Anda di halaman 1dari 18

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata mangrove merupakan gabungan antara kata

mangue (bahasa Portugis) yang artinya tumbuhan dan

grove (bahasa Inggris) yang artinya berlukar atau hutan

kecil. Mangrove disebut juga sebagai hutan pantai hutan

payau atau hutan bakau.

Mangrove adalah kelompok tumbuhan berkayu yang

tumbuh di sekeliling garis pantai dan memiliki adaptasi

yang tinggi terhadap salinitas payau dan harus hidup

pada kondisi lingkungan yang demikian. Salah satu ciri

tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke

permukaan. Keberadaannya terutama di daerah yang

mengalami pelumpuran dan juga terjadi akumulasi bahan

organik. Penampakan mangrove seperti hamparan semak

belukar yang memisahkan daratan dengan laut.

Ekosistem mangrove sebagai tempat asuhan (nursery

ground), tempat mencari makan (feeding ground), tempat

berkembang biak berbagai jenis krustasea, ikan,

burung, ular, serta sebagai tempat tumpangan tumbuhan

epifit dan parasit dan berbagai kehidupan lainnya;

penahan ombak serta penahan intrusi dan abrasi laut.

Ekosistem mangrove juga dapat membantu kesuburan tanah,

sehingga segala macam biota perairan dapat tumbuh


2

dengan subur sebagai makanan alami ikan dan binatang

laut lainnya,juga sebagai penghasil kayu dan non kayu,

bahan obatan,lahan untuk produksi pangan,pemukiman,tran

sportasi,serta berpotensi untuk fungsi

pendidikan dan rekreasi .

Biomassa hutan adalah jumlah total bobot kering

semua bagian tumbuhan hidup, baik untuk seluruh atau

sebahagian tubuh organisme, produksi atau komunitas dan

dinyatakan dalam berat kering dalam satuan luas

(ton/ha).

Serasah merupakan tumpukan dedaunan kering,reranti

ngan dan berbagai sisa vegetasi lainnya diatas tanah.

Produksi serasah adalah bagian yang penting dalam

transfer bahan organik dari vegetasi ke dalam tanah.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui

jenis serasah yang terdapat di pohon area FPK unri

dan menghitung jumlah berat kering produksi serasah per

priode dan harian, juga untuk mengetahui berat bobot

kering dari daun, ranting, dan buah.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar

dapat memahami langkah-langkah menghitung jumlah berat

kering serasah per priode dan harian. Dan menambah


3

wawasan atau pengetahuan kita terhadap perhitungan

jumlah berat kering serasah.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hutan Mangrove

Hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan

untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropis yang

didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau

semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam

perairan asin (Nybakken, 1993 dalam akhzan nur iman

2014).

Hutan mangrove merupakan formasi hutan yang

tumbuh dan berkembang pada daerah landai di muara

sungai dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang

surut air laut. Oleh karena kawasan hutan mangrove

secara rutin digenangi oleh pasang air laut, maka

lingkungan (tanah dan air) hutan mangrove bersifat

salin dan tanahnya jenuh air. Vegetasi yang hidup di

lingkungan salin, baik lingkungan tersebut kering

maupun basah, disebut halopita (Onrizal, 2005 dalam

akhzan nur iman 2014).

Menurut Gunarto (2004), mangrove tumbuh subur di

daerah muara sungai atau estuari yang merupakan daerah

tujuan akhir dari partikel-partikel organik ataupun

endapan lumpur yang terbawa dari daerah hulu akibat

adanya erosi. Kesuburan daerah ini juga ditentukan oleh

adanya pasang surut yang mentransportasi nutrisi.


5

Tumbuhan mangrove sebagaimana tumbuhan lainnya

mengonversi cahaya matahari dan zat hara menjadi

jaringan tumbuhan (bahan organik) melalui proses

fotosintesis. Mangrove merupakan sumber makanan

potensial dalam berbagai bentuk, bagi semua biota yang

hidup di ekosistem mangrove. Berbeda dengan ekosistem

pesisir lainnya, komponen dasar dari rantai makanan di

ekosistem mangrove bukanlah tumbuhan mangrove itu

sendiri, tetapi serasah yang berasal dari tumbuhan

mangrove (daun, ranting, buah, batang, dan sebagainya).

Sebagian serasah mangrove didekomposisi oleh bakteri

dan fungi menjadi zat hara terlarut yang dapat langsung

dimanfaatkan oleh fitoplankton, alga ataupun tumbuhan

mangrove itu sendiri dalam proses fotosintesis,

sebagian lagi sebagai partikel serasah (detritus)

dimanfaatkan oleh ikan, udang dan kepiting sebagai

makanannya (Bengen, 2004 dalam akhzan nur iman 2014).

Serasah adalah lapisan yang terdiri dari bagian-

bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati seperti guguran

daun,bunga,buah,ranting serta lainnya yang menyebar di

permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan

tersebut mengalami dekomposisi(Anonimus,2012).

Fungsi utama hutan mangrove yaitu fungsi fisik(pen

cegah abrasi,perlindungan terhadap angin),fungsi biolog

is(tempat asuhan berbagai biota),fungsi ekonomis(sumber


6

bahan bakar,bahan bangunan,perikanan dan pertanian)

(Nontji,2012).

2.2. Biomassa

Biomassa terdiri atas bio dan massa,dan istilah

ini mula-mula digunakan dalam bidang ekologi untuk

merujuk pada jumlah hewan dan tumbuhan,setelah itu

makna kata diperluas menjadi sumberdaya biologi sebagai

sumber energi(Yokoyama,2008).

Menurut Anwar et al, (1984)Biomassa adalah jumlah

berat kering seluruh bagian tumbuhan hidup(daun,bunga,

buah, ranting, cabang, dan batang) dan di bawah

permukaan tanah(akar).

Biomassa hutan adalah jmlah total bobot kering

semua bagian tumbuhan hidup, baik untuk seluruh atau

sebahagian tubuh organisme, produksi atau komunitas dan

dinyatakan dalam berat kering dalam satuan luas

(ton/ha)(Fajri et al,2019).

Biomassa hutan berperan penting dalam siklus

biogeokimia terutama dalam siklus karbon. Sebagai

konsekuensinya,jika terjadi kerusakan hutan,kebakaran,

pembalakan dan akan menambah jumlah karbon di

atmosfer(Hairiah dan Rahayu,2007).


7

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum Ekologi Perairan mengenai “Biomassa

hutan mangrove” dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal

19 Maret 2019, pukul 15.15 WIB, bertempat di

Laboratorium Ekologi Dan Manajemen Lingkungan Perairan

Jurusan ManajemenSumberdaya Perairan Fakultas Perikanan

Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Alat yang digunakan seperti kotak kayu dengan

ukuran 50x50cm, oven, timbangan analitik, kertas

aluminium, stopwatch , dan sarung tangan oven .

Sedangkan Bahan yang digunakan dalam praktikum

Biomassa Hutan Mangrove adalah serasah daun,ranting,dan

buah.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah

survey yaitu pengamatan secara langsung yaitu dengan

meletakkan kotak dibawah pohon untuk menampung serasah

selama 14 hari dan pengamatan langsung di dalam

Laboratorium Ekologi Dan Manajemen Lingkungan Perairan.

3.4. Prosedur Praktikum

Prosedur dalam praktikum ini adalah pertama

praktikan meletakkan sebuah kotak yang berukuran 50X50


8

cm pada pepohonan selama 14 hari. Lalu setelah 14 hari

ambil kotak di pohon itu lalu diamati dalam

laboratorium. Setelah di dalam laboratorium praktikan

memisahkan mana yang daun,ranting,buah,dan bunga yang

masuk ke dalam kotak tersebut. Lalu letakkan pisahan

tadi ke dalam aluminium masing-masing. Lalu proses

selanjutnya masukkan sampel-sampel tersebut ke dalam

oven dengan suhu 800C selama 30 menit.Setelah itu

timbang masing-masing serasah itu menggunakan timbangan

analitik. Kemudian hitung menggunakan rumus berikut:

Xi
Xj 
n

Keterangan :

Xj=serasah setiap periode(gram berat kering/m2/14 hari)

Xi=berat kering daun mangrove(gram berat kering)

n = luasan Litter-trap(m2)

𝑃 = 𝑋𝑗/𝑡

Keterangan :

P = Produksi serasah harian(gram berat kering/m2/hari)

Xi = berat kering daun mangrove seriap periode(gram

berat kering)

t =waktu pemasangan per periode(14 hari)

Untuk mengetahui ukuran turn over(K) dari biomassa

mangrove dapat digunakan rumus :

𝐾 = 𝐿/𝑋𝑠𝑠
9

Keterangan:

K = Turn over

L = produksi serasah(gr/0,5 m2/hari)

Xss = standing croop(gr/0,25 m2/bulan)

3.5. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari praktikum ini berupa

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

dari hasil pengamatan langsung yang di lakukan

laboratorium ekologi dan manajemen lingkungan perairan.

Data sekunder didapatkan dari hasil studi literatur dan

jurnal yang sesuai dengan topik pembahasan.


10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berikut ini merupakan hasil praktikum dari

Biomassa Hutan Mangrove:

Tabel 1.Berat kering serasah

No Waktu Komponen serasah (gr/m2/hari)


(minggu) Daun Ranting Buah
1. 14 hari 14,90 gr 4,26 gr 10,72 gr

Tabel 2. Produksi serasah

NO Jenis serasah Produksi serasah Produksi


(gr/m2/14hari) serasah
(gr/m2/harian)
1. Daun 59,6 gr/m2/hari 4,25 gr/m2/hari

2. Ranting 17,04 gr/m2/hari 1,21 gr/m2/hari

3. Buah 42,88 gr/m2/hari 3,06 gr/m2/hari

 Xj  119,52gr  Xp  8,52gr

Nilai Turn Over = L / XSS

= 119,52 / 8,52

= 14,0281 gr/m2/hari

4.2. Pembahasan

Serasah adalah lapisan yang terdiri dari bagian-

bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati seperti guguran

daun,bunga,buah,ranting serta lainnya yang menyebar di


11

permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan

tersebut mengalami dekomposisi(Anonimus,2012).

Produksi serasah merupakan bagian yang penting

dalam transfer bahan organik dari vegetasi kedalam

tanah. Apabila serasah di hutan mangrove ini

diperkirakan dengan benar dan dipadukan dengan

perhitungan biomassa lainnya(Kavvadias et al,2001).

Dari hasil praktikum Biomassa hutan mangrove dapat

diketahui bahwa jumlah serasah harian setiap satu

periode adalah sebanyak 119,52 gram/m2/14 hari. Dan

untuk perharinya didapatkan angka serasah sebesar 8,52

gram/m2/hari. Dan nilai turn over yang didapatkan

adalah 14,0281 gram/m2/hari.


12

KESIMPULAN DAN SARAN

4.3. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum biomassa hutan mangrove

melalui hasil perhitungan dengan menggunakan rumus yang

telah diketahui maka didapatkan hasil dari berat kering

serasah daun 14,90 gr; ranting 4,26 gr;dan buah 10,72

gr. Kemudian hasil produksi serasah per periode dan

harian yaitu, daun (59,6 gr dan 4,25 gr), ranting

(17,04 gr dan 1,21 gr), buah (42,88 gr dan 3,06 gr),

serta diperoleh nilai turn over yaitu 14,0281

gr/m2/hari. Dimana hal ini menyatakan bahwa biomassa

hutan di UR adalah stabil.

4.4. Saran

Dalam praktikum ini diketahui hasil biomassa UR

adalah stabil. Oleh karna itu sebaiknya masyarakat yang

ada di UR baik itu mahasiswa/mahasiswi, dosen, staff,

dan pengurus-pengurus lainnya dapat menjaga kestabilan

ini dan menjaga hutan yang ada di UR. Dan juga lebih

teliti didalam melakukan perhitungan agar hasil yang di

dapat lebih tepat dan benar.


13

DAFTAR PUSTAKA

Anomius.2012.Biomassa Hutan.Bandung:Tidak diterbitkan.

Anwar,J.,S.J. Darmanik, N. Hisyam dan A.J. Whitten.


1984. Ekologi Sumatera. Universitas Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.

Bengen, D.G. 2004. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem


Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan IPB. 58 hal.

Fajri, Nur El, et al. 2019. Penuntun Praktikum dan


Lembar kerja praktikum. Pekanbaru.

Gunarto. 2004. Konservasi mangrove sebagai pendukung


sumber hayati perikanan pantai. Jurnal Litbang
Pertanian. 23 (1): 15—21.

Kavvadias.2001.Serasah Mangrove.Jakarta:Prisma Press.

Nontji.2012.Fungsi Utama Mangrove.Jakarta:Prisma Press.

Nybakken, J. W. 1993. Dasar-dasar Ekologi Mangrove .


PT. Gramedia, Jakarta.

Onrizal. 2005. Adaptasi Tumbuhan Mangrove Pada


Lingkungan Salin dan Jenuh Air. Jurusan Kehutanan.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
14

LAMPIRAN
15

Lampiran 1. Alat dan Bahan Biomassa Hutan Mangrove

Alat

Kotak ukuran Timbangan Aluminium

50x50cm analitik foil

Oven Sarung tangan Stopwatch

oven
16

Bahan

Serasah Daun Serasah Ranting

Serasah Buah

Lampiran 2. Kegiatan pada saat praktikum

Pemisahan serasah pada Penimbangan serasah daun


aluminium foil
17

Serasah yang sedang di oven

Lampiran 3. Perhitungan Biomassa Mangrove

Diketahui: Xid= 14,90 gram Xjd= 59,6 gr/m2/hari


Xir= 4,26 gram Xjr= 17,04gr/m2/hari
Xib= 10,72 gram Xjb= 42,88 gr/m2/hari
n= 0,25 m2 t = 14 hari

 Daun Xj = Xi/n P = Xj/t

Xj = 14,90 P = 59,6
0,25 14

Xj = 59,6 gr P = 4,25 gr

 Ranting Xj = Xi/n P = Xj/t

Xj = 4,26 P = 17,04
0,25 14

Xj = 17,04 gr P = 1,21 gr

 Buah Xj = Xi/n P = Xj/t

Xj = 10,72 P = 42,88
0,25 14

Xj = 42,88 gr P = 3,06 gr
18

Menghitung nilai turn over

K = L/Xss

L = 59,6 + 17,04 + 42,88

= 119,52 gr/m2/hari

Xss = 4,25+ 1,21 + 3,06

= 8,52 gr/m2/hari

K = L/Xss

= 119,52
8,52

= 14,0281

Anda mungkin juga menyukai