Anda di halaman 1dari 2

Dyah Setyowati

16030184047
PFB 2016
Planet Biru Biru Berbalut Air

Bumi merupakan planet istimewa yang diciptakan sebagai tempat tinggal makhluk hidup
antara lain manusia, hewan dan tumbuhan. Dengan ketersediaan sumber daya mineral Bumi yang
melimpah dan produk biosfer lain yang bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya serta
atmosfer yang dapat di hirup untuk bernafas. Di Bumi inilah makhluk hidup dapat melangsungkan
hidupnya karena Bumi merupakan planet yang paling istimewa dari pada planet lain. Salah satu
keistimewaan Bumi antara lain di Bumi banyak tersedia sumber air yang berguna bagi kelangsungan
hidup makhluk hidup.
Bumi sebagai planet air atau dapat disebut sebagai planet biru karena 70,8% permukaan Bumi ditutupi
oleh air, dan terdapat banyak landas benua di bawah permukaan laut serta sisanya adalah daratan yang
terdiri dari pegunungan, padang gurun, dataran tinggi, pesisir dan geomorfologi lainnya. Dari jumlah
air terdiri atas 94% air laut, 4,34% air tanah, 1,65% keping es dan gletser, serta 0,01% sungai dan
danau serta sisanya uap air sehingga apabila Bumi dilihat dari satelit yang berbeda terlihat Bumi
berwarna biru. Contoh sehari-hari kita menghirup udara, dan ternyata udara berasal dari lapisan gas
yang menyelimuti Bumi yang disebut atmosfer. Unsur terbanyak adalah molekul nitrogen dan
oksigen. Molekul gas di atmosfer bersifat menghamburkan cahaya yang memiliki panjang gelombang
lebih pendek (warna biru). Oleh karena itu, pada siang hari tampak langit berwarna biru ditambah
dengan 70% permukaan Bumi tertutup oleh air (lautan) jadi, dengan adanya pantulan laut biru itulah
langit juga berwarna biru.
Bukti bahwa Bumi sebagai planet air yaitu adanya gempa tektonik yang terjadi karena
tabrakan lempek tektonik. Hal tersebut terjadi karena kerak Bumi yang terbuat dari batuan beku yang
padat menumpang di atas lapisan Bumi yang terbuat dari bahan-bahan cair yang bersuhu tinggi dan
berpijar atau disebut dengan mantel Bumi, jadi karena adanya tabrakan dari lempeng tektonik yang
berasal dari kerak Bumi yang terbuat dari batuan yang menumpak di atas mantel Bumi yang bersifat
cair sehingga membuat lempek tersebut bertabrakan, membuktikan bahwa Bumi merupakan planet
air. Pergerkan itulah yang menyebabkan terbentuknya beberapa benua dan gugusan pulau di
permukaan Bumi.
Bukti lain bahwa Bumi sebagai planet air telah dijelaskan dalam al-quran surah Al-Mu’minun
ayat 18 “ Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu kami jadikan air itu menetap di
Bumi dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya”. Surat tersebut menjelaskan
bahwa air yang turun dari langit itu mengikuti dan tunduk pada qadar yakni ketentuan Allah swt atau
sudah menjadi hukum alam. Bumi sebagai reservoir air dan air yang tersimpan di Bumi merupakan
cara Allah swt untuk memberi minum manusia dan ternak serta menyiram tumbuhan. Sementara di
musim kemarau debit air yang tersimpan di dalam reservoir air merupakan penyedia cadangan air
sehingga tidak mengalami kekeringan. Allah menurunkan hujan dan langit dengan kadar, takaran,
atau ukuran tertentu lalu, menjadikan Bumi dan Gunung sebagai tempat resapan air. Air yang turun
melalui proses hujan tidak seluruhnya terbuang ke laut melalui aliran sungai, namun tersimpan di
dalam gunung yang berfungsi sebagai reservoir air. Tidak hanya sebagai reservoir air, tetapi menjadi
sumber mata air pegunungan yang menyegarkan dengan tujuan agar air yang turun dari langit dapat
menekan Bumi yang kering menjadi hijau karena rerumputan, menumbuhkan tanaman yang
menghasilkan biji-bijian serta buah-buahan yang dinikmati oleh manusia dan makhluk lainnya.
Fenomena yang membuktikan bahwa Bumi merupakan planet air yaitu adanya tumpukan
salju yang berada di pegunungan Jayawijaya, Papua Indonesia. Adanya salju daerah tropis
membuktikan bahwa pembentukan Jayawijaya merupakan dasar laut yang dalam Pulau ini terbentuk
dari bebatuan sedimen yang terangkat akibat tumbukan lempeng Indo-Pasifik dan Indo-Australia di
dasar laut, sehingga mengakibatkan dasar laut terangkat menjelma menjadi sebuah pulau besar.
Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan
pegunungan di Papua. Akhirnya proses pengangkatan yang terus-menerus akibat sedimentasi dan
disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang
dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya. Meski berada di ketinggian
4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat
di Pegunungan Jayawijaya. Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan
berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es menjadi
lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.Bukti-bukti tersebut dapat
dilihat dari fosil hewan-hewan laut yang tertinggal di bebatuan Pegunungan Jayawijaya.
Selain itu juga adanya pasang surut air laut. Teori keseimbangan dikemukakan oleh Sir Isaac
Newton menjelaskan mengenai sifat- sifat pasang surut air laut secara kualitatif. Teori ini terjadi pada
Bumi ideal dimana seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan juga pengaruh kelembaban diabaikan.
Teori keseimbangan juga menyatakan bahwa naik turunnya permukaan air laut ini sebanding dengan
gaya pembangkit pasang surut. Maka dari itu untuk memahami gaya pembangkit dari pasang surut ini
dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem Bumi- bulan- matahari menjadi dua macam, yakni
Bumi- bulan dan Bumi- matahari. Teori ini diasumsikan tertutup air dimana kedalaman dan juga
densitas sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau
resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal. Teori keseimbangan ini berkaitan dengan hubungan
antara laut, massa air yang naik, bulan dan juga matahari dimana gaya pembangkit ini akan
menimbulkan air tinggi pada dua lokasi, dan juga air rendah pada dua lokasi.

Anda mungkin juga menyukai