Oleh:
A. Latar Belakang
Sumber air terbanyak di bumi ini adalah air laut, namun untuk sampai pada tahap
penggunaan sehari-hari tidak bisa langsung digunakan harus melalui pengolahan terlebih
dahulu, mengingat salinitas air laut sangat tinggi. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar
garam terlarut dalam air. Pada versi yang lebih lengkap Salinitas merupakan jumlah total
dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut. Air laut mengandung 3,5%
garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.
Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas,
kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum). Beberapa
sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua
sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik
(konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium
(31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari
1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama
garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi
lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Salinitas pada air laut berbeda-
beda, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat salinitias air laut misalnya tingkat penguapan,
tingkat curah hujan, dan banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pola persebaran salinitas dan suhu
khususnya di perairan Selat Madura.
Kawasan pesisir dan laut memiliki potensi sumber daya hayati dan nonhayati yang
penting bagi kehidupan manusia, termasuk dipantai kenjeran Surabaya. Di pantai kenjeran
terdapat banyak potensi sumber daya laut yang bisa dikembangkan, misalnya potensi
perikananya. Selain itu masih banyak potensi sumber daya laut yang belum dikembangkan
oleh masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini diharapkan bisa mengembangkan potensi
sumber daya laut setelah mengetahui tngkat salinitas dan temperatur pada selat Madura.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola persebaran salinitas dan temperatur di perairan selat Madura?
2. Bagaimana pengaruh salinitas dan temperatur periran selat Madura terhadap potensi
sumber daya laut di wilayah pantai Kenjeran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pola persebaran salinitas dan temperatur di perairan selat Madura
2. Mengetahui pengaruh salinitas dan temperatur periran selat Madura terhadap
potensi sumber daya laut di wilayah pantai Kenjeran?
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Salinitas
1. Pengertian Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Pada
versi yang lebih lengkap Salinitas merupakan jumlah total dalam gram bahan-bahan
terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida,
semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik
dioksidasi Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air
alami sangat kecil (kurang dari 0,005 ppt) sehingga air di tempat ini dikategorikan
sebagai air tawar. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi
saline bila konsentrasinya 30 ppt dan dikatakan brine jika kobnsentrasinya lebih dari
50 ppt.
2. Faktor- factor yang mempengaruhi salinitas
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan
air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya. Penguapan bisa
disebabkan oleh panas dari sinar matahari atau oleh pergerakan angin.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka
salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan
yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah,
dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka
salinitasnya akan tinggi. Air laut secara alami merupakan air saline dengan
kandungan garam sekitar 32-35 ppt. Beberapa danau garam di daratan dan
beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya.
Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 300 ppt. Walaupun
kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga
berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk
Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang
paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas
membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. Kadar
garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.
Air laut tersusun dari berbagi bahan terlarut, yang berasal dari bahan
organic Maupun anorganik. Garam-garam utama (mayor element) yang
terdapat dalam air laut adalah klorida (18,980 gr), natrium (10,556), sulfat
(2,649 gr), magnesium (1,272 %), kalsium (0,400 gr), kalium (0,380 gr) dan
bikarbonat (0,140 gr), Sisanya termasuk minor element (Brom, Silika, Flour,
Strontium, Boron) dan trace element (Merkuri, Emas, Nitrogen, Phosfor, dll).
Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di
darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal
vents) di laut dalam. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air
laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana
densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya.
Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara
signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam
di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan
osmosis. Kandungan garam mempunyai pengaruh pada sifat-sifat air laut.
Karena mengandung garam, titik beku air laut menjadi lebih rendah daripada
0o C (air laut yang bersalinitas 35 ppt titik bekunya -1,9o C), sementara
kerapatannya meningkat sampai titik beku (kerapatan maksimum air murni
terjadi pada suhu 4o C). Sifat ini sangat penting sebagai penggerak pertukaran
massa air panas dan dingin, memungkinkan air permukaan yang dingin
terbentuk dan tenggelam ke dasar sementara air dengan suhu yang lebih hangat
akan terangkat ke atas. Sedangkan titik beku dibawah 00 C memungkinkan
kolom air laut tidak membeku.
3. Cara menentukan salinitas
Ada dua cara menentukan salinitas air yaitu dengan menentukan Total
Disolved Salt (TDS) dan Electric Conductivity (EC). Pengukuran TDS amat sulit
dilakukan dilapangan, sedangkan pengukuran EC sangat sederhana, cepat dan sangat
berguna di lapangan (Anderson,1999). Hasil pengukuran menggunakan EC
dinyatakan dalam μS/cm (mikromhos/cm). Hasil pengukuran dalam μS/cm dapat
dikonversikan ke mg/l dengan menggunakan grafik yang disajikan oleh Hansen dkk
(1992). Global Positioning system (GPS) adalah suatu sistim yang dipergunakan
untuk menentukan posisi dipermukaan bumi menggunakan satelit navigasi. Ada 24
satelit navigasi yang ditempatkan di luar angkasa, 4 sampai 10 satelit navigasi yang
akan selalu dapat diamati dari manapun pada satu lokasi dipermukaan bumi
(Poerbandono, 2005) Aplikasi sistim ini telah banyak dipergunakan secara luas pada
bidang militer dan sipil untuk menentukan posisi suatu objek.
4. Hubungan salinitas dengan temperature
Semakin Tinggi Suhu Maka Salinitas Akan Meningkat Seiring Peningkatan
Kenaikan Suhu. Perubahan pada suhu dan salinitas akan menaikan atau mengurangi
densitas air laut di lapisan permukaan sehingga memicu terjadinya konveksi
kelapisan bawah menurut Robert.
Konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut. Konsentrasi
garam-garam dalam air laut jumlahnya relative sama Beberapa jenis ikan memiliki
kisaran toleransi salinitas yang luas seperti (bandeng, kakap, nila, mujair) :
Pengubahansalinitas air
Penggantian air
Penambahan air tawar
Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan
lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen sampai kira-kira setebal 50-70 meter
atau lebih tergantung dari intensitas pengadukan. Lapisan dengan salinitas homogen,
maka suhu juga biasanya homogen, selanjutnya pada lapisan bawah terdapat lapisan
pekat dengan degradasi densitas yang besar yang menghambat pencampuran antara
lapisan atas dengan lapisan bawah (Nontji, 2007).
Salinitas permukaan air laut sangat erat kaitannya dengan proses penguapan
dimana garam-garam akan mengendap atau terkonsentrasi. Daerah-daerah yang
mengalami penguapan yang cukup tinggi akan mengakibatkan salinitas
tinggi. Berbeda dengan keadaan suhu yang relatif kecil variasinya, salinitas air laut
dapat berbeda secara geografis akibat pengaruh hujan lokal, banyaknya air
sungai yang masuk kelaut (Presetiahadi, 1994). Penguapan dan edaran massa air
(dalam King, 1963)
B. Selat Madura
1. Geografis
Lokasi penelitian berada di perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan.
D. Pantai Kenjeran
Berikut beberapata kecamatan di sekitar pantai kenjeran berserta karakteristik
social ekonomi masyarakatnya.
1. Kecamatan Mulyorejo hasil perikanan yang dihasilkan pada Kelurahan Kejawan
Putih Tambak merupakan kelurahan yang mempunyai mata pencaharian sebagai
nelayan dengan hasil yang diperoleh antara lain kerang, jangkang, udang, kepiting
dengan masing-masing hasil tangkapan setiap hari 5 kg, hasil tangkapan tersebut
tergantung pasang surut dan angin. Selain nelayan ada juga petambak dengan
budidaya bandeng dan udang, pemasaran hasil melalui tengkulak lokal, jumlah
pendapatan bersih yang diterima setelah menjual hasil tangkapan sebesar Rp.
50.000,- dengan tanggungan keluarga rata-rata 6 orang, untuk tingkat pendidikan
masih dibawah yaitu SD, rata-rata melaut sudah ditekuni selama sepuluh tahun,
perbaikan kapal dilakukan oleh pemilik dan libur tidak melaut selama dua hari.
Produksi terasi yang dilakukan masyarakat disini. Sarana dan prasarana yang ada
di lingkungan pesisir Kejawan Putih Tambak adalah lapangan dan bengkel.
Kumpulan Nelayan Lestari yang ada di kelurahan tersebut.
Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk 2013 adalah :
Jumlah penduduk (jiwa) : 87.873
Kepadatan (jiwa) : 7.360
Pendidikan merata mulai dari tingkat SD sampai S3, daerah
nelayan Kejawan Putih Tambak, Kalisari dan Dukuh Sutorejo.
2. Kecamatan Kenjeran dengan luas wilayah seluruhnya 7,72 km2, mempunyai
beberapa Kelurahan Panah Kali Kedinding, Sidotopo Wetan, Bulak Banteng,
Tambak Wedi. Hasil perikanan yang menonjol di Kecamatan dan Kelurahan
tambak Wedi adalah ikan pari dan rajungan dan keting dengan pemasaran dibawa
ke pasar. Rata - rata ikan pari yang didapat sebanyak 20 kg dengan harga Rp.
40.000,-/ kg. Fasilitas yang dipunyai demi kelangsungan perikanan di wilayah
perahu, jaring, pancing (alat tangkap). Usaha lain selain usaha perikanan
peracangan dan mencari kerang, budidaya udang dan lele. Perbaikan dengan
bantuan pemerintah adalah berupa bedah rumah dan saluran got. Teknologi Tepat
Guna yang sudah berkembang adalah perahu motor. Wisata yang berkembang
wisata perahu di Suramadu dan faktor modal ada dari Dinas Perikanan berupa
bensin dan Koperasi Nelayan-Nelayan dengan kumpulannya kerapu ada 40
orang, cumi-cumi ada 50 orang, kakap merah ada 40 orang dan madiri ada 60
orang. Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk 2013 adalah:
Jumlah penduduk (jiwa) : 151.933
Kepadatan (jiwa) : 40.106
Pendidikan merata mulai dari belum tamat SD sampai S3
Daerah nelayan Tambak Wedi, mayoritas wiraswasta (pedagang besar)
dan sebagian pedagang kecil
3. Kelurahan Bulak dengan luas wilayah seluruhnya 6,72 km2, mempunyai
beberapa KelurahanSukolilo, Komplek Kenjeran, Kenjeran, Bulak dan Kedung
Cowek. Hasil perikanan yang menonjol di daerah Kelurahan udang, terung,
teripang, ikan tongkol, ikan tuna, lorjuk, masing-masing mendapatkan tangkapan
: ikan tongkol 4 kg. ikan tuna 6 kg, teripang 3 kg, lorjuk 2 kg, penetapan dan
pemasaran melalui pengepul dilakukan masyarakat di kelurahan Kenjeran, dan di
Kelurahan Sukolilo pemasaran langsung ke konsumen, teknologi tepat guna alat
pengering ikan, manual perahu, pengasapan dan pembakaran, budidaya yang
masih ada bandeng, mujaer. Sanitasi lingkungan yang sudah dibenahi saluran air
/ sungai, rata-rata tanggungan keluarga sebanyak tiga orang, pendapatan yang
diterima setiap kali melaut sebesar Rp. 100.000,- sampai Rp 160.000,-. Usaha lain
jualan kelontong, warung, penjual makanan, pengrajin kerang-kerangan, tukang
ojek. Pengolahan ikan yang dilakukan di daerah pengasinan, pengasapan ikan
laut, pembuatan krupuk, pembuatan terasi udang.
4. Tidak melaut selama dua hari biasa dilakukan di Kelurahan Sukolilo. Kumpulan
Nelayan yang ada di kelurahan adalah Maju Makmur, manfaatnya nelayan bisa
melakukan pinjam modal. Kegiatan sosial yang ada adalah pengajian. Di
kelurahan Kedung Cowek ada 3 kelompok nelayan yaitu Nelayan Bintang Timur,
Kelompok Nelayan Mandiri. Kelompok Nelayan Suramadu. Alat tangkap yang
dipunyai nelayan di Kelurahan Kedung Cowek jaring trammel net (jaring
gondrong) untuk menangkap udang, ikan gelomoh, keting, jaring illnet ikan yang
ditangkap bulu ayam, jaring kakap/sumbal penyelaman mencari kerang -
kerangan.Selanjutnya petorosan yaitu memasang jaring untuk udang rebon.
Sehari bisa mendapatkan 60 - 70 kg udang rebon basah dengan harga basah Rp.
2.000 sampai Rp. 3.000/kg. Ongkos basah 1 bak berisi 30 kg mengeluarkan bayar
ongkos cuci Rp. 15.000,- termasuk ongkos jemur. Harga kering gragu Rp
16.000/kg Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk 2013 adalah :
Jumlah penduduk (jiwa) : 42.142
Kecamatan Sukolilodengan luas wilayah seluruhnya 23,66 km2,
mempunyai beberapa Keluruahan Nginden Jangkungan, Semolowaru,
Medokan Semampir, Keputih, Gebang Putih, Klampis Ngasem, Menur
Pumpungan.
Hasil tangkapan berupa udang, ikan tongkol teri laut dengan hasil
tangkapan rata- rata udang sebanyak 2 kg, ikan tongkol 4 kg, teri laut 1
kg, dengan pemasaran melalui tengkulak, penetapan harga dari
pembeli, pendapatan hasil melaut Rp. 120.000,- sampai Rp. 150.000,-
dan
tanggungan keluarga sebanyak 3 orang tidak melaut selama dua hari,
dan melakukan pekerjaan melaut selama tiga belas tahun, pengolahan
ikan yang dilakukan adalah pengasinan ikan, pembuatan kerupuk
udang, pembuatan terasi, pembuatan kripik. Ada kumpulan kelompok
Nelayan Mina Putih di Kelurahan Keputih. Karakteristik Sosial
Ekonomi Penduduk 2013 adalah:
Jumlah penduduk (jiwa) : 107.989
Pendidikan mulai dari SD sampai SMA (Survei 2014)
Daya tarik wisata Kenjeran dapat dikembangkan dan dikelompokkan menjadi lima
katagori wisata yaitu :
1. Wisata pantai, antara lain pantai Watu-Watu, pantai Kenjeran, pantai Ria kenjeran
2. Wisata taman, antara lain taman Bulak, taman hiburan Kenjeran, taman edukasi
kenjeran,
3. Wisata bangunan seni rupa, antara lain Kya-Kya Kenjeran, Patung Dewa empat muka,
klenteng Sanggar Agung, pagoda Tian Ti
4. Wisata permainan, hiburan, & olahraga, antara lain wisata perahu tradisional, festival
laying-layang & perahu hias, pacuan kuda & karapan sapi, sirkuit Kenjeran. waterpark
Kerjeran
5. Wisata kuliner dan cinderamata antara lain pernak pernik kerang, kerupuk ikan, ikan
asap (ikan bakar)
Fungsi Ekonomi
Pemanfaatan mangrove sebagai objek pariwisata, seperti Ken Park, Pantai Ria
Kenjeran, pusat oleh - oleh.
Masyarakat membentuk Ekowisata Mangrove sebagai upaya pemanfaatan di bidang
pariwisata yang di dalamnya terdapat ekowisata perahu, pos pantau dan pemancingan
ikan di daerah Wonorejo
Terdapat sektor usaha kecil seperti dawet mangrove, sirup, kripik, dll terutama jenis
Bogem (Sonrereratia)
Dari hasil penelitian, potensi daya tarik wisata Kenjeran yang ada di pesisir
Kenjeran terangkum dalam pengembangan kawasan wisata terpadu Kenjeran yang
perlu dibenahi diantaranya :
a. Revitalisasi kampung nelayan Kenjeran menjadi kampung wisata yang
memiliki ciri khas pesisir Kenjeran,
b. Pembangunan tempat penjemuran ikan olahan untuk masyarakat nelayan
Kenjeran,
c. Menjadikan obyek wisata Pantai dan produk olahan hasil laut kampung
nelayan Kenjeran sebagai obyek wisata unggulan kawasan wisata terpadu
Kenjeran.
d. Pebingkatan pengetahuan dan peran serta masyarakat kampung nelayan
Kenjeran di bidang kepariwisataan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Studi Literatur
wawancara
Penentuan Titik
Sampling dan
Pengambilan Data