Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rilma Samanta

Kelas : IB
Smt : 2 (dua ) pra
UTS
Materi : Fisika Lingkungan
Dosen : Budi Triyantoro

FISIKA LINGKUNGAN AIR

Air adalah salah satu dari ketiga komponen yang pembentuk bumi (zat padat, cair dan
atmosfer). Bumi dilingkupi air sekitar 70 % sedangkan sisanya 30% berupa daratan. Udara
sendiri mengandung zat cair (uap air) sekitar 15% dari tekanan atmosfer. Tidak hanya di Bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, dan di
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air bisa berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Air adalah satu-satunya zat yang secara alamiah terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujud tersebut. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) air yang tersedia di Bumi.
Kondisi air sebagian besar terdapat di lautan yaitu air asin dan sisanya pada lapisan-lapisan es di
kutub dan puncak-puncak gunung, namun air juga bisa hadir dalam bentuk awan , hujan , sungai,
air tawar , danau , dan lautan es. Dalam objek-objek tersebut air bergerak mengikuti sebuah
siklus air yang sebagaimana telah kita ketahui , yaitu : melewati penguapan , hujan , dan aliran
air di atas permukaan tanah baik melalui perembesan air dalam tanah kemudian menuju mata air,
sungai , muara dan selanjutnya kembali menuju laut.
Air berpengaruh besar bagi kelangsungan semua makhluk hidup khususnya manusia. Manusia
memanfaatkan air dalam kehidupannya untuk berbagai hal , misalnya minum , mencuci , mandi ,
bahkan digunakan sebagai sumber pembangkit listrik. Akan tetapi air juga dapat mendatangkan
kerugian bagi manusia apalagi dalam jumlah yang sangat besar seperti banjir. Pengelolaan
sumber daya air yang tidak baik juga bisa menyebakan kurangnya persediaan air , monopolisasi
dan privatisasi , serta membuka ruang konflik.

1 | Page
A. Pengertian Air
Air adalah suatu senyawa kimia H 2O yang sangat istimewa, didalam kandungannya terdiri dari
senyawa Hidrogen (H2) dan senyawa Oksigen (O2). Kedua senyawa yang membentuk air ini
adalah komponen pokok serta mendasar dalam memenuhi keperluan seluruh makhluk hidup di
muka bumi selain matahari.

B. Karakteristik Air
Air memiliki tiga karakteristik, yaitu fisika, kimia dan biologi yang sangat mempengaruhi
kualitas dari air tersebut. Oleh karena itu, pengolahan air terpusat terhadap berbagai parameter
tersebut guna memperoleh air yang layak digunakan.

Karakteristik Fisika Air , adalah karakter pada air yang dapat Anda lihat langsung melalui
kondisi air tanpa harus melakukan penelitian yang lebih kompleks pada air tersebut.
Karakteristik fisik air ini meliputi :

1. Bau dan rasa , yaitu yang dihasilkan oleh adanya mikroorganisme di dalam air seperti
alga , senyawa H2S yang terbentuk dalam keadaan anaerobik , dan oleh adanya organik-
organik tertentu.

2. Kekeruhan , dapat terjadi akibat adanya bahan anorganik dan organik yang terkandung
dalam air seperti lumpur dan sisa pembuangan bahan oleh industri.

3. Temperatur atau Suhu , suatu keadaan temperatur atau suhu pada air ketika terjadi
peningkatan dapat menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut. Akibatnya
terjadi suatu degradasi anaerobik yang dampaknya akan menimbulkan bau yang tidak
sedap.

4. Warna , yaitu perubahan warna air akibat dampak dari mikroorganisme yang terkandung
dalam air tersebut.

Karakteristik Kimia Air , adalah kadar bahan kimia yang terdapat pada air, biasanya berasal dari
alam dan sebagian lagi akibat aktivitas makhluk hidup. Karakteristik kimia air ini meliputi :

1. pH , pembatasan pH dilakukan karena dapat mempengaruhi rasa , korosifitas air , dan


efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam bentuk
molekuler, dimana ketika disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. pH
air dalam kondisi netral berkisar 6,5 8,5. Air yang memiliki pH rendah akan terasa asam
contohnya air rawa (gambut), sedangkan air yan memiliki pH tinggi akan terasa pahit.

2. DO (Dissolved Oxigen) , yaitu kadar jumlah oksigen terlarut yang berasal dari
fotosintesis dan absorbsi atmosfer atau udara. Semakin banyak kadar jumlah DO maka
kualitas air semakin baik.

3. BOD (Bioligical Oxigen Demand) , yaitu banyaknya kadar oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan - bahan organik ( zat pencerna ) yang tersedia
di dalam air dengan cara biologi.

2 | Page
4. COD (Chemical Oxigen Demand) , yaitu banyaknya kadar oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi bahan - bahan organik dengan cara kimia.

5. Kesadahan , yaitu adalah kandungan mineral - mineral yang terdapat di dalam air yang
pada umumnya ion Ca2+ ( Kalsium ) dan Mg2+ ( Magnesium ). Air yang memiliki
kesadahan yang tinggi akan mempersulit penggunaan sabun. Kesadahan yang tinggi
diakibatkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.

6. Senyawa - senyawa kimia beracun , kandungan besi (Fe) dalam air bersih akan
menimbulkan aroma ligan , memunculkan warna koloid merah ( karat ) akibat oksidasi
oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia. (Farida, 2002).

Karakteristik Biologi Air , digunakan untuk mengukur kualitas air untuk dikonsumsi. Parameter
yang digunakan adalah mikroorganisme yang terkandung. Semakin banyak mikrooranisme yang
terdapat pada air tentu tidak layak untuk diminum. Pada air limbah terkandung bakteri yang
sangat berbahaya bagi kesehatan. Bakteri yang digunakan sebagai indikator adalah bakteri E-
Coli. Berbagai macam organisme hidup dalam air lebih banyak ditemukan pada air permukaan
daripada air tanah, sebab proses penyaringan oleh lapisan tanah. Jenis-jenis organisme yang
terdapat dalam air meliputi organisme mikroskopik dan makroskopik. (Suripin, 2002) Organisme
mikroskopik seperti bakteri dan coliform dapat ditemukan dalam air. Bakteri yang hidup di
perairan umumnya uniseluler , tidak memiliki klorofi l, berkembangbiak dengan pembelahan sel
secara transversal atau biner , sebagian besar ( 80%) berbentuk batang. Secara umum hidupnya
saprofitik pada sisa buangan hewan dan tanaman yang telah mati, ada juga yang bersifat parasitik
pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan penyakit. Organisme makroskopik seperti
ganggang dan rumput laut dapat menurunkan kualitas air dalam faktor rasa , warna , dan bau.
Namun dapat dihilangkan dalam proses purifikasi. Keberadaan ikan dalam air dapat
mengendalikan pertumbuhan organisme mikroskopik ataupun mikroskopik. (Suripin, 2002).

C. Pembagian Air
1. Berdasarkan Sumbernya
Menurut (Sutrisno, 2004), sumber-sumber air meliputi :

a. Air Laut
Lebih dari 80% air yang berada di alam adalah air laut. Air laut menentukan iklim serta
kehidupan di bumi. Kadar dan komponen unsur di dalam air laut ditentukan sejumlah reaksi
kimia , fisika , serta biologi yang terjadi di samudera.

3 | Page
Faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut

Penguapan , semakin besar penguapan air laut maka semakin besar pula salinitasnya.
Salinitas adalah jumlah total material terlarut yang terkandung dalam 1 kg air laut
(dinyatakan dalam gram). Satuan salinitas : 0/00 (per mil). Contohnya pada Laut Merah

Curah Hujan , semakin banyak curah hujan yang terjadi maka semakin rendah
salinitasnya. Contohnya pada Laut Indonesia

Penambahan air tawar akibat pencairan es , semakin banyak es yang mencair maka
air laut akan sedikit terasa asam, akibatnya nilai salinitasnya juga rendah.

Jumlah sungai yang mengalir kelaut.

Warna Air Laut

Endapan dan organisme. Contohnya yang terjadi pada Laut Kuning karena pengaruh
lumpur loss yang berwarna kuning yang dibawa sungai - sungai kuning, Laut Merah
karena pengaruh ganggang merah ( alga merah ) yang memantulkan warna merah , Laut
Hitam karena pengaruh endapan tanah loss dari Rusia yang berwarna hitam.

Pemantulan sinar matahari oleh laut.

Jenis - jenis Air Laut


Berdasarkan cara terjadinya :

4 | Page
Laut Transgresi ( laut yang meluas ), terjadi akibat adanya perubahan permukaan laut
secara positif ( meluas ). Perubahan permukaan ini terjadi akibat naiknya permukaan air
laut atau kondisi daratannya yang turun. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut
jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.

Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi akibat adanya penurunan tanah di dasar laut.
Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut
atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu,
lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah
penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang
dalamnya mencapai 1.085 m.

Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi akibat adanya
pengendapan oleh batuan seperti pasir dan lumpur yang dibawa oleh sungai - sungai yang
bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut sering tejadi di pantai utara pulau Jawa.

Berdasarkan Letaknya :

Laut tepi ( laut pinggir ) adalah laut yang terletak di tepi benua ( kontinen ) serta seakan -
akan terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau - pulau. Contohnya laut Cina Selatan
dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.

Laut pertengahan adalah laut yang terletak di antara benua - benua. Kondisi Lautnya
dalam dan memiliki gugusan pulau - pulau. Contohnya laut Tengah yang terletak di
antara benua Afrika - Asia dan Eropa , dan laut Es Utara yang terletak di antara benua
Asia dan Amerika.

Laut pedalaman adalah laut yang hampir keseluruhnya dikelilingi oleh daratan.
Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.

Berdasarkan Kedalamannya :

Zona Lithoral adalah wilayah pantai alias pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air
pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh sebab itu
wilayah sering disebut juga disebut wilayah pasang - surut.

Zona Neritic ( wilayah laut dangkal ) adalah batas wilayah pasang surut hingga
kedalaman 150 m. Pada zona ini tetap dapat menerima sinar matahari sehingga pada
wilayah ini sangat banyak terdapat beberapa jenis makhluk hidup baik hewan ataupun
tumbuh - tumbuhan. Contohnya pada laut Jawa , laut Natuna , dan selat Malaka.

Zona Bathyal ( wilayah laut dalam ) adalah wilayah laut yang mempunyai kedalaman
antara 150 m sampai 1800 m. Pada wilayah ini sinar matahari tidak dapat tembus,
akibatnya organisme tidak sebanyak seperti yang terdapat pada wilayah Neritic.

5 | Page
Proses Terbentuknya Air Laut
Laut menurut sejarahnya terbentuk lebih dari 4,4 milyar tahun yang lalu. Atmosfer bumi tertutup
oleh debu - debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari menuju ke bumi.
Dampaknya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah yang
mengisi cekungan - cekungan di bumi sampai terbentuklah lautan.

b. Air Atsmosfer ( Hujan )


Air di atmosfer tersedia dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari proses evaporasi (penguapan )
baik yang berasal dari laut , danau , sungai , tanah, bahkan dari permukaan tubuh makhluk hidup
atau permukaan daun tumbuhan. Kemudian uap - uap air tersebut terkumpul dan membentuk
awan. Pada saat awan-awan ini bergerak mengikuti pola angin, kelembapan udara menyebabkan
suhu menjadi dingin selanjutnya uap - uap air akan terkondensasi menjadi tetes - tetes air dan
jatuh menjadi air hujan maupun salju.

Jenis - jenis Air Atsmosfer ( Hujan )


Berdasarkan terjadinya :

Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat udara panas yang naik disertai dengan
angin berputar.

Hujan zenithal adalah hujan sering terjadi pada daerah sekitar equator akibat pertemuan
Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan
membentuk gumpalan - gumpalan awan dan berdampak awan menjadi jenuh serta
turunlah hujan.

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat angin yangmengandung uap air yang
bergerak secara horizontal mengakibatkan Angin tersebut naik menuju pegunungan , suhu
udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar
pegunungan.

Hujan frontal adalah hujan yang terjadi saat massa udara yang dingin bertemu dengan
massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa tersebut dinamakan
bidang front. Karena massa udara dingin lebih berat berada di bawah. Di sekitar front
inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.

Hujan muson adalah hujan yang terjadi akibat Angin Musim ( Angin Muson ). Penyebab
terjadinya Angin Muson merupakan akibat adanya pergerakan semu tahunan Matahari
antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi pada
bulan Oktober hingga April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi pada bulan Mei
hingga Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan
musim kemarau.

Berdasarkan butirnya :

Hujan gerimis, yaitu memiliki diameter butiran kurang dari 0,5 mm.

6 | Page
Hujan salju, yaitu terdiri dari kristal - kristal es yang suhu atau temperaturnya berada
dibawah 0 Celsius.

Hujan batu es, yaitu curahan batu es yang turun ketika kondisi cuaca panas dari awan
yang suhunya dibawah 0 Celsius.

Hujan deras, yaitu curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 Celsius
dengan diameter 7 mm

Jenis Hujan Berdasarkan Curah Hujan


Hujan sedang : 20 50 mm per hari.

Hujan lebat : 50-100 mm per hari.

Hujan sangat lebat : di atas 100 mm per hari.

Proses Terjadinya Hujan


Proses terjadinya hujan disebut juga sebagai siklus hidrologi. Diawali dengan air di permukaan
bumi yang menguap akibat terkena cahaya matahari. Proses ini kemudian naik ke atas dan
membentuk awan. Awan kemudian bergerak oleh adanya tiupan angin. Selanjutnya awan
mengalami kondensasi dan turunlah titik - titik air sebagai hujan.

c. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air yang mengalir atau yang terkumpul di cekungan permukaan bumi
yang berasal dari mata air , air hujan , dan lelehan salju yang mencair. Air permukaan banyak
digunakan untuk berbagai kebutuhan, antara lain untuk diminum , keperluan rumah tangga ,
irigasi , pembangkit listrik , industri, dan sebagainya. Pada umumnya terdapat beberapa
pengotoran pada air permukaan selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur , pelapukan batang
- batang kayu , daun - daun , limbah industri perkotaan dan sebagainya. Beberapa pencemaran ini
, untuk masing - masing air permukaan berbeda - beda , tergantung pada kondisi daerah yang
menjadi tempat mengalirnya air permukaan tersebut.

d. Air Tanah

Menurut ( Sutrisno, 2004 ) , air tanah terbagi atas 3 jenis, yaitu :

Air Tanah Dangkal, yaitu air tanah terjadi akibat daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan terhalang oleh penyaringan lapisan tanah , demikian pula
dengan sebagian bakteri , jadi air tanah akan terlihat jernih namun lebih banyak
mengandung zat kimia ( garam - garam yang terlarut) sebab melewati lapisan tanah yang
memiliki unsur - unsur kimia tertentu untuk masing - masing lapisan tanah.

Air Tanah Dalam , yaitu air tanah dalam pada umumnya termasuk bersih jika dilihat dari
sisi biologinya , sebab selama pengalirannya air tanah mengalami penyaringan alami
maka kebanyakan mikroba sudah tidak lagi didalamnya.

7 | Page
Mata Air , yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya pada permukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam, tidak dipengaruhi oleh musim dan kualitasnya sama
dengan keadaan air tanah dalam.

Pembentukan Air Tanah


Air tanah adalah semua air yang tersedia di bawah permukaan tanah pada lajur atau zona jenuh
air ( zone of saturation ). Air tanah terbentuk dari air hujan dan air permukan, yang meresap
( infiltrate ) mula-mula ke zona tidak jenuh ( zone of aeration ) dan kemudian meresap makin
dalam ( percolate ) sampai mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah merupakan salah satu fase dalam siklus daur hidrologi, yakni sebuah peristiwa yang
rutin berulang dari urutan bagian yang dilewati air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer , penguapan dari darat dan laut atau air pedalaman , pengembunan membentuk awan ,
pencurahan, pelonggokan dalam tanah atau badan air dan penguapan kembali ( Kamus
Hidrologi, 1987 ). Dari daur hidrologi tersebut bisa dipahami bahwa air tanah berinteraksi
dengan air permukaan dan komponen - komponen lain yang terlibat dalam siklus daur hidrologi
tergolong bentuk topografi , tipe batuan penutup , pemakaian lahan , tetumbuhan penutup , dan
manusia yang berada di permukaan. Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan
berinteraksi. Setiap aksi ( pemompaan , pencemaran dan lain-lain ) terhadap air tanah akan
memberikan reaksi kepada air permukaan , begitu juga sebaliknya.

2. Berdasarkan Analisis
Berdasarkan analisis air digolongkan menjadi 3 ( tiga ) , yaitu :

Air kotor atau air tercemar , yaitu air yang bercampur dengan satu atau beberapa
campuran hasil buangan limbah.

Air bersih , yaitu air yang telah terpenuhi sifat fisik , kimia, tetapi bakteriologinya masih
belum terpenuhi. Air bersih ini dapat dijumpai dari sumur gali , sumur bor , air hujan , air
sumber yang langsung dari mata air.

Air minum , yaitu air yang telah terpenuhi sifat fisik , kimia , maupun bakteriologi dan
level kontaminasi maksimum ( LKM ). Level kontaminasi maksimum meliputi
kekeruhan , kandungan zat kimia organik dan anorganik, dan jumlah bakteri coliform.

8 | Page

Anda mungkin juga menyukai