Anda di halaman 1dari 10

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA

PADA EKOSISTEM MANGROVE PANTAI MASIRAN


KABUPATEN BINTAN

Rudi Yanto
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Arief Pratomo, Sea_a_reef@hotmail.com


Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,

Henky Irawan, henky irawan.umrah@gmail.com


Dosen Budidaya Perairan, FIKP UMRAH,

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keanekaragaman, di ekosistem mangrove Pantai

Masiran Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2016 – 15 Mei

2016, Sampel gastropoda dengan metode survey. Hasil pengamtan ditemukan 9 spesies

gastropoda pada ekosistem mangrove yaitu Acteon tornatilis, Badeva blosvilley, Chantarus

fumosus, Ellobium aurismidae, Euchelus atrartus, Littoraria scabra scabra, Nerita planospira,

Terebralia palistris, dan Terebralia sulcata. Nilai keanekaragaman gastropoda Mencapai 1,6

berada pada kategori sedang, indeks keseragaman mencapai 0,7 berada pada kategori tinggi ,

indeks dominansi mencapai 0,2 yang berada pada kategori rendah.

Kata Kunci : Gastropoda, ekosistem mangrove

1
Gastropod diversity in mangrove ecosystems on Masiran Beach
District Bintan

Rudi Yanto
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,

Arief Pratomo, Sea_a_reef@hotmail.com


Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Henky Irawan, henky irawan.umrah@gmail.com


Dosen Budidaya Perairan, FIKP UMRAH

ABSTRACT
The aims Study to determine gastropods in the mangrove ecosystems the Beach Masiran
District Bintan. This study was on June 15, 2016 – August 15, 2016. Samples gastropods with the
survey method. The results of the observation in found 9 species of gastropods on the mangrove
ecosystems that is Acteon tornatilis, Badeva blosvilley, Chantarus fumosus, Ellobium aurismidae,
Euchelus atrartus, Littoraria scabra scabra, Nerita planospira, Terebralia palistris, dan
Terebralia sulcata. The value of diversity gastropods reached 1,60 ware in the medium category.
The Uniformity reaches 0,73 ware in the high category and the dominance reached 0,25 wre in the
category of low.

Kata Kunci : Gastropods, mangrove ecosystems

2
PENDAHULUAN disebut makrobenthos, salah satunya adalah
gastropoda.
Pantai Masiran merupakan salah satu
pantai yang terletak di wilayah pesisir Pulau METODE
Bintan tepatnya berada di Kecamatan Bintan
Timur. Sepanjang Pantai Masiran terdapat Penelitian ini dilaksanakan pada
ekosistem mangrove yang masih alami tanggal 15 Maret 2016 sampai 15 Mei 2016
dengan jenis mangrove yang beragam, unik yang berlokasi di perairan Ekosistem
dan produktif di perairan laut. Hutan Mangrove Pantai Masiran Pulau Bintan
mangrove merupakan komunitas vegetasi Provinsi Kepulauan Riau.
pantai tropis yang didominasi oleh beberapa Bahan yang digunakan adalah sampel
jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh Gastropoda, aqua dan tisu sedangkan alat-
dan berkembang pada daerah pasang surut. alat yang digunakan adalah kerangka
Mangrove sebagai hutan payau atau hutan kuadran ukuran 1x1 m, kantong plastik, skop
bakau adalah pohon yang tumbuh di daerah ,Multi Tester, refraktometer digital, GPS,
payau pada tanah aluvial di daerah Aluminium foil dan oven. Teknik
pertemuan air laut dan air tawar di sekitar pengambilan sampel pada penelitian ini
muara sungai. Ekosistem mangrove sebagai berdasarkan pada penggunaan metode
habitat tempat hidup, tempat berlindung, Quadrat sampling (Fachrul, 2007),
memijah dan juga sebagai suplai makanan sedangkan untuk menentukan pengukuran
yang menunjang pertumbuhan biota laut. Quadrat sampling dengan mengadopsi
Ekosistem mangrove pesisir Pantai skematik transek sampling lamun (Fachrul,
Masiran terdapat hewan avertebrata air kelas 2007).
moluska terutama dari jenis - jenis Penentuan lokasi dilakukan secara
gastropoda. ini karena adanya kemampuan purposive sampling. Lokasi pengambilan
dari kelas gastropoda untuk beradaptasi sampel diambil disekitar ekosistem
dalam menghadapi perubahan ikilm mangrove Pantai Masiran dengan tujuan
lingkungan mangrove yang ekstrim seperti untuk mengetahui keanekaragaman
perubahan suhu, salinitas, dan pasang surut. gastropoda pada ekosistem mangrove.
Berdasarkan survey lokasi ditemukan Penentuan lokasi pengamatan yang dibagi
beberapa jenis - jenis gastropoda diantaranya menjadi 14 transek, dengan melihat
adalah telescopium – telescopium, Euchelus beberapa kriteria sebagai berikut:
atratus, Chantarus fumosus, Cerithium Berdasrkan keberadaan Gastropoda yang ada
aspar. di Pantai Masiran dan Daerah atau wilayah
Keanekaragaman gastropoda yang ditumbuhi oleh ekosistem mangrove
ekosistem mangrove dapat menggambarkan pada Pantai Masiran serta Berdasarkan hasil
kondisi perairan Pantai Masiran. Gastropoda survei pendahuluan ke lokasi dan bantuan
penting dalam menjaga keseimbangan aplikasi google earth maka ditemui 14
ekologi pesisir pantai umumnya pada transek yang cocok sebagai lokasi
ekosistem mangrove. Keberadaan pengambilan sampel yaitu sepanjang pantai
gastropoda pada ekosistem mangrove masiran tersebut.
berperan dalam dinamika unsur hara, dimana Teknik pengambilan sampel pada
daun mangrove gugur ke permukaan penelitian ini berdasarkan pada penggunaan
substrat, daun - daun yang banyak metode Quadran sampling ( Fachrul, 2007 ),
mengandung unsur hara tersebut tidak kuadran sampling ini digunakan untuk
langsung mengalami pelapukan atau pengambilan hewan bentik, fauna ditanah
pembusukan oleh mikroorganisme, tetapi dan hewan yang pergerakannya lambat
memerlukan bantuan hewan - hewan yang seperti gastropoda, sedangkan untuk

3
menentukan pengukuran quadran sampling keanekaragaman, keseragaman, dan
dengan mengadopsi skematik transek dominansi gastropoda serta kelimphan
sampling lamun ( Fachrul, 2007 ), dimana gastropoda pada ekosistem mangrove dapat
area lokasi pengambilan sampel penelitian di menggambarkan bagaimana
ekosistem mangrove sehingga mengadopsi keanekaragaman gastropoda ekosistem
skematik transek lamun untuk mendapatkan mangrove pantai masiran.
keterwakilan sampel yang lebih akurat. Pengolahan data parameter seperti:
Transek pada lokasi lokasi penelitian suhu air, salinitas, pH air dan oksigen
dibuat sebanyak 14 transek, dengan jarak terlarut ( DO ) dilakukan secara langsung di
antara transek 100 m, dan jarak antar plot lapangan ( in situ ). Data hasil pengukuran
10 m, dengan jumlah plot 10 atau lebih parameter diolah dengan cara setiap ulangan
setiap transek pada lokasi penelitian. Setiap di rata - ratakan dan data dari setiap lokasi
transek tersebut dibuat plot utama berukuran dijadikan kisaran nilai kualitas parameter
1 x 1 m yang disebar secara sistematis. Line tersebut serta mentabulasikan dan
transect quadrant dibentang tegak lurus membandingkan data yang didapat
terhadap garis pantai dimulai ditemukannya dilapangan seperti data parameter perairan
mangrove dengan panjang transek 100 m. ekosistem mangrove dengan standar baku
Pengambilan contoh Gastropoda dilakukan mutu mangrove kepmen LH NO 51-tahun-
pada saat surut dengan cara memunggut dan 2004 sehingga diketahui keadaan perameter
menggunakan kuadran 1 x 1 m. Gastropoda perairan Pantai masiran tersebut. Sedangkan
yang diambil adalah gastropoda yang pengolahan data sedimen. Sampel
menempel pada tumbuhan lamun dan dikeringkan dan dianalisis dengan
mangrove, di atas permukaan substrat menggunakan ayakan bertingkat ( metode
perairan dan di dalam substrat sampai ayakan kering ) dan segi tiga sephard anlisis
kedalaman 5 cm dengan skop. Gastropoda butiran berdasarkan skala Wenwort.
yang didapat langsung dimasukkan di
kantong plastik dan diberi label, Identifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis Gastropoda dilakukan dengan melihat
bentuk cangkang, warna, corak dan jumlah Penelitian dilakukan pada ekosistem
putaran cangkang. Setiap jenis yang mangrove Pantai Masiran Pada Koordinat :
ditemukan dicocokkan karakteristik
0058’00.61” LU dan 104038’40.14” BT.
morfologinya dengan panduan buku dan
Ekosistem Mangrove Pantai Masiran
gambar dari ( Dharma, 1988 ,
Area lokasi pengamatan ekosisitem
Http://www.coremap.or.id/datin/molusca.co
mangrove berada di mangrove yang masih
m dan www.microseashell.com, http://www.
alami yang tidak tertutup olah bangunan ada
seashellhub. com/Indonesiahtml ,
juga yang berdekatan dengan pelabuhan
http://www.Marinespesies.org Gastropoda
nelayan tradisisonal.
yang tidak dikenali diidentifikasi lebih lanjut
Berdasarkan hasil identifikasi
di Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan
gastropoda yang didapat pada 14 transek
pengamatan pada ekosistem mangrove
Pengolahan Data
Pantai Masiran dijumpai sebanyak ( 9 )
Untuk pengolahan data pada Sembilan jenis gastropoda. Identifikasi jenis
ekosistem mangrove dilakukan gastropoda dilakukan dengan melihat bentuk
penggabungan data jumlah dan jenis cangkang, warna, corak dan jumlah putaran
gastropoda yang ditemui pada semua transek cangkang. Setiap jenis yang ditemukan
ekosistem mangrove seperti dicocokkan karakteristik morfologinya
keanekaragaman, keseragaman, dan dengan panduan buku dan
dominansi serta kelimphan. Hasil olahan www.merinespecies.org. )

4
Berdasarkan hasil perhitungan
Tabel : Hasil Pengamatan Gastropoda pada kelimpahan gastropoda pada ekosistem
Ekosistem Mangrove Pantai mangrove Pantai Masiran secara
Masiran keseluruhan kelimpahan gastropoda
mencapai 9,348 atau 9 ekor individu/m2.
Jenis gastropoda Transek Suhu merupakan salah satu faktor yang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 mempengaruhi distribusi suatu organisme.
0 1 2 3 4
Acteon tornatilis - - - - - - - - - - - √ - √
Kisaran suhu yang terdapat pada setiap
Badeva blosvilley √ - - - - - √ √ - - - √ - √ pengamatan merupakan kisaran suhu yang
Chantarus fumosus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ mampu mendukung kehidupan Gastropoda.
Ellobium aurismidae √ - - - √ √ - - - - - - - -
Euchelus atrartus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Hal ini sesuai dengan pendapat ( Riniatsih et
Littoraria scabra scabra √ √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ - al., 2009 ). Gastropoda memiliki toleransi
Nerita planospira - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √
Terebralia sulcata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ yang luas terhadap perubahan salanitas,
Terebralia palistris √ √ - - - - √ √ - - - - √ - mereka juga dapat bertahan hidup pada
Sumber : Data Primer temperatur yang tinggi. Kandungan oksigen
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
Berdasarkan Hasil penelitian yang
dilakukan pada Ekosistem Mangrove Pantai hidup bagi biota air. Semakin tinggi kadar
Masiran Transek 1 sampai transek 14. oksigen di perairan maka semakin banyak
Dijumpai 9 jenis gastropoda dimanana jenis atau semakin melimpah organisme yang bisa
euchelus atratus dan jenis terebralia sulcata hidup diperairan tersebut, Mayoritas
yang paling sering muncul pada setiap organisme gastropoda lebih suka hidup di
transek pengamatan dan jenis yang paling subtrat lumpur berpasir ( Ruswahyuni, 2008
sedikit dijumpai adalah jenis Acteon
). Syamsurial (2011) mengatakan bahwa
tornatilis dan jenis ellobium. Ke 14 transek
pengamatan pada ekosistem mangrove gastropoda cenderung memilih subtrat
Pantai Masiran hampir semuanya didapati lumpur berpasir dikarenakan pasir mudah
gastropoda serta ada juga gastropoda Yang untuk bergeser dan bergerak ketempat lain,
dijumpai saat pengamatan tidak muncul sedangkan subtrat lumpur cenderung
sesering dari jenis euchelus atratus dan jenis memiliki kadar oksigen yang sedikit, oleh
terebralia sulcata. Inilah hasil pengamatan sebab itu organisme yang hidup di dalamnya
secara langsung dilapangan yang dilakukan
harus bisa beradaptasi.
oleh peneliti pada ekosistem mangrove
Pantai Masiran tersebut.

Tabel: Hasil Perhitungan Kelimpahan


Gastropoda Ekosistem Mangrove
Secara Keseluruhan
Jenis Gastropoda Transek Jumlah Jumlah
ni plot ind/m2
Acteon tornatilis 5 66 0.07
Badeva blosvilley 9 66 0.13
Chantarus fumosus 38 66 0.57
Ellobium aurismidae 8 66 0.12
Euchelus atrartus 205 66 3.10
Littoraria scabra scabra 59 66 0.89
Nerita planospira 59 66 0.89
Terebralia sulcata 170 66 2.57
Terebralia palistris 64 66 0.96
TOTAL (Ekor) 617 9,34

5
Tabel: Hasil Perhitungan Indeks ) dalam Sirante ( 2011 ) apabila indeks
Keanekaragaman,indeksKeseragaan keseragaman mendekati satu, maka
,dan Indeks Dominansi Gastropoda organisme pada komunitas tersebut
pada Ekosistem Mangrove Pantai
menunjukkan keseragaman, sebaliknya bila
Masiran Secara Keseluruhan
Jenis gastropoda Jumlah Keanekaragaman Keseragaman Dominansi indeks keseragaman mendekati nol, maka
Acteon tornatilis 5 organisme pada komunitas tersebut tidak
Badeva blosvilley 9 seragam, ini dikarenakan ekosistem
Chantarus fumosus 38 mangrove yang masih alami.
Ellobium aurismidae 8 Nilai indeks dominansi ( D )
Euchelus atrartus 205 1,60 0,73 0,25
ekosistem mangrove Pantai Masiran yang
Littoraria scabra scabra 59
Nerita planospira 59 didapat adalah 0.25. Berdasarkan kriteria
Terebralia sulcata 16 nilai indeks, nilai yang didapat ini
Terebralia palistris 216 menggambarkan bahwa tidak ada jenis
TOTAL (Ekor) 617 Sedang Tinggi Rendah gastropoda yang dominan karena nilai yang
didapat mendekati kriteria 0 ( Nol ).
Berdasarkan tabel di atas selama Menurut Sirante ( 2011 ) berarti komunitas
penelitian menunjukkan hasil perhitungan gastropoda tidak sedang mengalami tekanan
dari 14 transek. nilai indeks ekologis yang sangat berat, Hal ini
keanekaragaman ( H’ ) Gastropoda di menunjukkan komunitas Gastropoda di
ekosistem mangrove Pantai Masiran secara kawasan mangrove di Pantai Masiran dalam
keseluruhan yaitu 1.60. Menurut keadaan stabil, kondisi lingkungan cukup
perhitungan Indeks Diversitas Shannon- prima, dan tidak terjadi tekanan ekologis
Winner Kisaran ini menggambarkan terhadap biota gastropoda di habitat tersebut.
keanekaragaman gastropoda pada ekosistem Tidak adanya gastropoda yang dominan
mangrove Pantai Masiran dikategorikan disebabkan spesies yang ditemui hampir
memiliki keanekaragaman sedang karena merata jumlahnya.
nilai indeks yang didapat berkisar pada Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah
angka 1,60 terdapat pada Kriteria H’ 1 ≤ H’ individu gastropoda yang ditemui selama
≤ 3. Menurut Sirante ( 2011 ) penelitian peneliti mendapatkan 617
Keanekaragaman yang ditemukan pada individu/spesies dan 9 jenis gastropoda.
ekosistem mangrove pada waktu penelitian Jenis individu yang paling banyak ditemui
ini di sebabkan karena kestabilan komunitas adalah jenis Euchelus atratus dengan jumlah
dan persebaran jumlah gastropoda yang ada 205 jenis dan jenis yang paling sedikit
di lokasi tersebut relatif merata. Hal ini Acteon tornatilis dengan jumlah 5 individu
terjadi karena pada lokasi tersebut berada saja.
dalam lokasi yang banyak ditumbuhi oleh Pengukuran parameter perairan
mangrove, dimana ekosistem mangrove ini dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan.
merupakan tempat atau habitat yang cocok Dari hasil yang didapat pada waktu
bagi kehidupan gastropoda. gastropoda penelitian nilai parameter tersebut
dapat di jumpai mulai dari akar sampai merupakan kisaran normal untuk
permukaan dari vegetasi mangrove. mendukung kehidupan biota maupun
Nilai indeks keseragaman ( E ) pertumbuhan biota laut sesuai dengan
gastropoda pada ekosistem mangrove Pantai standar baku mutu air laut untuk biota laut
Masiran yang diperoleh selama penelitian Kep. Men LH No 51 Tahun 2004. Hasil
adalah 0.73. Hasil perhitungan ini pengukuran parameter perairan di
menunjukkan nilai indeks keseragaman yang ekosistem mangrove Pantai Masiran dapat
mendekati kriteria 1 ( Satu ) berdasarkan dilihat pada tabel dan lampiran.
kriteria nilai indeks. Menurut Odum ( 1998

6
Tabel : Kisaran Nilai Hasil Pengukuran pengaruh langsung dari air laut karena dalam
Parameter Perairan di Ekosistem pengukuran salinitas kondisi perairan dalam
Mangrove Pantai Masiran di keadaan pasang. Jika dibandingkan dengan
Bandingkan Dengan Standar
standar baku mutu Kep.Men LH NO 51
Baku Mutu Air Laut untuk Biota
Laut Kep. MenLH No.51 Tahun Tahun 2004 hasil pengukuran pH pada
2004 ekosistem mangrove Pantai Masiran masih
Parameter Data Fisika Baku mutu Keterangan dalam kondisi ambang batas yang bisa
kimia periran air laut ditolerir oleh biota laut terutama jenis - jenis
untuk biota laut gastropoda.
Suhu 0C 28 Mangrove: 28-32 Kisaran normal Nilai hasil pengukuran DO yang
pH 7,4 – 8,3 7 – 8,5 untuk biota didapat pada ekosistem mangrove Pantai
DO (mg/l) 7,4 – 8,2 > 5 dari rata-rata laut sesuai
dengan baku Masiran dengan menggunakan alat
musiman
30,5 – 32,5 Mangrove: sd/34 mutu air laut multitester berkisar antara 7,69 – 7,78 mg/l.
Salinitas (‰) KepMen LH Kondisi ini disebabakan cuaca yang
no 51 th 2004 mendung dan siap hujan dan kondisi
Suhu merupakan faktor yang sangat perairan yang pasang sehingga didapat nilai
penting dalam mengatur kehidupan DO yang tinggi, nilai DO yang didapat pada
organisme perairan. Dewiyanti, ( 2004 ) waktu pengukuran jika dibandingkan dengan
menyatkan keberadaan suatu spesies dan standar baku mutu Kep.Men LH NO 51
keadaan seluruh kehidupan suatu komunitas Tahun 2004 hasil pengukuran yang
cenderung bervariasi dengan berubahnya diperoleh masih bisa ditolerir oleh biota laut
suhu. Dari hasil pengukuran suhu di dan nilai tersebut masi dalam ambang batas
ekosistem mangrove Pantai Masiran suhu untuk kehidupan biota laut terutama
perairan menunjukkan nilai kisaran 28 0C. gastropoda. ( Mudjiman, 1981 dalam
Nilai pengukuran yang didapat ini Marpaung, 2013 ) mengatakan bahwa kadar
disebabkan oleh kondisi cuaca dari pagi DO yang dibutuhkan oleh makrozoobenthos
hingga sore pada ekosistem mangrove Pantai berkisar 1,00 - 3,00 mg/l. Semakin besar
Masiran dalam kondisi mendung dan siap kadar DO dalam suatu ekosistem, maka
hujan sehingga cahaya matahari masuk ke semakin baik pula kehidupan
perairan tidak sempurna. Dari nilai makrozoobenthos yang mendiaminya.
pengukuran yang didapat masih dalam
ambang batas untuk kehidupan dan Salinitas merupakan kadar garam
pertumbuhan biota laut terutama gastropoda. yang terdapat dalam perairan yang dapat
Menurut Sukarno ( 1988 dalam Marpaung, berubah - ubah sesuai dengan pasang
2013 ), menyatakan bahwa suhu 25 - 36oC surutnya air laut. Hasil pengukuran salinitas
adalah kisaran yang dapat ditolerir oleh ekosistem mangrove Pantai Masiran berkisar
makrozoobenthos, khususnya di ekosistem antara 31,25 – 31,75 ‰. Tingginya nilai
mangrove. salinitas yang didapat pada saat pengukran
Dewiyanti ( 2004 ) menyatakan dikarenakan perairan sedang bergerak
bahwa sebagian besar biota akuatik sensistif pasang sehingga nilai yang di dapat tinggi.
terhadap perubahan pH dan menyukai nilai Kisaran nilai yang di peroleh ini masih
pH 7,4 - 8,5 sedangkan pH < 5 dan pH > 9 dalam kisaran normal dan masih dalam
menciptakan kondisi yang tidak ambang batas untuk pertumbuhan dan
menguntungkan bagi makrozoobenthos. kehidupan biota laut dan sesuai dengan
Hasil pengukuran derajat keasaman ( pH ) standar baku mutu Kep.Men LH NO.51
pada ekosistem mangrove Pantai Masiran Tahun 2004. Kisaran salinitas ini masih
menunjukkan nilai kisaran antara 7,8 - 7,92. dianggap layak untuk kehidupan
Kisaran nilai pH yang didapat ini mendapat makrozoobenthos yang berkisar 15 - 45‰ (
Mudjiman, 1981 dalam Marpaung, 2013 ).

7
Sedimen yang diamati pada kehidupan makrozoobenthos, yakni untuk
penelitian ini meliputi tekstur ukuran memperbaiki aerasi (menyatu dengan debu)
sedimen sebagai bahan pendukung. Analisa ketika benthos menyusup ke dalam substrat
tekstur sedimen pada ekosistem mangrove ataupun tempat beristirahat.
Pantai Masiran dilakukan dilaboratorium
dengan menggunakan metode ayakan KESIMPULAN DAN SARAN
bertingkat dan dianalisis dengan
menggunakan segi tiga sephard untuk A. Kesimpulan
mengelompokkan hasil ayakan serta
disajikan dalam bentuk tabel dan lampiran.. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada ekosistem mangrove Pantai
Tabel. Hasil Pengukuran Tekstur Sedimen Masiran sebanyak 14 transek ditemui
di Ekosistem Mangrove Pantai sembilan ( 9 ) jenis gastropoda.
Masiran di Bandingkan dengan Berdasarkan perhitungan indeks
Skala Wentworth, 1992 dalam
keanekaragaman, indeks keseragaman, dan
McKenzi dan Yosida, 2009)
No Ukuran Tipe sedimen menurut skala wenwort, 1992 indeks dominansi, Keanekaragaman
partikel dalam McKenzi dan Yosida, 2009 gastropoda yang didapat pada ekosistem
sedimen mangrove Pantai Masiran mencapai 1,60
di lapangan termasuk kedalam kategori sedang. Menurut
1 >2,36 Granule (butiran) 2,0001-4.000 perhitungan Indeks Diversitas Shannon-
2 1,18 – 2.00 Very course sand (pasir sangat 1.0001-2.000 Winner Kisaran ini menggambarkan
kasar) keanekaragaman gastropoda pada ekosistem
3 0.5 Medim sand (pasir sedang) 0.2501-0.500
mangrove Pantai Masiran dikategorikan
4 0,25 Fine sand (pasir halus) 0.1251-0.250
memiliki keanekaragaman sedang karena
5 106 – 0,125 Very fine sand (pasir sangat 0.0631-0.125
halus) nilai indeks yang didapat berkisar pada
6 < 106 Silt (lumpur) 0.0311-0.063 angka 1,60 terdapat pada Kriteria H’ 1 ≤ H’
Berdasarkan tabel diatas tekstur ≤ 3. Dan nilai indeks keseragaman
sedimen ekosistem mangrove Pantai gastropoda mencapai 0,72 termasuk dalam
Masiran diperoleh 6 Tipe sedimen sesuai kategori spesies yang hampir merata/tinggi,
dengan ukuran butiran yaitu butiran, pasir karena nilai E’ hampir mendekati kriteria 1 (
sangat kasar, pasir sedang, pasir halus, pasir Satu ). Serta nilai indeks dominansi didapat
sangat halus, dan lumpur. Secara umum tipe saat penelitian mencapai 0,26 termasuk
sedimen pada ekosistem mangrove Pantai dalam kategori yang rendah karena nilai
Masiran berdasarkan hasil anlisis segi tiga indeks dominansi mendekati kriteria 0 ( Nol
sephard di dominasi oleh tipe Pasir ). Serta kelimpahan gastropoda pada
berlumpur lebih besar dari tipe butiran. ekosistem mangrove Pantai Masiran
Kondisi sedimen di ekosistem mangrove mencapai 9,34 ind/m2 atau 9 ekor ind/m2.
Pantai Masiran merupakan jenis sedimen Hasil pengukuran kualitas perairan
yang cocok untuk kehidupan dan pada ekosistem mangrove Pantai Masiran
pertumbuhan gastropoda sesuai dengan sangat mendukung untuk kehidupan dan
pernyataan Ragan ( 1996 ) dalam Dewiyanti pertumbuhan biota laut terutama jenis – jenis
( 2004 ) bahwa kondisi sedimen sangat gastropoda sesuai dengan standar Baku
berpengaruh terhadap perkembangan Mutu Kep. MenLH NO 51 tahun 2004
komunitas moluska dimana sedimen terdiri tentang biota laut karena nilai kualitas
dari lumpur dan pasirberlumpur merupakan perairan masih diambang batas kewajaran
sedimen yang cocok untuk kehidupan untuk biota laut tersebut. Serta kondisi
gastropoda. Menurut ( Arief, 2003 dalam sedimen ekosistem mangrove Pantai
Marpaung, 2013 ). Pasir dibutuhkan dalam Masiran yang sangat mendukung untuk

8
kehidupan gastropoda berdasarkan Hardjojo, B dan Djokosetiyanto. 2005.
penegelompokan tekstur sedimen tersebut Pengukuran dan Analisis Kualitas
berdasrkan skala Wenworth. Air. Edisi Kesatu, Modul 1 - 6.
Universitas Terbuka. Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka Http://www.marinespesies.org
saran yang diberikan oleh peneliti adalah
perlunya penelitian lanjutan. Hutabarat, S. 2000. Productivitas Perairan
1. Perlu adanya penelitian lanjutan dan Plankton. Telaah Terhadap Ilmu
yang spesifik tentang jenis dan Kelautan dan Perikanan. Badan
karakteristik gastopoda di Pantai Penerbit Universitas Dipenogoro
Masiran serta hubungan kandungan
Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1986.
organik substrat dengan tingkat
Pengantar Oseanografi.
keanekaragaman jenis gastropoda
Jakarta:Djambatan.
di Pantai Masiran
2. Perlu adanya penelitian yang Hutagalung, H.P. 1988. Kondisi Perairan
kontinu dan dalam jangka waktu Sagara Anakan, Cilacap Ditinjau Dari
yang lebih lama dan komprehensif Kandungan Sulfat dan pH. Perairan
Mengenai pola sebaran gastropoda Indonesia Biologi, Budidaya,
yang ada di ekosistem mangrove Kualitas Perairan dan Oceanografi.
Pantai Masiran. Puslitbang Oceanologi.

DAFTAR PUSTAKA Irianto. 2013. Struktur Komunitas


Gastropoda Pada Ekosistem
Akdinbemperi, 2009. Laporan Biola http//
Mangrove di Telaga Wasti Sowi IV
Iptek – Akdinbemperi.
Distrik Manokwari Selatan
Blogspot.com/2009/06/Laporan
Kabupaten Manokwari. Skripsi.
Biola. Html. di Unduh 21-12-2-2013
Universitas Negeri Papua.
Baku Mutu Kep.MenLH No.51 tahun 2004.
Marpaung, A. A. F,. 2013. Keanekaragaman
Baku Mutu Ait Laut Untuk Biota Laut
Makrozoobenthos di Ekosistem
Dewiyanti, I. 2004. Struktur Komunitas Mangrove Silvofishery dan
Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Mangrove Alami Kawasan Ekowisata
Serta Asosiasinya pada Ekosistem Pantai Boe Kecamatan Galesong
Mangrove di Kawasan Pantai Ulee- Kabupaten Takelar. UNHAS, FIKP.
Lheue Banda Aceh. Skripsi. IPB Skripsi
Bogor.
McKenzi, L dan Yoshida, R. 2009.
Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Seagrass-Watch. Proceedings of a
Indonesia I (Indonesian Shells). Workshop for Monitoring Seagrass
Penerbit PT. Sarana Graha. Habitats in Indonesia. Bali .
Jakarta.107 hlm. Indonesia di Unduh 18-08-2014

Dharma, B.1998. Sifut dan Kerang Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Penerbit
Indonesia I. PT. Sarana Graha. Djambatan, Jakarta.
Jakarta
Nugroho, S. G., A. Setiawan dan S. P.
Fachrul, M.F, 2007, Metode Sampling Harianto. 1991. “Coupled Ecosystem
Bioekologi. Jakarta Silvo-Fishery” Bentuk Pengelolaan

9
Hutan Mangrove-Tambak yang Romimohtarto. 2001. Biologi Laut: Ilmu
Saling Mendukung dan Melindungi Pengetahuan tentang Biota Laut:
dalam Prosiding Seminar IV Jakarta. Penebar Swadaya. 504 hal.
Ekosistem Mangrove. Panitia
Nasional Program MAB Indonesia- Romimohtarto, K dan Juwana. 2009.
LIPI. Jakarta Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.

Nurjanah. 2013. Keanekaragaman Ruswahyuni. 2008. Struktur Komunitas


Gastropoda di Padang Lamun Makrozobentos yang Berasosiasi
Perairan Kelurahan Senggarang Kota dengan Lamun pada Pantai Berpasir.
Tanjungpinang. Skripsi. Universitas Jurnal Saintek Perikanan.
Mariti Raja Ali Haji. Tanjungpinang.
Sirante , R. 2011. Studi Struktur Komunitas
Gatropoda di Lingkungan Perairan
Nybakken,J.W. 1992. Biologi Laut Suatu
Mangrove Kelurahan Lappa dan Desa
Pendekatan Ekologis. PT Gramedia,
Tongke-Tongke. Kabupaten Sinjai.
Jakarta.
Skripsi. IPB
Nybakken, W.J. 1988. Biologi Laut, Suatu
Soegianto,A. 1994. Ekologi kuantitatif
Pendekatan Ekologis Terjemahan
Usaha nasional.Surabaya
Gramedia Jakarta: 459 Hal.
Soerianegara, I. 1987. Masalah Penentuan
Oemarjati, B dan Wardana. 1990.
Batas Lebar Jalur Hijau Hutan
Taksonomi avertebrata: penuntun
Mangrove dalam Prosiding Seminar
pratikum laborratorium. Universitas
III Ekosistem Mangrove. Proyek
Indonesia. Jakarta
Penelitian Lingkungan Hidup-LIPI.
Rahayu S. 1991. Penelitian Kadar Oksigen Jakarta.
Terlarut (DO) dalam Air bagi
Susiana. 2011. Diversitas dan Kerapatan
Kehidupan Ikan. BPPT No.
Mangrove, Gastropoda dan Bivalvia
XLV/1991. Jakarta.
di Estuari Perancak, Bali. Skripsi.
Riniatsih, I. 2003. Kajian Potensi Kerang - Universitas Hasanuddin. Makassar.
kerangan ( Bivalvia ) dan Siput Laut (
Suwignyo, S, Bambang widigdo, Yusni
Gastropoda ) di Ekosistem Padang
Wardiatmo. 2005 Avertebrata air.
Lamun. Perairan Jepara. Skripsi.
Lembaga sumberdaya Informasi IPB,
Universitas Diponegoro.
Bogor.
Riniatsih, I. dan Kushartono, W.E. 2009.
Syamsurial. 2011. Studi Beberapa Indeks
Subtrat Dasar dan Parameter
Komunitas Makrozoobentos di Hutan
Oseanografi Sebagai Penentu
Mangrove Kelurahan Coppo
Keberadaan Gastropoda dan Bilvavia
Kabupaten Baru. Skripsi. Program
di Panatai Sluke Kabupaten
Studi Perikanan Fakultas Ilmu
Rembang. Ilmu Kelautan 14(1):50-
Kelautan dan Perikanan Universitas
59.
Hasanudin. Makassar.
Rifardi. 2008. Ukuran Butir Sedimen
Perairan Pantai Dumai Selat Rupat
Bagian Timur Sumatra. Jurnal Ilmu
Lingkungan. 1978-5283, 2, (2), 12-
21.

10

Anda mungkin juga menyukai