Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

OSEANOGRAFI FISIS

SIFAT AIR LAUT

Dosen Pengampu : Dolfie Paulus Pandara S.Pd, M.Si

Disusun Oleh :

Khairussyifa Pakuna

20101104002

FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2021
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah diberikan
kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan topic Sifat Air
Laut.

Makalah ini dibuat untuk memudahkan dalam proses pembelajaran baik


penyusun maupun pembaca itu sendiri, selain itu dapat membuat Ilmu
Pengetahuan kita bertambah, khususnya dalam Mata Kuliah Oseanografi Fisis.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penyusun berharap sekiranya


makalah ini bermanfaat untuk kedepannya, walaupun banyak terdapat kekurangan
di dalamnya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran. Terima Kasih.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
Bab. I Pendahuluan............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
Bab.II Pembahasan............................................................................................................2
A. Properti Air Laut....................................................................................................2
B. Sifat Kimia Air laut................................................................................................3
1. Kadar Garam......................................................................................................3
2. Air (H2O)............................................................................................................5
C. Sifat Fisik Air Laut.................................................................................................8
1. Suhu atau Temperatur........................................................................................9
2. Salinitas............................................................................................................10
3. Densitas atau Massa jenis air............................................................................11
4. Tekanan............................................................................................................11
5. Warna...............................................................................................................13
Bab. III Penutupan...........................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
Daftar Pustaka..................................................................................................................16

ii
Bab. I Pendahuluan

A. Latar Belakang
Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem terdapat
hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat
mempengaruhi komponen lainnya. Sifat fisika dan kimia yang terbentuk bukan saja
mempengaruhi jenis dan komposisi flora dan fauna, tetapi dapat menentukan kelimpahan
suatu organisme. Melalui proses biologis, maka biota yang menempati lingkungan laut
tersebut akan banyak mengubah sifat fisika dan kimia air.

Air merupakan senyawa kimia yang paling berlimpah di alam jumlah air yang
terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun air mengalami pergerakan arus,
tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga mengalami perubahan bentuk. Sirkulasi dan
perubahan bentuk tersebut antara lain melalui air permukaan yang berubah menjadi uap
(evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh tanaman (transpirasi) dan air yang
mengikuti sirkulasi dalam tubuh manusia dan hewan (respirasi).

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik


dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air
laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas
menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat
(viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua
sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar
listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Oseanografi Fisis
2. Untuk mengetahui properti dari air laut
3. Untuk mengetahui sifat kimia dan sifat fisis dari air laut

1
Bab.II Pembahasan

A. Properti Air Laut

Temperatur dan salinitas merupakan 2 properti air laut yang terpenting, karena
keduanya mempengaruhi densitas yang merupakan faktor utama yang membangkitkan
pergerakan vertical air laut. Salinitas air laut umumnya bervariasi antara 33 sampai 38‰,
dengan rata-rata sekitar 35‰. Salinitas 35‰ setara dengan ukuran sekitar 3,5%, atau 35 g
garam pada total 1 kg air laut. Lebih dari 90% garam terlarut pada air laut berasal dari
enam (6) elemen utama, ialah: chlorin (Cl-), sodium (Na+), magnesium (Mg2+), sulfur
(SO4 2-), calcium (Ca2+) dan potassium (K+). Dua elemen penting lainnya ialah: bikarbonat
(HCO3-) dan bromin (Br-).

Air murni dibentuk oleh persenyawaan 2 atim Hydrogen (H) dan 1 atom Oksigen
(O) membentuk H2O. Berdasarkan kandungan total zat terlarut (Total Dissolved Solid =
TDS), air murni tidak mengangdung TDS. Air murni tidak mempuyai kandungan garam
(Salinitas) seperti pada air laut. Titik beku atau kerapatan maksimum air murni terjadi
pada suhu 4°C lebih tinggi dari pada air laut. Dengan kata lain, Air murni lebih cepat
membeku dari pada air laut. Selain itu, Larutan air laut adalah larutan ionik, yang artinya
butuh kerja keras untuk mengubah larutan ini menjadi bentu baru (Ikatan Na dan Cl
adalah ikatan yang lebih kuat disbanding Hidrogen dan Oksigen.

Titik didih air murni adalah 100 0C sedangkan pada air laut lebih dari 100 0C,
misalnya pada suhu 105 0C – 120 0C. Perbedaan ini terjadi karena konsentrasi larutan.
Semakin pekat, maka akan semakin tinggi titik didihnya dan semakin rendah titik
bekunya. . Selain itu, Larutan air laut adalah larutan ionik, yang artinya butuh kerja keras
untuk mengubah larutan ini menjadi bentu baru (Ikatan Na dan Cl adalah ikatan yang
lebih kuat disbanding Hidrogen dan Oksigen.

Faktor lainnya, larutan air laut adalah larutan elektrolit. karena air laut massa
jenisnya lebih tinggi dari air murni. Karena air laut mengandung garam sehingga lebih
jenuh daripada air murni. Intinya titik didih air itu dipengaruhi tekanan udara dan

2
kemurnian. Titik didih 100 derajat Celcius hanya terjadi bagi air murni pada tekanan 1
atm. Air yang tidak murni (misal air garam, dll) akan mendidih pada suhu yang lebih
tinggi.

Perbedaan lain antara air laut dan air murni adalah keketalan (viskositas). Air laut
lebih tinggi nilai viskositasnya jika dibandingkan dengan air murni. Dan tekanan uap air
laut lebih kecil daripada tekanan uap air murni.

B. Sifat Kimia Air laut


Air laut merupakan campuran antara berbagai garam dan air. Sebagian besar air di
laut berasal dari kondensasi awal saat Bumi mulai terbentuk dan mendingin. Air ini
dilepaskan dari litosfer saat kerak Bumi mengeras. Penambahan massa air laut juga
terjadi karena kegiatan vulkanisme dan tektonisme. Sebagian besar unsur kimia terlarut
yang ditemukan di laut berasal dari semua daratan di Bumi. Bahan kimia ini dihasilkan
dari batuan di benua yang melapuk kemudian dibawa ke laut oleh aliran sungai. Seiring
waktu, konsentrasi bahan kimia ini meningkat sampai mencapai titik kesetimbangan.
Kesetimbangan ini terjadi saat air di lautan tidak dapat melarutkan apapun lagi.

1. Kadar Garam
Mula-mula diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang menyebabkan air laut asin
berasal dari darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke laut, entah itu
dari pengikisan batu-batuan darat, dari tanah longsor, dari air hujan atau dari gejala
alam lainnya, yang terbawa oleh air sungai ke laut. Jika hal ini benar tentunya susunan
kimiawi air sungai tidak akan berbeda dengan susunan kimiawi air laut.

Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui
proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke
permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan
bersama-sama garam-garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang
tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang
masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin.

Zat-zat yang terlarut yang membentuk garam, yang kadarnya diukur dengan
istilah salinitas dapat dibagi menjadi empat kelompok, yakni:

o Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg.

3
o Gas terlarut : CO2, N2, dan O2.
o Unsur Hara : Si, N, dan P.
o Unsur Runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg.

Konstituen utama merupakan 99,7% dari seluruh zat terlarut dalam air laut,
sedangkan sisanya 0,3% terdiri dari ketiga kelompok zat lainnya. Akan tetapi
meskipun kelompok zat terakhir ini sangat kecil persentasenya, mereka banyak
menentukan kehidupan di laut. Sebaliknya kepekatan zat-zat ini banyak ditentukan
oleh aktivitas kehidupan di laut.

Hanya enam unsur dan senyawa yang menyusun 99% air laut yaitu klorida
(Cl-) sebanyak 55.04 %, natrium (Na+) sebanyak 30.61 %, sulfat (SO42-) sebanyak
7.68 %, magnesium (Mg2+) sebanyak 3.69 %, kalsium (Ca2+) sebanyak 1.16 %, dan
kalium (K+) sebanyak 1.10 %, dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat,
bromide, asam borak, strontium dan florida. Kelimpahan semua elemen garam-
garaman di laut adalah konstan. Hanya pemasukkan air dari darat dan evaporasi yang
menyebabkan sedikit perbedaan kadar garam di laut.

Salinitas Air Berdasarkan Persentase Garam Terlarut

Air Tawar Air Payau Air Saline Brine

< 0.05 % 0.05 – 3 % 3–5% >5%

4
Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang
berasal dari organisme hidup, dan gas-gas yang terlarut. Garam-garaman utama yang
terdapat dalam air laut adalah klorida (55,04%), natrium (30,61%), sulfat (7,68%),
magnesium (3.69%), kalsium (1,16%), kalium (1,10%) dan sisanya (kurang dari 1%)
teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber
utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik
dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti:


densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas,
daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang
sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik
(konduktivitas) dan tekanan osmosis.

Kandungan garam mempunyai pengaruh pada sifat-sifat air laut. Karena


mengandung garam, titik beku air laut menjadi lebih rendah daripada 0 0C (air laut
yang bersalinitas 35 %o titik bekunya -1,9 0C), sementara kerapatannya meningkat
sampai titik beku (kerapatan maksimum air murni terjadi pada suhu 4 0C). Sifat ini
sangat penting sebagai penggerak pertukaran massa air panas dan dingin,
memungkinkan air permukaan yang dingin terbentuk dan tenggelam ke dasar
sementara air dengan suhu yang lebih hangat akan terangkat ke atas. Sedangkan titik
beku dibawah 00 C memungkinkan kolom air laut tidak membeku. Sifat air laut yang
dipengaruhi langsung oleh salinitas adalah konduktivitas dan tekanan osmosis.

Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan


bahwa halida-halida terutama klorida adalah anion yang paling banyak dari elemen-
elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen
tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira
sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan.

5
Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan
didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap “Copenhagen water”,
air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer
meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis):
rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak
memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram
garam per liter larutan.

2. Air (H2O)
Air dengan rumus kimia H2O adalah suatu zat kimia berupa oksida hidrogen,
yang merupakan produk dari reaksi antara unsur hidrogen dengan unsur oksigen :

2H2 (gas) + O2 (gas) → 2H2O (larutan)

Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan
kerapatan 1,0 g/cm3 pada suhu 4°C. Ukuran satu molekul air sangat kecil, umumnya
bergaris tengah sekitar 3 A (0,3 nm atau 3x10-8 cm). Wujud air dapat berupa cairan,
gas (uap air) dan padatan (es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah,
karena di dalamnya terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

2H2O ⇄ H3O+ + OH-

Di samping komposisinya yang sederhana, air juga memiliki sifat-sifat kimia


yang tergolong unik. Keunikan ini terjadi sebagai akibat dari adanya ikatan hidrogen
yang terjadi antar molekul-molekul air. Ikatan hidrogen dalam molekul air terjadi
karena adanya sifat polar dalam air, sehingga tempat kedudukan atom hidrogen yang
positif akan menarik tempat kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air lainnya.

6
Ikatan hidrogen terjadi dalam beberapa senyawa hidrogen, dimana atom hidrogen
menjembatani dua atom yang cenderung menarik elektron lebih besar
(keelektronegatifan). Ikatan hidrogen ini sifatnya lebih lemah dibandingkan dengan
ikatan kovalen. Namun demikian, ikatan hidrogen antara dua molekul air yang
berdekatan dan sifat terpolarisasi molekul air inilah yang berperan terhadap sifat-sifat
kimia dan fisik air yang unik itu terjadi (WHITFIELD, 1975). Molekul-molekul
dalam air dan es mempunyai banyak ikatan hidrogen dengan sesamanya.

Es yang merupakan wujud air dalam bentuk padat, terdiri dari jaringan terbuka
dari molekul-molekul H2O yang terikat oleh ikatan hidrogen. Jaringan es ini sangat
terbuka, sehingga jika es meleleh, maka ikatan-ikatan hidrogen itu putus dengan
menghasilkan air yang kerapatannya lebih besar dari es. Jika suhu air bertambah,
maka kerapatannya akan bertambah karena strukturnya lebih rapat sebagai akibat
terjadinya pemutusan ikatan hidrogen. Pada waktu yang bersamaan kerapatannya
berkurang karena cairan memuai. Pada suhu 4°C kedua pengaruh yang saling
berlawanan itu seimbang dan memiliki kerapatan tertinggi yaitu 1 gram/cm3. Di atas
suhu 4°C pemuaian termal itu lebih menonjol dan kerapatan air berkurang.

Kepadatan air laut di permukaan laut bervariasi dari 1.020 - 1.029 kg/m3.
Kepadatan tertinggi ada di dasar laut karena terbebani air laut di permukaan. Di
bagian terdalam samudera, kerapatan air laut bisa mencapai 1.050 kg/m3. Air laut
membeku pada suhu yang sedikit lebih dingin dari air tawar yaitu 0,0°C. Suhu air
beku juga bervariasi dengan konsentrasi garam. Semakin banyak garam maka suhu
akan semakin dingin.

7
Pada level salintas 35 ppt, air laut membeku di suhu -1,9°C Es di laut biasanya
mengandung garam lebih sedikit daripada air laut. Sebagian besar garam yang
ditemukan di air laut cair dipaksa keluar saat pembekuan terjadi. Hal ini dikarenakan
molekul garam tidak sesuai dengan molekul air beku yang teratur. Karena perbedaan
densitas antara es dan air laut maka es mengapung di permukaan laut.
Air laut juga mengandung sejumlah kecil gas terlarut. Banyak gas ini
ditambahkan ke air laut dari atmosfer melalui pengadukan konstan permukaan laut
oleh angin dan ombak. Konsentrasi gas yang dilarutkan dalam air laut dari atmosfer
ditentukan oleh suhu dan salinitas. Meningkatnya suhu dan salinitas mengurangi
jumlah gas yang larut dalam air laut. Beberapa gas atmosfer penting yang ditemukan
di air laut meliputi: Nitrogen (N), Oksigen (O), Karbondioksida (CO 2), Argon (Ar),
Helium (He) dan Neon (Ne). Dibandingkan dengan gas atmosfer lain, jumlah
karbondioksida(CO2) yang dilarutkan dalam air laut jenuh sangat besar. Beberapa gas
yang ditemukan di dalam air laut juga terlibat dalam proses organik dan anorganik
samudera yang secara tidak langsung terkait dengan atmosfer.

C. Sifat Fisik Air Laut


Banyak karakteristik unik dari laut dapat dianggap berasal dari sifat diri air. Terdiri
dari dua muatan positif dan satu ion hidrogen bermuatan negative ion oksigen, air diatur
sebagai molekul polar memiliki sisi positif dan negatif. Polaritas molekul ini
menyebabkan tinggi dielektrik air konstan (kemampuan untuk menahan atau
menyeimbangkan Medan listrik). Air mampu melarutkan banyak hal zat karena molekul
air polar disejajarkan untuk melindungi setiap ion, menahan rekombinasi ion. Karakter
laut yang asin adalah karena banyaknya ion terlarut.

Sifat polar dari molekul air menyebabkannya membentuk rantai seperti polimer
hingga delapan molekul. Sekitar 90% dari molekul air ditemukan di rantai ini. Energi
dibutuhkan untuk menghasilkan rantai ini, terkait dengan kapasitas panas air. Air
memiliki kapasitas panas tertinggi dari semua cairan kecuali amonia. Kapasitas panas
tinggi ini adalah alasan utama laut begitu penting bagi sistem iklim dunia. Berbeda
dengan tanah dan atmosfer, lautan menyimpan sejumlah besar energi panas yang
diterimanya dari matahari. Panas ini dibawa oleh arus laut, mengekspor atau mengimpor
panas ke berbagai daerah.

8
Saat air laut dipanaskan, aktivitas molekuler meningkat dan ekspansi termal terjadi,
mengurangi kepadatan. Di air tawar, sebagai suhu meningkat dari titik beku hingga
sekitar4°C, energi panas yang ditambahkan membentuk molekul rantai yang
keselarasannya menyebabkan air mengalir menyusut, meningkatkan kepadatan. Seperti
suhu meningkat di atas titik ini, rantai putus turun dan ekspansi termal mengambil alih;
ini menjelaskan mengapa air tawar memiliki kepadatan yang maksimal pada sekitar 4°C
bukan pada titik bekunya. Di air laut, efek molekuler ini digabungkan dengan pengaruh
garam, yang menghambat pembentukan rantai. Untuk kisaran normal salinitas di laut,
kepadatan maksimum terjadi pada titik beku, yang tertekan jauh di bawah 0°C (Gambar).

Air memiliki panas penguapan (atau panas penguapan) dan fusi panas yang sangat
tinggi. Kalor penguapan adalah jumlahnya energi yang dibutuhkan untuk mengubah air
dari cairan ke gas; panas fusi adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah air
dari padatan menjadi cairan. Kuantitas ini relevan untuk iklim kita saat air berubah bentuk
dari cairan di lautan menjadi uap air di atmosfer dan es di garis lintang kutub. Energi
panas yang terlibat dalam perubahan keadaan ini merupakan faktor penyebabnya cuaca
dan dalam sistem iklim global.

Sifat fisik air laut adalah sifat air laut yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah
komposisi ataupun susunan zat tersebut. Sifat Fisik air laut meliputi:

1. Suhu atau Temperatur


Salah satu ciri fisik terpenting air laut adalah suhunya. Suhu adalah salah satu
parameter laut pertama diukur dan tetap paling luas untuk diamati. Di sebagian besar
lautan, suhu adalah penentu utama kepadatan. ). Di bagian atas laut lintang tengah

9
(antara permukaan dan 500 m), suhu adalah parameter utama yang menentukan suara
kecepatan.
Suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkan oleh tumbukan
antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan panas/kalor. Panas
per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q = densitas x panas
spesifik x temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo: 2015)
Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature) atau
SPL (Suhu Permukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (°C). Jika mengukur
perbedaan suhu (delta), maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K) dengan
konversi:

K = °C + 273

Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari
permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca,
kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).

2. Salinitas
Sumber dominan garam di lautan adalah limpasan sungai dari pelapukan
benua. Pelapukan terjadi sangat lambat selama jutaan tahun, dan kemudian
dibubarkan elemen menjadi terdistribusi secara merata di laut sebagai hasil
pencampuran. (Total waktu untuk air untuk bersirkulasi melalui lautan adalah, ribuan
tahun, yang jauh lebih singkat dari waktu pelapukan geologi.) Namun, ada perbedaan
yang signifikan dalam konsentrasi total garam terlarut dari satu tempat ke tempat lain.
Perbedaan ini diakibatkan oleh penguapan dan dari pengenceran oleh air tawar dari
hujan dan sungai limpasan. Proses penguapan dan pengenceran hanya terjadi di
permukaan laut.
Salinitas awalnya didefinisikan sebagai massa dalam gram bahan padat dalam
satu kilogram air laut setelah menguapkan airnya; ini adalah salinitas absolut seperti
yang dijelaskan dalam Millero dkk. (2008). Misalnya salinitas rata-rata air laut adalah
sekitar 35 gram garam per kilogram air laut (g / kg), ditulis “S = 35 ‰ atau sebagai “S
= 35 ppt” dan dibaca sebagai "Tiga puluh lima bagian per seribu."
Karena penguapan pengukuran tidak praktis, ini definisi dengan cepat
digantikan dalam praktiknya. Di akhir tahun 1800-an, Forch, Knudsen, dan Sorensen
(1902) memperkenalkan definisi yang lebih berbasis kimiawi: “Salinitas adalah

10
jumlah total zat padat bahan dalam gram terkandung dalam satu kilogram air laut saat
semua karbonat telah diubah menjadi oksida, brom dan yodium diganti dengan klorin,
dan semua bahan organic benar-benar teroksidasi. "
Penentuan kimiawi salinitas ini juga sulit dilakukan secara rutin. Metode
digunakan di sebagian besar abad kedua puluh adalah untuk menentukan jumlah ion
klorin (ditambah ekuivalen klorin dari bromin dan yodium) disebut klorinitas, dengan
titrasi dengan perak nitrat, dan kemudian menghitung salinitas dengan hubungan
berdasarkan rasio terukur dari klorinitas terhadap total zat terlarut.
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu,
pH, substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan,
penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu
perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat,
laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar
0,5-5‰. Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas :
1) Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air
lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2) Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas
air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun
salinitas akan tinggi.
3) Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai
yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan
sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya
akan tinggi.

3. Densitas atau Massa jenis air


Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajar
dinamika laut. Karena densitas menunujukkan kedalaman dimana bidang akan
mengendap dalam kesetimbangan air, distribusi masa jenis juga terkait dengan
sirkulasi lautan berskala besar melalui hubungan geostropik/angin termal.
Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa per satuan volume dan dinyatakan
dalam kilogram per meter kubik (kg/m3). Densitas air laut tergantung pada suhu (t)
dan salinitas (s) sampel dan juga tekanan air laut ρ sebagai hasil dari kompresibilitas
air. Temperatur, salinitas dengan densitas memiliki hubungan yang sangat erat,

11
dimana densitas akan meningkat jika salinitas bertambah atau suhu berkurang. Akan
tetapi, tidak selamanya densitas meningkat seiring dengan penurunan suhu, hal in
karena adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk., 2014).

4. Tekanan
Tekanan adalah gaya normal per satuan luas diberikan oleh air (atau udara di
atmosfer) pada kedua unit sisi luas. Satuan gaya adalah (panjang massa / waktu 2).
Satuan tekanan adalah (gaya / panjang2) atau (massa / [panjang waktu2]). Satuan
tekanan dalam sentimeter-gram-sekon (cgs) adalah dynes / cm 2 dan dalam meter-
kilogram-sekon (mks) mereka adalah Newton/ m2. Unit khusus untuk tekanan adalah
Pascal, dimana 1 Pa = 1 N/m2. Tekanan atmosfer biasanya diukur menggunakan bar di
mana 1 bar = 106 dynes / cm2 = 105 Pa. Tekanan laut biasanya dilaporkan dalam
desibar dimana 1 dbar = 0,1 bar = 105 dyne / cm2 = 104 Pa.
Gaya akibat tekanan muncul saat ada perbedaan tekanan antara dua titik. Gaya
diarahkan dari tekanan tinggi ke rendah. Oleh karena itu dapat dikatakan gaya
berorientasi "ke bawah tekanan gradien "karena gradien diarahkan dari tekanan
rendah ke tinggi. Di laut, gaya gravitasi ke bawah sebagian besar seimbang oleh gaya
gradien tekanan ke atas; itu adalah, air tidak melaju ke bawah. Sebaliknya, itu dicegah
agar tidak roboh ke atas gaya gradien tekanan. Karena itu tekanan meningkat dengan
bertambahnya kedalaman. Keseimbangan gaya gravitasi ke bawah dan tekanan ke
atas gaya gradien, tanpa gerak, disebut keseimbangan hidrostatis.

Tekanan pada kedalaman tertentu bergantung pada massa air yang berada di
atas kedalaman tersebut perubahan 1 dbar terjadi karena perubahan kedalaman sedikit

12
kurang dari 1 m (Gambar dan Tabel). Tekanan di laut bervariasi dari dekat nol
(permukaan) hingga 10.000 dbar (terdalam). Tekanan biasanya diukur dalam
hubungannya dengan sifat air laut yang lain yang seperti suhu, salinitas, dan
kecepatan arus.

Gradien tekanan horizontal menggerakkan horizontal mengalir di lautan.


Untuk skala besar arus (skala horizontal lebih dari satu kilometer), aliran horizontal
jauh lebih kuat dari arus vertikal terkait dan biasanya geostropik. Garis horizontal
perbedaan tekanan yang menggerakkan lautan arus berada di urutan satu decibar
berakhir ratusan atau ribuan kilometer. Ini adalah jauh lebih kecil dari tekanan vertical
gradien, tetapi yang terakhir diimbangi dengan ke bawah gaya gravitasi dan tidak
mendorong aliran. Variasi horizontal dalam distribusi massa buat variasi horizontal
dalam tekanan masuk laut. Tekanannya lebih besar di mana kolom air di atas
kedalaman tertentu lebih berat baik karena kepadatannya lebih tinggi atau karena itu
lebih tebal atau keduanya.
Tekanan biasanya diukur dengan elektronik instrumen yang disebut
transduser. Ketepatan dan ketepatan pengukuran tekanan cukup tinggi dibandingkan
properti lain seperti suhu, salinitas, kecepatan arus, dan sebagainya sebagainya dapat
ditampilkan sebagai fungsi tekanan. Namun, akurasinya, sekitar 3 dbar pada
kedalamannya tidak cukup untuk mengukur tekanan horizontal gradien. Oleh karena
itu metode lain, seperti metode geostropik, atau pengukuran kecepatan langsung,
harus digunakan untuk menentukan yang sebenarnya mengalir.

5. Warna
Warna air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan
sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari
yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan
dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis
tumbuhan itu mencapai 200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15 – 40
meter. Laut yang jernih merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya terumbu
karang dari cangkang binatang koral. Air laut juga menampakan warna yang berbeda-
beda tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada. Ada beberapa
warna-warna air laut :

13
a. Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang
bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
b. Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai
kuning di Cina.
c. Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang
memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah
besar.
d. Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara
dan selatan.
e. Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor
seperti di laut ambon.
f. Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam
g. Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang
terapung-apung.

14
Bab. III Penutupan

A. Kesimpulan
Air merupakan senyawa kimia yang paling berlimpah di alam jumlah air yang
terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun air mengalami pergerakan arus,
tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga mengalami perubahan bentuk. Sirkulasi dan
perubahan bentuk tersebut antara lain melalui air permukaan yang berubah menjadi uap
(evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh tanaman (transpirasi) dan air yang
mengikuti sirkulasi dalam tubuh manusia dan hewan (respirasi).

Air murni tidak mempuyai kandungan garam (Salinitas) seperti pada air laut.
Perbandingan antara air murni dan air laut dapat dilihat pada kenaikan titik didih dan juga
penurunan ttitk beku serta nilai pH yang ada pada air murni dan air laut.

Air laut merupakan campuran antara berbagai garam dan air. Sebagian besar air di
laut berasal dari kondensasi awal saat Bumi mulai terbentuk dan mendingin. Air ini
dilepaskan dari litosfer saat kerak Bumi mengeras. Hanya enam unsur dan senyawa yang
menyusun 99% air laut yaitu klorida (Cl-) sebanyak 55.04 %, natrium (Na+) sebanyak
30.61 %, sulfat (SO42-) sebanyak 7.68 %, magnesium (Mg2+) sebanyak 3.69 %, kalsium
(Ca2+) sebanyak 1.16 %, dan kalium (K+) sebanyak 1.10 %, dan sisanya (kurang dari 1%)
terdiri dari bikarbonat, bromide, asam borak, strontium dan florida.

Sifat fisik air laut merupakan sifat air laut yang dapat diukur dan diteliti tanpa
mengubah komposisi ataupun susunan zat tersebut. Sifat Fisik air laut meliputi, Suhu,
Salinitas, Densitas, Temperatur dan Warna.

15
Daftar Pustaka

https://drive.google.com/drive/folders/1b9WbGLw9L2ZVCrO0h5ywiFgNqypgl7XI?
usp=sharing

http://geoenviron.blogspot.com/2012/04/sifat-fisik-air-laut.html

https://www.gurugeografi.id/2017/04/sifat-fisik-dan-kimia-air-laut.html

https://www.eduonlineprogram.com/2012/10/properti-air-laut-dan-air-murni.html?m=1

http://idhyemadhydhymalebbyqye.blogspot.com/2012/05/salinitas-dan-air-laut-
oseanologi.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai