0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman
Analisis potensi pengembangan ekowisata mangrove di Sungai Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi ekowisata mangrove, menganalisis kesesuaian lahannya, dan menentukan strategi pengembangannya. Lokasi penelitian di Desa Angsana yang memiliki potensi wisata pantai dan mangrove belum tergarap. Metode penelitian meliputi observasi, sampling, dan wawancara untuk menganalisis ketebalan
Deskripsi Asli:
ringkasan mengenai analisis potensi pengembangan ekowisata mangrove
Analisis potensi pengembangan ekowisata mangrove di Sungai Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi ekowisata mangrove, menganalisis kesesuaian lahannya, dan menentukan strategi pengembangannya. Lokasi penelitian di Desa Angsana yang memiliki potensi wisata pantai dan mangrove belum tergarap. Metode penelitian meliputi observasi, sampling, dan wawancara untuk menganalisis ketebalan
Analisis potensi pengembangan ekowisata mangrove di Sungai Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi ekowisata mangrove, menganalisis kesesuaian lahannya, dan menentukan strategi pengembangannya. Lokasi penelitian di Desa Angsana yang memiliki potensi wisata pantai dan mangrove belum tergarap. Metode penelitian meliputi observasi, sampling, dan wawancara untuk menganalisis ketebalan
Nama : Yulmaela Matu P NIM : 1610716220017 Latar Belakang fungsi ekonominya antara lain : penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit. Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang Potensi sumberdaya pesisir dan laut sepatutnya peranan penting, dimana kawasan ini memiliki nilai strategis dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan berupa potensi sumberdaya alam dan jasa- jasa lingkungan masyarakat, misalnya dengan mengidentifikasi potensi yang disebut sumberdaya pesisir. Sumberdaya alam sumberdaya alam tersebut yang layak dikembangkan sebagai diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tujuan ekowisata. Pemanfaatan mangrove untuk Indonesia, sehingga selayaknya sumberdaya alam tersebut ekowisata ini sejalan dengan minat wisatawan yang dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya krisis mengelompok dan mencari daerah tujuan ekowisata yang lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Jarang sekali yang spesifik, alami dan kaya akan keanekaragaman hayati. memperhatikan tumbuh-tumbuhan yang ada di kawasan Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang pesisir pantai yang sekilas hanya merupakan semak belukar bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih yang tidak terawat dan tidak berfungsi. Kawasan pantai yang alami, memberikan manfaat secara ekonomi dan ditumbuhi jenis tumbuhan tersebut dikenal sebagai hutan mempertahankan keutuhan budaya pada masyarakat mangrove. setempat. Sumberdaya ekowisata terdiri dari sumberdaya Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove alam dan sumberdaya manusia yang dapat diintegrasikan merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini menjadi komponen terpadu bagi pemanfaatan wisata. mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis Berdasarkan konsep pemanfaatan, wisata dapat hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai, diklasifikasikan menjadi wisata alam, wisata budaya dan mencegah intrusi air laut, habitat, tempat mencari makan ekowisata. (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery Desa Angsana adalah salah satu desa yang berada di ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka kabupaten Tanah Bumbu. Desa ini memiliki wisata pantai biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan yang sudah berkembang cukup lama. Namun, desa ini memiliki potensi ekowisata yang belum dikembangkan yaitu Ruang Lingkup salah satunya kawasan ekosistem mangrove. Maka dari itu, Ruang lingkup penelitian kali ini yaitu melakukan saya ingin melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh analisis pada ekosistem mangrove sesuai dengan matriks mana kawasan Angsana sesuai menjadi lokasi ekowisata kesesuaian lahan yang meliputi ketebalan mangrove, dengan meninjau aspek ekologi pada kawasan ekosistem mangrove tersebut. kerapatan mangrove, jenis mangrove, pasang surut dan objek biota serta bagaimana upaya untuk pengembangan ekowisata Rumusan Masalah tersebut dari hasil yang didapatkan. 1. Apa saja potensi ekowisata yang di miliki ekosistem Waktu dan Tempat mangrove di desa Angsana? Penelitian kali ini dilaksanakan di desa Angsana, 1. Bagaimana cara menentukan kesesuaian lahan ekowisata Kabupaten Tanah Laut, Provinnsi Kalimantan Selatan. pada ekosistem mangrove di desa Angsana? Penelitian ini dimulai pada bulan November 2019 – Januari 2. Bagaimana strategi pengembangan ekowisata mangrove 2020 dari tahap persiapan hingga tahap hasil. Pada rentang di desa Angsana? waktu selama 3 bulan tersebut dilakukan pengumpulan data, baik itu data primer maupun sekunder dan pengolahan data Tujuan dan Kegunaan serta penyusunan laporan hasil penelitian. Tujuan dari penelitian kali ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi potensi ekowisata di ekosistem mangrove desa Angsana 2. Menganalisis kesesuaian lahan ekowisata mangrove di desa Angsana 3. Menentukan strategi pengembangan ekowisata mangrove di desa Angsana Kegunaan dari penelitian kali ini yaitu sebagai referensi atau informasi untuk pengembangan kawasan ekowisata mangrove dengan menggunakan matriks kesesuaian lahan. Gambar 1. Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Pada tahap ini dilakukan konsultasi dengan dosen Alat pembimbing dan pengumpulkan literatur bahan Tabel 1. Alat yang digunakan penelitian serta literature pendukung lainnya yang No Alat Kegunaan berkaitan dengan objek penelitian. 1 GPS Untuk menentukan posisi koordinat 2. Analisis Citra 2 Kapal Akses untuk menuju titik sampling Pada tahap ini dilakukan kegiatan menganalisis citra 3 Roll meter Untuk mengukur jarak atau menggunakan Normalized Difference Vegetation ketebalan mangrove Indeks (NDVI) untuk menentukan kerapatan 4 Alat Tulis Untuk mencatat hasil pengamatan mangrove. 5 Handphone Untuk mendokumentasi 3. Observasi Awal 6 Tali rafia Untuk membuat plot Pada tahap ini dilakukan survey lapangan pada bulan November 2019 dengan melihat secara langsung Bahan kondisi ekosistem mangrove di lokasi penelitian. Tabel 2. Bahan yang digunakan 4. Penentuan Titik Sampling No Bahan Kegunaan Penentuan Stasiun pengamatan dilakukan dengan 1 Arcmap Untuk memetakan kawasan pertimbangan hasil dari ekowisata mangrove observasi awal di lapangan. Pada tahap ini dilakukan 2 Google Earth Citra untuk menampilkan kawasan metode purposive sampling dengan mengacu pada hutan mangrove peta kerja yang dibuat. Prinsip penentuan Stasiun ini dilakukan berdasarkan keterwakilan lokasi dimana 3 NDVI Citra yang digunakan untuk titik sampling dibagi menjadi 3 stasiun dan masing- menganalisis kerapatan mangrove masing stasiun terdiri dari 3 plot (Plot 10 x 10 meter, 5 x 5 meter dan 1 x 1 meter). Perolehan Data 5. Pengumpulan Data Prosedur kerja dalam penelitian kali ini adalah A. Data mangrove dikumpulkan melalui beberapa sebagai berikut : prosedur pengamatan dan pengukuran dilapangan, Prosedur kerja dalam penelitian kali ini adalah yaitu : sebagai berikut : Ketebalan mangrove diukur secara manual 1. Tahap Persiapan dengan menggunakan roll meter yang ditarik tegak lurus terhadap garis pantai mulai dari digunakan dalam pengisian kuesioner adalah hutan mangrove dibatas laut sampai bagian purposive sampling dimana responden ditentukan darat. berdasarkan tujuan yang ingin diperoleh. Model Membuat plot kuadran bertingkat masing- wawancara yang digunakan adalah wawancara masing 10 x 10 meter untuk tingkat pohon; 5 x terstruktur dengan mengacu pada daftar pertanyaan 5 meter untuk tingkat pancang/anakan dan 1 x 1 yang disusun dan dianggap sesuai dengan aspek meter untuk tingkat semaian. pengelolaan dan perencanaan pengembangan. Menghitung jumlah jenis dan mengidentifikasi nama jenis tumbuhan mangrove yang belum Analisis Data diketahui atau dengan cara mengambil sebagian/potongan dari ranting, lengkap dengan Analisis potensi secara kualitatif bunga dan daunnya dan diidentifikasi Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk berdasarkan buku identifikasi mangrove. menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka- Data pasang surut dilakukan dengan cara angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksakta. Teknik memasang rambu pasang surut yang pengumpulan data deskriptif diantaranya adalah interview ditempatkan pada lokasi dimana pasang (wawancara) dan pengisian kuesioner. Metode digunakan tertinggi dan surut terendah. untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi serta budaya yang Data objek biota pada ekosistem mangrove berkaitan dengan pengelolaan mangrove di kawasan tersebut. diperoleh dengan cara mengamati ikan, udang Tahap analisis ini juga merupakan observasi awal yang dan biota lainnya yang ada pada ekosistem mengambarkan keadaan mangrove dan juga dapat mangrove. menambarkan permasalahan yang ada di lokasi penelitian. B. Data sosial ekonomi masyarakat diperoleh melalui Analisis potensi secara kuantitatif pembagian daftar isian pertanyaan (kuesioner) dan Analisis kuantitatif adalah pengolahan data dengan wawancara. Jenis pertanyaan untuk kuesioner kaidah-kaidah matematik terhadap data angka. Analisis merupakan pertanyaan tertutup (closed ended) dan kuantitatif digunakan untuk data ekologi mangrove dengan pertanyaan terbuka (open ended) diantaranya menganalisis kesesuaian lahan wisata mangrove berdasarkan mengenai pengetahuan tentang mangrove, matriks kesesuaian lahan dibawah ini : pemanfaatan mangrove, tanggapan masyarakat tentang ekowisata dan lain-lain. Metode yang Table 1. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata mangrove No Parameter Bobot S1 Skor S2 Skor S3 Skor N Skor 1 Ketebalan 5 > 500 3 > 200 – 2 50 – 200 1 < 50 0 mangrove (m) 500 2 Kerapatan 3 > 15 – 25 3 > 10 – 25 2 5 – 10 1 <5 0 mangrove (100 m2) 3 Jenis 3 >5 3 3–5 2 1–2 1 0 0 mangrove 4 Pasang surut 1 0–1 3 >1–2 2 >2–5 1 >5 0 5 Objek biota 1 Ikan, udang, 3 Ikan, 2 Ikan, 1 Salah 0 kepiting, udang, moluska satu moluska, kepiting, biota reptile, moluska air burung
1. Ketebalan mangrove A = Luas total area pengambilan contoh
Nilai yang didapatkan pada pengukuran ketebelan mangrove di lapangan adalah pengukuran 3. Amplitudo pasang surut lebar mangrove. A = pasang tertinggi – surut terendah 2. Kerapatan mangrove 4. penentuan indeks keseusaian wisata : Di = ni / A IKW = Ʃ[ Ni/Nmaks ] x 100% Keterangan : Di = Kerapatan Jenis (ind/m2) Keterangan : ni = Jumlah total tegakan jenis IKW = Indeks kesesuaian wisata Ni = Nilai parameter ke-1 (Bobot x skor) Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata pantai DAFTAR PUSTAKA
Kusmana. 2002. Pengelolaan Ekosistem Mangrove secara
Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat. Jakarta: Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP Mangrove). Lokakarya Nasional Pengelolaan Ekosistem Jakarta, Indonesia. Mangrove. Saputra, R. Angga, 2015. Strategi Pengembangan dan Novianti, Devita. 2016. Strategi Pengembangan Mangrove Pengelolaan Ekowisata Mangrove Kota Rebah Sei dalam Mendukung Pembangunan Ekowisata di Carang Tanjungpinang Kepulauan Riau. Manajemen Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Provinsi Sumberdaya Perairan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Jawa Tengah. Fakultas Politik Pemerintahan IPDN Jatinangor. Perikanan. Universitas Raja Ali Haji. Senggarang.
Triwibowo, W. 2015. Studi Etnografi Tentang Pengelolaan
Nybakken J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu pendekatan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di ekologis. Diterjemahkan oleh : M. Eidman, D. G. Kampung Nipah Desa Sei Nagalawan Kecamatan Bengen, Malikusworo, dan Sukristiono. Marine Perbaungan Serdang bedagai [Skripsi]. Universitas Biology an Ecological Approacch. PT. Gramedia, Sumatera Utara. Medan Jakarta.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove.
Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia.