Anda di halaman 1dari 19

Sifat Fisika Dan Kimia Air Laut

Studi Kasus Pantai 3 Warna Kabupaten Malang

Sabila Ayu Kuntari, Slamet Suyadi, Rosyida Yuli Fridayani,


Syafril Hidayah Arif , Trisna Enggar Wahyu Pratiwi
Air laut merupakan unsur terbesar yang
ada di bumi sebanyak 97%, sedangkan
sisanya merupakan air yang berasal dari
sungai, danau, air tanah, dan gletser.
Dari 97% kandungan air laut merupakan
campuran dari air murni dan garam-
garaman, gas gas terlarut, dan bahan
organik yang tak terlarut. Air laut
memiliki dua karakteristik yaitu fisika
dan kimia. Fisika air laut meliputi temperatur,
salinitas, dan massa jenis. Kimia air laut
meliputi susunan-susunan kompleks dari
bahan garam anorganik, kandungan gas
atmosfer seperti oksigen, jejak bahan
organik, dan sebagian kecil dari materi
partikulat.
Fisika Air Laut

Temperatur Density/Massa Dipengaruhi


Salinitas, Temperatur dan Tekanan.
Jenis

Salinitas

1. Zona atas
2. Zona Thermocline
3. Zona dalam

Total material terlarut dalam gr pada 1 kg


air laut

1. Evaporasi +, Salinitas +
2. Curah hujan +, Salinitas - Equator (<35%)
60oN dan 60oS (<34%)
3. Muara sungai +, Salinitas - Lintang tinggi (Kutub) (<33%)
4. Letak/Posisi 30oN dan 30oS (>35.5%) ex Laut Mediterinian (39%) dan Laut Merah (41%)
Kimia air laut dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
(1) elemen nutrisi (2) gas (3) senyawa organik.

Elemen nutrisi merupakan faktor penting untuk phytoplankton dan tumbuhan air
lainnya untuk pertumbunhan.

Beberapa unsur seperti cobalt, copper, mangan, molybdenum dan zink


memiliki konsentrasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. .

Garam - garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida
(55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsim (1%), potasium (1%)
dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak,
strontium dan florida (Andika, 2012).
Gas
Meskipun semua gas atmosfer dilarutkan dalam air laut, hanya tiga(yaitu,
nitrogen, oksigen, dankarbon dioksida) terhitung lebih dari 98% dari semua gas yang
terlarut di permukaan air lautan.Hidrogen, gas mulia (yaitu, helium, neon, argon,
kripton, dan xenon), dan gas minor yang tidak stabil(yaitu, karbon monoksida dan
metana) terdiri dari sisanya. Selain dari atmosfer, emisi vulkanik kapal selam, serta
berbagai proses biologi dan kimia di laut (misalnya fotosintesis,respirasi, dekomposisi
bahan organik, dan peluruhan radioaktif) mewakili prinsipsumber gas air laut
Senyawa organik
Sumber utama oksigen terlarut di perairan laut adalah pertukaran gas
dengan atmosfer di seluruh antarmuka permukaan air laut dan fotosintesis oleh
fitoplankton dan autotrof lainnya.
Aktivitas vulkanik bawah laut adalah sumber sekunder, Karbon dioksida
terlarut terutama berasal dari pertukaran gas dengan atmosfer, respirasi
organisme, dekomposisi bahan organik, reaksi kimia anorganik, dan input sungai.
Proses kehidupan organisme laut secara signifikan mempengaruhi
konsentrasi oksigen terlarut dan karbon dioksida di air laut.
Temperatur di Indonesia memiliki dua variasi yaitu pada saat musim penghujan dan
musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan juni – agustus yaitu temperatur
permukaan laut relative lebih kecil daripada temperature saat musim penghujan
yang terjadi pada bulan desember – februari.
temperatur permukaan lautan Indonesia pada saat bulan juni – agustus
berkisar 24 – 29oC sedangkan pada bulan desember – februari berkisar >30oC.
Turbiditas atau kekeruhan yang terjadi pada air laut dapat disebabkan oleh aktivitas
organic dan nonorganic. Bahan organik dananorganik dipengaruhi oleh aktivitas
abiotic seperti pergerakan angin yang mempengaruhi material pasir yang ada
disekitar bibir pantai dan kandungan organik pada lumpur yang nantinya akan jatuh
didaerah air laut yang mengakibatkan kekeruhan.

Kekeruhan pada air laut menyebabkan intensitas cahaya matahari yang


masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak
dapat melakukan proses fotosintesis. Kurangya aktivitas fotosintesis yang terjadi
membuat ketersediaan oksigen dalam air tersebut juga terbatas
pH merupakan suatu skala atau
ukuran untuk mengukur keasaman
atau kebasaan suatu larutan. pH
memiliki variasi nilai dari 0 hingga
14.
Pada umumnya perairan
laut maupun pesisir memiliki pH
relative lebih stabil dan berada pada
kisaran yang sempit, biasanya
berkisar 7,6 – 8,3 yang berarti
bersifat basa atau alkali
(Brotowidjoyo et al., dalam Safitri
dan Putri, 2010 ). Namun dalam
kondisi tertentu nilainya dapat
berubah menjadi lebih rendah
sehingga menjadi bersifat asam.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter
penting dalam analisis kualitas air.
Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan
jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO
pada air ,mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika
nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

LUTRON DO-5510
Pantai 3 warna terletak bersebrangan dengan Pulau Sempu yang hanya
dipisahkan oleh Selat Sempu yang berada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan
Kabupaten Malang. Pantai 3 warna mempunyai ciri khasnya yang menarik
banyak wisatawan dengan adanya perbedaan gradasi warna pada pantainya.

Pengambilan sempel dilakukan diperairan Selat Sempu (8°26'28.18"LS,


112°40'58.33"BT), merupakan daerah cagar alam dengan luas 980 ha.
Di utara P. Sempu (400 m) terdapat pelabuhan perikanan nusantara
Sendang Biru (PPN Sendang Biru) dan merupakan salah satu pelabuhan perikanan
terbesar di selatan Jawa. Perairan di Selat Sempu terhubung langsung dengan
Samudera Hindia, sehingga secara fisika-kimia perairan masih terpengaruhi dari
Samudera Hindia, seperti adanya South Java Current (Arus Selatan Jawa).
Metode analisis yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif.

(Best, 1982 dalam Sukardi, 2004). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen,
karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel
penelitian.
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dalam
jurnal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang sifat fisik dan kimia air
laut di Pantai 3 Warna Kabupaten Malang yang nantinya akan diolah lagi dan dijabarkan
dalam bentuk deskripsi. Deskripsi yang ada didapat dari korelasi data – data sekunder
dan kajian pustaka yang sesuai dengan isi penelitian yang akan dibahas.
Metode pengumpulan data

Metode studi pustaka


Metode studi pustaka yakni metode pengumpulan data dengan mencari
informasi lewat buku, majalah, koran, dan literature lainnya yang bertujuan untuk
membentuk sebuah landasan teori (Arikunto 2006).
Data sekunder sangat berperan dalam metode studi pustaka. Penelitian ini
membutuhkan data sekunder untuk pembahasan jurnalnya. Data sekunder yang
disajikan didapat jurnal, buku, website terpercaya dan literatur lainnya yang dirasa
memperkuat hasil dan pembahasan oleh peneliti.
St. Kondang Buntung

St. Teluk Semut 1

St. Teluk semut 2


Variabel data yang di dapat antara lain :
Temperatur, Salinitas, Turbiditas, pH, DO
Pengambilan data dengan alat :
probe Aqua Quality AAQ 1183
Tabel hasil pelarutan DO diketahui bahwa titik sampel pengambilan dengan kedalam
1 m memalng lebih banyak melarutkan oksigen daripada pada kedalam 5m. titik dua
pada teluk semut satu memiliki DO yang paling besar yakni 9,13 mg/l dibandingkan
dengan kondang betung 9,01 dalam kedalaman 1m.
Dari wilayah teluk semut memeliki wilayah yang lebih luas dibandingkan
dengan Kondang buntung oleh karenanya hembusan angin, pergerakan gelombang
salinitas dan lainnya semakin leluasa atau memiliki ruang ditambah letaknya yang
berdekatan dengan pulau sempu yang termasuk kawasan lindung membuat
produksi oksigen wilayah ini lebih terjaga dan mempengarui perairan sekitar.
Sifat fisika air laut terbagi menjadi tiga yaitu salinitas, temperature dan massa
jenis sedangkan pada sifat kimia terdapat beberapa unsur yaitu, nutrisi, gas, dan
senyawa organic.
Suhu dan temperature Indonesia dipengaruhi oleh dua musim yaitu
penghujan dan kemarau, sehingga terdapat perbedaan suhu air laut. Salinitas pada
daerah ekuator menujukkan <35% dan pada tabel hasil pengukuran juga menunjukkan
<35%.
pH air yang diukur pada lokasi penelitian juga masih dalam ambang normal
dari air laut yaitu 8,8. hasil pelarutan DO diketahui bahwa titik sampel pengambilan
dengan kedalam 1 m memalng lebih banyak melarutkan oksigen daripada pada
kedalam 5m. titik dua pada teluk semut satu memiliki DO yang paling besar yakni 9,13
mg/l dibandingkan dengan kondang betung 9,01 dalam kedalaman 1m.

Anda mungkin juga menyukai