Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Sifat-Sifat Fisik Air Laut

Dosen Pembimbing :

Dian Sari Maisaroh S.Kel,M.Si

Disusun oleh :

Enggar Megan Addinia (H74217030)

Prodi Ilmu Kelautan


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik.

Makalah ini di susun dengan se maksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dlam proses pembuatan makalah ini.

Selain itu, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan daripada makalah yang saya
buat ini. Oleh karenanya, kami terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaiki makalah ini.

Saya berharap makalah yang saya susun ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
para pembacanya.

Surabaya, 17 Mei 2018

Enggar Megan Addinia

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ......................................................................................................... 2
2.1 Suhu,Salinitas,Densitas ......................................................................... 2
2.1.1 Suhu ................................................................................ 2
2.1.2 Salinitas ........................................................................... 2
2.1.3 Densitas ........................................................................... 3
2.2 Arus Laut .............................................................................................. 3
2.2.1 Arus Ekman .................................................................... 4
2.2.2 Arus Geostrotopik ........................................................... 4
2.3 Gelombang Laut.................................................................................... 4
2.3.1 Gelombang Sea ............................................................... 4
2.3.2 Gelombang Swell ............................................................ 4
2.3.3 Deformasi Gelombang .................................................... 5
2.3.4 Hubungan Angin dengan Gelombang ............................. 5
2.3.5 Wind Rose....................................................................... 5
2.4 Pasang Surut Air Laut ........................................................................... 6
Bab III Penutup ............................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 7
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 9

ii
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang


mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi
merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang
termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika
(physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology)
(Hutabarat, 1985).

Oseanografi fisika spesialis membahas sifat-sifat fisika yang ada dilaut.


Oseanografi kimia spesialis membahas proses aksi-reaksi antara molekul, unsur,
ataupun campuran dalam sistem samudra yang menyebabkan perubahan zat secar
reversibel dan ireversible. Oseanografi geologi spesialis membahas bagunan dasar
samudra yang berhubungan dengan struktur dan evolusi samudra. Oseanografi biologi
spesialis membahas sisi hayati demi mengungkap siklus kehidupan organisme yang
ada disamudra. (Prarikeslan,2016)

Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat
hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
mempengaruhi komponen lainnya. Sifat fisika dan kimia yang terbentuk bukan saja
mempengaruhi jenis dan komposisi flora dan fauna, tetapi dapat menentukan kelimpahan
suatu organisme. Melalui proses biologis, maka biota yang menempati lingkungan laut
tersebut akan banyak mengubah sifat fisika dan kimia air. Sebagai contoh kehadiran plankton
dalam jumlah banyak pada satu waktu akan mempengaruhi kejernihan dan komposisi kimia
air (Brahmana, 2001).

Pengaplikasian studi Oseanografi fisika dapat dilakukan dengan cara mengukur


pasang surut, ombak, arus, angin dan lain lain, sehingga dapat diperoleh gambaran dasar
tentang studi tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah,untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah oseanografi fisika.
2. Agar dapat memahami tentang sifat fisik air laut.

1
Bab II

Pembahasan

2.1 Suhu,Salinitas,Densitas
2.1.1 Suhu
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkan
oleh tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor.
Panas per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas
spesifik x temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo: 2015)

Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature) atau SPL (Suhu
Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika mengukur perbedaan suhu (delta),
maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K) dengan konversi:

K = 0C + 273.2

Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut
(Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi
udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).

2.1.2 Salinitas
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu,
pH, substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau
berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas
air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken,1992).

Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas : (Hutabarat, 1985).


1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya
tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah
itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut
itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan
tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin
sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.

2
2.1.3 Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-3). Densitas
air laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga tekanan air laut ρ sebagai
hasil dari kompresibilitas air. Temperatur, salinitas dengan densitas memiliki hubungan yang
sangat erat, dimana densitas akan meningkat jika salinitas bertambah atau suhu berkurang.
Akan tetapi, tidak selamanya densitas meningkat seiring dengan penurunan suhu, hal ini
karena adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk., 2014).

Diagram T-S :
Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan salinitas

Diagram T-S dibuat dari nilai temperatur dan nilai salinitas yang masing-masing
diplotkan di sumbu x dan sumbu y dalam koordinat cartessian atau secara terpisah dalam
kedalaman. Hasil plot dapat membentuk suatu kombinasi temperatur dan salinitas
(Napitu,2016).
Diagram temperatur-salinitas (T-S ) perairan penting untuk difahami karena
bermanfaat untuk mengetahui sumber massa air perairan setempat. Karakteristik diagram T-S
khususnya ditentukan olehperubahan pola horisontal dalam tiga lapisan, yaitu air hangat di
lapisan atas, air pertengahan, dan air dingin di laut bagian dalam.

2.2 Arus Laut


Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar
dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya
gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990 ). Ketika angin berhembus di laut, energi
yang ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam
pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang
kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan
semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan
air turbulen ( Supangat,2003 ).

3
2.2.1 Arus Ekman

Arus Ekman merupakan suatu kecepatan arus yang ditimbulkan oleh


pengaruh angin maksimum di permukaan dan berkurang secara
eksponensial ke arah lapisan dalam.

Ada 2 hal penting di model Ekman :

1. Arus permukaan arusnya tidak sama dengan arah angin permukaan tetapi
disimpangkan 45 ke arah kanan atau kiri angin.
2. Angin yang berembus di atas permukaan laut menimbulkan transpor massa
( Transpor Ekman ) yang arahnya tegak lurus arah angin.
(Prarikeslan,2016)

2.2.2 Arus Geostropik


Arus geostropik merupakan fenomena fiika laut yang mencakup sangat
luas, jadi susah jika ingin diteliti karena membutuhkan waktu yang lama
dan biaya yang mahal.

Penyebab arus geostropik :


1. Akibat Ekman
2. Terbentuknya air berdensitas rendah
3. Gaya coriolis
4. Gaya grafitasi (Helmi,2015)

2.3 Gelombang Laut


Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa gerak
longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh transmisi energi serta
waktu(momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui berbagai ragam bentuk materi(dalam
hal ini berbentuk partikel air laut. (Wibisono,M.S.,2011)
2.3.1 Gelombang Sea
Gelombang yang terjadi di daerah pembentukan (pembangkitan) disebut
gelombang Sea.
Gelombang Sea mempunyai ciri-ciri :
1. Spektrum energi gelombang dengan broad banded(sangat acak)
dengan puncak gelombang tajam
2. Panjang gelombang berkisar antara 10 s/d 20 kali tinggi
gelombang. (Kodoati et all,2010)

2.3.2 Gelombang Swell

Gelombang yang terbentuk setelah menjalar keluar dari daerah pembentukan


(pembangkitan) disebut gelombang swell.

4
Ciri-ciri gelombang swell :

1. Spektrum energi narrow banded ( band sempit)


2. Mendekati gelombang regular dengan tinggi berkisar 30 s/d 500
tinggi gelombang. (Kodoati et all,2010)

2.3.3 Deformasi Gelombang

Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan gelombang. Hal ini


disebabkan karena adanya proses pendangkalan(shallowing),refraksi
gelombang,refraksi gelombang dan gelombang pecah. Proses tersebut dapat
mengakibatkan perubahan pada tinggi gelombang,bisa bertambah bisa berkurang
sesuai dengan keadaan tempat. Refrraksi gelombang adalah proses berbeloknya arah
gelombang akibat perubahan kedalaman pada daerah yang dilewati gelombang
tersebut. (Sutirto et all,2014)

2.3.4 Hubungan Angin dengan Gelombang

Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari
kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa
rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang yang
terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesuai
dengan panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk dengan cara ini
umumnya mempunyai puncak yang kurang curam jika dibandingkan dengan tipe
gelombang yang dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah. Saat
angin mulai bertiup, tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya
cenderung berkembang dan meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan
berlangsung (Hutabarat dan Evans, 1984).

2.3.5 Wind Rose

Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang


bagaimana arah dan ketepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode
tertentu. Windrose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena dengan
jumlah data yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah diagram. Cara
untuk menampilkan data angin bervariasi. Beberapa penyajian menunjukkan
kelebihan daripada yang lain. Akhir- akhir ini jenis windrose baru disajikan,sehingga
kemampuannya bisa dipelajari. ( Crutcher,1956)

Cara menyusun Wind Rose :


1. Membuat tabel distributif relatif arah dan kecepatan angin. Dalam
membuat tabel ini diharuskan mencari banyaknya angin yang berhembus dari
tip mata angin sesuai dengan interval kelas yang ditentukan. Menentukan
kelas interval dengan cara sesuaikan kelas interval angin dengan kecepatan
angin.

5
2. Membuat diagram
Gambar diagram agar mengetahui arah dan beda besarnya kecepatan angin
antara kelas interval satu dan lainnya, sedangkan angin calm ditunjukkan
dalam bentuk persen di bagian indeks diagram (Fadholi,2012).

2.4 Pasang Surut Air Laut


Menurut Poerbandono dan Eka Djunasyah,2005 pasang surut (Ocean Tide) adlah
fenomena naik turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh
gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahri. Pengaruh gravitasi benda-benda
langit terhadap bumi tifak hanya menyebabkan pasang surut laut,tetapi juga dapt
mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) dan atmosfir (atmospheric tide). Pasut
merupakan gerak naik dan turunnya muka air laut dengan periode rata-rata 12, jam atau 24,8
jam. Fenomena lain yang berhubungan dengan pasut adalah arus pasut,yaitu gerak air menuju
dan meninggalkan pantai saat air pasang dan surut. (Poerbandono et all,2005)

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik
dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,bumi dan bulan. (pengaruh benda
angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh. ( de Titto,2009)

Gravitasi bulan merupakan pembangkit utama pasang surut,walaupun massa matahari


jauh lebih besar dibanding masa bulan,namun karena jarak bulan yang jauh lebih dekat ke
bumi diabnding matahari,matahari hanya memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap
pembangkitan pasut di bumi. Rasio massa bulan,bumi adalah sekitar 1,85 sedangkan rasio
masssa bulan,matahari adalah sekitar 1: 3,18 x 105 . Jarak rata-rata pusat massa bumi dengan
pasut massa matahari ± 98.830.000 mil,sedangkan rata-rata jarak pusat massa bumi dengan
pusat massa bulan ± 238.862 mil,akibatnya perbandingan gravitasi bulan dan
matahari(masing-masing terhadap bumi) dengan perbandingan 1 : 0,46 ( Poerbandono et
all,2005)

Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang
surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers
(1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :

1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu
kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut yang hampir sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi
khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan
mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah tentang sifat-sifat fisik air laut ini adalah :
1. Suhu adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan
organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas
metabolisme maupun perkembangbiakan diri organisme-organisme
tersebut.
2. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu
perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya,
misalnya perairan darat, laut dan payau.
3. Densitas air laut bergantung pada salinitas(s), temperatur (t), dan
tekanan (p).
4. Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara
suhu dan salinitas.
5. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal yang di dalamnya terdapat erus
ekman dan arus geostropik,
 Arus Ekman = merupakan suatu kecepatan arus yang
ditimbulkan oleh pengaruh angin maksimum di permukaan
dan berkurang secara eksponensial ke arah lapisan dalam.
 Arus Geostropik = Arus geostropik merupakan fenomena
fisika laut yang mencakup sangat luas, jadi susah jika ingin
diteliti karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya
yang mahal.
6. Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang
berupa gerak longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkan
oleh transmisi energi serta waktu(momentum) dalam artian impuls
vibrasi melalui berbagai ragam bentuk materi(dalam hal ini
berbentuk partikel air laut.
 Gelombang yang terjadi di daerah
pembentukan(pembangkitan) disebut gelombang Sea.
 Gelombang yang terbentuk setelah menjalar keluar dari
daerah pembentukan (pembangkitan) disebut gelombang
swell.
 Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan
gelombang. Hal ini disebabkan karena adanya proses
pendangkalan(shallowing),refraksi gelombang,refraksi
gelombang dan gelombang pecah.
 Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin
merupakan fungsi dari kecepatan angin, waktu dimana
angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa
rintangan.

7
 Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran
tentang bagaimana arah dan ketepatan angin
terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu.

7. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik


turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari,bumi dan bulan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, S & Evans, S. M. (1985). Pengantar oseanografi. Jakarta: UI-Press.

Prarikeslan, Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta:Kencana.

Brahmana. P. 2001. Ekologi Laut. Jakarta: Universitas Terbuka.

Purba, Noir P. dan Widodo S. Pranowo. 2015. Dinamika Oseanografi (Deskripsi


Karakteristik Massa Air dan Sirkulasi Air Laut). Sumedang: Unpad Press.

Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.
Jakarta

Jumiarti, A. Pratomo dan D. Apdillah. 2014. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu di
Perairan Teluk Riau Kota Tajung Pinang Provinsi Kepulauan Riau

Napitu, Ramsen. 2016. Identifikasi Karakteritik Massa Air Perairan Selat Bangka

Bagian Selatan. Maspari Journal. 8:91-100.

Gross, M. G. 1990. Oceanography: A View of the Earth. 5th Edition. Prentice Hall.
London.

Supangat, A., Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut
dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-97572-4-1.

Helmi, Muhammad. 2015. Arus Geostropik Permukaan Musiman Berdasarkan


Data Satelit Altimetri Tahun 2012 – 2013 di Samudra Hindia Bagian Timur. Jurnal
Oseanografi. 4:756-764.

Wibisono,M.S. 2011.Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta:Penerbit Universitas


Indonesia (UI-Press)

Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans, 1986, Pengantar Oseanografi, (Jakarta:


Universitas Indonesia Press), cet III.

Hutabarat, S. dan Evans, S. M. 1984. Pengantar Oseonografi. UI Press. Jakarta.

Crutcher, H.L., 1956, On The Standard Vector-Deviation Wind Rose, Bull. Am.
Meteorol. Soc., Vol. 14, 28-33.

Fadholi, Akhmad. 2012. Analisa Pola Angin Permukaan di Bandar Udara Depati
Amir Pangkalpinang Periode Januari 2000 – Desember 2001. Statistika. 12:19-28.

Poerbandono,Eka Djunansyah,Survei Hidrografi,2005

Derio de Titto,Jurnal Pasang Surut,2009

9
Dronkers, J.J. (1964), Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters. North-
Holland Publishing Company, Amsterdam.

Kodoati,Robert J.dkk.2010.Tata Ruang Air.Yogyakarta:CV Andi Offset ( penerbit


Andi)

Trisnoyuwono,Diarto.2014.Gelombang dan Arus Laut Lepas.Yogyakarta: Graha


Ilmu.

10

Anda mungkin juga menyukai