Anda di halaman 1dari 6

KELAYAKAN EKOWISATA MANGROVE ARUNGAN SUNGAI DI

SUNGAI CARANG BERDASARKAN PADA BIOFISIK MANGROVE

Ash Shiddieqy
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Diki_aja@hotmail.com

Falmi Yandri
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, falmiyandri@yahoo.co.id

Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan di Sungai Carang Kota Rebah Kota


Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, pada bulan Desember sampai Januari
2014. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Mengetahui kondisi biofisik
ekosistem mangrove, 2). Menentukan kelayakan Sungai Carang sebagai ekowisata
mangrove arungan sungai berdasarkan bobot dan skor. Metode yang digunakan
adalah metode survey. Pengukuran faktor Biofisik Mangrove secara langsung di
lapangan. Adapun metode penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan
bobot yang diperoleh dari setiap parameter, terdiri dari 10 faktor Biofisik
mangrove : kerapatan, ketebalan, jenis mangrove, kebersihan sungai, panjang
sungai, lebar sungai, kecepatan arus, kerimbunan Mangrove, kedalaman dan jenis
Biota.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa perairan Sungai Carang
memiliki 6 Family dan 8 spesies mangrove, dengan kerapatan rata-rata 18 ind /
100 m2, sedangkan biota yang berasosiasi di ekosistem mangrove ini, terdapat
jenis burung, reptil, ikan, udang, kepiting, molusca. Sungai Carang setelah
dilakukan penilaian kelayakan skor dan bobot memiliki kategori sedang dengan
nilai skor 1,72. Sungai Carang perlu pengelolaan yang bersifat keberlanjutan jika
ingin dijadikan tempat ekowisata yang memiliki nilai jual yang tinggi.

Kata Kunci : Ekowisata Mangrove, Biofisik Mangrove, Sungai Carang, Bobot


dan skor

1
ECOTOURISM FEASIBILITY RIVER FORD ON THE CARANG RIVER
BASED ON BIOPHYSICAL MANGROVE

Ash Shiddieqy
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, Diki_aja@hotmail.com

Falmi Yandri
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, falmiyandri@yahoo.co.id

Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

ABSTRACT

The research was conducted at the Carang River Kota Rebah Tanjungpinang
City Riau Archipelago Province in December until January 2014. Purpose of this
study are: 1). Knowing the biophysical conditions of the mangrove ecosystem, 2).
Determine eligibility Carang River as a river ford mangrove ecotourism based
weights and scores. The method used was a survey method. Mangrove
Biophysical factors measurement directly in the field. The method is based on
multiplication of determining suitability scores and weights were obtained from
each parameter, consists of 10 mangrove Biophysical factors: density, thickness,
type of mangrove, river cleaning, river length, river width, flow velocity,
Mangrove shade, depth and type of biota.
Based on the analysis, found that the waters of the Carang River waters has
6 and 8 species of mangroves, with an average density of 18 ind / 100 m2, while
the associated biota in the mangrove ecosystem, there are species of birds,
reptiles, fish, shrimp, crab, mollusk. Carang River after a feasibility assessment
scores and weights have medium category with a score of 1.72. Carang River
needs management that is sustainable if it is to be a place of ecotourism that has a
high selling value.

Keywords : Mangrove Ecotourism, Mangrove Biophysical, Carang River,


Weights and scores

2
PENDAHULUAN Tabel 1. Alat dan bahan
No Alat
Ekosistem wilayah pantai 1 GPS
berkarakter unik dan khas karena 2 Kamera Digital
merupakan pertemuan antara ekosistem 3 Roll Meter
daratan dan ekosistem lautan. Ekosistem 4 Tali Rafia
wilayah itu memiliki arti strategi karena 5 Tonggak kayu
memiliki potensi kekayaan hayati baik dari 6 Kayu
segi biologi, ekonomi dimana salah 7 Buku identifikasi
satunya pariwisata ekosistem mangrove.
Hal itu mengakibatkan berbagai pihak
ingin memanfaatkan secara maksimal Metode Penelitian
potensi tersebut.
Ekosistem mangrove yang ada di Metode yang digunakan dalam
Sungai Carang sedikit demi sedikit akan penelitian ini adalah metode survey yaitu
mengalami kerusakan, maka dari itu kita dimana pengukuran secara langsung yang
perlu pengelolaan yang berifat konservasi dilakukan untuk keadaan biofisik
seperti pengelolaan ekowisata mangrove mangrove.
yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada Analisis Kesesuaian Ekowisata
masyarakat tentang pentingnya hutan Mangrove
mangrove. Dengan akan dikembangkannya
Sungai Carang oleh Dinas Pariwisata Kota Kegiatan wisata yang akan
Tanjungpinang untuk menjadikan Wilayah dikembangkan hendaknya disesuaikan
Sungai Carang Sebagai salah satu tempat dengan potensi sumberdaya dan
ekowisata Mangrove. Adapun yang akan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata
dikaji didalam penelitian ini yaitu kondisi mempunyai persyaratan sumberdaya dan
Biofisik ekosistem mangrove Sungai lingkungan yang sesuai objek wisata yang
Carang. akan dikembangkan. Rumus yang
digunakan untuk kesesuaian wisata pantai
METODE PENELITIAN dan wisata
bahari adalah :
Waktu dan Tempat
IKW = Σ ij Bi x Simax
Penelitian dilaksanakan pada bulan Total B
Desember 2013 - Februari 2014.
Berlokasi di Sungai Carang, Kecamatan
Tanjungpinang Timur, Provinsi Kepulauan IKmax = indeks kesesuaian maximal
Riau. Bi = Bobot ke i
Si = Skor ke i
Alat dan Bahan B = Jumlah seluruh Bobot
Alat yang digunakan dalam Kesesuaian Ekowisata mangrove
penelitian dapat dilihat pada tabel 1 berdasarkan pada Biofisik :
dibawah ini : Sesuai : > 2,5
Sedang : < 2,5-1,5
Buruk : < 1,5

3
Analisis Potensi Ekosistem Analisis Data kelayakan
Mangrove pengembangan Ekosistem
Mangrove
Data yang dikumpulkan
meliputi data mengenai jenis spesies, Analisis kelayakan area
jumlah individu, dan diameter digunakan untuk mengetahui tingkat
pohon. Data-data tersebut kemudian Biofisik Hutan mangrove.
diolah untuk mengetahui kerapatan Inventarisasi sarana dan prasarana
setiap spesies dan kerapatan total termasuk persepsi stekholder
semua spesies. terhadap pengembangan dan
a. Kerapatan Spesies penunjang ekowisata di analisis
Kerapatan spesies adalah jumlah secara deskriptif.
individu spesies i dalam suatu unit
area yang dinyatakan sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut:
Jenis Vegetasi Mangrove di Sungai
Kerapatan Spesies = ni / A Carang
b. Kerapatan Total
Kerapatan Total adalah jumlah Hasil penelitian yang
semua individu mangrove dalam dilakukan di Sungai Carang
suatu unit area yang dinyatakan ditemukan 8 jenis mangrove dari 6
sebagai berikut: famili, yaitu famili Rhizophoraceae,
Meliaceae, Pandanaceae, malvaceae,
Kerapatan Total = Σn / A
Combretaceae, Rubiaceae,
Keterangan: Acanthaceae. Jenis-jenis vegetasi
Σn : Jumlah total individu seluruh mangrove yang ditemukan dapat
spesies dilihat pada Tabel 2 dibawah ini :
A : Luas area pengambilan contoh
ni : Jumlah total individu dari spesies
i
Tabel 2. jenis-jenis Mangrove

Spesies Nama Daerah


Rhizopora apiculata Bakau minyak
Rhizophora mucronata Bakau hitam
Bruguiera gymnorrhiza Pertut
Xylocarpus moluccensis Nyireh
Lumnitzera littorea Teruntum
Hibiscus tiliaceus Waru laut
Acanthus ilicifolius Jeruju hitam
Scyphiphora hydropillaceae Perepat lariang

4
Mangrove memiliki peranan
yang sangat penting dalam Nilai Kriteria Ekowisa Mangrove
melindungi pantai dari gelombang
dan angin. Besar kecilnya peranan Hasil perhitungan NKE
vegetasi mangrove ini dapat tersebut, dari lokasi pengamatan
diketahui dari tingkat kerapatan yang didapatkan bahwa kawasan
vegetasi mangrove yang tumbuh ekowisata tersebut memiliki kriteria
dikawasan tersebut. Dari hasil kategori sedang dengan hasil
pengamatan mangrove di 3 stasiun kategori bernilai 1,72 .
diperoleh 8 jenis mangrove yaitu : Kategori sedang menunjukan
bahwa kondisi biofisik mangrove
Tabel 3. Komposisi jenis mangrove sebelum di kembangkan untuk
yang didapatkan. kawasan objek ekowisata, perlu
pengelolaan yang lebih lanjut agar
Stasiun
potensi yang ada pada ekosistem
No Spesies mangrove ini agar dapat menjadi
I II III kawasan ekowisata, diantaranya
1. Rhizopora apiculata + + + dengan melaksanakan reboisasi
2. Rhizophora mucronata + + +
3. Bruguiera gymnorrhiza - + + mangrove di tempat kerapatan
4. Xylocarpus mekongensis - + - mangrove yang jarang dan menjaga
5. Lumnitzera littorea + - - kebersihan sungai dan wilayah
6. Hibiscus tiliaceus - + +
7. Acanthus ilicifolius - + - sekitar menjadi lebih baik, dengan
8. Scyphiphora hydropillaceae + - - cara menyediakan tempat sampah
atau papan plang yang berisi
himbauan untuk menjaga kebersihan
dan lingkungan. Potensi ekowisata di
Tabel 4. Matrik hasil kesesuaian
sungai carang, memiliki potensi yang
ekowisata mangrove
sangat baik jika di kelola dengan
Skor benar dan dijaga kearifan lokal agar
Bo Stasiun bobot x Skor meningkatkan kawasan tersebut
No Kriteria bo Stasiun
t I II menjadi daerah ekowisata mangrove.
III I II III
1 Ketebalan mangrove (m) 5 1 2 1 5 10 5
2 Kerapatan mangrove (100 m2) 3 3 2 2 9 6 6
3 Jenis mangrove 3 2 2 2 6 6 6
4 Objek Biota 1 3 1 2 3 1 2
5 Kedalaman (m) 3 1 1 1 3 3 3
6 Lebar Sungai(m) 1 1 1 1 1 1 1
7 Kecepatan arus(cm/dt) 1 3 3 3 3 2 3
8 Kebersihan sungai 1 3 3 3 3 3 3
9 Panjang sungai(km) 3 1 1 1 3 3 3
10 Tinggi dan kerimbunan 1 3 3 3 3 3 3
mangrove (m)

3 39 35
Total NKE 1,72 ( sedang ) 22 9 37

Sumber: Data Primer 2014

5
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA.

Sungai Carang didominasi oleh 8 Arief, A.2003. Hutan Mangrove (Fungsi


jenis mangrove yaitu Rhizopora dan Peranannya). Kanisius,
apiculata, Rhizophora mucronata, Yogyakarta
Lumnitzera littorea, Scyphiphora
hydropillaceae, Bruguiera gymnorrhiza , Kepmen Lingkungan Hidup No. 2004.
Xylocarpus mekongensis, Hibiscus Tentang Baku Mutu air laut.
tiliaceus, Acanthus ilicifolius. Bakau
Mira. 2013, Kajian Potensi Mangrove
secara umum, nilai kerapatan spesies
sebagai Daerah Ekowisata di Desa
yang paling besar nilainya pada tingkat
Sebong Lagoi
pohon. Indeks kesesuaian ekosistem
Murni.H.C 2000. Perencanaan
untuk kegiatan wisata mangrove di
Pengelolaan Kawasan Konservasi
Sungai carang termasuk kedalam kategori
Estuaria Dengan Pendekatan
sedang, yang perlu pengelolaan lanjutan
Zonasi. Program Studi
untuk mencapai kategori baik.
Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan Pascasarjana
Saran
Bogor.
Supriharyono. 2009. Konservasi
Hasil dari penelitian ini hanya
ekosistem sumberdaya hayati di
mengkaji akan kesesuaian ekowisata
wilayah pesisir dan laut tropis.
mangrove yang ada di sungai carang,
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Perlu adanya penelitian lanjutan tentang
Wiharyanto. D 2007. Kajian
alternatif-alternatif ekowisata mangrove
Pengembangan Ekowisata
lainnya, baik itu dari segi potensi, analisis
Mangrove di Kawasan Konservasi
kesesuaian lahan maupun daya dukung
Pelabuhan Tengkayu II Kota
sehingga akan didapatkan peta potensi
Tarakan Kalimantan Timur,
kesesuaian lahan bagi keseluruhan jenis
(Tesis) Institut Pertanian Bogor.
kegiatan ekowisata mangrove.
Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari
Perlu adanya penanaman kembali pohon
sebagai alternatif pemanfaatan
mangrove jika memang akan menjadikan
sumberdaya pesisir berbasis
daerah Sungai Carang menjadi daerah
konservasi. Disampaikan pada
yang berpotensi besar untuk ekowisata
Seminar Sains 21 Februari 2007.
mangrove khususnya.
Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, FPIK. IPB.

Anda mungkin juga menyukai