Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PEMANFAATAN EKOSISTEM MANGROVE

PANTAI SEJARAH KABUPATEN BATUBARA, SUMATERA UTARA


Meilinda Suriani Harefa1, Rizky P. Karo-Karo2, M. Rinaldi2, M. Dhiya Ulhaq,
Nina Afrida2, Ok Era Nabila2
1
Dosen Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
2
Mahasiswa Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
email: rizkypratamakarokaro@gmail.com

Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17.508 pulau dan panjang pantai hingga 81.000
km. Karena negara kepulauan, maka Indonesia memiliki sumberdaya laut yang sangat besar,
baik itu hayati maupun nonhayati. Daerah pesisir merupakan daerah yang dipengaruhi oleh
proses yang ada di darat dan juga proses yang ada di laut disebut juga sebagai ekoton, yaitu
daerah transisi yang sangat tajam antara dua atau lebih komunitas (Odum, 1983 dalam Kaswadji,
2001). Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan
mangrove antara lain: melindungi pantai dari abrasi, mencegah intrusi air laut, sebagai habitat,
tempat mencari makan, tempat pembesaran, tempat pemijahan bagi aneka biota perairan, dan
sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain : penghasil kebutuhan
industri, penghasil kebutuhan rumah tangga, penghasil bibit hewan laut, pariwisata, penelitian
dan pendidikan.
Kata kunci: ekosistem mangrove, pemanfaatan, Pantai Sejarah

Abstract
Indonesia is an archipelagic country with 17,508 islands and a beach length of up to 81,000 km.
Because Indonesia is an archipelagic country, Indonesia has enormous marine resources, both
biological and non-biological. The coastal area is an area that is influenced by processes that
exist on land and also processes that exist in the sea, also known as ecotons, namely a very sharp
transition area between two or more communities (Odum, 1983 in Kaswadji, 2001). This
ecosystem has ecological and economic functions. The ecological functions of mangrove forests
include: protecting the coast from abrasion, preventing sea water intrusion, as a habitat, a place
for foraging for food, a place for enlargement, a spawning ground for various aquatic biota, and
as a microclimate regulator. Meanwhile, its economic functions include: producer of industrial
needs, producer of household needs, producer of marine animal seeds, tourism, research and
education.
Keywords: mangrove ecosystem, utilization, Pantai Sejarah

1
1. Pendahuluan  tempat berpijah aneka biota laut,

Defenisi mangrove berbeda-beda di kalangan  tempat berlindung dan


para ahli, tapi secara umum mangrove adalah berkembangbiak berbagai jenis
tumbuhan tinggi yang dapat tumbuh dan hewan,
berkembang di daerah peralihan antara
 sebagai pengatur iklim mikro.
daratan dan laut yang biasanya terdapat di
daerah tropis dan subtropis. Mangrove 2. Fungsi ekonomis :
mampu hidup pada lingkungan bergaram
karena tumbuhan ini dapat beradaptasi secara  penghasil kebutuhan rumah
molekular, anatomi, morfologi, dan fisiologi. tangga, seperti: arang, bahan
bangunan, bahan makanan, dan
Menurut Macnae, 1968 (Supriharyono, obat-obatan,
2000), kata mangrove mempunyai dua arti,
pertama sebagai komunitas, dan kedua  penghasil kebutuhan industri,
sebagai individu atau spesies. Hutan seperti: bahan baku kertas,
mangrove biasanya disebut juga hutan tekstil, kosmetik, penyamak
bakau. Padahal sebenarnya bakau merupakan kulit, pewarna,
spesies tumbuhan pada ekosistem mangrove.
 penghasil bibit hewan laut,
Umumnya, mangrove dapat tumbuh ke arah
laut hingga tinggi muka laut rata-rata (Mean  pariwisata, penelitian, dan
Seawater Level) dan ke arah darat hingga pendidikan.
capaian air pasang tertinggi (Highest Water Kerangka Berpikir
Spring). Mangrove masih dapat ditemukan
pada tepian sungai yang masih dipengaruhi
pasang-surut (hingga ratusan kilometer)

Menurut Santoso dan H.W. Arifin (1998),


fungsi hutan mangrove adalah sebagai
berikut:

1. Fungsi ekologis :

 pelindung garis pantai dari


abrasi,

 mempercepat perluasan pantai 2. Metode Penelitian


melalui pengendapan,
Penelitian ini merupakan penelitian
 mencegah intrusi air laut ke deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
daratan, Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan

2
langsung ke lapangan dan melihat kondisi 3. Hasil dan Pembahasan
yang sebenarnya. Pada Penelitian ini dapat
mengetahui bentuk pemanfaatan ekosistem a. Deskripsi Wilayah
mangrove di pantai Sejarah oleh masyarakat
Kabupaten Batu Bara merupakan pemekaran
sekitar. Pada penelitian ini kami
dari Kabupaten Asahan yang berada di
mengumpulkan sampel atau sumber data
Sumatera Utara. Kabupaten Batubara
yang dapat mendukung hasil dari observasi
berbatasan langsung dengan Selat Malaka,
lapangan. Idrus (2009: 22) mengatakan
dan dengan batasan administratif sebagai
bahwa penelitian kualitatif menekankan pada
berikut:
banyak aspek dari satu variabel serta
mengembangkan kepekaan terhadap konsep  Utara : Kab. Serdang Bedagai dan Selat
dan menggambarkan realitas yang tidak Malaka
tunggal atau jamak, sampel yang digunakan
berukuran kecil dan representatif dengan  Timur : Kab. Asahan dan Selat Malaka
tujuan tertentu.
 Selatan : Kab. Asahan dan Kab.
Berdasarkan pengertian diatas maka Simalungun
penelitian ini merupakan penelitian yang
 Barat : Kab. Simalungun dan Kab.
diarahkan untuk melihat gejala, fakta,
Serdang Bedagai
ataupun kejadian secara sistemtis dan akurat
tentang objek penelitian serta menganalisis
kebenaran berdasarkan data yang diperoleh.
b. Keadaan Ekosistem Mangrove
Lokasi pada penelitian ini berada di desa Pantai Sejarah
Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir
Kabupaten Batubara Sumatera Utara yang Ekosistem mangrove Pantai Sejarah yang
bertepatan didaerah kawasan wisata pantai terletak di Desa Perupuk, Kecamatan Lima
sejarah dan ekosistem mangrove Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara,
disekitarnya. Penelitian ini dilakukan pada Sumatera Utara kini semakin elok dan
hari Sabtu, 25 September 2021 dan 10 berbenah, hal itu tak terlepas karena
Oktober 2021. dukungan yang diberikan pemerintah
didalam daerah dalam rangka meningkatkan
Teknik pengumpulan data yang digunakan perekonomian warga. Pantai sejarah
adalah: Teknik pengumpulan data sekunder. merupakan destinasi wisata yang hits dengan
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan menghadirkan empat objek wisata menarik
dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan yaitu , pantai perupuk , kampung jepang ,
data melalui penelitian secara langsung ke area rekreasi dan pusat konservasi mangrove.
lapangan dengan cara: observasi dan
dokumentasi. Kelompok Tani Cinta Mangrove Kabupaten
Batu Bara hampir 20 tahun melakukan
upaya pelestarian mangrove di kawasan
3
pesisir, kelompok ini diketuai oleh Azizi, mengembangkan wilayah pesisir yang
S.H. Kegiatan rehabilitasi mangrove ini telah telah dikonservasi dan menjadi daerah
dimulai sejak tahun 2002 dan dilakukan di rehabilitasi mangrove menjadi objek
kawasan pesisir Kabupaten Batubara. wisata.

Kelompok Tani Cinta Mangrove mendapat  Pelindung Garis Pantai dari Abrasi
banyak dukungan dari banyak instansi,
seperti: Polres Batu Bara, Pemkab Batu Masyarakat pantai sejarah desa Perupuk,
Bara, serta beberapa dukungan program CSR kecamatan Lima Puluh Pesisir,
(Corporate Social Responsibility) seperti dari kabupaten Batubara yang merupakan
PT PLN Batu Bara, dan PT Inalum daerah pesisir memanfaatkan mangrove
(Indonesia Asahan Alumunium). sebagai pelindung garis pantai dari
abrasi dengan melakukan penanaman
Hingga saat ini, penanaman mangrove di dan konservasi mangrove disekitar garis
pesisir Desa Gambus Laut dan Desa Prupuk, pantai.
telah mencapai total 456 hektar. Peningkatan
ini didukung dengan diperolehnya Izin Pelindung alami abrasi itu adalah pohon
Usaha Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan mangrove dan biasanya mangrove juga
(IUPHKm). dikenal sebagai sabuk pantai. Ketika
kawasan pesisir pantai masih ditumbuhi
Beberapa jenis mangrove yang ditanam di tanaman mangrove maka wilayah pesisir
pantai sejarah, antara lain: Rhizophora akan terlindungi sehingga tidak akan
apiculata, Rhizophora mucronata, terjadi bencana abrasi.
Rhizophora stylosa, Avicennia Alba,
Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza,  Sebagai Ekowisata
Bruguiera parviflora, Bruguiera sexangula, Ekowisata adalah suatu bentuk wisata
Bruguiera cylimdrica, Ceriops tagal, Nypa yang bertanggung jawab terhadap
fruticans, Xylocarpus granatum, dan kelestarian area yang masih alami
Xylocarpus molluccensis. (natural area), memberi manfaat secara
ekonomi yang dapat menciptakan
industri pariwisata. Pantai sejarah
c. Pemanfaatan Ekosistem Mangrove merupakan objek wisata yang dikelola
Pantai Sejarah oleh masyarakat sekitar dengan
memanfaatkan keindahan dari hijaunya
 Jasa Lingkungan
hutan mangrove yang merupakan hasil
Setelah pada tahun 2018 kelompok Tani dari konservasi para pihak terkait, baik
Cinta Mangrove mendapatkan izin masyarakat ataupun pemerintah
perhutanan sosial untuk mengelola kabupaten Batubara.
kawasan hutan dengan total 456 hektar,
maka muncul gagasan baru untuk
4
daya tersebut dapat dimanfaatkan oleh
nelayan senagai sumber mata
pencahariannya.

4. Kesimpulan
Kelompok Tani Cinta Mangrove Kabupaten
Batu Bara hampir 20 tahun melakukan
Gambar 1. Jembatan mangrove di Pantai upaya pelestarian mangrove di kawasan
Sejarah pesisir, kelompok ini diketuai oleh Azizi,
S.H. Kegiatan rehabilitasi mangrove ini telah
dimulai sejak tahun 2002 dan dilakukan di
kawasan pesisir Kabupaten Batubara.

Setelah pada tahun 2018 kelompok Tani


Cinta Mangrove mendapatkan izin
perhutanan sosial untuk mengelola kawasan
hutan dengan total 456 hektar, maka muncul
gagasan baru untuk mengembangkan
wilayah pesisir yang telah dikonservasi dan
Gambar 2. Jembatan di Pantai Sejarah
menjadi daerah rehabilitasi mangrove
yang terdapat toilet dan wisata kuliner
menjadi objek wisata.
 Sumber Pendapatan Bagi Nelayan
Pada akhir tahun 2020, Azizi mengusulkan
Masyarakat sekitar pantai sejarah desa kepada Pemkab Batu Bara untuk
Perupuk mayoritas bermata pencaharian membangun jembatan sebagai jalur produksi
sebagai nelayan. Mereka memanfaatkan perikanan. Jembatan ini merupakan jembatan
hutan mangrove sebagai tempat mereka kayu sepanjang 206 meter yang mengarah ke
dalam mencari ikan dan berbagai arah laut yang melintasi hutan mangrove.
sumber daya untuk menopang ekonomi Tujuan pembuatan jembatan ini adalah untuk
keluarga. mendukung kegiatan budidaya kerang di
kawasan pantai, jembatan ini juga
Manfaat kawasan hutan mangrove dimanfaatkan sebagai objek wisata alam dan
menjadi tempat yang paling sesuai untuk wisata kuliner, terutama dari hasil laut.
pembibitan ikan, udang dan berbagai
potensi habitat laut lainnya. Kawasan Pengembangan Pantai Sejarah tentunya tidah
hutan mangrove telah membantu hanya sampai disini. Perjalanan masih
menjaga ketersediaan sumber daya ikan panjang. Masih banyak hal-hal yang perlu
di laut yang tidak akan habis. Sumber dikembangkan lebih lanjut. Masih terjadi
banyak masalah-masalah di lapangan,
5
seperti: pengelolaan parkir yang belum
optimal, pungutan liar, kerja sama yang
antara pihak Pemerintah Desa-BUMDes-
pengelola Pantai Sejarah, dan regulasi
pendukung yang belum kuat.

Daftar Pustaka
Erna Rochana, Ekosistem Mangrove dan
Pengelolaannya di Indonesia

Team Redaksi Tivi Bali. 2021. Membangun


Icon Pariwisata: Kabupaten Batubara
Lestarikan Alam dan Entaskan Masalah
Sosial di
https://tivibali.com/2021/04/18/memban
gun-icon-pariwisata-kabupaten-batu-
bara-lestarikan-alam-dan-entaskan-
masalah-sosial/

Pursetyo, Kustiawan Tri, dkk. 2013. Analisis


Potensi Sonneratia sp. di Wilayah
Pesisir Pantai Timur Surabaya Melalui
Pendekatan Ekologi dan Sosial-
Ekonomi. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan Vol.5 No.2

Wiyanto, Dwi Budi, dkk. 2015. Analisis


vegetasi dan struktur komunitas
Mangrove Di Teluk Benoa, Bali. Journal
of Marine and Aquatic Sciences

Dony Purnomo Blog. Ekosistem Pesisir di


https://masdony.wordpress.com/2008/12
/22/ekosistem-pesisir/

Anda mungkin juga menyukai