Anda di halaman 1dari 27

ILMU KEBUMIAN

“PERAIRAN LAUT(SALINTAS, SIRKULASI AIR LAUT, GELOMBANG


LAUT, DAN PASANG SURUT)”

OLEH :
KELOMPOK 2

I NYOMAN ASTAWA TRISAPUTRA 1813071007 / III A

NI KOMANG MILLA YANTI 1813071016 / III A

PONIAH 1813071018 / III A

I NYOMAN WAHYU KUSUMAYASA 1813071021 / III A

PRODI S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga makalah dengan
judul “Perairan Laut(Salintas, Sirkulasi Air Laut, Gelombang Laut, dan Pasang
Surut)”ini selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, secara langsung atau tidak langsung
diperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan doa untuk kesuksesan
penulis.
2. Ibu Dr. Ni Made Pujani, M.,Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Kebumian.
3. Seluruh teman-teman yang telah mendukung serta pihak yang terlibat baik
secara langsung atau tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Sangat disadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan bagi yang membutuhkan.

Singaraja, 31 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .........................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
1.4 Manfaat ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Salinitas ........................................................................................ 3
2.2 Sirkulasi AirLaut ............................................................................................ 5
2.3 Gelombang Laut ........................................................................................... 11
2.4 Pasang Surut ................................................................................................ 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................22
3.2 Saran ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Angin yang menimbulkan upwelling di belahan bumi utara .............. 9


Gambar 2. Slope permukaan laut .......................................................................... 10

Gambar 3. Sirkulasi arus di lapisan dalam (sirkulasi termohalin) ....................... 11

Gambar 4. Rekaman gelombang laut .................................................................... 12

Gambar 5. Gelombang laut yang disederhanakan................................................. 12

Gambar 6. Pembangkitan gelombang oleh angin ................................................ 14

Gambar 7. Gerak partikel air di perairan dalam, transisi dan dangkal .................. 15

Gambar 8. Transformasi Gelombang .................................................................... 16

Gambar 9. Mekanisme pembentukan pasut .......................................................... 18

Gambar 10. Posisi bulan, bumi dan matahari ....................................................... 19

Gambar 11. Ketidaksamaan harian pasut akibat deklinasi bulan .......................... 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui indonesia sering dijuluki sebagai negara maritim
karenasebagian besar dan 2/3 wilayah indonesia merupakan perairan laut, dimana
perairan laut yang lebih luas dari pada daratan. Air laut merupakan komponen
penting dalam komoditi lingkungan kawasan pesisir pantai.Aktivitas manusia
dengan adanya pertumbuhan dan populasi yang tinggi di kawasan pesisir
menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup.Kawasan pesisir
pantai merupakan tempat bertemunya daratan dan air laut.Kawasan pesisir dan
laut di Indonesia memegang peranan penting, kawasan pesisir memiliki nilai
strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang disebut
sumberdaya pesisir.Sumber daya kawasan pesisir pantai merupakan lahan industri
yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi, maka wilayah pantai juga telah
mengalami tekanan yang cukup berat, dan secara signifikan telah terjadi eskalasi
degradasi kawasan pesisir yang cukup memprihatinkan. Kecendrungan
meningkatnya degradasi lingkungan pesisir antara lain ditandai dengan
meningkatnya kerusakan habitat (mangrove, terumbu karang, dan padang lamun),
perubahan garis pantai yang diakibatkan oleh abrasi dan erosi serta pencemaran
lingkungan. Meningkatnya secara nyata degradasi wilayah pesisir tersebut, baik
dari segi cakupan wilayah maupun intensitas serta sebaran dampak yang
ditimbulkan oleh kegiatan manusia secara langsung maupun tidak langsung telah
mengancam keberlanjutan fungsi-fungsi wilayah pesisir dalam menopang
Pembangunan yang berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan salinitas ?

1
2. Apa yang dimaksud dengan sirkulasi air laut ?
3. Apa yang dimaksud dengan gelombang laut ?
4. Apa yang dimaksud dengan pasang surut ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian salinitas.
2. Untuk mengetahui pengertian sirkulasi air laut.
3. Untuk mengetahui pengertian gelombang laut.
4. Untuk mengetahui pengertian pasang surut.

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi
penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan.Disamping itu,
penulis juga mendapatkan ilmu untuk memahami dan menganalisis materi
yang ditulis dalam makalah ini.Penulis juga mendapatkan berbagai
pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, dan
teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2. Bagi pembaca
Pembaca yang membaca makalah ini akan dapat memahami tentang
pengertian salinitas, pengertian sirkulasi air laut, pengertian gelombang
laut, dan pengertian pasang surut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air yang
dinyatakan dalam satuan permil (o /oo) atau ppt (part per thousand) atau gram / liter.
Salinitas disusun atas tujuh ion utama, yaitu sodium, potasium, kalium, magnesium,
chlorida, sulfat, bikarbonat (Ambardhy, 2004). Zat zat lain di dalam air tidak terlalu
berpengaruh terhadap salinitas, tetapi zat zat tersebut juga penting untuk keperluan
ekologis yang lain (Boyd, 1991, dalam Apriyanto, 2012). Nilai salinitas air untuk
perairan tawar berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29
ppt, dan perairan laut berkisar antara 30–40 ppt (Fardiansyah, 2011).

Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas

1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan
air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya. Penguapan bisa
disebabkan oleh panas dari sinar matahari atau oleh pergerakan angin.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah
hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut
maka salinitasnya akan tinggi.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar
32-35 ppt. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar
garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar

3
garam sekitar 300 ppt. Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam
sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar
adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari
Laut Baltik.Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi
terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai.Kadar
garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi. Praktikum Oseanografi Umum –
Salinitas 2 Air laut tersusun dari berbagi bahan terlarut, yang berasal dari bahan
organic Maupun anorganik. Garam-garam utama (mayor element) yang terdapat
dalam air laut adalah klorida (18,980 gr), natrium (10,556), sulfat (2,649 gr),
magnesium (1,272 %), kalsium (0,400 gr), kalium (0,380 gr) dan bikarbonat (0,140
gr), Sisanya termasuk minor element (Brom, Silika, Flour, Strontium, Boron) dan
trace element (Merkuri, Emas, Nitrogen, Phosfor, dll).

Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di


darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents)
di laut dalam. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti:
densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas,
daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.Dua sifat yang
sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik
(konduktivitas) dan tekanan osmosis.Kandungan garam mempunyai pengaruh pada
sifat-sifat air laut.Karena mengandung garam, titik beku air laut menjadi lebih rendah
daripada 0o C (air laut yang bersalinitas 35 ppt titik bekunya -1,9o C), sementara
kerapatannya meningkat sampai titik beku (kerapatan maksimum air murni terjadi
pada suhu 4oC). Sifat ini sangat penting sebagai penggerak pertukaran massa air
panas dan dingin, memungkinkan air permukaan yang dingin terbentuk dan
tenggelam ke dasar sementara air dengan suhu yang lebih hangat akan terangkat ke
atas. Sedangkan titik beku dibawah 00 C memungkinkan kolom air laut tidak
membeku.

4
2.2 Sirkulasi Air Laut

2.2.1 Pengertian Sirkulasi

Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain.
Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan matahari
terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang diterima
permukaan bumi.Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan angin yang
menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi di seluruh muka bumi. Kedua
fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin merupakan
salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang
timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut.pelabuhan-
pelabuhan di daerah Arctic bebas dari es meskipun pada musim dingin dan membuat
udara di daerah tersebut menjadi lebih hangat dibanding daerah lain pada lintang
yang sama. Di Samudera Pasifik arus Kuroshio yang panas yang mengalir ke arah
utara di pantai timur Kepulauan Jepang memainkan peranan yang sama di daerah
ekuator Pulau Aleutian. Sebaliknya, arus dingin seperti arus Labrador dan arus
California menyebabkan udara panas di atasnya menjadi dingin dan menimbulkan
kabut laut (Matthias et al., 1994).

Arus permukaan laut umumnya digerakan oleh stress angin yang bekerja pada
permukaan laut. Angin cenderung mendorong lapisan air di permukaan laut dalam
arah gerakan angin. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi atau pengaruh gaya Coriolis,
arus tidak bergerak searah dengan arah angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah
angin di belahan bumi utara dan arah kiri di belahan bumi selatan. Jadi angin dari
selatan (di belahan bumi utara) akan membangkitkan arus yang bergerak ke arah
timur laut. Arus yang dibangkitkan angin ini kecepatannya berkurang dengan
bertambahnya kedalaman dan arahnya berlawanan dengan arah arus di permukaan.

5
Menurut Nining (2002) sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu
sirkulasi di permukaan laut (surface circulation) dan sirkulasi di dalam laut
(intermediate or deep circulation).Arus pada sirkulasi di permukaan laut didominasi
oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam laut didominasi
oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat adanya perbedaan
densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Perlu diingat bahwa
arus termohalin dapat pula terjadi di permukaan laut demikian juga dengan arus yang
ditimbulkan oleh angin dapat terjadi hingga dasar laut. Sirkulasi yang digerakan oleh
angin terbatas pada gerakan horisontal dari lapisan atas air laut. Berbeda dengan
sirkulasi yang digerakan angin secara horisontal, sirkulasi termohalin mempunyai
komponen gerakan vertikal dan merupakan agen dari pencampuran massa air di
lapisan dalam. Arus memainkan peranan penting dalam memodifikasi cuaca dan
iklim dunia (Duxbury et al, 2002).

Di Atlantik Utara, aliran arus yang relatif panas di sekitar Islandia dan
Semenanjung Skandinavia membuat pelabuhan-pelabuhan di daerah Arctic bebas dari
es meskipun pada musim dingin dan membuat udara di daerah tersebut menjadi lebih
hangat dibanding daerah lain pada lintang yang sama. Di Samudera Pasifik arus
Kuroshio yang panas yang mengalir ke arah utara di pantai timur Kepulauan Jepang
memainkan peranan yang sama di daerah ekuator Pulau Aleutian. Sebaliknya, arus
dingin seperti arus Labrador dan arus California menyebabkan udara panas di atasnya
menjadi dingin dan menimbulkan kabut laut (Matthias et al., 1994). Arus permukaan
laut umumnya digerakan oleh stress angin yang bekerja pada permukaan laut. Angin
cenderung mendorong lapisan air di permukaan laut dalam arah gerakan angin. Tetapi
karena pengaruh rotasi bumi atau pengaruh gaya Coriolis, arus tidak bergerak searah
dengan arah angin tetapi dibelokan ke arah kanan dari arah angin di belahan bumi
utara dan arah kiri di belahan bumi selatan. Jadi angin dari selatan (di belahan bumi
utara) akan membangkitkan arus yang bergerak ke arah timur laut. Arus yang
dibangkitkan angin ini kecepatannya berkurang dengan bertambahnya kedalaman dan
arahnya berlawanan dengan arah arus di permukaan.

6
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di
dunia.Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah
pelayaran bagi kapal-kapal.Adapun tiga macam bentuk arus yaitu sebagai berikut.

1. Arus yang benar-benar mengelilingi daerah kutub Selatan (Antartic


Circumpolar Current) yang terdapat pada lintang 600 selatan.
2. Aliran air di daerah ekuator yang mengalir dari arah Barat ke Timur, tetapi
mereka dibatasi oleh arus-arus sejajar yang mengalir dari Timur ke Barat, baik
di belahan bumi Utara maupun di belahan bumi Selatan.
3. Daerah subtropical ditandai oleh adanya arus-arus berputar yang dikenal gyre.
Terdapat kecendrungan, bahwa setiap system lautan utama dunia mempunyai
satu gyre yang masing-masing terdapat di sebelah Utara dan Selatan ekuator.
Aliran air pada gyre yang terdapat di belahan bumi Utara mengalir kea rah
jarum jam, sedangkan yang terdapat di belahan bumi Selatan mengalir kea rah
lawan jarum jam. Gyre merupakan arus laut skala besar yang terdapat di
lautan terbuka, tercipta karena pengaruh gaya Coriolis dan Ekman Transport.

2.2.2 Faktor-faktor Pembangkit Arus Permukaan

Gerakan air di permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang
bertiup di atasnya.Hubungan ini kenyataan tidak demikian sederhananya, sekalipun
dilihat dari perbandingan singkat antara angin utama bertiup dan dari arah arus-arus
permukaan. Arus-arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor lain, selain dari angin.
Akibatnya arus yang mengalir di permukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan
dari mereka ini.Faktor-faktor lainnya yaitu sebagai berikut.

1. Bentuk Topografi Dasar Laut dan Pulau-Pulau yang Ada di Sekitarnya


Beberapa sistem lautan utama dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi
dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Equatorial
counteradalah arus yang mengalir ke timur, di gerakan oleh angin yang
meluas hingga kedalaman 100-150 m di Samudera Atlantik, India, dan
Pasifik.Lebih sering disebut North Equatorial Counter Current (NECC), arus

7
ini mengalir dari barat ke timur sekitar 3-100 N di cekungan Atlantik,
Samudera Hindia dan Pasifik.Antara arus ekuatorial utara (NEC) dan arus
ekuatorial selatan (DETIK).Batas-batas ini menghasilkan system aliran yang
hampir tertutup dan cendrung membuat aliran air mengarah dalam suatu
bentuk bulatan.Dari sinilah terbentuk adanya gyre.
2. Gaya Coriolis dan Arus Ekman
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan
membelokan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat
dari perputaran bumi pada porosnya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita
tidak sadar bahwa gaya ini ternyata dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap benda-benda yang bergerak dalam jarak yang luas. Arus permukaan
laut umumnya digerakan oleh stress angin yang bekerja pada permukaan laut.
Angin cenderung mendorong lapisan air di permukaan laut dalam arah
gerakan angin. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi atau pengaruh gaya
Coriolis, arus tidak bergerak searah dengan arah angin tetapi dibelokan ke
arah kanan dari arah angin di belahan bumi utara dan arah kiri di belahan
bumi selatan. Jadi angin dari selatan (di belahan bumi utara) akan
membangkitkan arus yang bergerak ke arah timur laut. Arus yang
dibangkitkan angin ini kecepatannya berkurang dengan bertambahnya
kedalaman dan arahnya berlawanan dengan arah arus di permukaan.

Pada kedalaman yang cukup besar antara 500 - 2000 m, kecepatan arus yang
ditimbulkan angin ini menjadi nol. Kedalaman dimana kecepatan arus sama dengan
nol disebut kedalaman tanpa gerakan atau kedalaman Ekman. Perubahan arah dan
kecepatan arus terhadap kedalaman menimbulkan suatu transpor massa air yang
arahnya tegak lurus ke arah kanan arah angin di belahan bumi utara dan ke arah kiri
di belahan bumi selatan. Transpor massa air ini juga disebut sebagai transpor Ekman.
Pengetahuan tentang transpor Ekman ini dapat digunakan untuk menjelaskan
mekanisme timbulnya fenomena laut yang dikenal dengan
nama"upwellingdandownwelling(sinking) ". Upwelling adalah naiknya air dingin dari

8
lapisan dalam ke permukaan laut sedangkan downwelling (sinking) merupakan
turunnya air permukaan laut ke lapisan lebih dalam.Upwelling memperbesar jumlah
plankton di laut, karenanya daerah upwelling merupakan daerah perikanan yang kaya.
Upwelling terjadi karena adanya kekosongan massa di lapisan permukaan dan harus
diganti oleh massa air di lapisan dalam. Downwelling (sinking) terjadi karena adanya
penumpukan massa di lapisan permukaan yang harus di alirkan ke lapisan dalam.
Mekanisme terbentuknya upwelling diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Angin yang menimbulkan upwelling di belahan bumi utara

Arus laut dapat juga terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat
yang satu dengan tempat yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya
variasi densitas air laut dan slope permukaan laut. Densitas air laut bervariasi dengan
suhu dan salinitas. Air tawar yang hangat adalah ringan, sementara air laut yang
dingin adalah berat.Pada kedalaman yang besar (di bawah 2000 m), densitas air laut
hampir uniform (konstan) jadi variasi densitas umumnya terbatas pada lapisan dekat
dengan permukaan.Perairan yang densitasnya rendah (hangat) mempunyai
permukaan laut yang lebih tinggi daripada perairan yang densitasnya tinggi (dingin)
akibatnya terdapat slope (kemiringan) permukaan laut antara daerah densitas rendah
dan tinggi seperti pada Gambar 2.

9
Gambar 2. Slope permukaan laut

Karena adanya slope permukaan laut (juga adanya slope isobar di lapisan-
lapisan dalam) tekanan air di daerah densitas rendah lebih besar daripada tekanan air
di daerah densitas tinggi. Perbedaan tekanan ini menggerakan massa air di daerah
tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tetapi air tidaklah benar-benar bergerak
menuruni slope permukaan laut, akibat pengaruh rotasi bumi atau gaya coriolis
gerakan air ini dibelokan ke arah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di
belahan bumi selatan. Akhirnya air bergerak sejajar dengan slope atau tegak lurus
bidang.

Gaya akibat perbedaan tekanan disebut "gaya gradien tekanan" dan gaya ini
diimbangi oleh gaya coriolis yang timbul akibat rotasi bumi. Arus yang timbul
sebagai akibat kesetimbangan gaya gradien tekanan dan gaya coriolis disebut arus
"geostropik". Kecepatan arus geostropik berkurang dengan bertambahnya kedalaman.
Kecepatan arus ini sama dengan nol di suatu kedalaman yang cukup besar (di bawah
1500 m) dimana tidak terdapat lagi variasi densitas air laut. Level atau kedalaman
dimana kecepatan arus sama dengan nol disebut "no motion level" (level tanpa
gerakan). Ahli oseanografi dapat menghitung kecepatan arus geostropik relatif
terhadap level tanpa gerakan ini (level referensi) dari distribusi horisontal dan vertikal
densitas di laut. Profilatau distribusi densitas ini ditentukan dan dibuat dari hasil
pengukuran suhu dan salinitas yang diperoleh dalam suatu pelayaran untuk penelitian
oseanografi.Seperti dijelaskan sebelumnya, disamping arus laut yang bergerak di
permukaan terdapat juga arus yang bergerak di lapisan dalam. Sirkulasi ini dikenal

10
dengan nama sirkulasi "termohalin". Arus di lapisan dalam ini bergerak lebih lambat
daripada arus permukaan, namun arus ini memainkan peranan yang penting dalam
pertukaran massa air di laut. Arus yang dingin dan berat tenggelam sampai
kedalaman yang cukup besar di lintang tinggi di Lautan Atlantik Utara dan bergerak 2
mil di bawah permukaan menyebar ke arah selatan melintasi ekuator : sebagai
akibatnya air di lapisan dalam daerah tropik menjadi sangat dingin. Pada saat yang
sama, air dingin dan berat juga tenggelam di Laut Wedlle di dekat benua Antartika
dan bergerak ke arah utara sebagai air lapisan dasar (bottom water). Air dingin yang
tenggelam inilah yang membawa oksigen jauh ke dalam laut, yang memungkinkan
adanya kehidupan bahkan sampai ke dasar laut.Air daerah kutub yang tenggelam dan
kemudian bergerak ke arah utara atau selatan dapat diibaratkan sebagai "paru-paru
laut" karena mereka memperbaharui kandungan oksigen di lapisan dalam (Matthias et
al., 1994).Sirkulasi arus di lapisan dalam diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Sirkulasi arus di lapisan dalam (sirkulasi termohalin)

Sumber : http://seis.natsci.csulb.edu/rbehl/NADW.jpg

2.3 Gelombang Laut

Pada hakekatnya fenomena gelombang laut menggambarkan transmisi dari energi


dan momentum. Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang
bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan
sama sekali diam. Hembusan angin sepoi-sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun
sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan di

11
mana badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat
mengakibatkan suatu kerusakan di daerah pantai.

Gelombang laut pada umumnya timbul oleh pengaruh angin, walaupun masih ada
faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan gelombang di laut seperti aktifitas seismik
di dasar laut (gempa), letusan gunung api, gerakan kapal, gaya tarik benda angkasa
(bulan dan matahari) (Nining, 2002). Gelombang laut dapat juga terjadi di lapisan
dalam (pada bidang antara dari dua lapisan air yang mempunyai densitas
berbeda).Gelombang ini disebut gelombang dalam (internal waves).Rekaman data
gelombang bentuknya sangat rumit seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rekaman gelombang laut

Karena itu untuk mempelajari gelombang laut, bentuknya disederhanakan seperti


terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5.Gelombang laut yang disederhanakan.

12
Berdasarkan perbandingan antara kedalaman perairan (d) dan panjang gelombang
(L), gelombang laut dapat diklasifikasikan (NESTING, 2002) menjadi:

1. Gelombang perairan dalam (Deep water waves) dimana d/L> ½.


2. Gelombang perairan transisi (Transitional waves) dimana 1/20
<d/L< ½.
3. Gelombang perairan dangkal (Shallow water waves) dimana d/L
<l/20

Kecepatan rambat gelombang perairan dalam dapat dihitung dengan rumus C0


= 1,56T (m/det). Kecepatan rambat gelombang perairan transisi dengan rumus C =
C0 tanh kd (m/d) dan kecepatan rambat gelombang perairan dangkal dapat ditentukan
dari rumus Cd = (g-d) ½.\

Pembangkitan Gelombang oleh Angin Angin yang bertiup di atas permukaan


laut merupakan pembangkit arus dan juga pembangkit utama gelombang.Ada dua
istilah untuk menggambarkan gelombang di laut yaitu "Sea wave" dan "Swell".Sea
wave merupakan gelombang laut yang masih berada di dalam pengaruh angin dan
bentuknya sangat tidak teratur sedangkan swell adalah gelombang yang lebih panjang
dari sea wave dan sudah keluar dari pengaruh angin serta bentuknya sudahteratur.
Swell dibentuk oleh gelombanggelombang frekuensi atau panjang gelombangnya
hampir sama. Sifat-sifat gelombang dipengaruhi oleh faktor angin dan sedikitnya ada
tiga faktor angin yang sangat berpengaruh yaitu :

1. Kecepatan angin. Umumnya makin kencang angin yang bertiup,


makin besar gelombang yang terbentuk dan gelombang ini mempunyai
kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang besar.
2. Lamanya angin bertiup. Tinggi, kecepatan dan panjang gelombang
seluruhnya cenderung untuk meningkat sesuai dengan lamanya
angin bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup (dikenal sebagai
fetch).

13
Lihat Gambar 6. Pentingnya fetch dapat digambarkan dengan
membandingkan gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif kecil seperti
danau di daratan dengan yang terbentuk di lautan bebas. Gelombang yang terbentuk
di danau dimana fetchnya kecil biasanya mempunyai panjang gelombang hanya
beberapa sentimeter, sedangkan yang di lautan bebas dimana fetchnya lebih besar,
sering mempunyai panjang gelombang sampai beberapa ratus meter.

Gambar 6. Pembangkitan gelombang oleh angin

2.3.1 Gerak Individu Partikel Air

Suatu hal yang menarik dari gelombang laut ini, massa air tidak bergerak
bersama gelombang. Suatu gelombang membentuk gerakan maju melintasi
permukaan air, tetapi di sana sebenarnya hanya terjadi suatu gerakan kecil ke arah
depan dari massa itu sendiri. Hal ini akan lebih mudah dimengerti apabila kita
melihat sepotong gabus atau benda-benda mengapung lainnya di antara
gelombanggelombang di lautan bebas. Potongan gabus akan tampak timbul dan
tenggelam sesuai dengan gerakan berturut-turut dari puncak dan lembah gelombang
yang lebih atau kurang, tinggal pada tempat yang sama. gerakan partikel-partikel ini
berbentuk lingkaran di perairan dalam dan berbentuk elips di perairan transisi dan
perairan dangkal, seperti terlihat pada Gambar 7.

14
Gambar 7. Gerak partikel air di perairan dalam, transisi dan dangkal

2.3.2 Transformasi Gelombang

Gelombang di perairan dalam yang bergerak memasuki perairan pantai


mengalami Perubahan kecepatan yang dialami gelombang ketika memasuki perairan
dangkal (daerah pantai) mengakibatkan gelombang mengalami refraksi atau terjadi
pembelokan dari arah penjalaran gelombang.Refraksi ini membuat 'muka gelombang'
sejajar garis pantai.Adakalanya gerakan gelombang menuju pantai terhambat oleh
adanya bangunan seperti pemecah gelombang (breakwater).Gelombang yang
membentur pemecah gelombang ini mengalami difraksi yang mengakibatkan tinggi
gelombang menjadi berkurang.Disamping dapat mengalami refraksi dan difraksi,
gelombang laut juga mengalami refleksi (pemantulan), seperti yang dialami oleh
gelombang yang memasuki pelabuhan atau suatu teluk.Gelombang yang datang
dipantulkan kembali ke arah laut. Superposisi dari gelombang datang dan gelombang
yang dipantulkan disebut gelombang berdiri transformasi yakni : kecepatannya
berkurang, panjang gelombang menjadi lebih pendek dan tingginya bertambah.
Transformasi gelombang ini diperlihatkan pada Gambar 8. (standing waves).

15
Gambar 8. Transformasi Gelombang

Pada gelombang berdiri ini tidak terlihat adanya perambatan gelombang seperti
gelombang laut pada umumnya.Gelombang laut yang bergerak memasuki perairan
pantai mengalami pertambahan tinggi yang membuat keterjalan gelombang
bertambah.Selanjutnya kecepatan partikel air pada puncak gelombang mendekati
kecepatan gelombang.Bila kecepatan partikel air lebih besar daripada kecepatan
gelombang maka gelombang menjadi tidak stabil dan pecah. Kriteria lain adalah
gelombang akan pecah bila H/d = 0,78. Pecahnya gelombang umumnya dapat dibagi
dalam tiga tipe, yaitu spilling, plunging dan surging (Duxbury et al., 1994). Di pantai
yang landai umumnya terjadi spilling dan di pantai yang agak curam terjadi plunging
sedangkan di pantai yang curam terjadi surging.

2.4 Pasang Surut

Jika kita berada di dekat pantai beberapa waktu lamanya, maka kita lihat bahwa
muka laut akan senantiasa berubah-ubah (naikturun secara teratur), bahkan dapat
dikatakan bahwa muka air laut naik-turun secara periodik. Gejala inilah yang disebut
pasang surut laut.Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet,
bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda
angkasa di luar materi itu berada. Sehingga pasang surut yang terjadi di bumi terdapat
dalam tiga bentuk (GROSS, 1997) yaitu:

1. Pasang surut atmosfer (Atmospheric Tide)

16
2. Pasang surut laut (Ocean Tide)
3. Pasang surut bumi (Boily Tide)

Pasang surut atmosfer adalah gerakan atmosfer bumi yang diakibatkan oleh
adanya aksi gravitasi dari matahari dan bulan atau benda langit lainnya. Gerakan
atmosfer akibat hal ini bias dideteksi dengan alat barometer yang mencatat perubahan
tekanan udara di muka laut. Pasang surut bumi adalah gangguan akibat gaya gravitasi
benda langit terhadap bagian bumi padat. Gangguan ini sangat kecil, sehingga hampir
tidak dapat dilihat secara jelas tapi untuk pengukuran dari ketinggian suatu tempat
dan penelitian geofisika lainnya gangguan ini harus diperhatikan.Tetapi karena uraian
yang kita bahas tentang pasang surut laut, maka untuk selanjutnya pasang surut
diartikan sebagai pasang surut laut.Tujuan dan kegunaan studi tentang pasang surut
terutama adalah untuk kepentingan ilmu (scientific interest); tujuan ini adalah tujuan
pertama sekali dari para ilmuwan dalam mempelajari gejala alam.Beberapa aplikasi
misalnya dalam navigasi, digunakan untukmemperkirakan tinggi muka air dan
kekuatan serta arah arusnya.

2.4.1 Mekanisme Pembentukan Pasut

Gaya yang menimbulkan pasut disebut gaya pembangkit pasut yang


merupakan resultan gaya sentrifugal dan gaya tarik benda langit (bulan dan matahari).
Revolusi bulan mengelilingi bumi menimbulkan gaya sentrifugal yang arahnya
menjauhi bulan dan besarnya sama setiap titik di permukaan bumi. Sebaliknya gaya
tarik bulan bergantung pada jarak dari titik-titik di permukaan bumi terhadap bulan.
Makin dekat jarak tersebut, makin besar gaya tarik bulan. Resultan gaya sentrifugal
dan gaya tarik bulan ini menghasilkan gaya pembangkit pasut yang bertanggung
jawab terhadap timbulnya pasut di laut (Gambar 9).

Matahari juga melakukan gaya tarik terhadap air laut meskipun massa
matahari jauh lebih besar daripada massa bulan, akan tetapi gaya tariknya lebih kecil
daripada gaya tarik bulan karena jarak matahari-bumi jauh lebih besar daripada jarak
bumi-bulan. Bila posisi bulan, bumi dan matahari terletak dalam satu garis, maka

17
gaya tarik bulan dan matahari masing-masing memberikan kontribusinya pada
pembentukan pasut. Posisi ini terjadi pada saat bulan baru dan pada saat bulan
purnama.Pasut yang terbentuk mempunyai tinggi yang maksimum dan dikenal
sebagai pasang purnama (spring tide). Sebaliknya bila posisi bumi-bulan arahnya
tegak lurus terhadap matahari, maka gaya tarik bulan dan gaya tarik matahari saling
mengurangi dan pasut yang timbul tingginya minimum dan dikenal sebagai pasang
perbani (neap tide) (DUXBURY et al, 1994). Posisi ini terjadi pada kuartir pertama
dan kuartir terakhir.Posisi bulan, bumi dan matahari saat terbentuknya pasang
purnama dan pasang perbani diperlihatkan pada Gambar 12.

Gambar 9. Mekanisme pembentukan pasut

18
Gambar 10. Posisi bulan, bumi dan matahari

Efek lain yang penting pada pembentukan pasut adalah efek deklinasi bulan
dan matahari. Efek deklinasi ini tampak pada tidak samanya tinggi pasut dalam satu
hari atau dikenal sebagai ketidaksamaan harian (Gambar 11).

Gambar 11. Ketidaksamaan harian pasut akibat deklinasi bulan

Umumnya pasut dapat diklasifikasikan dalam 4 tipe, yaitu pasut tunggal


murni (diurnal tides), pasut ganda campuran (semi diurnal tides), pasut campuran
tunggal (mixed predominantly diurnal tides) dan pasut campuran ganda (mixed
predominantly semidiurnal tides).Dalam pasut tunggal murni, terjadi satu kali pasang

19
dan satu kali surut dalam sehari sedangkan pada pasut ganda murni dua kali pasang
dan dua kali surut dalam sehari.Pada pasut campuran tunggal, umumnya pasang
maupun surut terjadi satu kali sehari; kadang-kadang sekali dalam sehari; kadang-
kadang dua kali sehari (pada saat pasang perbani).Pada pasut campuran ganda
umumnya pada saat pasang maupun surut terjadi dua kali sehari, kadang-kadang
sekali sehari (pada saat pasang perbani).

Di teluk dan estuari tertentu, pasut dapat menimbulkan arus pasut yang
kuat.Bila air dipaksa masuk melalui celah yang sempit, arus pasut bisa menjadi
sangat kuat.Gelombang pasut yang masuk teluk atau estuari dapat mengalami
resonansi yang efeknya memperbesar tinggi pasut.Sebagai contoh di Teluk Fundy di
Kanada, akibat dari resonansi tinggi pasut mencapai 15 meter (Matthias et al, 1994).

2.4.2 Permukaan Air Laut Rata-rata

Permukaan laut rata-rata (Mean Sea Level), yang disingkat MLR merupakan
permukaan air laut yang dianggap tidak dipengaruhi oleh keadaan pasang
surut.Permukaan tersebut umumnya digunakan sebagai referensi ketinggian titik-titik
di atas permukaan bumi.Kedudukan permukaan air laut rata-rata setiap saat berubah
sesuai dengan perubahan dari posisi benda-benda langit serta kerapatan (density) air
laut di tempat tersebut sebagai akibat perubahan suhu air, salinitas dan tekanan
atmosfer.Permukaan air laut rata-rata biasanya ditentukan melalui pengamatan terus-
menerus kedudukan air laut dalam setiap jam, hari, bulan dan tahun.Macam
kedudukan muka laut ratarata (MLR) disesuaikan dengan lamanya pengamatan yang
dipakai untuk menghitung kedudukannya, seperti muka laut rata-rata harian, bulanan
dan tahunan.Dalam survei hidrogafi, dikenal istilah MLR sementara dan sejati.MLR
sementara dibagi atas MLR sementara harian dan bulanan.MLR sementara harian
pada umumnya ditentukan melalui pengamatan kedudukan permukaan air laut setiap
jam selama satu hari, dari jam 00.00 sampai dengan jam 23.00 waktu setempat
sehingga diperoleh 24 harga hasil pengamatan.MLR harian ini juga senantiasa
dipengaruhi oleh cuaca.Untuk MLR bulanan ditentukan melalui nilai rata-rata MLR

20
harian untuk waktu sebulan.MLR sejati dikenal sebagai MLR tahunan dan besarnya
ditentukan dari MLR untuk satu tahun. Untuk mendapatkan MLR sejati harus
diadakan pengamatan kedudukan permukaan laut selama 18,19 tahun. MLR sejati
juga berubah dari tahun ke tahun walaupun perubahannya tidak terlalu besar.
Perubahan MLR tahunan antara lain disebabkan oleh kenaikan muka laut akibat
pemanasan global atau akibat naik atau turunnya daratan akibat aktivitas seismik.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air atau total
konsentrasi ion-ion terlarut dalam air yang dinyatakan dalam satuan permil (o /oo)
atau ppt (part per thousand) atau gram / liter. Faktor-faktor yang mempengaruhi
salinitas yaitu penguapan, curah hujan dan banyak sedikitnya sungai yang
bermuara di laut. Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke
tempat yang lain. Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang
bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam
keadaan sama sekali diam. Pasang surut adalah perubahan gerak relatif dari
materi suatu planet, bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi
gravitasi benda-benda angkasa di luar materi itu berada. Permukaan laut rata-rata
(Mean Sea Level), merupakan permukaan air laut yang dianggap tidak
dipengaruhi oleh keadaan pasang surut.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah diatas mengenai perairan
laut dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Azis, M. Furqon. 2006. Gerak Air Dilaut. Jakarta : Pusat Penelitian Oseanografi-
LIPI. http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxxi(4)9-21.pdf

Anomim. Modul Praktikum Oseanografi Umum – Salinitas 1. 1–6.


http://laboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/03-
Salinitas.pdf.

Anonim. 2012. BAB II. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.


http://eprints.umm.ac.id/40691/3/BAB%20II.pdf.

Hutabarat, Salaha dan Stewart. 2004. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press).

23

Anda mungkin juga menyukai