1, tahun 2008
ABSTRAK
Noortiningsih, dkk. 34
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Noortiningsih, dkk. 35
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Noortiningsih, dkk. 36
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Noortiningsih, dkk. 37
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
kandungan bahan organik yang lebih tinggi Sedangkan nilai yang terendah terdapat
pada sedimen tersebut yang dapat lang- pada stasiun 3 dengan nilai 0,003831, hal
sung berfungsi sebagai makanannya ini terjadi karena terjadi penyebaran jenis
(Pranoto Hamidjojo et al, 1979). yang tidak merata dan terlihat ada yang
Pada Pantai Pasir Putih ditemukan memiliki jumlah individu yang lebih besar
11 famili dan 15 marga, jumlah ini lebih yaitu marga Rotalia. Pada Pantai Pasir
sedikit dibandingkan di muara sungai Putih nilai E berkisar 0,67245 – 0,704614.
Cikamal. Menurut Ongosono et al (1977) Dalam hal ini ketiga stasiun memiliki
jumlah individu bertambah dengan jumlah sebaran jenis yang merata, karena
semakin banyaknya kandungan lanau dan tidak ada perbedaan jumlah yang menyolok
lempung dalam sedimen, dan sebaliknya diantara ketiga stasiun tersebut.
bila jumlah komponen pasir dan kerikil Menurut Rositasari (1989), kompo-
bertambah, maka jumlah foraminifera akan nen-komponen lingkungan abiotik yang
semakin menurun. Pada Pantai Pasir Putih, berperan dalam kehidupan foraminifera
marga Textularia memiliki kelim-pahan ada yang berpengaruh langsung ada juga
marga tertinggi (55,74%). Textularia yang tidak langsung. Komponen abiotik
merupakan salah satu dari kelompok yang berpengaruh langsung adalah :
pasiran yang hidup di lingkungan laut Pada umumnya foraminifera
dangkal dan berdekatan dengan muara merupakan organisme poikilotermik. Pada
sungai (Bronniman,1990). organisme bentonik perubahan suhu siang-
Muara sungai Cikamal memiliki malam dan perubahan musim akan
nilai H’ berkisar antara 0,06129 – 2,24263 mempengaruhi pada sebarannya. Suhu
sedangkan pada Pantai Pasir Putih berkisar pada muara sungai Cikamal 28,1o C dan
antara 1,31202–1,8073.. Hal ini menunjuk- Pantai Pasir Putih adalah 28,50 C. Suhu 240
kan bahwa kedua komunitas dalam kondisi C – 300C merupakan suhu optimum untuk
baik atau stabil. Hanya saja pada stasiun 3 berkembang biak. Ini berarti suhu pada
di muara sungai Cikamal keanekaragaman kedua lokasi penelitian merupakan suhu
jenis komunitas tersebut tidak stabil, hal ini yang baik untuk berkembang biak.
disebabkan karena stasiun 3 terletak di Salinitas di muara sungai Cikamal
daerah peralihan antara substrat pasir putih sebesar 3,45%o dan di Pantai Pasir Putih
dan karang-karang. sebesar 3,51%o. Beberapa jenis foramini-
Perhitungan indeks kesera-gaman fera mempunyai kemampuan adaptasi yang
dalam penelitian ini dilaku-kan untuk besar terhadap perubahan salinitas. Jenis-
melihat keseragaman sebaran individu. jenis yang beradaptasi terhadap salinitas
Menurut Krebs (1978), dengan diketahui- rendah, sangat jarang ditemukan pada
nya nilai indeks keseragaman pada suatu salinitas normal karena perubahan salinitas
daerah maka dapat diketahui ada tidaknya akan berpengaruh pada densitas air dan
dominansi suatu jenis pada daerah tersebut. tekanan osmotik pada sel foraminifera.
Bila indeks keseragaman semakin tinggi
(mendekati 1) menandakan bahwa kan- C. Meiofauna
dungan tiap jenis mengalami perbedaan.
Pada muara sungai Cikamal Kawasan Pantai Pasir Putih me-
didapatkan nilai indeks keseragaman (E) miliki keanekaragaman yang besar dan
sebesar 0,003831 – 0,849784. Nilai E merata. Ini terbukti dengan berhasil
tertinggi terdapat pada stasiun 2 dengan diidentifikasikannya sebanyak 118 individu
nilai 0,849784. Ini berarti bahwa individu dari 3 stasiun yang berbeda, terdiri dari 5
setiap jenis menyebar secara merata. filum, 6 kelas, 3 anak-kelas dan 1 bangsa
Noortiningsih, dkk. 38
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
yaitu fylum Annelida yang terbagi menjadi Dilihat dari indeks keseragamannya
kelas Polychaeta dan Oligochaeta, filum Pantai Pasir Putih memiliki kisaran antara
Platyhelminthes terdiri dari kelas 0,48 – 0,99 dimana indeks keseragaman
Turbellaria, filum Protozoa dengan bangsa terendah berada pada stasiun dua yaitu 0,48
Foraminifera, filum Nemathelmintes terdiri dari hasil ini tergambar adanya penyebaran
dari kelas Nematoda dan filum Arthropoda yang hampir merata dimana lebih
yang terdiri dari kelas Crustacea yang didominasi oleh Oligochaeta. Kelimpahan
terbagi menjadi tiga anak-kelas yaitu tertinggi adalah dari kelas Oligochaeta
Ostracoda, Copepoda dan Nauplius. (77,63%)
Jumlah yang paling dominan di pantai Di daerah Muara Sungai Cikamal
Pasir Putih ialah kelas Oligochaeta dan dapat teridentifikasi sebanyak 568 individu
Turbellaria, ini dikarenakan kedua jenis ini dari 5 filum, 5 kelas, 2 anak-kelas, dan 1
memiliki kemampuan yang besar untuk bangsa yaitu filum Annelida dari kelas
melekat pada substrat bahkan untuk dapat Polychaeta dan Oligochaeta, filum
melakukan penetrasi hingga kelapisan Platyhelminthes dari kelas Turbellaria,
dalam diantara butiran-butiran pasir. Di filum Protozoa terdiri atas bangsa
pantai Pasir Putih yang memiliki nilai Protozoa, filum Nemathelminthes berupa
kehadiran terendah adalah pada stasiun kelas Nematoda, dan filum Arthropoda
ketiga, dimana jumlah yang berhasil dari kelas Crustacea yang terbagi menjadi
teridentifikasi hanya 9 individu yang terdiri dua anak-kelas yaitu Copepoda dan
dari 4 taksa yaitu Polychaeta, Turbellaria, Nauplius. Yang berbeda dari Pantai Pasir
Nematoda dan Copepoda. Pada stasiun tiga Puith adalah pada Muara Sungai Cikamal
memiliki substrat pasir yang bercampur ini tidak ditemukannya Ostracoda, ini
dengan pecahan-pecahan karang. Pada dikarenakan Ostracoda bersifat planktonik.
daerah ini juga hampir mendekati wilayah Jumlah yang nampak paling men-
daerah gugusan terumbu karang. Karena colok dan mendominasi adalah jenis-jenis
daerah ini banyak ditemui pecahan- Foraminifera dan Turbellaria, disamping
pecahan karang maka sampel yang Foraminifera mempunyai tingkat toleransi
terambil hampir didominasi oleh karang- yang tinggi dan semakin baik beradaptasi
karang kecil dibandingkan dengan pasir, dengan lumpur alasan lainnya adalah
sehingga tidak begitu banyak taksa yang karena pada muara sungai Cikamal ini
berhasil dijumpai dan hanya kelompok- memiliki substrat berupa lumpur dan
kelompok yang dapat bersifat planktonik memiliki kandungan organik dan mineral
saja. yang tinggi baik pengaruh dari laut
Pantai Pasir Putih memiliki indeks maupun suplai dari sungai Cikamal serta
keanekaragaman berkisar antara 0,85 – kandungan tersebut tertahan oleh kecilnya
1,44. Menurut Shanon-Weiner kisaran ukuran substrat.
indeks keanekara-gaman seperti ini Menurut Marten dan Schockaert
menunjukan keadaan komunitas dalam (1986), faktor utama yang mengendalikan
kondisi kurang moderat, ini dimungkinkan Turbellaria adalah temperatur, salinitas,
karena lokasi Pantai Pasir Putih yang kan-dungan organik, ukuran sedimen, dan
berada di Pantai Selatan Jawa yang ketersediaan oksigen di air. Faktor-faktor
merupakan tepian dari Samudrra Hindia tersebut pada muara sungai Cikamal masih
dimana memiliki ombak yang besar sangat me-mungkinkan untuk Turbellaria
sehingga selalu mengalami pengadukan hidup dan tidak memiliki dampak pengaruh
pengadukan pada substrat dasarnya. yang besar terhadap Turbellaria.
Noortiningsih, dkk. 39
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Noortiningsih, dkk. 40
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
bahwa nilai BOD perairan alami itu Barker RW. Taxonomic Notes. Society of
berkisar antara 0,5 – 7,0 mg/L dan perairan Economic Paleontologists and
yang memiliki nilai BOD lebih dari 10 Mineralogists. 1960.
mg/L dianggap telah mengalami
pencemaran. Boltovskoy E and Wrigth R. Recent Fora-
minifera. The Hague Publisher.1976.
Noortiningsih, dkk. 41
VIS VITALIS, Vol. 01 No. 1, tahun 2008
Noortiningsih, dkk. 42