Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROINVERTEBRATA BENTOS DI SALURAN

MATA AIR NYOLO DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO


KABUPATEN MALANG
Noviana Nur Rahmawati1), Catur Retnaningdyah2)
1) 2)
Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Brawijaya, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia. Telp. & Fax: +62-341-575840.
Alamat korespondensi: 1)noviananur.rahmawati@gmail.com dan 2)catur@ub.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil struktur komunitas makroinvertebrata bentos
untuk evaluasi kualitas air di mata air Nyolo dan salurannya yang terletak di Desa Ngenep Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang. Pengambilan sampel makroinvertebrata bentos dilakukan pada enam
stasiun meliputi sekitar mata air Nyolo (stasiun satu dan dua), Curah Glogo (stasiun tiga dan empat), dan
Curah Lang-lang (stasiun lima dan enam). Sampel diambil sebanyak ±100 individu/stasiun menggunakan
Jaring Surber dan handnet. Pengumpulan data tiap stasiun meliputi komposisi dan kerapatan tiap spesies
selanjutnya digunakan untuk menghitung kekayaan taksa, INP (Indeks Nilai Penting), dan indeks
diversitas (H’). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan taksa makroinvertebrata bentos yang
ditemukan sebanyak 28 taksa dan bervariasi pada tiap stasiun. Baetidae, Caenidae, Melanoides
tuberculata, Odonata dari famili Euphaeidae, Planaria dan Hydropsychidae jenis Cheumatopsyche sp.
ditemukan di semua stasiun. Pada setiap stasiun didominasi oleh jenis yang berbeda, di stasiun satu
terdapat kodominasi Chironomidae dan Cheumatopsyche sp., stasiun dua didominasi oleh Melanoides
tuberculata, stasiun tiga terdapat kodominasi Lymnaea rubiginosa, Thiara scabra, dan Dugesia trigina,
stasiun empat terdapat kodominasi Cheumatopsyche sp. dan Simuliidae, dan di stasiun lima dan enam
didominasi oleh Baetidae. Tingkat pencemaran bahan organik semakin menurun pada saluran yang
semakin jauh dari mata air berdasarkan taksa makroinvertebrata bentos dominan yang ditemukan,
namun demikian tingkat pencemaran bahan toksik berdasarkan indeks diversitas Shannon-Wiener
semakin tinggi.

Kata kunci: makroinvertebrata bentos, mata air Nyolo dan salurannya, struktur komunitas

ABSTRACT

The aim of this research is to determine the community structure of benthic macroinvertebrates for
evaluation the water quality in Nyolo springs and its drains located at Ngenep village, Karangploso
Malang. Sampling of benthic macroinvertebrate was conducted in six location included springs (station
one and two), Curah Glogo drains (station three and four) and Curah Lang-lang drains (station five and
six). Samples of benthics macroinvertebrate were taken approximately ±100 individues per station using
Surber net and handnet. Data monitoring results were used to analyze the profile of biodiversity for each
station included taxa richness, Importance Value Index, and index of diversity (H '). The results showed
that the taxa richness of benthic macroinvertebrate were 28 taxa and there was variation among stations.
Baetidae, Caenidae, Melanoides tuberculata, Odonata from Euphaeidae family, Planaria and
Hydropsychidae from species Cheumatopsyche sp. found in the all of station. Each station is dominated by
different taxa, at first station is codominated by Chironomidae and Cheumatopsyche sp., second stations is
dominated by Melanoides tuberculata, third station is codominated by Lymnaea rubiginosa, Thiara scabra,
and Dugesia trigina, fourth stations is codominated by Cheumatopsyche sp. and Simuliidae, and the last
fifth and sixth stations are dominated by Baetidae. The level of organic pollution in the drains was lower
based on the dominance of benthic macroinvertebrates taxa, in the contrary the toxic pollution level was
higher based on the value of Shannon Wiener diversity index of benthic maroinvertebrates.

Keywords: Benthic macroinvertebrate, communities structure, Nyolo springs and its drains

PENDAHULUAN air tersebut digunakan terus-menerus maka


semakin lama air akan habis. Salah satu sumber
Air adalah zat atau materi yang penting air yaitu mata air. Mata air merupakan air tanah
bagi kehidupan. Namun, pada kondisi tertentu yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
air dapat bersifat tidak terbarukan, sehingga jika tanah [1].

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 21


Aktivitas manusia di sekitar suatu perairan saluran air dari mata air yang ada di atas mata air
akan menyebabkan perubahan kualitas suatu Nyolo, stasiun dua berada di sekitar mata air,
perairan [2]. Perubahan kualitas suatu perairan stasiun tiga dan empat berada di saluran Curah
selain dapat diketahui dari parameter fisikokimia, Glogo ±200 m dan ±300 m dari mata air, stasiun
juga dapat diketahui dari parameter biologi yakni lima dan enam berada di saluran Curah Lang-
berdasarkan struktur komunitas organisme lang ±250 m dan ±350 m dari mata air (Gambar
perairan yang berperan sebagai bioindikator. 1). Pada tiap stasiun tersebut dilakukan
Salah satu organisme perairan yang dapat pengambilan sampel sebanyak tiga kali pada
dijadikan sebagai bioindikator yaitu waktu yang berbeda. Pengambilan sampel
makroinvertebrata bentos. Makroinvertebrata pertama dilakukan pada tanggal 21 November
bentos merupakan organisme dasar perairan yang 2014, pengambilan kedua dilakukan pada tanggal
relatif tidak mudah bermigrasi dan memiliki 27 November 2014, dan pengambilan ketiga
kepekaan tinggi akibat pencemaran perairan, dilakukan pada tanggal 12 Desember 2014.
sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi fisik, kimia dan biologi suatu perairan
[3]. Pemantauan kualitas air seperti sungai,
saluran irigasi dan saluran mata air dapat
dilakukan dengan menggunakan
makroinvertebrata bentos [4].
Salah satu mata air yang terdapat di
Kabupaten Malang yaitu mata air Nyolo yang
hingga saat ini data dan laporan terkait kualitas
mata air berdasarkan struktur komunitas belum
pernah dilakukan. Mata air Nyolo merupakan
salah satu mata air yang terletak di Desa Ngenep
Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Air
yang berasal dari mata air ini digunakan Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, yaitu mandi cuci kakus (MCK), irigasi Makroinvertebrata bentos diambil pada
persawahan dan perkebunan. Berdasarkan hal lokasi yang sudah ditentukan, yaitu pada bagian
tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan substrat di tengah saluran diambil dengan Jaring
untuk mengetahui struktur komunitas Surber, sedangkan yang terdapat pada vegetasi
makroinvertebrata bentos di saluran mata air riparian di kiri dan kanan saluran diambil dengan
Nyolo yang terletak di Desa Ngenep Kecamatan handnet. Sampel makroinvertebrata bentos yang
Karangploso Kabupaten Malang. diambil sebanyak minimal ±100 individu pada
tiap stasiun [5].
METODE PENELITIAN Sampel makroinvertebrata bentos yang
telah diambil dan diidentifikasi selanjutnya
Penelitian ini dilakukan pada Juli 2014 – ditentukan struktur komunitasnya meliputi rata-
Januari 2015 di saluran mata air Nyolo, Desa rata kelimpahan (K) dan frekuensi (F) tiap
Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten spesies per stasiun pada tiga kali pengambilan
Malang. Pengambilan sampel makroinvertebrata sampel. Kemudian dilakukan analisis lanjutan
bentos dilakukan secara in situ. Identifikasi dan untuk mencari kelimpahan relatif (KR), frekuensi
perhitungan makroinvertebrata bentos serta relatif (FR), Indeks Nilai Penting (INP), dan
analisis data dilakukan di Laboratorium Ekologi Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H’). Nilai
dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi, Fakultas KR, FR, INP, dan H’ digunakan untuk
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mengetahui profil struktur komunitas
Universitas Brawijaya, Malang. Mata air Nyolo makroinvertebrata bentos [5].
terletak di Desa Ngenep, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang pada HASIL DAN PEMBAHASAN
ketinggian 630 m dpl dengan koordinat
7°53'05.77"LS 112°37'18.87" BT. Kekayaan taksa
Pengambilan sampel makroinvertebrata Taksa makroinvertebrata bentos yang
bentos dilakukan di enam stasiun yang terletak di ditemukan di mata air Nyolo dan salurannya
saluran mata air Nyolo. Stasiun satu berada di berjumlah 28 (Tabel 1). Taksa tersebut termasuk

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 22


dalam sembilan kelas meliputi Coleoptera,
Crustaceae, Diptera, Ephemeroptera, Peningkatan jumlah taksa seperti yang
Gastropoda, Odonata, Planaria, Plecoptera, dan ditemukan pada stasiun tiga dan lima diduga
Trichoptera. Kekayaan taksa yang ditemukan terkait dengan peningkatan kadar nutrisi bahan
pada setiap stasiun pengamatan menunjukkan organik yang berasal dari aktivitas alami seperti
adanya variasi pada setiap stasiun. Stasiun tiga serasah dari pohon yang berada di sekitarnya
mempunyai jumlah taksa tertinggi yaitu 21 taksa, maupun dari aktivitas manusia yang
sedangkan stasiun empat mempunyai jumlah memanfaatkan saluran tersebut, sedangkan
taksa terendah yaitu 12 taksa (Gambar 2). penurunan jumlah taksa juga terjadi di stasiun
empat dan enam diduga terkait dengan
Tabel 1. Makroinvertebrata bentos yang peningkatan kadar pencemar akibat aktivitas
ditemukan di saluran mata air Nyolo manusia seperti deterjen serta pemupukan atau
Stasiun penyemprotan pestisida yang dilakukan di lahan
dite- persawahan di sekitar stasiun pengamatan.
Ordo Famili/Genus/Spesies
mukan
taksa
Dryopidae 3
Coleoptera Elmidae 2,5,6
Psephenidae/
3,4,5
Psephenus sp.
Macrobrachium sp. 1,2,5,6
Crustaceae
Parathelpusa convexa 5,6
Empididae 3
Chironomidae 1,2,3,5,6
Limoniidae 1
Diptera
Pediicidae 2,3,5
Gambar 2. Variasi spasial kekayaan taksa
Psychodidae 3,5
makroinvertebrata bentos yang
Simuliidae 1,2,3,4,5 ditemukan di setiap stasiun
Baetidae 1,2,3,4,5,6
Ephemeroptera
Caenidae/ Caenis sp. 1,2,3,4,5,6 Baetidae, Caenidae, Gastropoda dari jenis
Lymnaeidae/ Lymnea Melanoides tuberculata, Odonata dari famili
3,6 Euphaeidae, Planaria (Dugesia trigina), dan
rubiginosa
Planorbidae/ Gyraulus Hydropsychidae (Cheumatopsyche sp.)
2,3,4,6
convexiusculus ditemukan di semua stasiun penelitian. Jenis
Thiaridae/ Melanoides yang ditemukan di semua stasiun ini
Gastropoda 1,2,3,4,5,6
tuberculata menunjukkan adanya campuran dari jenis yang
Thiaridae/ Terebia merupakan bioindikator dari perairan yang tidak
4,5
granifera tercemar (Planaria), tercemar ringan
Thiaridae/ Thiara (Hydropsychidae, Baetidae) dan tercemar sedang
1,2,3,4,5
scabra
(Gastropoda dan Caenidae) [4][6], selain itu pada
Calopterygidae 3 semua stasiun (kecuali stasiun 4) juga ditemukan
Euphaeidae 1,2,3,4,5,6 Chironomidae yang merupakan indikator
Odonata
Gomphidae 3 perairan tercemar sedang sampai agak berat.
Lestidae 3 Dengan demikian, berdasarkan kekayaan taksa
Planariidae/ Dugesia yang ditemukan tersebut dapat disimpulkan
Planaria 1,2,3,4,5,6 bahwa kualitas air di mata air Nyolo dan
trigina
Perlodidae 1,2 salurannya sudah termasuk dalam kategori agak
Plecoptera tercemar sampai tercemar ringan [6].
Taeniopterygidae 1
Hydropsychidae/ Indeks Nilai Penting (INP)
1,2,3,4,5,6
Cheumatopsyche sp. Berdasarkan perhitungan INP seperti
Trichoptera Limnephilidae 1,2,3,5,6 terlihat pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa
Rhyacophilidae 3,4 pada stasiun satu ditemukan kodominasi antara

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 23


Chironomidae dan Cheumatopsyche sp.. Pada stasiun lima dan enam didominasi
Chironomidae merupakan salah satu famili dari oleh famili Baetidae dengan INP sebesar 55,74%
ordo Diptera yang toleran terhadap pencemaran pada stasiun lima dan 70,85% pada stasiun enam.
organik dan dapat hidup di perairan dengan Baetidae dapat digunakan sebagai bioindikator
kadar oksigen rendah, sehingga famili ini dapat rendahnya tingkat pencemaran bahan organik
mencerminkan ekosistem perairan tercemar [7]. [13]. Berdasarkan uraian mengenai INP tersebut
Sebaliknya, taksa jenis Cheumatopsyche sp. disimpulkan bahwa semakin jauh dari mata air
relatif sensitif pada air yang tercemar [8]. tingkat pencemaran bahan organik semakin
Pada stasiun dua ditemukan famili rendah atau kualitas air saluran semakin baik
Thiaridae yaitu spesies Melanoides tuberculata yang ditunjukkan oleh peningkatan kelimpahan
dengan INP tertinggi sebesar 44,62%. taksa Baetidae.
Melanoides tuberculata adalah hewan yang aktif
pada malam hari dan menyukai suhu antara 18- Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H’)
32ºC. Melanoides tuberculata memiliki Indeks diversitas Shannon-Wiener
operkulum yang dapat melindungi diri dari tertinggi (3,4) ditunjukkan oleh stasiun tiga,
kekeringan sehingga bisa bertahan pada lahan sedangkan indeks diversitas terendah (1,97)
kering dan salinitas tinggi [9], selain itu, ditunjukkan oleh stasiun enam (Gambar 4).
operkulum ini dapat meningkatkan toleransi Berdasarkan nilai indeks tersebut, stasiun satu
terhadap bahan kimia beracun di lingkungan, sampai lima tergolong kualitas air yang belum
sehingga taksa ini dapat dijadikan bioindikator tercemar, sedangkan stasiun enam tergolong
ekosistem tercemar [10]. kualitas air tercemar ringan [14]. Indeks
diversitas merupakan indeks yang akurat untuk
menunjukkan tingkat pencemaran suatu perairan
akibat adanya bahan toksik. Kualitas air pada
stasiun enam ini diduga sudah dipengaruhi oleh
adanya dampak aktivitas manusia di sekitar
stasiun enam yang digunakan untuk aktivitas
mencuci pakaian sehingga menghasilkan limbah
toksik deterjen. Selain itu, pada stasiun enam ini
juga terdapat lahan sawah padi yang
kemungkinan dilakukan aktivitas pemberian
pestisida yang juga merupakan sumber bahan
pencemar bersifat toksik di perairan.
Gambar 3. Variasi spasial INP famili
makroinvertebrata bentos yang
ditemukan di setiap stasiun

Pada stasiun satu dan dua ditemukan ordo


Plecoptera yaitu famili Perlodidae dan tidak
ditemukan di stasiun yang lain. Perlodidae
merupakan famili yang dapat ditemukan pada
perairan oligotrofik (miskin unsur hara tetapi
kaya oksigen) dan sensitif terhadap pencemaran
[11].
Pada stasiun tiga ditemukan kodominasi
tiga taksa yaitu, Dugesia trigina sebesar 26,74%, Gambar 4. Variasi spasial indeks diversitas
Thiara scabra sebesar 25,53%, dan Lymnaea (H’) makroinvertebrata bentos yang
rubiginosa sebesar 25,30%. Dua taksa ditemukan di setiap stasiun
kodominan yaitu Thiara scabra dan Lymnaea Keterangan Gambar 5:
rubiginosa merupakan kelas Gastropoda yang : Batas nilai penggolongan air berdasarkan
indeks diversitas Shannon-Wiener [14]
mampu hidup di perairan yang tercemar [12].
Pada stasiun empat juga terdapat kodominasi dua
taksa yaitu Cheumatopsyche sp. sebesar 49,89% KESIMPULAN
dan Simuliidae sebesar 46,27%.

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 24


Pada mata air Nyolo dan salurannya Air di Sumber Jenon, Awan, Mlaten,
ditemukan 28 taksa makroinvertebrata bentos. Umbul, dan Guno Berdasarkan Parameter
Kekayaan taksa tiap stasiun bervariasi. Baetidae, Fisikokimia dan Makroinvertebrata
Caenidae, Melanoides tuberculata, Odonata dari Bentos. Leaflet Sosialisasi Hasil
famili Euphaeidae, Planaria dan Hydropsychidae Penelitian Hibah Unggulan Perguruan
jenis Cheumatopsyche sp. selalu ditemukan di Tinggi Kepada Masyarakat. Jurusan
semua stasiun penelitian. Berdasarkan INP, Biologi. Fakultas MIPA-Universitas
stasiun satu terdapat kodominasi oleh Brawijaya. Malang.
Chironomidae (toleran) dan Cheumatopsyche sp. [5] Mandaville, S.M. 2002. Benthic
(intoleran), stasiun dua didominasi oleh Macroinvertebrates in Freshwaters-
Melanoides tuberculata (toleran), stasiun tiga Taxa Tolerance Values, Metrics, and
terdapat kodominasi Lymnaea rubiginosa Protocols. Soil and Water Conservation
(toleran), Thiara scabra (toleran), Dugesia Society of Metro Halifax. (Buku)
trigina (intoleran), stasiun empat terdapat [6] Trihadiningrum, Y. & I. Tjondronegoro.
kodominasi Cheumatopsyche sp. (intoleran) dan 1998. Makroinvertebrata Sebagai
Simuliidae (toleran), serta pada stasiun lima dan Bioindikator Pencemaran Badan Air
enam didominasi oleh Baetidae (intoleran). Tawar Di Indonesia: Lingkungan &
Berdasarkan taksa makroinvertebrata bentos Pembangunan. 18 (1):45 – 60.
dominan tersebut, pada saluran semakin jauh dari [7] Badawy, R. M., El Hoseny, I. & Talal, M.
mata air telah terjadi penurunan bahan pencemar 2013. Biodiversity and Seasonal
organik, namun demikian berdasarkan indeks Fluctuation of Aquatic and Semiaquatic
diversitas Shannon-Wiener ditemukan adanya Insects in Rashid Stream, Kafr El Zayat
peningkatan bahan pencemar yang bersifat toksik (Gharbyia governorate). Egypt. Acad. J.
pada lokasi yang semakin jauh dari mata air. Biology. Sci. 6(1):47-66. Egyptian.
[8] Chakona, A., C. Phiri, & J.A. Day. 2009.
UCAPAN TERIMAKASIH Potensial for Trichoptera communities as
biological indicators of morphological
Terimakasih penulis ucapkan kepada Hibah degradation in riverine system.
Unggulan Perguruan Tinggi Universitas Hydrobiologia. 621:155-167.
Brawijaya tahun anggaran 2014 yang telah [9] Othman MS, Amalina R, Nadzifah Y.
membiayai penelitian ini. Penulis juga 2012. Toxicity of Metals to a Freshwaters
mengucapkan terima kasih kepada Purnomo, Snail, Melanoides tuberculata. The
S.Si, Hamdani, S.Si dan tim Water Research Scientific World Journal. 22(1):1-10.
2014 yang telah membantu dan mendukung [10] Mitchell A.J., Hobbs M.S., Brandt T.M.
penelitian di lapang maupun di Laboratorium 2007. The effect of chemical treatments on
Ekologi dan Diversitas Hewan Jurusan Biologi, red-rim Melanoides tuberculata, an exotic
Universitas Brawijaya. aquatic snail that serves as a vector of
trematodes to fish and other species in the
DAFTAR PUSTAKA USA. North American Journal of
Fisheries Management. 27(4):1287-1293.
[1] Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. [11] Toole, C.O., I. Donohue, S. J. Moe & K.
2010. Tata ruang air. Penerbit Andi. Irvine. 2008. Nutrient optima and
Yogyakarta. tolerances of benthic invertebrates, the
[2] Sinaga, Sri Wahyuni. 2009. Pengaruh effects of taxonomic resolution and testing
Pemberian Insektisida Nabati Terhadap of selected metrics in lakes using an
Serangan Hama Polong Pada Tanaman extensive European data base. Aquat Ecol.
Kedelai (Glycine max L. Merill) Di 42:277–291.
Lapangan. USU Repository. Sumatera [12] Gardner, S. T. 2007. Aquatic
Utara. Macroinvertebrates as Bioindicators of
[3] Cranston, P.S., P. Fairweather & G. Clark. Water Pollution in the Duwamish Estuary
1996. Biological Indicators of Water of Seattle Washington. Journal of
Quality in Indicators of Cacthment Ecological Stuff, Settle University.
Health: A Technical. Csiro. Melbourne. Washington.
[4] Retnaningdyah, C & E. Arisoesilaningsih. [13] Alhejoj, I., Salameh, E., & Bandel, K.
2014. Evaluasi Kualitas Ekosistem Mata 2014. Mayflies (Order Ephemeroptera):

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 25


An Effective Indicator of Water Bodies
Conditions in Jordan. International
Journal of Scientific Research in
Environmental Sciences. 2(10): 361-370.
[14] Lee, C.D., S.B. Wang & C.L. Kuo. 1978.
Benthic Macroinvertebrate and Fish as
Biological Indicator of Water Quality.
With Reference on Water Pollution
Control in Developing Countries. Bull. C.
Sci. Bangkok.

Jurnal Biotropika | Vol. 3 No. 1 | 2015 26

Anda mungkin juga menyukai