Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

Konservasi Ekosistem Mangrove Di Ekowisata Mangrove, Oesapa Barat


Berdasarkan Prinsip Konservasi

Oleh

Kelompok : III (Tiga)


Anggota :
1. Eudesia E. Wunga (1506050013)
2. Fransiska Sanjaya (1506050029)
3. Serafina P. E. Ben (1506050016)
4. Yuni L. A. Sanda (15060500)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum tentang Konservasi Sumber Daya Alam yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Laporan Konservasi Ekosistem Mangrove Di Ekowisata
Mangrove, Oesapa Barat Berdasarkan Prinsip Konservasi yang dapat kita amati
dilingkungan sekitar.

Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi maupun
dari segi metodelogi dan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembacanya
umumnya. Terima kasih. Tuhan Yesus Memberkati.

Kupang, Desember 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul
Konservasi Ekosistem Mangrove Di Ekowisata Mangrove, Oesapa Barat Berdasarkan
Prinsip Konservasi
1.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di ekowisata Mangrove, Kelurahan Kelapa Lima, Oesapa
Barat, Kota Kupang.
1.3 Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 4 Desember sampai 11 Desember 2017.
Senin, 4 Desember 2017: wawancara petugas penjaga lokasi ekowisata
Mangrove.
Kamis, 7 Desember 2017: pembersihan lokasi dan pengambilan sampah
untuk didaur ulang.
Senin, 11 Desember 2017: penanaman bibit mangrove di daerah pesisir.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Literatur Pendukung


2.1.1 Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove adalah suatu lingkungan yang mempunyai ciri khusus karena
lantai hutannya secara teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi oleh salinitas serta
fluktuasi ketinggian permukaan air karena adanya pasang surut air laut (Duke, 1992).
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forestcoastal woodland, vloedbos dan
hutan payau (Kusmana dkk., 2005) yang terletak di perbatasan antara darat dan laut,
tepatnya di daerah pantai dan di sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang
surut air laut (Sumaharni,1994).

Menurut Kusmana dkk., (2005) hutan mangrove adalah suatu tipe hutan yang tumbuh
di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang
tergenang waktu air laut pasang dan bebas dari genangan pada saat air laut surut, yang
komunitas tumbuhannya toleran terhadap garam. Adapun ekosistem mangrove merupakan
suatu sistem yang terdiri atas organisme yang berinteraksi dengan faktor lingkungan di
dalam suatu habitat mangrove. Adapun ciri-ciri dari hutan mangrove, terlepas dari habitatnya
yang unik, adalah sebagai berikut:

Memiliki jenis pohon yang relatif sedikit


Memiliki akar yang unik misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang
pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil
pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.; memiliki biji
(propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya,
khususnya pada Rhizophora;
Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.
Ciri-ciri ekosistem mangrove secara umum adalah sebagai berikut:
1. Jenis tumbuhan yang hidup relatif sangat terbatas.
2. Akar pepohonan terbilang unik karena berbentuk layaknya jangkar yang
melengkung.
3. Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan
proses perkecambahan pada kulit pohon.
4. Tanah hutan mangrove tergenang secara berkala.
5. Ekosistem mangrove juga mendapat aliran air tawar dari daratan.
6. Terlindung dari gelombang besar serta arus pasang surut laut.
7. Air di wilayah hutan mangrove berasa payau.
2.1.2 Fungsi Ekosistem Mangrove
Keberadaan ekosistem mangrove sangat penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem laut dan darat, baik itu dari fungsi fisik, fungsi ekonomis, maupun fungsi
biologis.

Fungsi Fisik Fungsi Ekonomi Fungsi Biologi


1. Menjaga garis pantai
juga tebing sungai
terhindar dari erosi
dan abrasi.
2. Memacu percepatan
1. Sumber kayu bahan 1. Sebagai tempat untuk
perluasan lahan.
bakar dan bahan mencari makanan,
3. Mengendalikan intrusi
bangunan bagi memijah, dan
dari air laut.
manusia. berkembang biak bagi
4. Melindung daerah
2. Penghasil beberapa berbagai organisme
belakang hutan
unsur penting seperti laut seperti ikan,
mangrove dari
minuman, makanan, udang, dan lain-lain.
pengaruh negatif
obat-obatan, tannin, 2. Sebagai salah satu
hempasan gelombang
dan madu. sumber
juga angin kencang.
3. Sebagai lahan untuk keanekaragaman
5. Sebagai kawasan
produksi pangan. plasma nutfah.
penyangga rembesan
air lautan.
6. Sebagai pusat
pengolahan limbah
organik.

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kerusakan Ekosistem Mangrove


Meski memiliki banyak fungsi, kita menyadari saat ini ekosistem hutan mangrove telah
mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Beberapa hal yang mempengaruhi kerusakan
dari ekosistem ini antara lain:
1. Pertumbuhan penduduk yang membeludak membuat pesisir pantai digunduli dan
digunakan sebagai tempat untuk bermukim.
2. Alih fungsi ekosistem mangrove menjadi kawasan tambak tradisional yang dilakukan
secara masif oleh masyarakat sekitar pantai.
3. Penebangan hutan mangrove sebagai kegiatan untuk mendapatkan kayu bakar.
2.1.4 Ekowisata Mangrove Kota Kupang
Ekowisata mangrove kota Kupang terletak di Oesapa Barat, Kelurahan Kelapa
Lima, Kota Kupang.

2.2 Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan yang dilakukan adalah konservasi ekosistem mangrove di lokasi Ekowisata


Mangrove Kota Kupang. Kegiatan ini dibuat berdasarkan prinsip konservasi perlindungan
fungsi ekologis, pengawetan keanekaragaman genetik. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan
yang dilakukan oleh kelompok kami adalah sebagai berikut:
Senin, 4 Desember 2017: wawancara petugas penjaga lokasi ekowisata Mangrove.
Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan lokasi secara umum
baik jumlah pengunjung setiap hari maupun kondisi lingkungan. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa jumlah pengunjung yang mengunjungi lokasi ekowisata
mangrove meningkat pada hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, diperoleh bahwa kondisi
lingkungan dalam hal ini adalah iklim.
Kamis, 7 Desember 2017: pembersihan lokasi dan pengambilan sampah untuk didaur
ulang. Pembersihan lokasi dalam hal ini berupa pembersihan sampah yang ada di
lokasi. Kegiatan ini merupakan salah satu usaha perlindungan fungsi ekologis dari
ekosistem mangrove. Diketahui bahwa keberadaan sampah yang berlimpah khususnya
sampah anorganik dapat mengurangi kesuburan tanah dan pertumbuhan mangrove.
Senin, 11 Desember 2017: penanaman bibit mangrove di daerah pesisir. Kondisi
mangrove di ekowisata mangrove Kota Kupang khususnya di daerah pesisir sangat
sedikit. Oleh karena itu, kelompok kami melakukan penanaman bibit mangrove
sebanyak tiga pohon. Selain itu tujuan penanaman pohon yaitu untuk menjaga
keanekaragamn jenis mangrove di lokasi ekowisata Mangrove.

2.3 Hasil kegiatan


Dari rancangan kegiatan yang telah dibuat, kegiatan yan berhasil dilakukan adalah
pembersihan sampah, daur ulang sampah dan penanaman bibit mangrove. Pembuatan slogan
tidak dapat dilakukan karena terdapat banyak slogan di daerah ekowisata mangrove namun
keberadaan slogan tersebut tidak pernah diindahkan bahkan dirusaki oleh pengunjung.
Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami menyepakati anjuran penjaga di daerah ekowisata
mangrove untuk tidak membuat slogan di lokasi. Adapun hasil kegiatan kami adalah sebagai
berikut:
Keadaan lokasi
No kegiatan Sebelum Sesudah
1 Pembersihan sampah Kotor, dan sampah Bersih. Sampah
berceceran dikumpul dan
dibuang di tempat
sampah
2 Daur ulang sampah Sampah berceceran Sampah plastik
dan tidak diolah menjadi
dimanfaatkan hiasan berupa bunga
3 Penanaman bibit mangrove Tidak terdapat Terdapat beberapa
mangrove di daerah anakan mangove di
pesisir Ekowisata daerah pesisir
Mangrove Kota ekowisata mangrove
Kupang Kota Kupang
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Http://dsafryansyah . blogspot.com/permasalah Ekosistem mangrove di Indonesia.html.


http ://Fajardwimaarif.com/pengertian,macam-macam, fungsi dan manfaat mangrove.html.
http :// sirverhutabarat.blogspot.com/eko-mangrove.html.
LAMPIRAN

Keadaan
No. kegiatan Sebelum Sesudah

1 Pembersihan
sampah

2 Daur ulang
sampah

3 Penanaman bibit
mangrove
Daur ulang sampah Pembersihan sampah

Penanaman bibit mangrove Penanaman bibit mangrove

Slogan yang dirusaki Pembersihan sampah

Anda mungkin juga menyukai