Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik.
Makalah ini di susun dengan se maksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dlam proses pembuatan makalah ini.
Selain itu, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan daripada makalah yang saya
buat ini. Oleh karenanya, kami terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaiki makalah ini.
Saya berharap makalah yang saya susun ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
para pembacanya.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ......................................................................................................... 2
2.1 Suhu,Salinitas,Densitas ......................................................................... 2
2.1.1 Suhu ................................................................................ 2
2.1.2 Salinitas ........................................................................... 2
2.1.3 Densitas ........................................................................... 3
2.2 Arus Laut .............................................................................................. 3
2.2.1 Arus Ekman .................................................................... 4
2.2.2 Arus Geostrotopik ........................................................... 4
2.3 Gelombang Laut.................................................................................... 4
2.3.1 Gelombang Sea ............................................................... 4
2.3.2 Gelombang Swell ............................................................ 4
2.3.3 Deformasi Gelombang .................................................... 5
2.3.4 Hubungan Angin dengan Gelombang ............................. 5
2.3.5 Wind Rose....................................................................... 5
2.4 Pasang Surut Air Laut ........................................................................... 6
Bab III Penutup ............................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 7
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 9
ii
Bab I
Pendahuluan
Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat
hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
mempengaruhi komponen lainnya. Sifat fisika dan kimia yang terbentuk bukan saja
mempengaruhi jenis dan komposisi flora dan fauna, tetapi dapat menentukan kelimpahan
suatu organisme. Melalui proses biologis, maka biota yang menempati lingkungan laut
tersebut akan banyak mengubah sifat fisika dan kimia air. Sebagai contoh kehadiran plankton
dalam jumlah banyak pada satu waktu akan mempengaruhi kejernihan dan komposisi kimia
air (Brahmana, 2001).
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah,untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah oseanografi fisika.
2. Agar dapat memahami tentang sifat fisik air laut.
1
Bab II
Pembahasan
2.1 Suhu,Salinitas,Densitas
2.1.1 Suhu
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkan
oleh tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor.
Panas per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas
spesifik x temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature) atau SPL (Suhu
Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika mengukur perbedaan suhu (delta),
maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K) dengan konversi:
K = 0C + 273.2
Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut
(Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi
udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).
2.1.2 Salinitas
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu,
pH, substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau
berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas
air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken,1992).
2
2.1.3 Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume (g cm-3). Densitas
air laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga tekanan air laut ρ sebagai
hasil dari kompresibilitas air. Temperatur, salinitas dengan densitas memiliki hubungan yang
sangat erat, dimana densitas akan meningkat jika salinitas bertambah atau suhu berkurang.
Akan tetapi, tidak selamanya densitas meningkat seiring dengan penurunan suhu, hal ini
karena adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk., 2014).
Diagram T-S :
Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan salinitas
Diagram T-S dibuat dari nilai temperatur dan nilai salinitas yang masing-masing
diplotkan di sumbu x dan sumbu y dalam koordinat cartessian atau secara terpisah dalam
kedalaman. Hasil plot dapat membentuk suatu kombinasi temperatur dan salinitas
(Napitu,2016).
Diagram temperatur-salinitas (T-S ) perairan penting untuk difahami karena
bermanfaat untuk mengetahui sumber massa air perairan setempat. Karakteristik diagram T-S
khususnya ditentukan olehperubahan pola horisontal dalam tiga lapisan, yaitu air hangat di
lapisan atas, air pertengahan, dan air dingin di laut bagian dalam.
3
2.2.1 Arus Ekman
1. Arus permukaan arusnya tidak sama dengan arah angin permukaan tetapi
disimpangkan 45 ke arah kanan atau kiri angin.
2. Angin yang berembus di atas permukaan laut menimbulkan transpor massa
( Transpor Ekman ) yang arahnya tegak lurus arah angin.
(Prarikeslan,2016)
4
Ciri-ciri gelombang swell :
Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari
kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa
rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang yang
terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesuai
dengan panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk dengan cara ini
umumnya mempunyai puncak yang kurang curam jika dibandingkan dengan tipe
gelombang yang dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah. Saat
angin mulai bertiup, tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya
cenderung berkembang dan meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan
berlangsung (Hutabarat dan Evans, 1984).
5
2. Membuat diagram
Gambar diagram agar mengetahui arah dan beda besarnya kecepatan angin
antara kelas interval satu dan lainnya, sedangkan angin calm ditunjukkan
dalam bentuk persen di bagian indeks diagram (Fadholi,2012).
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik
dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,bumi dan bulan. (pengaruh benda
angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh. ( de Titto,2009)
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang
surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers
(1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu
kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut yang hampir sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi
khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan
mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah tentang sifat-sifat fisik air laut ini adalah :
1. Suhu adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan
organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas
metabolisme maupun perkembangbiakan diri organisme-organisme
tersebut.
2. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu
perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya,
misalnya perairan darat, laut dan payau.
3. Densitas air laut bergantung pada salinitas(s), temperatur (t), dan
tekanan (p).
4. Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara
suhu dan salinitas.
5. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal yang di dalamnya terdapat erus
ekman dan arus geostropik,
Arus Ekman = merupakan suatu kecepatan arus yang
ditimbulkan oleh pengaruh angin maksimum di permukaan
dan berkurang secara eksponensial ke arah lapisan dalam.
Arus Geostropik = Arus geostropik merupakan fenomena
fisika laut yang mencakup sangat luas, jadi susah jika ingin
diteliti karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya
yang mahal.
6. Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang
berupa gerak longitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkan
oleh transmisi energi serta waktu(momentum) dalam artian impuls
vibrasi melalui berbagai ragam bentuk materi(dalam hal ini
berbentuk partikel air laut.
Gelombang yang terjadi di daerah
pembentukan(pembangkitan) disebut gelombang Sea.
Gelombang yang terbentuk setelah menjalar keluar dari
daerah pembentukan (pembangkitan) disebut gelombang
swell.
Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan
gelombang. Hal ini disebabkan karena adanya proses
pendangkalan(shallowing),refraksi gelombang,refraksi
gelombang dan gelombang pecah.
Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin
merupakan fungsi dari kecepatan angin, waktu dimana
angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa
rintangan.
7
Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran
tentang bagaimana arah dan ketepatan angin
terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu.
8
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.
Jakarta
Jumiarti, A. Pratomo dan D. Apdillah. 2014. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu di
Perairan Teluk Riau Kota Tajung Pinang Provinsi Kepulauan Riau
Napitu, Ramsen. 2016. Identifikasi Karakteritik Massa Air Perairan Selat Bangka
Gross, M. G. 1990. Oceanography: A View of the Earth. 5th Edition. Prentice Hall.
London.
Supangat, A., Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut
dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-97572-4-1.
Crutcher, H.L., 1956, On The Standard Vector-Deviation Wind Rose, Bull. Am.
Meteorol. Soc., Vol. 14, 28-33.
Fadholi, Akhmad. 2012. Analisa Pola Angin Permukaan di Bandar Udara Depati
Amir Pangkalpinang Periode Januari 2000 – Desember 2001. Statistika. 12:19-28.
9
Dronkers, J.J. (1964), Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters. North-
Holland Publishing Company, Amsterdam.
10