Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komponen Mayor-Minor Kimia Air Laut”. Salam serta salawat kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi kaum muslimin dimuka
bumi ini. Walaupun berbagai macam tantangan yang dihadapi, tapi semua itu telah
memberikan pengalaman yang berharga untuk dijadikan pelajaran dimasa yang
akan datang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Asal-Usul Garam-Garam di Laut
B. Devenisi Salinitas
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas
D. Pengaruh faktor salinitas di laut pada tingkah laku dan kelimpahan
ikan
E. Devenisi Desalinisasi
F. Apa saja kelompok elemen (organic dan inorganic di alam)

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber air terbanyak di bumi ini adalah air laut, namun untuk sampai
pada tahap penggunaan sehari-hari tidak bisa langsung digunakan harus
melalui pengolahan terlebih dahulu, mengingat salinitas air laut sangat
tinggi. HYDRO sea water membran dapat mengubah air laut dengan
salinitas tinggi menjadi air tawar untuk penggunaan sehari-hari.
Laut sendiri menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu,
dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan
suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut
terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida.
Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi
yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin
seperti sekarang ini. Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas
terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan
garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas,
kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi
maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat
(viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh
salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut
(salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida
(55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%),
potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat,
bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-
garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan
sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana asal-usul garam-garam di laut ?
2. Apa pengertian Salinitas ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi salinitas ?
4. Apa pengertian Desalinisasi?
5. Apa pengaruh faktor salinitas di laut pada tingkah laku dan kelimpahan
ikan?
6. Apa saja kelompok elemen (organic dan inorganic di alam ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul garam-garam di laut.
2. Untuk mengetahui pengertian Salinitas.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas.
4. Untuk mengetahui pengertian dari desalinisasi
5. Untuk mengetahui pengaruh salinitas di laut pada tingkah laku dan
kelimpahan ikan.
6. Untuk mengetahui kelompok elemen (organic dan inorganic di alam
terutama di perairan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Asal-Usul Garam-Garam Di Laut


Mula-mula diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang menyebabkan air laut
asin berasal dari darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke laut,
entah itu dari pengikisan batu-batuan darat, dari tanah longsor, dari air hujan
atau dari gejala alam lainnya, yang terbawa oleh air sungai ke laut. Jika hal ini
benar tentunya susunan kimiawi air sungai tidak akan berbeda dengan susunan
kimiawi air laut.
Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut
melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang
berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil
kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam ini merembes pula air,
semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar
garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai
bahwa air laut makin lama makin asin.
Zat-zat yang terlarut yang membentuk garam, yang kadarnya diukur
dengan istilah salinitas dapat dibagi menjadi empat kelompok, yakni:
1. Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg.
2. Gas terlarut : CO2, N2, dan O2.
3. Unsur Hara : Si, N, dan P.
4. Unsur Runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg.
Konstituen utama merupakan 99,7% dari seluruh zat terlarut dalam air
laut, sedangkan sisanya 0,3% terdiri dari ketiga kelompok zat lainnya. Akan
tetapi meskipun kelompok zat terakhir ini sangat kecil persentasenya, mereka
banyak menentukan kehidupan di laut. Sebaliknya kepekatan zat-zat ini banyak
ditentukan oleh aktivitas kehidupan di laut.
Selain zat-zat terlarut ini, air juga mengandung butiran-butiran halus
dalam suspense. Sebagian dari zat ini akhirnya terlarut, sebagian lagi
mengendap ke dasar laut dan sisanya diurai oleh bakteri menjadi zat-zat hara
yang dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis.

B. Definisi Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan
garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam
sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu,
air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3
sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Salinitas


1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah,
maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat
penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah
hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut
tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam
sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki
kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut
Mati memiliki kadar garam sekitar 30%. Walaupun kebanyakan air laut di
dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda
kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan
di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin
adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat
penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di
beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.

D. Pengaruh Faktor Salinitas Di Laut Pada Tingkah Laku Dan


Kelimpahan Ikan.

1. Suhu air laut


Ikan adalah hewan berdarah dingin, yang suhu tubuhnya selalu
menyesuaikan dengan suhu sekitarnya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa ikan
mempunyai kemampuan untuk mengenali dan memilih range suhu tertentu
yang memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas secara maksimum dan
pada akhirnya mempengaruhi kelimpahan dan distribusinya. Pengaruh suhu
terhadap ikan adalah dalam proses vertikall, seperti pertumbuhan dan
pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam
rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas
terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat
mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan
setelah pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan
“kekuatan keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang
paling penting secara komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning
ground) selama musim pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di
daerah lain daripada di daerah tersebut. Perubahan suhu jangka panjang dapat
mempengaruhi perpindahan tempat pemijahan (spawning ground) dan fishing
ground secara vertikal.
Secara alami suhu air permukaan merupakan lapisan hangat karena
mendapat radiasi matahari pada siang hari. Karena pengaruh angin, maka di
lapisan teratas sampai kedalaman kira-kira 50-70 m terjadi pengadukan, hingga
di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar 28°C) yang ertical.

2. Pengaruh Arus
Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang
dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus.
Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar
pada tubuh ikan. Mechanoreceptoradalah reseptor yang ada pada vertikal yang
mampu memberikan informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti
gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju
arus. Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas
antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus
(konvergensi dan divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain
(sepertieddies), berfungsi tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan
bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini.
Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersil biasanya berada pada
tengah-tengah arus eddies. Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di
tengah-tengah antisiklon eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan
pengumpulan ikan dewasa dalam arus eddi (melalui rantai makanan).

3. Pengaruh Cahaya
Ikan bersifat fototaktik baik secara positif maupun vertikal. Banyak ikan
yang tertarik pada cahaya buatan pada malam hari, satu fakta yang digunakan
dalam penangkapan ikan. Pengaruh cahaya buatan pada ikan juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan lain dan pada beberapa spesies bervariasi terhadap
waktu dalam sehari. Secara umum, sebagian besar ikan pelagis naik ke
permukaan sebelum matahari terbenam. Setelah matahari terbenam, ikan-ikan
ini menyebar pada kolom air, dan tenggelam ke lapisan lebih dalam setelah
matahari terbit.
Cahaya mempengaruhi ikan pada waktu memijah dan pada larva. Jumlah
cahaya yang tersedia dapat mempengaruhi waktu kematangan ikan. Jumlah
cahaya juga mempengaruhi daya hidup larva ikan secara tidak langsung, hal ini
diduga berkaitan dengan jumlah produksi organik yang sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan cahaya.

4. Upwelling
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke
lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih
dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang vertikal permukaan.
Prosesupwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk.
Pertama, pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan
rintangan seperti mid-ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di
mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke
permukaan.
Kedua, ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat
massa air yang di utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di
selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga,
keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di bawahnya.
Ketiga, upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai
akibat tiupan angin darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini
membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang
kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan massa air di bawahnya.

E. Definisi Desalinisasi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi
kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat
digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa
air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat
bersalinitas tinggi. Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan
kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk
keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil sampingan dari proses
desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi (lebih
dari 35000 mg/l garam terlarut).
Distilasi merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling
umum digunakan. Distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan
air laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk
menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses distilasi yang umum
digunakan, sepertimultistage flash, multiple effect distillation, dan vapor
compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap dari air
agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa
menggunakan panas tambahan.
Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat
dua tipe membran yang dapat digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse
osmosis (RO) dan electrodialysis (ED). Pada proses desalinasi menggunakan
membran RO, ialah sebuah istilah teknologi yang berasal dari
osmosis. Osmosisadalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana
molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke
daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran
“semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
“solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua
sisi membrane. Reverse osmosis dapat diartikan proses pemaksaan
sebuah solvent dari daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran
ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan
melebihi tekanan osmotik.
Dalam praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada
membran, untuk meningkatkan tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat
mengalir melalui membran, sisa umpan dan larutan brine menjadi semakin
terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi garam terlarut pada larutan sisa,
sebagian larutan terkonsentrasi ini diambil dari container untuk mencegah
konsentrasi garam terus meningkat.
Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu:
a) Pretreatment: Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan
membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH,
dan menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat
disebabkan oleh senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat.
b) Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah
melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan
membran dan salinitas air umpan.
c) Separation: Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut,
sementara membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi
melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan menyebabkan
terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan
aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada
proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan
tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis konfigurasi,
antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes.
d) Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya
membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk
dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi
dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7.

Dua metode yang paling banyak digunakan adalah Reverse Osmosis


(47,2%) ialah sebuah istilah teknologi yang berasal dari
osmosis. Osmosisadalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana
molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke
daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran
“semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
“solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua
sisi membrane. Reverse osmosis dapat diartikan proses pemaksaan
sebuah solvent dari daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran
ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan
melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah
mendorong sebuah solusi melaluifilter yang menangkap “solute” dari satu sisi
dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya. Proses ini telah
digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal
1970-an

F. Macam-macam Elemen Organik dan Inorganik

Millero (2006) membagi elemen (organik dan inorganik) menjadi 3


kelompok berdasarkan rata-rata konsentrasinya di alam, yaitu:
1. Elemen makro (Mayor) (0,05 – 750 mM) (Na, Cl, Mg)
2. Elemen mikro (Minor) (0,05 – 50 μM) (P dan N)
3. Elemen trace atau kelumit (0,05 -50 nM) (Pb, Hg, Cd)

a. Elemen Makro (Mayor)


Elemen mayor disuatu perairan jumlahnya sangat banyak (unlimited
elements) dimana untuk rata – rata RT > 106 year. Elemen mayor bersifat
sangat konservatif atau keberadaanya dilaut sangat tetap, dan konsentrasi
tidak berkurang ataupun tidak bertambah dengan semakin dalam suatu
perairain. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan
batuan di darat, gasgas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal
(hydrothermal vents) di laut dalam. salinitas merupakan jumlah dari seluruh
garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut.untuk elemen
mayor sendiri tergolong dalam beberapa logam – logam, yang termasuk
dalam elemen mayor adalah : B, Br, Cl, Cs, F, K, Lr, Mg, Mo, Na, Rb, S, Ti,
dan U.
Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat digunakan
sebagai salah satu sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman yang
sensitive terhadap kadar garam yang tinggi.Untuk elemen mayor atau mayor
elemen yang mempunyai ukuran > 1 ppm yaitu diantaranya adalah : Na, Mg,
Ca, K, Cl, SO4dan HCO3. Sedangkan untuk keberadaan perbandingan
elemen mayor yang terdapat pada suatu perairan sangat stabil, kestabilan
dari ratio mayor elemen disuatu perairan tergantung pada kondisi disuatu
perairan.berikut ini merupakan contoh dari karakteristik komposisi ratrio
dengan antar elemen : SO4 : Cl ; HCO3 : Cl ; K : Na

 Kelompok Elemen Kimia Utama (major elements)


Karena elemen kimia ini terdapat dilaut dalam kadar yang besar, yaitu
terdapat dalam jumlah lebih dari 31,67 miligram elemen dalam 1 liter air
laut. Atau 21,5 g/l. Nama-nama elemen Kimia Utama Yaitu:

 Khlor (Cl) 89.500.000 ton/mil³ air laut


 Natrium (Na) 49.500.000 ton/mil³ air laut
 Magnesium (Mg) 6.400.000 ton/mil³ air laut
 Belerang (S) 4.200.000 ton/mil³ air laut
 Kalsium (Ca) 1.900.000 ton/mil³ air laut
 Kalium (Br) 1.800.000 ton/mil³ air laut
 Brom (Br) 306.000 ton/mil³ air laut
 Karbon (C1) 32.000 ton/mil³ air laut
b. Elemen Mikro (Minor)
Minor elemen atau elemen mayor memiliki suatu ukuran 1 ppb – 4
ppm (< 1ppm) yang termasuk dalam elemen minor disuatu lautan yaitu
diantaranya : O, H, Cl, Na, Mg, C, Ca, K, Dr, C, Sr, B, dan F. dari elemen –
elemen tersebut terdapat ada 14 unsur yang termasuk dalam elemen
minor.elemen minor memiliki pola distribusi yang luas atau dengan kata lain
pola penyebaran yang luas dari suatu perairan tropis sampai sub tropis.dari
14 jenis ion pada air laut.Dari jumlah itu, konsentrasi klorida dan natrium
terdapat dalam jumlah yang sangattinggi. Hal inilah yang menyebabkan
tingginya salinitas air laut. . Di samping itu unsure Na juga dapat
dimanfaatkan sebagai unsur hara untuk jenis-jenis tanaman tertentu yang
membutuhkannya baik sebagai unsure tambahan/menguntungkan maupun
sebagai pengganti sebagian dari kebutuhan akan unsur K.
Kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan
dengankelompok elemen kimia utama, sehingga elemen-elemen ini
dimasukan kedalamkelompok elemen kimia tambahan atau minor elemen.
Kadarnya di laut mempunyainilai kisaran antara 5,52 mg sampai 0,079 mg
yang terdapat dalam satu liter air laut.Karena kadarnya relatip lebih kecil,
maka kelompok jenis elemen ini mudah lenyapdari perairan laut oleh sebab
itu prose absorbsi atau penyerapan oleh partikel-partikelmaupun organisme
± organisme yang ada dan hidup dilaut

 Kelompok Elemen Kimia Tambahan (minor elements)


Kelompok ini terdapat dalam kadar yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok elemen kimia utama, sehingga elemen-elemen ini dimasukan
kedalam kelompok elemen kimia tambahan atau minor elemen. Nama-nama
elemen Tambahan Utama Yaitu:
 Boron (B) 23.000 ton/mil³ air laut
 Silikon (Si) 14.000 ton/mil³ air laut
 Flour (F) 6.100 ton/mil³ air laut
 Argon (Ar) 2.800 ton/mil³ air laut
 Nitrogen (N) 2.400 ton/mil³ air laut
 Liitium (Li) 800 ton/mil³ air laut
 Rubidium (Rb) 570 ton/mil³ air laut
 Fosfor (P) 330 ton/mil³ air laut

c. Trace Element
Trace Elemen merupakan unsure – unsure atau senyawa – senyawa
kimia dilaut yang kelarutanya kurang dari 1 ppb atau dapat diartikan sang
kecil.tetapi untuk keberadaanya sang diperlukan dalam pengaturan
keseimbangan kelarutan elemen – elemen dilaut dan proses biologi organism
bahari. rasio konsentrasi elemen yang konstan terhadap elemen yang
berkaitan dengan khlorinitas atau salinitas ditemukan pada beberapa elemen
karena tingkat reaktifitasnya yang rendah. Logam-logam Cu, Mn, Fe dan Zn
jika terjadi defisiensi menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun
tumbuhan. Cu, Cr, Se dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk tanaman.
Elemen-elemen yang tidak mempunyai kepentingan secara biokimiawi
disebut "non essensial element". Contohnya “non-essential element” adalah
As, Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang menyebabkan toksisitas pada
konsentrasi yang melebihi ambang batas tetapi tidak menyebabkan
"deficiency disorder" pada
konsentrasi rendah seperti mikronutrien.
 Kelompok Elemen Kimia Jarang (Trace Element)
Di laut terdapat pula kelompok elemen yang disebut kelompok elemen
jarang atau “Trace Element”. Elemen ini terdapat di laut dalam kadar yang
sanagt kecil sekali dibandingkan dengan kadar-kadar dari elemen- elemen dari
kelompok yang lain. Kadar elemen jarang yang terdapat di laut mempunyai
nilai kisaran antara 67.18µg sampai 0,024 µg dalam 1 liter air laut. Nama-nama
elemen Jarang Utama Yaitu:
 Yod (I) 280 ton/mil³ air laut
 Barium (Ba) 140 ton/mil³ air laut
 Besi (Fe) 47 ton/mil³ air laut
 Molibden(Mo) 47 ton/mil³ air laut
 Seng (Zn) 47 ton/mil³ air laut
 Selen (Se) 29 ton/mil³ air laut
 Argon (Ar) 14 ton/mil³ air laut
 Tembaga (Cu) 14 ton/mil³ air laut
 Timah (Sn) 14 ton/mil³ air laut
 Uranium (U) 14 ton/mil³ air laut
 Mangan (Mn) 9 ton/mil³ air laut
 Nikel (Ni) 9 ton/mil³ air laut
 Vanadium (V) 9 ton/mil³ air laut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah “Unsur-Unsur Dalam Air Laut dan
Salinitas” yaitu : Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut
dalam air. Faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas :
a) Penguapan
b) Curah hujan
c) Banyak sedikitnya sungai yang bermuara dilaut
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola
sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai. Pengaruh Faktor Salinitas
Di Laut Pada Tingkah Laku Dan Kelimpahan Ikan:
a) Suhu air laut
b) Pengaruh arus
c) Pengaruh cahaya
d) upwelling
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi
kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air
dapat digunakan. Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan
berupa air garam (misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan
konsentrat bersalinitas tinggi. Berdasarkan rata-rata konsentrasinya di alam,
elemen terbagi atas elemen makro yaitu elemen kimia yang terdapat dilaut
dalam kadar yang besar, elemen mikro atau minor elemen yaitu kadarnya
yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok elemen kimia utama, dan
trace elemen dalam kadar yang sangat kecil sekali dibandingkan dengan
kadar-kadar dari elemen-elemen dari kelompok yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gewater.com/what_we_do/water_scarcity/desalination.jsp

http://www.oas.org/dsd/publications/Unit/oea59e/ch20.htm#TopOfPage

Nontji, A. , 2007. LAUT NUSANTARA. Jakarta : Djambatan.


Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2007. BIOLOGI LAUT : Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan.

www.oseanografi.blogspot.com/200/07/salinitas-air-laut.html
www.wikipedia.com

Sanusi, H. S. 2006. Kimia Laut. Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan
Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 188 + xi halaman.

Anda mungkin juga menyukai