PENDAHULUAN
Latar belakang
Perkembangan fisika di dunia sangat pesat saat ini. Sejak Newton menemukan hukum-
hukumnya, serta penemuan-penemuan lain di bidang mekanika, elektronika, termodinamika,
gelombang, bahkan Einstein dengan penemuannya di bidang fisika modern membuat rahasia
alam dapat terungkap —walau belum semua— dengan kacamata fisika. Hasilnya, dapat kita lihat
pada saat ini, banyak produk-produk teknologi yang memudahkan manusia untuk melaksanakan
pekerjaannya.
Produk-produk teknologi dalam bidang otomotif, komunikasi, pangan, kesehatan, dan
sebagainya; hampir semuanya menggunakan konsep fisika yang telah ditemukan oleh para
ilmuan sebelumnya. Mobil misalnya, dengan perkembangan termodinamika, manusia mampu
untuk mengubah bahan bakar menjadi usaha. Ilmu kedokteran, telah menggunakan sinar x dalam
membantu melihat kondisi organ dan tulang manusia, tanpa harus melakukan pembelahan.
Selain itu, manusia juga mampu memperluas cakrawalanya dalam memahami alam semesta ini,
melalui ilmu astronomi — salah satu cabang fisika— di mana para manusia dapat memahani
pergerakan benda langit dan bahkan menemukan planet baru.
Jika kita perhatikan dengan seksama, bahwa hampir semua temuan atau teori fisika
ditemukan oleh fisikawan dari Eropa maupun Amerika. Dengan kecerdasan dan rasa ingin tahu
dari negara barat, mereka mampu mengembangkan ilmu fisika dan temuannya dapat diterapkan
dalam berbagai produk teknologi yang ada. Akan tetapi, kita harus meyakini bahwa
perkembangan ilmu fisika tidak hanya didominasi oleh bangsa barat.
Jika kita memerhatikan dengan seksama, ada banyak sekali bangsa-bangsa non barat
yang juga memegang peranan penting dalam ilmu fisika. Bahkan, sebelum bangsa barat
berkembang, sudah ada peradaban manusia yang telah menerapkan ilmu fisika dalam membuat
berbagai macam produk. Contoh-contoh seperti piramida di Mesir, ilmu matematika dan
astronomi yang telah berkembang di Babilonia, bahkan Candi Borobudur di Indonesia,
membuktikan bahwa perkembangan fisika juga dipengaruhi oleh peradaban manusia kuno. Akan
tetapi, ada banyak juga peranan bangsa lain dalam perkembangan fisika saat ini, di mana dapat
kita lihat pada peraih Nobel Fisika, yang tidak seluruhnya didominasi oleh bangsa barat.
Tujuan penulisan:
Agar pembaca ilmuan-ilmuan fisika asal Indonesia yang memiliki peran yang sangat besar dalam
perkembangan fisika
Agar pembaca mengetahui produk-produk teknologi yang menggunakan konsep fisika yang
dibuat oleh Indonesia
Agar pembaca mengetahui tempat-tempat penelitian fisika di Indonesia
Rumusan Masalah
Apakah peranan ilmuan fisika asal Indonesia dalam perkembangan fisika?
Produk teknologi apakah yang dibuat oleh Indonesia yang menggunakan konsep fisika?
Fasilitas apakah yang ada di Indonesia dalam menunjang kegiatan penelitian fisika?
PEMBAHASAN
A. Bidang Astronomi
Berabad-abad lampau ketika peradaban baru dimulai, catatan dan cerita turun temurun
dalam budaya masyarakat sudah menunjukkan berbagai kisah rakyat yang terkait astronomi.
Cerita-cerita dari langit ini memberi interpretasi tersendiri akan obyek langit yang mereka lihat.
Sebagai contoh ada kisah Bulan Pejeng (Bali), Pasaggangan’ Laggo Samba Sulu atau
Pertempuran Matahari dan Bulan (Mentawai), Memecah Matahari (Papua), Manarmakeri
(Papua), Hala Na Godang (Batak), Kilip dan Putri Bulan (Dayak Benoaq), Lawaendrona
Manusia Bulan (Nias), Bima Sakti (Jawa), Mula Rilingé’na Sangiang Serri’ (Bugis), Batara
Kala, Nini Anteh (Jawa Barat).
Penamaan rasi bintang berdasarkan nama lokal menunjukkan, masyarakat Indonesia di masa
lampau juga melakukan pengamatan langit. Dalam budaya Jawa, dikenal Gubug Penceng (Salib
Selatan), Lintang Wulanjar Ngirim (rasi Centaurus), Joko Belek, Lintang Banyak Angrem,
Bintang Layang – Layang, Lintang Pari, Lintang Kartika (Pleiades), Wuluh (Pleaides), Kalapa
Doyong (Scorpio), Sapi Gumarang (Taurus), adalah contoh penamaan rasi bintang secara lokal
di Indonesia, yang sekaligus menandai kegiatan astronomi amatir di tengah masyarakat di masa
lalu.
Di tahun 800 Masehi, pembangunan candi Borobudur menjadi penanda lainnya keberadaan
astronomi di Indonesia. Borobudur yang dibangun oleh wangsa Syailendra diduga merupakan
penanda waktu raksasa di abad ke -8, dimana stupa utama candi berfungsi sebagai penanda
waktu. Pembangunan candi seperti Borobudur memberi penegasan dan petunjuk kemampuan
nenek moyang dalam astronomi.
Sistem penanggalan
Saat belum ada kalender, masyarakat setempat telah menggunakan perbintangan untuk
menentukan siang dan malam, pasang surut air laut, berbunga dan berbuahnya tanaman, maupun
migrasi dan pembiakan hewan. Bagi mereka gejala alam adalah cerminan lintasan waktu.
Masyarakat di masa itu juga menentukan saat menanam dengan menggunakan bambu yang diisi
air untuk mengukur ketinggian bintang. Pada posisi tertentu mereka akan bisa mengetahui
apakah sudah saatnya memulai bercocok tanam atau belum.
Sistem Navigasi
Sedangkan masyarakat Maritim Indonesia, menjadikan obyek langit sebagai panduan
navigasi dalam pelayaran. Salah satu kisah yang diyakini merupakan bagian dari penggunaan
langit sebagai navigasi adalah ditemukannya peninggalan berupa puisi dan gambar-gambar
perjalanan masyarakat dari Indonesia menuju Afrika Selatan.
Candi Borobudur
2. Johny Setiawan
Selain itu ada juga astronom asal Indonesia, Johny Setiawan yang bekerja di Max Planck
Institute for Astronomy Jerman, Johny Setiawan, menemukan delapan planet di tata surya lain.
Tiga di antaranya, yaitu planet yang dinamai HD 47536c, HD 110014b, dan HD 110014c. Lima
lainnya telah teridentifikasi, tetapi masih dalam penyusunan makalahnya.
Johny mempresentasikan makalah berjudul ”Astronomy: A Culture, Science, and
Philosophy for the Humanity” dan ”Search for Life in Other Solar Systems”. Sebagai ilmuwan
postdoctoral di Departemen Planet dan Formasi Bintang Max Planck Institute for Astronomy
(MPIA) sejak tahun 2003, Johny meneliti planet extrasolar (di luar sistem matahari) yang
mengelilingi bintang muda dan evolusi bintang serta stelar atmosfer atau pulsasi dan aktivitas
khromosferik.
Menurut Johny, satu-satunya ilmuwan non-Jerman di antara tiga peneliti planet lainnya di
MPIA, sekarang ini dengan adanya teleskop modern, bukanlah hal sulit untuk menemukan
3. Terry Mart
Riset fisika, apalagi fisika dasar, selama ini dianggap tidak
memiliki prospek ekonomis yang baik bagi penelitinya.
Karena salah satu alasan itulah, hingga kini hanya segelintir
orang yang tetap menekuni ilmu ”rumit” ini. Di antara
mereka yang langka dan mampu mematahkan anggapan itu
adalah Terry Mart, Ilmuwan Fisika Nuklir dan Partikel
tingkat dunia.
Menekuni bidang Fisika Nuklir dan Partikel Teoretis sejak 20 tahun lalu, Terry kini
menjadi orang yang kaya ilmu dan dipandang oleh komunitas ilmuwan fisika di tingkat dunia.
Kekayaannya itu terlihat pada makalahnya yang terbit di jurnal dan prosiding internasional,
jumlahnya mencapai sekitar 100 makalah.
Dari paper internasional, yang dihasilkan rata-rata dua kali setahun, ia mendapat insentif dari
Universitas Indonesia Rp 10 juta per makalah. Belum lagi tawaran dana penelitian dan
penggunaan fasilitas riset dari perguruan tinggi asing.
6. Haryo Sumowidagdo
Bagi anda yang pernah membaca novel Dan
Brown, berjudul Angel and Demon, pasti tak asing lagi
dengan CERN (Conseil Européene pour la Recherche
Nucléaire) atau European Organization for Nuclear
Research. Sebuah komplek laboratorium percepatan
partikel terbesar di dunia yang terletak di perbatasan
antara Perancis dan Swiss, persis di sebelah barat Jenewa,
yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para peminat ilmu fisika. Di sanalah ribuan ilmuwan
yang setengahnya adalah komunitas fisika partikel, melakukan eksperimen bersama.
Namun, siapa nyana ternyata ada orang Indonesia di antara ribuan ilmuwan itu. Salah
satunya adalah Haryo Sumowidagdo. Lelaki yang menggondol Ph.D dari Florida State
University dan S1 dan S2 di Universitas Indonesia
Aktivitas di CERN
Ada tiga kegiatan utamanya di CERN, yaitu sebagai teknisi, pembimbing, dan fisikawan.
Sebagai teknisi, ia menulis program kendali dan kontrol untuk alat eksperimennya. Alat
eksperimen fisika partikel tidak dijual di toko. Semua harus dibuat dan dikerjakan sendiri. Jadi
tidak heran kalau fisikawan partikel eksperimen sering punya keahlian di luar fisika, itu semua
karena panggilan tugas.
Sebagai pembimbing, ia membimbing dan menjadi tempat bertanya para mahasiswa
program doktoral. Interaksinya dengan mahasiswa terjadi dua arah, karena ia juga kadang
bertanya kepada mereka.
7. B. J. Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni
1936; umur 73 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia
menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada
tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil
Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun
dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia
dengan masa jabatan terpendek.
Keluarga dan pendidikan
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil
Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie lahir pada tanggal 17
Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10
November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di
Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai penilik sekolah. B.J.
Habibie adalah salah satu anak dari tujuh orang bersaudara.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan
dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Ia belajar teknik mesin di Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 ia
melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH
Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur
pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
3. KRI-Krait-827
Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI
AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan)
Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung
Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani
oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase
5. Mobil Arina-SMK
Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor
dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc.
Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7
meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga
bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan
Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan
Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.
8. PC TABLET WAKAMINI
Wakamini adalah komputer tablet seratus persen buatan Indonesia dengan harga yang bisa
dijangkau siapapun, Rp3.599.000.
Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat,
berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru.
Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar
sentuh.
Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random
Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35
KG dengan Wifi “4 in 1″ card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.
Sementara Wakatobi berukuran lebih mungil dan didesain untuk anak-anak, hanya 8,9 inchi.
Desain layarnya juga unik, demikian pula harganya yang cukup menarik Rp2,999.000 per unit
atau termurah di kelasnya.
Tapi berbeda dari saudaranya, Wakatobi tidak mendukung fitur multi touch.
Prosesor Wakatobi adalah Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 Ghz, dengan RAM 1 GB DDR2.
Bobotnya hanya 1,25 kg.
9. ROBOT TEMPUR
Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang, mampu
menciptakan robot tempur.
Prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan
mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali.
Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, terbukti bahwa Indonesia memiliki peran yang sangat
besar bagi perkembangan fisika. Para ilmuan fisika asal Indonesia sangat diakui oleh dunia
internasinal, terbukti mereka tergabung dalam tim peneliti, dipercaya sebagai dosen di luar
negeri, dan bekerjasama dengan fisikawan peraih nobel. Ini membuktikan bahwa orang
Indonesia mampu berperan dalam perkembangan fisika.
Selain ilmuan, ada banyak produk teknologi yang telah dibuat oleh orang Indonesia
sendiri, yang memanfaatkan konsep-konsep dalam fisika. Ini menunjukkan bahwa Indonesia
mampu bersaing dalam penerapan konsep fisika dalam teknologi. Selain itu, Indonesia juga
memiliki tempat penelitian fisika yang memadai untuk kegiatan penelitian fisika di Indonesia.
Hal-hal di atas adalah bukti bahwa Indonesia sangat berperan dalam perkembangan ilmu
fisika.
http://semangatbelajar.com/proses-pembuatan-keris-versi-empu-zaman-dahulu/
http://wikipedia.com
http://www.hindubooks.org/sudher_birodkar/bookhtml/
http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/history/Mathematicians/brahmagupta.html