).
bagian secara ilegal. Maka Indonesia 6
Anta Maulana Nasution, “Urgensi Keamanan
Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Maritim
3
B. Prihartono, “Pengembangan Tol Laut
Indonesia”, dalam Kembali Melaut: Industri dan
Dalam RPJMN 2015-2019 dan Implementasi
Jasa Maritim dalam Visi Poros Maritim Dunia,
2015”, dalam http://www.bappenas.go.id/files/
(Jakarta : Kemenko Bidang Maritim, 2016),hlm.
Pengembangan%20Tol%20Laut%20Dalam%20
175-201.
RPJMN%2020152019%20Dan%20Implementasi%20 7
Beberapa kajian keamanan maritim dari Roell
2015.pdf, diakses pada 20Februari 2018.
et al (2013) Maritime Security – Perspectives for a
4
Alban Sciascia, “Securing Ports and Sea Lanes of
Comprehensive Approach, Makmur Keliat (2009)
Communications: A Herculian Task”,dalam Kembali
Keamanan Maritim dan Implikas Kebijakannya Bagi
Melaut: Industri dan Jasa Maritim dalam Visi
Indonesia, Sam Bateman et al (2009) Good Order at
Poros Maritim Dunia, (Jakarta : Kemenko Bidang
Sea In Southeast Asia, dan Christian Bueger(2015)
Maritim,2016), hlm. 49-67.
What Is Maritime Security?

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 87
dapat diartikan sebagai sebuah kondisi Gambar 1. Sea Power Indonesia
atau keadaan dimana segala aktivitas
perekonomian yang dilakukan dan
berkenaan dengan laut dapat terbebas
dari segala ancaman dan bahaya yang
dapat menyebabkan kerugian finansial
dan korban jiwa sehingga membuat
pembangunan ekonomi kelautan menjadi
terganggu dan tidak maksimal.8
Untuk mewujudkan keamanan Sumber : Diolah oleh Penulis
maritim maka dibutuhkan sea poweryang
bukan hanya bertumpu pada Angkatan Indonesia adalah Tentara Nasional
Laut. Sea power juga meliputi aspek Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL).
non militer yang ada di laut, selama Menurut Ken Booth peran Angkatan Laut
aspek tersebut dapat membantu tugas terbagi menjadi tiga, yaitu peran militer
angkatan laut seperti halnya peran serta dalam menjaga kedaulatan negara dengan
pemerintah dan masyarakat.9 Saat ini melakukan pertahanan dan pencegahan
terdapat terminologi lain selain sea power, terhadap ancaman kedaulatan di laut.
yaitu maritime power dan naval power. Kemudian peran konstabulari sebagai
Sekilas ketiga terminologi ini mirip, karena penggunaan kekuatan angkatan laut
domainnya sama-sama di laut, namun jika untuk menegakan hukum di laut dari
mengacu kepada kondisi laut Indonesia ancaman-ancaman kejahatan dan sebagai
terdapat perbedaan yang signifikan. Sea pengamanan terhadap sumber daya laut.
power Indonesia merupakan gabungan Yang terakhir adalah peran diplomasi yang
antara maritime power dan naval power dilaksanakan untuk menunjang kebijakan
(Gambar 1), karena sea power tidak bisa luar negeri pemerintah.
terwujud tanpa adanya kerja sama dari
Maritime power yang dimiliki
maritime power dan naval power.
Indonesia adalah seluruh institusi-institusi
penegak hukum di laut kecuali TNI AL,
seperti Polisi Air, Kesatuan Penjaga Laut
dan Pantai (KPLP), Pengawas Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Bea
dan Cukai, dan yang terakhir adalah Badan
Keamanan Laut (Bakamla). Meskipun
dalam pelaksanaannya, maritime power
tidak bisa lepas dari bantuan pihak-pihak
8
Ibid.
9
Geoffrey Till,Sea power, A guide for the Twenty- swasta yang bergelut dalam bidang
First Century. Second edition, (New York: industri dan jasa maritim. Maritime
Routledge, 2009).

88 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


power mempunyai peran penting di masa tidak langsung ikut terintegrasi sebagai
damai seperti saat ini, karena ancaman- penegak hukum yang tidak rsemi dan
ancaman yang terjadi tidak lagi datang komponen pembantu angkatan laut.10
dari peperangan militer seperti pada saat Jepang juga sudah berencanamelibatkan
perang dunia. Melainkan datang dari nelayannya untuk ikut berpatroli bersama
non-state actors seperti perampokan, penjaga pantai demi menjaga sumberdaya
pembajakan, penyelundupan barang- ikannya yang sering diambil secara ilegal
barang ilegal, dan sebagainya. oleh nelayan Korea Utara.11
Jika mengacu pada hukum yang Saat ini Indonesia sedang fokus
berlaku di Indonesia, khususnya UUD menghadapi ancaman keamanan maritim
Negara Republik Indonesia tahun dari sektor kelautan dan perikanan,
1945 amandemen ke-2 dalam pasal 30 utamanya adalah Illegal, Unreported,
dijelaskan bahwa setiap warga negara Unregulated Fishing (IUU Fishing).
Indonesia berhak dan wajib untuk Ancaman ini telah menjadi permasalahan
ikut serta dalam usaha pertahanan internasional bahkan telah diklasifikasikan
dan keamanan negara, dimana rakyat sebagai kejahatan lintas negara yang
ditempatkan sebagai komponen biasa disebut sebagai transnational
pendukung. Jika lebih dikhususkan organized crime karena melibatkan
pada pertahanan dan keamanan laut banyak pelaku dari berbagai macam
maka nelayan adalah masyarakat yang negara. IUU Fishing adalah penyebutan
paling sesuai untuk menjadi komponen resmi yang dikeluarkan oleh Food and
pendukung bagi instansi penegak hukum Agriculture Organization (FAO) melalui
laut. Nelayan berdasarkan UU No. 45 Code of Conduct for Reponsible Fisheries
tahun 2009 adalah orang yang mata (CCRF). Illegal fishing secara ringkas dapat
pencahariannya melakukan penangkapan diartikan sebagai kegiatan perikanan
ikan. Sudah tentu nelayan lebih mengenal yang dilakukan dengan tidak sah, yang
laut daripada masyarakat yang hidup tidak diatur oleh peraturan, dan aktivitas
di darat. Sehingga peran nelayan untuk perikanan yang tidak dilaporkan kepada
mencegah ancaman keamanan maritim institusi berwenang yang mengelola
menjadi potensi besar untuk mewujudkan dunia perikanan.12
keamanan maritim Indonesia. Cina 10
J.Kraska, dan M. Monti, “The Law of Naval
sebagai negara kontinental sudah Warfare and China’s Maritime Militia”, 91 INT’L L.
STUD. 450. International Law Studies, U. S Naval
lebih dahulu melibatkan peran nelayan War College, Stockton Center for the Study of
untuk membantu instansi penegak International Law,2015.
11
“Kementerian Perikanan Jepang Anggarkan 12
hukum lautnya. Cina membentuk Milisi Miliar Yen Bantu Nelayan Hadapi Korea Utara”,
Maritim yang beranggotakan nelayan 12 Desember 2017, dalam http://www.tribunnews.
com,diakses pada 20 Februari 2018.
yang sudah terlatih dan terorganisasi 12
A. Sinulingga, “Penanganan Illegal Fishing di
secara rapi. Mereka juga disebut sebagai Perairan Indonesia, Studi Kasus : Illegal Fishing
Periode 2009-2014”, Tesis, Program Pascasarjana,
hybrid civilian-naval force karena secara Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 89
Menurut Satgas 115 terdapat juta ton, 2015 : 9.93 juta ton, 2016: 12.54
12 modus operandi IUU Fishing yang juta ton).13 Menurut data dari TNI AL,
ditemukan di Indonesia, yaitu : dari Januari hingga Oktober tahun 2017
1. Pemalsuan dokumen pendaftaran terdapat 64 Kapal Ikan Asing (KIA) yang
kapal. melakukan IUU Fishing di wilayah Zona
Ekonomi Ekslusif Indonesia.14Pemerintah
2. Penggunaan dua bendera dan dua
mengambil sikap tegas terhadap para
registrasi.
pelaku IUU Fishing baik dari negara lain
3. Menangkap ikan tanpa izin/
maupun dari dalam Indonesia, hingga
dokumen pelayaran (SLO dan SPB).
akhir tahun 2017 berlandaskan UU 45
4. Memodifikasi kapal tanpa Tahun 2009, Kementerian Kelautan dan
pemberitahuan seperti mark down. Perikanan telah menenggelamkan 317
5. Penggunaan Nahkoda dan ABK dari kapal ikan ilegal terdiri dari 304 KIA dan 13
luar negeri. kapal ikan Indonesia.15
6. Tidak mengaktifkan transmiter VMS Perlu dipahami bahwa Alutsista
dan AIS. instansi penegak hukum laut Indonesia,
7. Illegal transhipment. khususnya yang banyak berhadapan
8. Pengisian data logbook secara tidak dengan pelaku IUU Fishing masih terbatas.
benar. Hal ini diakui oleh Laksda (Purn) Eko
9. Pelanggaran jalur penangkapan Djalmo selaku Mantan Dirjen Pengawasan
ikan. Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP) KKP bahwa idealnya keragaan
10.
Penggunaan alat tangkap yang
yang dimiliki PSDKP khususnya Kapal
dilarang pemerintah.
Pengawas Orca (60 m) adalah 70 buah,
11. Tidak memiliki UPI.
dengan perhitungan masing-masing Unit
12.
Mendaratkan ikan tidak pada Pelayanan Teknis (UPT) PSDKP memiliki
pelabuhan yang ditetapkan dalam 5 unit Kapal Orca, karena PSDKP saat
izin. ini memiliki 14 UPT. Sementara saat ini
PSDKP hanya memiliki 4 unit KP Orca dan
Jika tidak ditangani secara sungguh- 30 kapal lainnya berukuran di bawah 60
sungguh dan bersama maka IUU Fishing meter. Maka dari itu peran serta nelayan
di wilayah Indonesia kedepannya akan
13
Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya
Ikan 2016 dalam Orasi Ilmiah Menteri Kelautan
semakin masif, apalagi jika melihat trend dan Perikanan, 10 November 2017, Universitas
potensi maksimum lestari (Maximum Airlangga.
14
Presentasi Asops Kasal pada Seminar
Sustainable Yield) perikanan laut “Penegakan Hukum Pada Penangkapan Ikan
Indonesia yang semakin naik dari tahun Illegal Oleh Kapal Asing Di ZEEI”, 24 Oktober 2017,
Universitas Indonesia.
ke tahun (1997 : 6.19 Juta Ton, 1999: 6.4 15
Presentasi Koordinator Satgas 115 pada Seminar
Juta ton, 2001: 6.41 juta ton, 2013 : 7.31 “Penegakan Hukum Pada Penangkapan Ikan
Illegal Oleh Kapal Asing Di ZEEI”, 24 Oktober 2017,
Pertahanan Indonesia, 2016. Universitas Indonesia.

90 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


sangat dibutuhkan sebagai perpanjangan Kelompok Masyarakat Pengawas
tangan instansi penegak hukum laut di (Pokmaswas)
Indonesia untuk membantu mengawasi Kelompok Masyarakat Pengawas
dan mencegah ancaman terhadap yang dibentuk oleh Direktorat Jendral
sumberdaya kelautan dari pelaku- Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
pelaku illegal fishing. Selain itu, nelayan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan
juga dapat berpotensi untuk menjadi dan Perikanan merupakan sebuah wujud
komponen pendukung pertahanan peran serta masyarakat khususnya
laut. Saat ini nelayan di Indonesia telah nelayan dalam membantu pemerintah
dilibatkan dalam membantu peran instansi untuk menjaga dan mencegah ancaman
penegak hukum laut seperti Pengawasan terhadap sumberdaya laut Indonesia.
Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Sumber daya laut adalah hal yang open
(PSDKP) dalam menjaga dan mengawasi access atau terbuka untuk semua,
sumber daya kelautan. Nelayan-nelayan khususnya masyarakat yang mencari
ini diorganisasikan menjadi Kelompok penghidupan dari laut, maka sudah
Masyarakat Pengawas (Pokmaswas). sewajarnya jika sumbedaya ini tidak hanya
Selain itu ada juga nelayan-nelayan yang dijaga oleh pemerintah. Memang benar
menjadi binaan TNI AL dalam program pemerintah adalah pihak yang membuat
Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir). kebijakan dan regulasinya, tapi dalam hal
Studi ini akan membahas seberapa jauh pelaksanaannya masyarakat juga harus
peran nelayan yang bergabung dalam ikut membantu.
Pokmaswas dan Bindesir dalam mencegah
Pokmaswas yang dibentuk
ancaman keamanan maritim.
oleh PSDKP dilandasi dengan melihat
kearifan lokal yang sudah terjadi sejak
Metode Penelitian lama di Indonesia, selain itu juga untuk
Penelitian ini menggunakan metode menumbuhkan kesadaran dengan
deskiptif kualitatif dengan sumber data lingkungannya. Dapat dibilang bahwa
primer dan data sekunder. Data primer Pokmaswas dibentuk dengan mencontoh
diperoleh dengan melakukan wawancara kearifan lokal yang sudah ada lebih dulu
dengan stake holder dan organisasi di Indonesia, seperti awig-awig di Lombok
kenelayanan, kemudian data sekunder dan Panglima Laot di Aceh.
diperoleh melalui studi literatur. Analisa Sampai saat ini Pokmaswas masih
data dilakukan melalui pengumpulan diartikan sebagai perpanjangan tangan
data, reduksi data, penyajian data, dan dan mata PSDKP di laut mengingat
penarikan kesimpulan. keterbatasan armada kapal pengawas
yang dimiliki oleh PSDKP. Nelayan-
nelayan yang tergabung dalam
Pokmaswas diberikan kewenangan untuk

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 91
memberikan informasi-informasi yang Sasaran dari sistem pengawasan
berkaitan dengan pengelolaam sumber sumberdaya kelautan dan
daya kelautan kepada petugas PSDKP. perikanan berbasis masyarakat ini
Pembentukan Pokmaswas dilandasi adalah terbentuknya mekanisme
dengan beberapa hukum dan peraturan pengawasan masyarakat yang
yang berlaku di Indonesia, yaitu : terintegrasi baik oleh pemerintah,
1. Undang-undang No 31 tahun 2004 masyarakat umum, LSM, dan
Juncto Undang-Undang 45 tahun pelaku dunia usaha yang mengacu
2009 pasal 67 tentang Perikanan. kepada peraturan yang berlaku.
Kemudian meningkatkan partisipasi
Di dalam pasal 67 dijelaskan bahwa
masyarakat dalam pengawasan
masyarakat dalam hal ini masyarakat
sumberdaya kelautan dan perikanan.
umum dan lebih khusus masyarakat
juga terlaksananya kerjasama
pesisir dapat diikutsertakan dalam
pengawasan sumberdaya kelautan
membantu pengawasan perikanan.
dan perikanan antara penegak
2. KUHAP pasal 111 tentang tertangkap
hukum dengan masyarakat. Dalam
tangan
Sistem Pengawasan Berbasis
Di dalam pasal 111 KUHAP dijelaskan Masyarakat (Siswasmas) ini sangat
bahwa dalam hal tertangkap berpengaruh dengan kesadaran
tangan setiap orang berhak dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
mempunyai kewenangan dalam Dalam hal ini dapat disebut sebagai
tugas ketentraman, keamanan, Kelompok Masyarakat Pengawas
dan ketertiban umum menangkap (Pokmaswas) yang terdiri dari unsur
tersangka untuk diserahkan kepada tokoh adat, tokoh agama, tokoh
petugas yang berwenang. masyarakat, LSM, petani, nelayan
3. Keputusan Menteri Kelautan dan serta masyarakat lainnya.
Perikanan No. 58 tahun 2001 tentang 4. Keputusan Menteri Kelautan dan
Sistem Pengawasan Masyarakat Perikanan No. 14 tahun 2012 tentang
Dalam Keputusan Menteri ini Kelembagaan Pelaku Utama
dijelaskan banyak hal terkait dengan Perikanan
sistem pengawasan berbasis Dalam Kepmen ini dijelaskan
masyarakat. Menurut Kepmen KKP bahwa Pokmaswas yang dibentuk
NO. 58 Siswasmas adalah : oleh masyarakat dalam rangka
“sistem pengawasan yang pengawasan pengelolaan dan
melibatkan peran aktif masyarakat
dalam mengawasi dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya kelautan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber dan perikanan termasuk ke dalam
daya kelautan dan perikanan secara bentuk kelembagaan pelaku utama
bertanggung jawab, agar dapat diperoleh
manfaat secara berkelanjutan.” perikanan. Arti dari lembaga pelaku
utama perikanan adalah kumpulan

92 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


pelaku utama yang terikat secara Menurut Sub Direktorat Pusat
informal atas dasar keserasian dan Pengendalian dan Operasi KKP 2017 ada
kebutuhan bersama serta di dalam beberapa syarat terbentuknya Kelompok
lingkungan pengaruh dan pimpinan Masyarakat Pengawas (Pokmaswas),
seorang ketua kelompok pelaku yaitu :
utama kelautan dan perikanan. 1. Terbentuk satu kelompok yang
5. Hukum Adat setempat sedikitnya terdiri dari 10 orang.
Hukum adat setempat di sini juga 2. Memiliki nama dan alamat kelompok
mengacu pada Keputusan Menteri masyarakat.
Kelautan dan Perikanan No. 58 tahun 3. Memiliki kepengurusan kelompok
2001 tentang Sistem Pengawasan sekurang-kurangnya terdiri dari
Masyarakat. Pada bagian dasar ketua, sekretaris, bendahara.
pemikiran Kepmen ini diterangkan
4. Kelompok masyarakat pengawas
bahwa potensi dan pengawasan
tersebut ditetapkan oleh Menteri.
yang sudah ada di masyarakat
sudah menjadi budaya dan adat di
beberapa tempat sebagai wujud Menteri mendelegasikan penetapan
kesadaran dan tanggung jawab kelompok masyarakat pengawas kepada
terhadap sekitarnya. Contoh Direktur Jenderal PSDKP dan selanjutnya
dari adat setempat terhadap dikukuhkan oleh Bupati/Walikota/Kepala
pengawasan sumberdaya laut Dinas dimana kelompok pengawasan
adalah Awig-awig di Lombok dan itu berada. Pokmaswas yang sudah
Bali, Sasi di Maluku, Panglima Laut terbentuk dan mendapatkan SK akan
di Aceh dan di berbagai wilayah mendapatkan pembinaan dari dinas
lainnya. kelautan dan perikanan, Unit Pelaksana
Teknis (UPT) PSDKP maupun PSDKP
pusat. Pembinaan ini dilakukan dengan
Tugas utama Pokmaswas adalah
mengundang Pokmaswas yang sudah
melakukan pengawasan, pemantauan,
terbentuk ke sebuah tempat untuk
dan penjagaan sumber daya kelautan
diberikan materi-materi terkait bidang
dan perikanan yang disesuaikan dengan
pengawasan sumberdaya kelautan dan
kemampuan dan kewenangannya sebagai
perikanan.
masyarakat yang lebih mengetahui
kondisi lingkungan di sekitarnya. Pembinaan terhadap Pokmaswas
Pokmaswas merupakan organisasi resmi sangat penting dilakukan karena PSDKP
yang legalitasnya dikeluarkan melalui juga mempunyai semacam larangan
Surat Keputusan oleh Dinas Kelautan dan bagi Pokmaswas. Pembinaan dilakukan
Perikanan Provinsi setempat agar masyarakat sadar akan hak dan
tanggungjawabnya sebagai anggota

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 93
Pokmaswas. Perihal yang dilarang untuk digambarkan melalui diagram, pola
dilakukan Pokmaswas adalah sebagai pelaksanaan pengawasan berbasis
berikut : masyarakat adalah seperti Gambar 2 di
1. Menghakimi pelaku pelanggaran bawah ini.
tindak pidana. Gambar 2. Pola Pengawasan Berbasis
Masyarakat
2. Bertindak sebagai penegak hukum.
3. Menegakan aturan yang tidak ada
dasarnya.
4.
Memanfaatkan peran serta
Pokmaswas untuk keuntungan/
kepentingan, pribadi/ kelompok.
5. Membiarkan pelanggaran/
tindak pidana berlangsung tanpa
adanya respons/upaya yang
dapat mencegah/menghentikan,
pelanggaran tindak pidana
perikanan tersebut. Sumber: (Presentasi PSDKP mengenai Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Berbasis
Masyarakat, 2017).
Dalam pelaksanaannya, setiap
Pokmaswas diberikan fasilitas satu buah
Sampai tahun 2017, PSDKP telah
telepon genggam untuk melaporkan apa
membentuk 1640 Kelompok Masyarakat
pelanggaran atau perihal terkait kejahatan
Pengawas (Pokmaswas) di 34 provinsi
perikanan lain kepada pengawas.
di seluruh Indonesia (Tabel 2) dan
Pelaporan ini bisa dilakukan baik melalui
telah di berikan surat keputusan yang
“SMS gateway Pokmaswas” atau bisa
menandakan bahwa kelompok tersebut
juga secara langsung kepada petugas baik
telah resmi.
yang ditemui di laut maupun di darat.
Terkait substansi laporan
Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir)
pelanggaran yang dilakukan dilaporkan
oleh Pokmaswas adalah mengenai Program Pembinaan Desa Pesisir
lokasi pelanggaran, waktu kejadian, (Bindesir) dilaksanakan oleh Dinas Potensi
bentuk pelanggaran, identitas yang Maritim (Dispotmar) TNI AL berdasarkan
melakukan pelanggaran, saksi yang kebijakan yang dibuat oleh Mabes TNI AL
melihat pelanggaran, dan kronologis dalam hal ini Kepala Staff Angkatan Laut
pelanggaran.16 Secara umum jika (Kasal). Pelaksanaan kegiatan pembinaan
desa pesisir ini dilakukan secara terstruktur
16
Presentasi PSDKP KKP PSDKP mengenai
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dan sudah terprogram dari tingkat
Berbasis Masyarakat, 2017

94 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


Dispotmar Komando Armada Wilayah semenjak dini sesuai sistem pertahanan
Barat dan Komando Armada Wilayah yang dianut oleh Indonesia yaitu pertahan
Timur. Kemudian program Bindesir dari semesta. Melalui upaya membangun,
komando armada kawasan barat dan memelihara, meningkatkan pembinaan
timur dilanjutkan melalui Dispotmar potensi maritim. Lebih lanjut dalam
yang ada di masing-masing Pangkalan perkasal ini dijelaskan bahwa :
Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) dan “Pemberdayaan Wilayah
dijalankan langsung di lapangan (daerah) Pertahanan Laut dilaksanakan dalam
oleh Pangkalan Angkatan Laut (Lanal). rangka membangun dan mengembangkan
Selain Dispotmar, ada organisasi baru di kekuatan matra laut dan membantu
bawah Kasal yang didirikan pada tahun pemerintah menyiapkan potensi nasional
2016 yaitu Staf Potensi Maritim (Spotmar) menjadi kekuatan wilayah pertahanan
yang bertugas melakukan perumusan laut beserta kekuatan pendukungnya
kebijakan dalam bidang pemberdayaan untuk melaksanakan Operasi Militer
wilayah pertahanan laut, yakni Pembinaan Perang (OMP) maupun Operasi Militer
Desa Pesisir. Selain Perang (OMSP). Pemahaman
Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir) penyiapan Wilayah Pertahanan beserta
merupakan salah satu bentuk kekuatan pendukungnya memiliki korelasi
pemberdayaan wilayah laut yang dengan penyiapan ruang, alat dan kondisi
termasuk ke dalam program Pembinaan juang dalam pelaksanaan pembinaan
Potensi Maritim. Landasan hukumnya dan pemberdayaan potensi maritim.
dimulai dengan UU TNI No. 34 tahun Pembinaan sektor geografi merupakan
2004 Pasal 7 ayat 2 berkaitan dengan penyiapan ruang juang untuk kepentingan
operasi militer selain perang (OMSP) yaitu manuver pasukan dan penyiapan logistik
“Memberdayakan wilayah pertahanan wilayah, serta penyiapan sumber daya
dan kekuatan pendukungnya secara menjadi kekuatan pendukung Pertahanan
dini sesuai dengan sistem pertahanan Negara. Sedangkan pembinaan pada
semesta”.Kemudian Pasal 9 E yang sektor demografi merupakan penyiapan
menyatakan bahwa salah satu tugas alat juang yang dipersiapkan sebagai
TNI AL adalah pemberdayaan wilayah Komponen Cadangan dan Komponen
pertahanan laut. Pendukung yang mampu didayagunakan
Berdasarkan Peraturan Kasal membantu Komponen Utama.
Nomor: Perkasal/39/VII/2011 tanggal 4 Pembinaan kondisi sosial pada masa
Juli 2011 tentang Buku Petunjuk Induk damai merupakan penyiapan kondisi
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan juang yang diarahkan untuk membantu
Laut (Dawilhanla) bahwa hakikat dari Pemerintah meningkatkan Ketahanan
Dawilhanla adalah sebuah upaya dalam Wilayah yang dapat ditransformasikan
menyiapkan wilayah pertahanan laut menjadi kekuatan Pertahanan Negara
dan segala komponen pendukungnya pada masa perang.

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 95
Penyelenggaraan Pemberdayaan dilaksanakan oleh TNI Angkatan
Wilayah Pertahanan Laut merupakan Laut dalam bentuk organisasi
kegiatan perencanaan, pembangunan, tugas terpadu yang melibatkan
pengerahan dan pengendalian wilayah semua jajaran, daerah sasaran
pertahanan laut untuk kepentingan dipilih secara prioritas dengan
Pertahanan Negara sesuai dengan mempertimbangkan kondisi
Sishanta, dilaksanakan melalui daerah, kekuatan pasukan sendiri,
pembinaan kekuatan dan kemampuan transportasi dan sasaran yang ingin
mengembangkan serta memberdayakan dicapai. Program ini bersifat usulan
potensi nasional bidang maritim. Pokok- dari bawah dengan persetujuan
pokok Penyelenggaraan Pemberdayaan Kepala Staf Angkatan Laut.
Wilayah Pertahanan Laut merupakan 3. Pemberdayaan Wilayah Pertahanan
ketentuan-ketentuan yang harus sebagai bentuk Operasi Militer
dipedomani, agar penyelenggaraan Selain Perang, merupakan
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut kegiatan yang dilaksanakan oleh
dapat mencapai tujuan sesuai sasaran TNI Angkatan Laut dan jajarannya
yang diharapkan.” dalam bentuk operasi dengan
Pemberdayaan wilayah pertahanan mempertimbangkan bahwa daerah
laut (Dawilhanla) harus sudah dibentuk tersebut sangat memerlukan
semenjak dini, lebih lanjut Perkasal/39/ sasaran khusus yang harus dicapai
VII/2011 tanggal 4 Juli 2011 ini menerangkan di daerah rawan konflik disebabkan
bahwa Dawilhanla dibagi ke dalam dua konflik horizontal, vertikal,
bentuk yaitu pada masa damai dan masa kerusuhan massa, bencana alam
perang. Masa Damai, Pemberdayaan dan kejadian luar biasa lainnya.
Wilayah Pertahanan Laut di masa damai Operasi ini atas perintah Kepala
dilaksanakan dalam tiga bentuk: Staf Angkatan Laut berdasarkan
keputusan politik Negara.
1. Pemberdayaan Wilayah Pertahanan
Laut sebagai bentuk kegiatan rutin
(pembinaan). Merupakan kegiatan Masa Perang, Pemberdayaan
yang harus dilaksanakan sepanjang Wilayah Pertahanan Laut pada masa
tahun oleh TNI Angkatan Laut dan perang dilaksanakan dalam bentuk
jajarannya secara terbatas di wilayah Operasi militer (berpedoman pada bujuk
tugasnya yang direncanakan setiap opsla) sebagai berikut:
tahun anggaran. 1. Sebelum Perang. Penyelenggaraan
2. Pemberdayaan Wilayah Pemberdayaan Wilayah Pertahanan
Pertahanan Laut sebagai bentuk Laut bertujuan untuk menciptakan
program terpadu TNI Angkatan ruang, alat dan kondisi juang
Laut, merupakan kegiatan yang sebagai strategi penangkalan dalam

96 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


rangka menggagalkan niat lawan melakukan penggalangan agar nelayan
untuk menyerang. bisa mendukung tugas TNI dengan
2. Selama Perang. Penyelenggaraan memberikan informasi yang berguna
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan bagi TNI AL. Pembinaan desa pesisir
Laut dimanfaatkan guna merupakan langkah strategis TNI AL dalam
pengerahan Komponen Cadangan dalam mewujudkan peran masyarakat
dan Komponen Pendukung untuk dalam mendukung tugas TNI AL dalam
mendukung Komponen Utama, menegakan keamanan di laut.17
melalui operasi konvensional, Pola pembinaan desa pesisir lebih
operasi perlawanan wilayah, operasi banyak menyasar kepada masyarakatnya,
serangan balas. khususnya nelayan dalam hal mencegah
3. Sesudah Perang. Penyelenggaraan ancaman keamanan maritim. TNI AL dalam
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan hal ini Dispotmar baik pusat maupun
Laut berperan mengembalikan dan yang ada di wilayah banyak melakukan
memelihara situasi dan kondisi serta sosialisasi tentang hukum-hukum di
penyelamatan masyarakat untuk laut. Selain itu juga pengenalan tentang
membangun wilayahnya kembali. ancaman-ancaman yang sering terjadi
dari mulai IUU fishing hingga perompakan.
Seperti yang dijelaskan oleh Kasubdis
Merujuk pada Perkasal yang telah
Progla Dispotmar Kolonel Ganda Wilaga:
dijelaskan di atas, pembinaan memiliki
“Sudah ada pelayanan sosialisasi,
arti sebagai segala upaya, pekerjaan pada tahun 2016 dan 2017 di beberapa
dan kegiatan yang memiliki hubungan wilayah Lanal maupun Armada itu
dengan perencanaan, pengorganisasian, melaksanakan pengumpulan 1000
hingga 2000 masyarakat pesisir
pelaksanaan, pengawasan dan dalam hal ini nelayan di hall besar dan
pengendalian segala sesuatu secara diberikan sosialisasi tentang hukum,
berdaya guna dan berhasil guna. tentang kedudukan mereka di dalam hal
bermasyarakat. Intinya sosialisasi tentang
Pembinaan Desa Pesisir (Bindesir) keamanan maritim, Cuma masih belum
dapat disebut sebagai sebuah program rutin secara keseluruhan karena masih
parsial.”18
yang dilakukan dengan melakukan
pembinaan, pelatihan, penyuluhan, dan
penggalangan (Binlatluhgal). Contohnya Penjelasan lebih lanjut mengenai
jika dalam masyarakat nelayan TNI pembinaan untuk mencegah ancaman
AL melakukan pembinaan keamanan 17
Adin Nurawaluddin, “Sinergitas TNI AL dan KKP
maritim dengan memberikan penyuluhan dalam Pemberdayaan Kelompok Masyarakat
Pengawas Dalam Mengatasi Tindak Pidana Laut”,
hukum, Keluarga Berencana, kesehatan Tesis, Program Pascasarjana, Fakultas Strategi
dan lain-lain. Kemudian pelatihan Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia,
2017.
mengelola hasil tangkap ikan, budidaya 18
Wawancara dengan Kolonel Ganda Wilaga, 27
dan pengolahan ikan. Kemudian barulah September 2017, di Kantor Dinas Potensi Maritim
TNI AL.

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 97
keamanan maritim dijelaskan oleh yaitu perilaku tambahan yang diharapkan
Paban VI Aspotmar Kolonel Retarto oleh orang lain dari seseorang dalam
yang menyatakan bahwa penyuluhan- menjalankan peran tertentu. Dalam hal
penyuluhan seputar hukum diberikan ini nelayan menjalankan prescribed role
agar nelayan lebih paham dan dapat dengan melakukan peran tambahan
mengenali segala bentuk tindak kejahatan membantu instansi penegak hukum laut
di laut. Harapannya agar ketika nelayan dalam mencegah ancaman keamanan
menemukan tindak pelanggaran tersebut maritim. Karena sesungguhnya peran
dapat mengidentifikasi dan segera utama nelayan adalah melakukan
melaporkan ke TNI AL. Menurut data penangkapan ikan di laut. 19
dari Dinas Potensi Maritim TNI AL, hingga Menurut Profesor Hasjim Djalal,
tahun 2017 TNI AL sudah membina 505 saat ini kelemahan law enforcement di
desa pesisir di seluruh Indonesia. laut sudah menjadi masalah nasional
bagi Indonesia seperti halnya IUU
Peran Nyata Nelayan dalam Fishing, segala bentuk penyelundupan,
Mencegah Ancaman Keamanan perompakan, keselamatan pelayaran dan
Maritim lain sebagainya. Permasalahan tersebut
Program Kelompok Masyarakat Pengawas bukan hanya sebatas tanggung jawab
yang dibentuk oleh Kementerian Kelautan law enforcement tapi juga melibatkan
dan Perikanan di desa-desa pesisir dan pengelolaan laut yang baik. Salah satu
masyarakat pesisir khususnya nelayan langkah yang bisa dilakukan dalam
yang dibina melalui Pembinaan Desa Pesisir melakukan pengelolaan laut yang baik
oleh TNI AL, merupakan implementasi adalah dengan mengikutsertakan peran
nyata keterlibatan masyarakat (nelayan) nelayan dan pelaut20
untuk turut menjaga dan mencegah Menurut Kasi Pusopsdal 1 KKP Adi
ancaman keamanan maritim wilayah laut Wicaksono, peran nelayan yang tergabung
Indonesia. dalam kelompok masyarakat pengawas
Cohen menjelaskan bahwa peran perikanan (Pokmaswas) hanya sebatas
merupakan sebuah tindakan atau perilaku memantau dan melaporkan informasi
yang diharapkan oleh orang lain dari terkait ancaman keamanan maritim dalam
seseorang yang sedang menduduki status konteks kejahatan perikanan seperti
tertentu. Lebih lanjut, peran dapat dibagi kapal ikan asing ilegal, destructive fishing,
menjadi dua kategori, yang pertama pencemaran lingkungan.21 Sedangkan
adalah peranan nyata (anacted role). Peran menurut Kasubdit Pusopsdal KKP,
ini adalah suatu tindakan atau perilaku 19
B. J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, (Terj.),
(Jakarta: Rineka Cipta,2009).
yang dijalankan oleh seseorang dalam 20
Wawancara dengan Prof Hasjim Djalal, 30
menjalankan suatu peranan, kemudian Oktober 2017 di Jakarta.
21
Wawancara dengan Kasi Pusopsdal Adhi
peranan yang dianjurkan (prescribed role) Wicaksono, 31 Oktober 2017, di gedung
Kementerian Kelautan dan Perikanan.

98 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1


Yeppi Sudarja menerangkan memang di laut.24
sampai saat ini Pokmaswas hanya dapat Menurut Sekjen DPP HNSI Anton
mencegah ancaman yang terkait bidang Leonard bahwa Himpunan Nelayan
kelautan dan perikanan saja.Namun tidak Seluruh Indonesia (HNSI) mendukung
dipungkiri kedepannya dapat mencegah jika Indonesia melibatkan nelayan untuk
ancaman di luar bidang perikanan seperti berperan dalam hal keamanan maritim.
pencegahan penyelundupan barang- Namun, programnya harus menyeluruh
barang ilegal melalui laut akan tetapi se-Indonesia dan dijadikan program
harus dilatih dan dibina terlebih dahulu.22 nasional baik Pokmaswas maupun
Sementara peran yang dihasilkan Bindesir bukan hanya di beberapa
oleh nelayan yang dibina melalui Bindesir tempat saja dan tentu saja harus
oleh TNI AL dapat mengidentifikasi dan melibatkan organisasi nelayan yang
mencegah berbagai bentuk ancaman ada di Indonesia agar dapat bersinergis
keamanan maritim seperti IUU Fishing, dalam pelaksanaanya.25 Sejalan dengan
illegal logging dan mining, penyelundupan itu, menurut Ketua Harian DPP Kesatuan
barang-barang ilegal dengan memberikan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI),
informasi kepada personil TNI AL. Seperti Martin Hadiwinata menjelaskan bahwa
penjelasan Kasubdis Progla Dispotmar nelayan senang dan ingin berkolaborasi
TNI AL, Kolonel Ganda Wilaga bahwa dengan penegak hukum laut dalam
ada contoh kasus di perairan Tangerang bidang pencegahan ancaman keamanan
dimana nelayan yang sudah dibina dan maritim, berkaca dari luasnya laut yang
diedukasi tentang pencurian kabel bawah dimiliki Indonesia dan kemampuan
laut melaporkan banyak kejadian tentang mengawasi yang terbatas sudah barang
pencurian kabel bawah laut sehingga hal tentu peran nelayan sangat dibutuhkan.
tersebut dapat dicegah oleh TNI AL.23 Dalam beberapa kasus nelayan sudah
Kasus lainnya seperti yang dijelaskan diberdayakan dan memunjukan hasil yang
oleh Paban VI Aspotmar, Kolonel Retarto positif seperti ketika adanya kecelakaan
menyampaikan pengalaman pribadinya pesawat di perairan Kalimantan, nelayan
mencegah perampokan kapal tugboat ikut mencari korban dan serpihan dari
di perairan Batam karena mendapatkan badan pesawat. 26
informasi dari nelayan yang sudah dibina
dan juga ketika menjadi Komandan
KRI dalam melakukan patroli sering
mendapatkan informasi keberadaankapal
ikan asing ilegal dari nelayan yang ditemui
22
Wawancara dengan Kasubdit Pusopsdal 24
Wawancara dengan Paban VI AspotmarKolonel
KKP Yeppi Sudarja, 9 Oktober 2017, di gedung Retaro, 17 Oktober 2017, di Mabes TNI AL.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 25
Wawancara dengan Sekjen HNSI Anton Leonard,
23
Wawancara dengan Kolonel Ganda Wilaga, 27 10 Oktober 2017, di Sekretariat Pusat HNSI.
September 2017, di Kantor Dinas Potensi Maritim 26
Wawancara dengan Ketua DPP Harian KNTI
TNI AL. Martin Hadiwinata, 9 November 2017, di Jakarta.

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 99
Nelayan sebagai Komponen warga negara Indonesia berhak dan
Pendukung Pertahanan Laut wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
Indonesia menganut sistem pertahanan dan keamanan negara, dimana rakyat
semesta, dimana semua sumber daya yang ditempatkan sebagai kekuatan
dimiliki oleh Indonesia baik manusia hingga pendukung. UU No.3 tahun 2002
sumber daya alam dan buatan untuk dapat yang menyatakan bahwa pertahanan
dikerahkan guna mendukung pertahanan negara adalah segala usaha untuk
negara. Komponen pendukung dapat mempertahankan kedaulatan negara,
dibagi dalam tiga kategori, yang pertama keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
adalah sumber daya manusia yang terdiri segenap bangsa dari ancaman dan
dari garda bangsa, tenaga ahli dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
profesi, dan warga negara. Kemudian dan negara. Selain itu, pertahanan negara
sumberdaya alam dan buatan terdiri harus disusun dengan memperhatikan
dari logistik wilayah dan cadangan kondisi geografis Indonesia sebagai
material strategis, dan terkahir adalah negara kepulauan. Kemudian didalam
sarana dan prasarana terdiri dari sarana Buku Putih Pertahanan Indonesia tahun
prasarana matra darat, laut dan udara. 2015 dijelaskan adanya komponen utama,
Menurut Direktur Komponen Pendukung komponen cadangan, dan komponen
(Komduk) Tristan Sumarjono, Komduk pendukung. Komponen utama dalam
adalah segala sumberdaya nasional UU No.34 tahun 2004 tentang Tentara
yang bisa ditingkatkan kemampuannya Nasional Indonesia (TNI) dalam pasal
untuk mendukung pertahanan negara. 6 bahwa TNI adalah komponen utama
Komduk terdiri dari manusia sendiri, sebagai alat pertahanan negara.
yang nanti dipilih dan dipilah untuk Sebelum ini ada Rancangan
dijadikan komponen cadangan dan ada Undang-Undang (RUU) yang sedang
juga sumberdaya alam dan sumberdaya dikerjakan dan sudah masuk ke dalam
buatan.27 pembahasan DPR, yaitu RUU Komcad
Landasan hukum mengenai dan Komduk. Namun pembahasan RUU
Komponen Pendukung yang ada di ini berhenti seperti tidak ada kabar lagi.
Indonesia saat ini belum masuk sampai Menurut penjelasan dari Direktur Komduk
tahap pengimplementasian. Baru sampai Kemhan, hal ini terjadi karena banyak
pada hukum dasarnya saja yaitu UUD 1945 masyarakat Indonesia berfikiran bahwa
Pasal 30 dan UU No. 3 tahun 2002 tentang RUU ini nantinya akan menimbulkan
pertahanan negara. UUD Negara Republik program wajib militer atau militerisasi.
Indonesia tahun 1945 amandemen ke-2 Padahal nyatanya tidak seperti itu, karena
dalam pasal 30 menyatakan bahwa setiap dalam sistem pertahanan semesta, saat
27
Wawancara langsung dengan Direktur kondisi negara dalam keadaan gawat
Komponen Pendukung Kemhan, Tristan atau dalam hal ini perang, maka seluruh
Sumarjono, 10 Oktober 2017, di Kementerian
Pertahanan. komponen bangsa akan dipanggil untuk

100 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1
ikut berjuang. Saat ini Kementerian lainnya.
Pertahanan sudah mempersiapkan RUU Jika dalam hal Komponen
yang menggantikan RUU Komcad dan pendukung laut, melihat apa yang Cina
Komduk, yaitu RUU Pengelolaan Sumber lakukan dengan membuat Milisi Maritim
Daya Nasional (PSDN) Untuk Pertahanan dari nelayan, itu bisa dikategorikan
Negara. sebagai komponen pendukung kekuatan
Komponen Pendukung mempunyai pertahanan laut dari unsur profesi dalam
peran vital sebagai pertahanan semesta, hal ini sebagai nelayan. Sebenarnya ini
karena tidak akan ada komponen adalah konsep pertahanan semesta yang
cadangan tanpa melalui komponen melibatkan masyarakat, hanya mereka
pendukung. Jadi dapat disimpulkan telah diberdayakan dari semenjak masa
sampai saat ini komponen cadangan damai. Pembinaan terhadap Pokmaswas
belum ada, karena komponen cadangan dan Bindesir dapat disebut sebagai bagian
adalah komponen yang disiapkan dari dari penyiapan terhadap Komponen
komponen pendukung yang telah dipilih Pendukung. Walaupun hal tersebut tidak
dan ditingkatkan kemampuannya. Sampai dilakukan secara langsung di bawah
saat ini yang baru ada hanyalah komponen Kementerian Pertahanan. Tetapi perlu
utama, yaitu Tentara Nasional Indonesia. dipikirkan untuk memberikan program
Komduk yang sudah ditingkatkan menjadi bela negara terhadap nelayan untuk
Komcad hanya bisa dimobilisasi ketika lebih menguatkan rasa nasionalisme dan
kondisi negara dalam keadaan gawat atau kebangsaan. Sehingga ketika dibutuhkan
dalam hal ini kondisi perang. oleh negara, para nelayan yang sudah
Untuk Komponen Pendukung dibekali kemampuan bela negara dapat
pertahanan laut, masyarakat nelayan langsung ditingkatkan kemampuannya
mempunyai peran besar. Karena nelayan menjadi komponen cadangan.
yang lebih tahu wilayah laut tempat Program yang dilakukan Kelompok
mereka menangkap ikan. Direktur Komduk Masyarakat Pengawas (Pokmaswas)
Kemhan menjelaskan bahwa tidak semua yang dijalankan oleh PSDKP lebih menitik
nelayan dapat disebut sebagai komponen beratkan pada pencegahan ancaman-
pendukung, harus dilihat potensinya juga ancaman di bidang sumberdaya kelautan
minimal dari segi umur. Ada beberapa dan perikanan merujuk pada tugas PSDKP
komponen pendukung dari unsur laut yang memang hanya mengawasi sumber
yang berpotensi untuk ditingkatkan daya kelautan dan perikanan. Sementara
kemampuannya menjadi Komponen masyarakat dalam hal ini nelayan yang
Cadangan, yaitu Pramuka Saka Bahari, telah dibina oleh TNI AL tidak menitik
kelompok profesi (nelayan dan pelaut), beratkan pada pencegahan ancaman
Garda Bangsa meliputi Polair, Bakamla, di bidang kelautan dan perikanan
PSDKP, KPLP dan instansi penegak hukum tapi meliputi tindak pelanggaran lain

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 101
seperti pencurian, perampokan dan TNI AL, sehingga bisa langsung bertindak
penyelundupan barang-barang ilegal. mencegah ancaman-ancaman tersebut
Pelibatan nelayan dalam terjadi. Sampai saat ini peran nelayan
pencegahan ancaman keamanan maritim masih sebatas perpanjangan mata dan
juga merupakan bagian dari penguatan telinga instansi penegak hukum di laut
terhadap sea power sesuai teori Geoffrey mengingat luasnya wilayah laut Indonesia
Till yang menyatakan bahwa sea power dan terbatasnya alutsista dan personel
bukan hanya bertumpu pada kekuatan instansi penegak hukum laut di lapangan.
Angkatan Laut saja tetapi juga melibatkan Nelayan dapat dimasukan ke dalam
peran serta masyarakat, dalam hal ini Komponen Pendukung pertahanan laut
nelayan. Selain itu peran dari nelayan yang merupakan perwujudan dari sistem
juga membantu untuk terwujudnya good pertahanan semesta.
order at sea yaitu menjamin keamanan
demi terlaksananya kepentingan negara
di laut. Karena kurangnya good order at
sea dapat berdampak negatif terhadap
sumber daya laut.28

Kesimpulan
Peran nelayan dalam membantu instansi
penegak hukum laut dalam hal ini
PSDKP KKP dan TNI AL untuk mencegah
ancaman keamanan maritim merupakan
prescribed role atau peran yang
dianjurkan, karena peran utama nelayan
sebagai profesi adalah menangkap ikan
di laut. Prescribed role ini ditunjukkan
dengan adanya program Kelompok
Masyarakat Pengawas yang dibentuk
PSDKP dan Pembinaan Desa Pesisir yang
dibentuk TNI AL. Dalam hal ini, nelayan
berperan menyuplai informasi terkait
ancaman keamanan maritim seperti IUU
fishing, penyelundupan, perompakan
dan ancaman lainnya kepada PSDKP dan
28
Joshua Ho, Bateman, S, dan J. Chan, Good Order
at Sea In Southeast Asia, (Singapura: Rajaratnam
School of International Studies, Nanyang
Technological University, 2009).

102 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1
Daftar Pustaka Dalam Mengatasi Tindak Pidana Laut”.
Tesis. Program Pascasarjana, Fakultas
Buku Strategi Pertahanan, Universitas
Cohen, B. J. (Terj). 2009. Sosiologi Suatu Pertahanan Indonesia.
Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. Sinulingga, A. 2016. “Penanganan Illegal
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Fishing di Perairan Indonesia, Studi
2015. Buku Doktrin Pertahanan Negara Kasus : Illegal Fishing Periode 2009-
2015. Jakarta: Kementerian Pertahanan 2014”. Tesis. Program Pascasarjana,
RI. Fakultas Manajemen Pertahanan,
Universitas Pertahanan Indonesia.
Nainggolan, P. 2015. Agenda Poros Maritim
Dunia dan Perubahan Lingkungan
Strategis. Jakarta : P3DI. Website
Nasution, Anta Maulana. 2016. “Urgensi “Pengembangan Tol Laut Dalam RPJMN 2015-
Keamanan Maritim Dalam 2019 dan Implementasi 2015”, dalam
Pembangunan Ekonomi Maritim www.bappenas.go.id, diakses pada 20
Indonesia”, dalam Kembali Melaut: Februari 2018.
Industri dan Jasa Maritim dalam Visi
”Kementerian Perikanan Jepang Anggarkan
Poros Maritim Dunia. Jakarta : Kemenko
12 Miliar Yen Bantu Nelayan Hadapi
Bidang Maritim.
Korea Utara”. 2017. www.tribunnews.
Marsetio. 2014. Sea Power Indonesia. Jakarta com. 20 Februari.
: Universitas Pertahanan
Sciascia, Alban. 2016. “Securing Ports and Sea Peraturan dan Perundang-Undangan
Lanes of Communications: A Herculian
Task”, dalam  Kembali Melaut: Industri UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
dan Jasa Maritim dalam Visi Poros amandemen ke-2.
Maritim Dunia. Jakarta : Kemenko UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Bidang Maritim. Negara.
Till, Geoffrey. 2009. Sea power, A guide for the Undang-Undang No. 31 tahun 2004 Juncto UU
Twenty-First Century. Second edition. No. 45 tahun 2009 Tentang Perikanan.
New York: Routledge.
UU No. 34 tahun 2004 Tentang Tentara
Nasional Indonesia.
Jurnal Undang-Undang 45 tahun 2009 tentang
Ho, Joshua, Bateman, S, dan Chan, J. Perikanan.
2009. Good Order at Sea In Southeast Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Asia. Singapura: Rajaratnam School No. 58 tahun 2001 tentang Sistem
of International Studies. Nanyang Pengawasan Masyarakat.
Technological University.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Kraska, J dan Monti, M. 2015. “The Law of No. 14 tahun 2012 tentang Kelembagaan
Naval Warfare and China’s Maritime Pelaku Utama Perikanan.
Militia”. 91 INT’L L. STUD. 450.
International Law Studies, U. S Naval Perkasal/39/VII/2011 tanggal 4 Juli 2011 tentang
War College. Stockton Center for the Buku Petunjuk Induk Pemberdayaan
Study of International Law. Wilayah Pertahanan Laut (Dawilhanla).

Tesis
Nurawaluddin, Adin. 2017. “Sinergitas TNI
AL dan KKP Dalam Pemberdayaan
Kelompok Masyarakat Pengawas

Peran Nelayan dalam Membantu Instansi Penegak Hukum Laut ... | Anta Maulana Nasution | 103
104 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2018, Volume 8 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai