Anda di halaman 1dari 79

M.K.

Pengantar Oseanografi
# Sifat Kimia Air Laut

Nursalam, S.Kel, M.S.

Program Studi Ilmu Kelautan - Fakultas Perikanan dan Kelautan


Universitas Lambung Mangkurat
Alamat : Gedung II FPK Lama Lantai 1 Kampus ULM Km. 36 Banjarbaru
e-mail : ikl@unlam.ac.id website : www.ikl.unlam.ac.id / www.ilmukelautan.org
 Sebagai senyawa kimia yang paling umum dan paling
familiar bagi manusia, air adalah suatu senyawa yang
sangat unik dimana semua makhluk hidup di dunia
sangat tergantung hidupnya pada senyawa ini
 Air (H2O) terdiri dari 1 atom oksigen dan 2 atom
hidrogen. Kondisi molekul ini menyebabkan adanya
daya tarik listrik kecil yang membentuk ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan sifat
isitimewa pada air
 Sebagai senyawa kimia air adalah satu-satunya yang
dapat memiliki 3 bentuk zat dalam kondisi suhu ruangan
 Kemampuan untuk berada dalam 3 bentuk zat ini dengan kondisi
temperatur yang tidak terlalu ekstrem merupakan hal yang memungkinkan
terjadinya siklus hidrologi dan sumber kehidupan bagi makhluk darat
 Sifat kimia dan proses-proses kimiawi yang terjadi di
dalam laut sangat penting dipelajari karena laut
merupakan tempat hidup bagi berbagai makhluk
hidup dan lebih lanjut proses kimiawi di laut berkaitan
erat dengan proses kimiawi di daratan.
 Air laut merupakan campuran dari : 96,5% air murni
dan 3,5% (35‰)material lainnya seperti garam-
garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut
Komponen Kimia Air Laut
1. Bahan Terlarut
 Anorganik
 Unsur utama (0,05 – 750 mM); Na, Cl, Ca, K, Mg
 Unsur minor (0,05 – 50 µM); P dan N
 Unsur trace (0,05 – 50 nM); Pb, Hg, Cd
 Organik (asam humus)
2. Gas Terlarut
 Konservatif (tidak terpengaruh oleh proses biologi; N 2, Ar dan Xe).
 Non-konservatif (dipengaruhi oleh proses biologi; O 2 dan CO2).
3. Partikel tersuspensi (filter > 0,45 µm)
 Bahan organik (detritus)
 Bahan anorganik (mineral)
4. Kolloids (< 0,45 µm, tidak terlarut)
 Anorganik (oxyhidroksida)
 Organik (organometalik)
BAHAN TERLARUT
 Komposisi kimia air laut secara umum dapat
dikelompokkan menjadi:
 (1) unsur- unsur in/anorganik terlarut (dissolved inorganic
matter),
 (2) unsur-unsur organik terlarut (dissolved organic matter), dan
 (3) gas-gas terlarut (dissolved gases).
 Variasi komposisi kimia air laut dari satu tempat ke tempat
lain tergantung pada kondisi lingkungan lokal, seperti
kelimpahan biota, kehadiran muara sungai, dan berbagai
kondisi geologi dan meteorologi.
1. Unsur-unsur In/anorganik Terlarut
 Menurut beratnya, air laut terdiri dari sekitar 96,5% air murni
dan sekitar 3,5% (atau 35‰) unsur inorganik terlarut.
 Sebagian besar unsur-unsur kimia yang sekarang diketahui,
dijumpai di dalam air laut.
 Unsur-unsur inorganik tersebut dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
 1) Unsur Mayor, yaitu unsur-unsur yang jumlahnya lebih besar dari
100 ppm (part per million) atau 100 mg per liter. Unsur-unsur
tersebut adalah Klor (Cl: 19,353 ppm); Sodium atau Natrium (Na:
10,760 ppm); Belerang atau Sulfur dalam bentuk Sulfat (SO42- :
2,712 ppm); Magnesium (Mg: 1,294 ppm); Kalsium (Ca: 412 ppm);
dan Potasium atau Kalium (K: 387 ppm).
 2) Unsur Minor, yaitu unsur-unsur yang konsentrasinya lebih
dari 1 ppm tetapi kurang dari 100 ppm. Unsur-unsur
tersebut adalah Brom (Br: 65 ppm); Karbon (C: 28 ppm);
Stronsium (Sr: 8 ppm); Boron (B: 4,6 ppm); Silikon (Si: 3
ppm); dan Fluor (F: 1 ppm).
 3) Unsur Jejak (Trace Elements), yaitu unsur-unsur yang
konsentrasinya kurang dari 1 ppm. Beberapa unsur jejak yang
utama adalah Nitrogen (N: 0,5 ppm); Litium (Li: 0,17 ppm);
Rubidium (Rb: 0,12 ppm); Fosfor (P: 0,07 ppm); Iodium (I:
0,06 ppm); Besi atau Ferum (Fe: 0,01 ppm); Seng (Zn: 0,01
ppm); Molibdenum (Mo: 0,01 ppm). Selain itu terdapat
setidaknya 52 unsur yang dijumpai dengan konsentrasi lebih
kecil.
 Susunan berkala unsur. Unsur-unsur yang tidak di dalam tanda ―kurung,
dijumpai di air laut. Dikutip dari Ingmanson dan Wallace (1973)
 Sistem periodic unsur-unsur kimia di alam
Komposisi unsur-unsur dalam air laut
Salinitas
 Sebagian besar unsur-unsur terlarut di dalam air laut dijumpai dalam bentuk
ion.
 Garam-garam laut terdiri terutama dari beberapa unsur mayor yang dijumpai
dalam berbagai bentuk variasi kombinasi.
 Sebagian besar ion-ion garam-garam laut dihasilkan dari senyawa- senyawa
berikut:
 Sodium klorida atau Natrium klorida (NaCl);
 Magnesium klorida (MgCl2);
 Magnesium sulfat (MgSO4);
 Kalsium sulfat (CaSO4);
 Potasium sulfat atau Kalium sulfat (K 2SO4);
 Magnesium bromida (MgBr2);
 Kalsium karbonat (CaCO3);
 Sodium sulfat atau Natrium sulfat (NaSO 4); dan
 Potasium klorida atau Kalium klorida (KCl).
Garam
 Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah
klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium
(4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang
dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak,
strontium dan florida.
 Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah
pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi
lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut
dalam.
Sumber Senyawa Kimia
Siklus Air
Hidrothermal

Pelapukan

Aktifitas Manusia
 Salinitas adalah banyaknya garam terlarut yang terkandung di
dalam 1 kg air laut
 Definisi: “berat dalam gram garam terlarut dalam satu kilogram
air laut, dimana semua bromida dan iodida digantikan dengan
jumlah equivalen chlorida, dan semua karbonat digantikan
dengan jumlah equivalen oksida” (Forch, Knudsen dan
Sorensen)
 Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut
(densitas, kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas
menjadi maksimum) beberapa tingkat tetapi tidak
menentukannya
 Sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut adalah
daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
 Satuan untuk salinitas adalah ‰ (per mil)
 Salinitas air laut di seluruh wilayah perairan di dunia
berkisar antara 33 – 37 ‰ dengan nilai median 34,7 ‰,
namun di Laut Merah dapat mencapai 40 ‰
 Salinitas air laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah
ekuator, sedangkan terendah dapat terjadi di daerah kutub,
walaupun pada kenyataannya sekitar 75 % air laut
mempunyai salinitas antara 34,5‰ – 35 ‰
 Dari keseluruhan bahan kimia terlarut dalam air laut, hanya
garam yang mempengaruhi salinitas.
 Dan walaupun salinitas tiap perairan berbeda-beda
perbandingan dari masing-masing unsur garam selalu tetap
Prinsip “Marcet”
 Komposisi unsur utama di air laut adalah relatif tetap.
 Dasar penentuan chlorinitas sebagai teknik analisis
salinitas.
 Chlorinitas = nilai equivalen chlorin terhadap konsentrasi
total halida dalam ppt berat (g Cl/Kg air laut) yang diukur
dengan titrasi AgNO3.
Komposisi ion utama Rata-rata air laut
Ion ‰ berat
Cl- 18,980 Total anion = 21,861‰
SO42- 2,649
HCO3- 0,140
Br- 0,065
H2BO3- 0,026
F- 0,001
Na+ 10,556 Total kation = 12,621‰
Mg2+ 1,272
Ca2+ 0,400
K+ 0,380
Sr2+ 0,013
Total S 34,482 ‰

Kondisi Salinitas 35 ‰
Hubungan Chlorinitas vs Salinitas
No. Rumus Keterangan

1. S = 1,812 Cl (‰) Forchhammer

2. S = 1,8056 Cl (‰) Dittmar

3. S = 1,8148 Cl (‰) Lyman dan Fleming

4. S = 1,81537 Cl (‰) Millero dan Sohn

5. S = 1,805 Cl (‰) + 0,03 Morris dan Riley

6. S = 1,80655 Cl (‰) JPOTS


Komposisi ion-ion air laut dapat berubah pada
wilayah-wilayah

 Daerah tertutup, estuari, dan pengaruh sungai


 Palung, Fjord, dan sirkulasi terbatas
 Daerah dangkal dan penguapan tinggi
 Daerah hidrotermal
 Dalam sedimen
Distribusi salinitas
 Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah
subtropis hingga ke mendekati kutub) rendah di permukaan dan
bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman.
 Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o
– 40oLU atau 23,5o – 40oLS) salinitas di permukaan lebih besar
daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan).
 Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya
rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap
kedalaman.
 Di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di
kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan)
Sebaran Salinitas Horizontal
Sebaran Vertikal Salinitas
Sama seperti suhu kita
dapat mengukur
salinitas di tiap
kedalaman dan dapat
memetakan sebaran
vertikalnya

Lapisan dimana
salinitas berubah
dengan cepat disebut
Halocline
Pengukuran Salinitas Air Laut
 Salinitas air laut ditentukan melalui persamaan pada tahun
1902 :
 S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo)
 o/ (dibaca per mil) adalah bagian per seribu.
oo

 Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35 o/oo atau 35


gram garam di dalam satu kilogram air laut.
 Tahun 1969 UNESCO memperkenalkan definisi baru yang
dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus:
 S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo)
 Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata
didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya
2. Unsur-unsur Organik Terlarut
 Kehadiran unsur-unsur organik di dalam air laut jumlahnya
relatif sedikit, dan biasanya hadir dalam jumlah yang
bervariasi antara 0 – 6 mg per liter.
 Sumber dari unsur- unsur organik adalah dari ekresi
organisme dan hancuran dari organisme yang mati.
 Unsur- unsur yang termasuk ke dalam unsur-unsur organik
terlarut (dissolved organic matters – DOM) adalah
nitrogen (N) dan fosfor (P) yang secara kimiawi
membentuk senyawa organik dan bahkan teroksidasi, atau
kadang-kadang oleh bakteri, terubah menjadi nitrat (NO 3-)
dan untuk membentuk unsur-unsur organik, karena itu,
keduanya disebut sebagai nutrien (nutrient).
 Di laut, konsentrasi nitrogen dan fosfat relatif kecil. Akibatnya,
penyebarannya di dalam air laut dikontrol oleh proses kimia yang
berlangsung secara biologis (biologically mediated redox processes)
yang juga mengontrol siklus biogeokimia unsur organik.
 Dengan demikian, nitrogen dan fosfor disebut sebagai biolimiting
elements.
 Sebagai pembanding, unsur karbon dan sulfur lebih banyak
dijumpai di dalam air laut. Distribusinya dipengaruhi oleh proses-
proses fisika dan biogeokimia.
 Karena proses biologis memiliki pengaruh yang kecil terhadap
distribusinya di laut, maka keduanya disebut sebagai biointermediate
elements.
 Selain nitrat dan fosfat, senyawa-senyawa organik terlarut lainnya di
dalam air laut adalah karbon organik, karbohidrat, protein, asam-
asam amino, asam-asam organik, dan vitamin-vitamin.
 Selain nitrat (NO3-) dan fosfat (PO43-), di laut ada nutrien
ke-tiga, yaitu silikat (SiO4-). Silikat dibutuhkan oleh
organisme laut untuk membentuk dinding luar yang keras
pada organisme bersel tunggal seperti diatom, dan skeletal
pada beberapa protozoa.
 Ketiga unsur nutrien ini masuk ke laut melalui sungai dan
aliran permukaan bersama-sama unsur terlarut lainnya.
 Semua unsur-unsur organik yang terbentuk di perairan
permukaan terutama oleh proses fotosintesis.
 Proses fotosintesis membutuhkan sinar matahari, oleh
karena itu, hanya terjadi di kedalaman air yang dapat
ditembus oleh sinar matahari, yaitu hanya sampai 200
meter dari permukaan samudera, yang disebut dengan
zona eufotik (euphotic zone).
 Oganisme yang terlibat dalam proses fotosintesis adalah
fitoplankton.
 Persamaan reaksi fotosintesis :

 Reaksi di atas memperlihatkan bahwa fotosintesis tidak


hanya mengkonsumsi CO2 dari larutan dan menghasilkan
O2, tetapi juga membutuhkan nutrien, seperti nitrat dan
fosfat.
 Konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan permukaan
bervariasi, oleh karena itu, laju fotosintesis, yang dikenal
dengan produktivitas planktonik (planktonic productivity),
juga bervariasi.
 Laut dengan produktifitas tinggi terjadi di samudera
terbuka melalui proses percampuran yang membawa air
dari laut dalam yang kaya dengan nutrien ke permukaan.
 Di perairan pesisir dekat pantai, produktifitas tinggi terjadi
karena nutrien yang dimasukkan oleh aliran sungai dari
darat ke perairan pesisir. Konsentrasi nitrat dan fosfat yang
sangat tinggi dijumpai di bawah lapisan permukaan
(Gambar 8.3 dan 8.4).
 Gambar 8.3.
Profil kedalaman (a)
salinitas, (b)
temperatur, (c)
oksigen terlarut (O2),
(d) nitrat, (e) fosfat,
(f) silikon terlarut (g)
inorganik karbon
terlarut total di daerah
lintang menengah.
Dikutip dari Libes
(1992)
 Oksigen tampak tinggi di lapisan permukaan (Gambar
8.3), kondisi ini terjadi karena percampuran dan
fotosintesa yang terjadi.
 Fotosintesa mengkonsumsi nutrien dan karbon dioksida,
yang menyebabkan rendahnya konsentrasi ketiga unsur
tersebut di permukaan.
 Selanjutnya, tingginya fosfat dan nitrat di sebelah bawah
termoklin menunjukkan banyak material organik
(Particulate Organic Matter = POM) yang turun dari
lapisan permukaan dan tidak mengalami pengadukan di
lapisan termoklin.
 Kolom air di bawah lapisan permukaan atau zona eufotik tidak
dapat ditembus oleh sinar matahari, sehingga disebut zona
afotik (aphotic zone).
 Oleh karena itu, proses apapun yang membawa air dari bawah
lapisan permukaan ke dalam zona permukaan yang dapat
ditembus oleh sinar matahari, akan membantu fotosintesis.
 Dua proses utama yang dapat menyebabkan hal tersebut
adalah ―coastal upwelling (upwelling di perairan pesisir) dan
percampuran massa air di lintang tinggi pada sirkulasi air
dalam (deep water circulation). Gambaran profil vertikal
konsentrasi nitrat dan fosfat dari tiga samudera utama dapat
dilihat pada Gambar 8.4.
 Gambar 8.4. Profil kedalaman rata-rata nitrat dan fosfat terlarut di tiga
samudera utama. Dikutip dari Berner dan Berner (1987)
 Fitoplankton dimakan oleh zooplankton, selanjutnya zooplankton
dimakan oleh ikan, dan seterusnya dalam suatu rantai makanan.
 Selama proses tersebut berlangsung, respirasi terjadi baik oleh
organisme tingkat tinggi maupun bakteri.
 Respirasi adalah kebalikan dari fotosintesis. Dengan kata lain,
oksigen diambil dari larutan dan CO2, nitrat dan fosfat dilepaskan ke
dalam larutan.
 Laju fotosintesis dan respirasi teratur dalam keseimbangan yang baik
di perairan permukaan, tetapi tidak betul-betul sama. Sebagian kecil
unsur organik yang mati tenggelam ke perairan yang lebih dalam.
 Unsur-unsur organik yang tenggelam itu kemudian mengalami
oksidasi oleh bakteri di air dalam dan menghasilkan CO2, nitrat dan
fosfat, dan mengkonsumsi O2 (tanpa fotosintesis) (Gambar 8.5).
 Proses oksidasi oleh bakteri ini menyebabkan tingginya konsentrasi
nitrat, fosfat, dan CO2, dan rendahnya O2 di perairan dalam (Gambar
8.3 dan 8.4).
Gambar 8.5. Siklus biogeokimia dari detritus material organik (Particulate
Organic Matter – POM). (1) fotosintesis, (2) komsumsi (3) mati, (4) konsumsi
detritus, (5) ekskresi POM dan mati, (6) konsumsi, (7) konsumsi detritus, (8)
ekskresi POM dan mati, (9) degradasi oleh bakteri, (10) regenerasi nutrien, (11)
ekskresi nutrien, (12) POM tenggelam, (13) konsumsi, (14) sedimentasi, (15)
regenerasi nutrien, (16) konsumsi, (17) ekskresi, (18) regenerasi nutrien, (19)
transportasi nuterien secara vertikal, (20) asimilasi nutrien. Dikutip dari Libes
(1992)
3. Gas-Gas Terlarut
 Air laut mengandung sejumlah besar gas-gas udara yang terlarut.
Semua gas-gas yang ada di atmosfir dapat dijumpai di dalam air
laut walaupun jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
yang ada di atmosfir.
 Gas-gas utama (major gases) di laut : Nitrogen (N2), Oksigen
(O2), dan Karbondioksida (CO2).
 Gas-gas lain dalam jumlah yang sedikit : Helium (He), dan gas-
gas ― inert (tidak reaktif), yaitu Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton
(Kr), dan Xenon (Xe).
 Gas-gas hadir di dalam air laut masuk melalui atmosfer.
 Beberapa gas jarang (rare gas) dapat hadir di dalam air laut
melalui proses peluruhan radioaktif (radioactive decay) di dalam
sedimen di dasar laut.
Perbandingan jumlah kandungan gas-gas
terlarut yang terdapat di atmosfir dengan di
laut
 Kelarutan gas, atau kemampuan gas untuk masuk ke
dalam larutan, tergantung pada 3 hal, yaitu:
1. Temperatur gas dan larutan; Kelarutan gas meningkat
dengan berkurangnya temperatur,
2. Tekanan atmosfer parsial gas; kelarutan gas meningkat
dengan meningkatnya tekanan, dan
3. Kandungan garam dalam larutan (salinitas); kelarutan gas
berkurang dengan meningkatnya salinitas.
 Kuantitas kandungan gas di dalam air laut, dengan
pengecualian oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2),
sangat ditentukan oleh ketiga faktor tersebut di atas.
 Gas-gas yang konsentrasinya dapat dipredikasi, relatif
tidak reaktif di dalam lingkungan laut.
 Bila kuantitas gas lebih tinggi atau lebih rendah dari pada
yang ditunjukkan oleh 3 faktor di atas, maka hal itu
menunjukkan adanya SESUATU di lingkungan laut yang
menyebabkan variasi itu.
 Oksigen dan Karbon dioksida adalah gas-gas yang
konsentrasinya dapat bervariasi secara independen
terhadap faktor di atas. Kedua gas itu bersifat reaktif di
dalam lingkungan laut.
Sifat-sifat kelarutan gas terlarut
 Semakin tinggi volume suatu gas diatmosfer, maka
semakin tinggi pula konsentrasi terlarutnya dilaut.
 Makin tinggi suhu, salitas, dan tekanan parsial gas yang
terlarut dalam air maka kelarutan oksigen dalam air
makin berkurang.
Nitrogen (N)
 Sumber utama nitrogen adalah nitrogen molekuler/bebas (N2)
yang terdapat di atmosfir dan sumber lainnya yang ada di kulit
bumi dan perairan.
 Nitrogen terdapat dalam bentuk yang komplek, sifatnya mudah
larut dalam air.
 Kandungan nitrogen di dalam air laut adalah 64% dari seluruh
kandungan gas terlarut di dalam air laut.
 Secara biologis, nitrogen terlarut di dalam air tidak penting,
karena sebagian hewan tidak dapat memanfatkan nitrogen
bebas, sebelum terjadinya proses pengikatan dalam bentuk
senyawa-senyawa.
 Agar bisa dimanfaatkan, nitrogen bebas harus berada dalam
bentuk senyawa. Organisme yang berperan dalam proses ini
adalah bakteri pengikat nitrogen (nitrogen-fixing bacteria).
 Nitrogen dalam air laut umumnya terlarut dalam bentuk
senyawa nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan Amoniak (NH4).
 Nitrat dihasilkan oleh reaksi kimia selama metabolisme
tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan itu kemudian
menjadi sumber nitrogen bagi tingkat kehidupan lain yang
lebih tinggi yang merupakan bagian dari rantai makanan.
 Bentuk-bentuk senyawa dari nitrogen tersebut diabsorbsi oleh
organisme laut untuk memenuhi kebutuhan akan nitrogen
sebagai salah satu komponen utama pembentukan asam amino
yang menjadi awal terbentuknya protein.
 Konsumen senyawa nitrogen dalam air laut adalah algae
bentos dan fitoplankton. Kedua macam tumbuhan laut tersebut
menurut SMAYDA (1983) mengambil senyawa nitrogen
secara bertahap dengan urutan pertama yaitu nitrogen- nitrat
(NO3-N), kemudian nitrogen- nitrit (NO2- N), dan terakhir
nitrogen-ammonia (NH3-N).
Siklus Nitrogen
 Nitrogen dalam bentuk N-molekuler (N2) yang berlipat
ganda jumlahnya daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3).
Nitrogen memegang peranan kritis dalam siklus organik
untuk menghasilkan asam-asam amino yang membuat
protein.
 Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap N-
anorganik dalam salah satu gabungan atau sebagai
nitrogen molekuler.
 Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein yang kemudian
dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan.
 Jaringan organik yang mati diurai oleh berbagai jenis
bakteri, termasuk didalamnya bakteri pengikat nitrogen
yang mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk
gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi yang
melakukan hal sebaliknya.
 Nitrogen lepas ke udara dan diserap dari udara selama
siklus berlangsung.
 Jumlah nitrogen yang tergabung dalam mineral dan
mengendap di dasar laut tidak seberapa besar. Pola sebaran
nitrogen di Samudera Atlantik, Pasifik dan Samudera India
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
 Sebaran menegak dari bentuk-bentuk gabungan nitrogen
berbeda di laut. Nitrat terbanyak terdapat di lapisan
permukaan, amonium tersebar secara seragam, dan nitrit
terpusat dekat termoklin.
 Interaksi-interkasi antara berbagai tingkat nitrogen organik dan
bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat nitrogen diubah
menjadi berbagai senyawa anorganik, zat-zat ini sudah
tenggelam di bawah termoklin.
 Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karena
termoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur-
unsur ini dan kenyataannya persediaan nitrogen akan menjadi
faktor pembatas bagi produktivitas di laut.
SIKLUS NITROGEN
Eutrofikasi
 Daratan dan lautan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kelebihan nitrogen pada wilayah pesisir dapat
mempengaruhi kadar nitrogen dalam laut.
 Salah satu contoh adalah perlakuan pemupukan
(fertilization treatment) yang berlebihan mempengaruhi
air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi
kondisi air minum bagi manusia.
 Khusus di laut, kelebihan unsur N dan P akan
mengakibatkan kejadian blooming dapat menimbulkan
tumbuhnya beberapa alga yang beracun bagi kehidupan
fauna.
Oksigen
 Umumnya oksigen dijumpai di lapisan permukaan karena oksigen dari
udara didekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi ke dalam air laut).
 Oksigen dipergunakan oleh hewan, bakteri, dan mikroorganisme
heterotropik untuk respirasi. Tanpa oksigen, atau kekurangan oksigen, dapat
menyebabkan kematian semua organisme tersebut.
 Tingginya kandungan oksigen di lapisan permukaan laut (zona fotik/eufotik)
adalah karena aktifitas fotosintesis dari fitoplankton dan pelarutan dari
atmosfer.
 Fotosintesis : CO2 + H2O = CH2O + O2 , di mana CH2O adalah
karbohidrat (Richacds 1965). Tetapi nilai perpindahan dari atmospir lebih
cepat dari pada proses dalam lautan. Fotosintesis jarang menyebabkan
kelebihan oksigen di lapisan permukaan.
 Air laut mengandung oksigen sebanyak 34% dari seluruh total gas yang
terlarut di dalam air laut. Konsentrasi oksigen laut sangat bervariasi,
berkaitan dengan temperatur. Makin tinggi temperatur, kelarutan gas makin
rendah.
 Beberapa ratus meter di bawah zona eufotik, biasanya
terdapat zona oksigen-minimum (oxygen-minimum zone) atau
lapisan miskin oksigen (oxygen-poor layer). Zona itu
terbentuk karena fenomena biologis.
 Unsur-unsur organik dan oksigen dipergunakan dan
dikonsumsi sebagian besar di dalam zona afotik oleh
organisme, termasuk bakteri.
 Proses ini disebut respirasi (respiration), menyebabkan
oksigen dikonsumsi dan dikeluarkan sebagai gas dari air laut.
Inilah yang menyebabkan terbentuknya zona oksigen-
minimum.
 Zona oksigen-minimum terjadi karena respirasi hewan dan
tumbuhan, dan oksidasi detritus material organik oleh bakteri.
 Zona ini tergantung pada apakah deplesi oksigen oleh
respirasi melewati oksigen yang diperbaharui oleh
percampuran antara air permukaan dengan air dalam.
 Peningkatan oksigen di bawah zona oksigen minimum
dipercaya adalah karena pemasukan air yang kaya oksigen
dari daerah kutub ke bagian samudera yang dalam.
 Kehadiran oksigen di seluruh kedalaman air menunjukkan
adanya sirkulasi dan interaksi diantara massa air dari
berbagai tingkat kedalaman.
Oksigen Terlarut Dalam Air Laut (DO)
 Distribusi oksigen secara horisontal dan vertikal di lautan
mencerminkan keseimbangan, antara: (a) input yang
melintasi interface udara-laut, (b) proses biologi dan (c)
transport secara fisika. Beberapa faktor yang mengontrol
distribusi oksigen terlarut dalam lautan cenderung
menggambarkan profil vertikalnya.
 Oksigen dlm air laut umumnya berasal dr fotosintesa dan
kontak dgn atmosfer.
 Permukaan air laut umumnya kaya oksigen yg diperlukan
bagi fotosintesa, hingga kedalaman 100 m.
Distribusi verkal oksigen
di laut
(a) Profil vertikal pada
Atlantik, India dan Pasifik
(b) Penampang vertikal
Atlantik Barat
(c) Penampang vertikal
Sentral Pasifik
Karbon Dioksida
 Gas karbon dioksida (CO2) adalah penyusun air laut yang
penting. Gas ini masuk ke dalam air laut sebagai gas
terlarut, dan kemudian membentuk asam lemah H2CO3.
Gas ini kemudian berkombinasi dengan air laut dan
menghasilkan material karbonat yang banyak dijumpai di
dalam batuan, koral, cangkang hewan laut dan berbagai
sedimen laut.
 Persamaan reaksi pembentukan karbonat itu adalah
sebagai berikut:
CO2 + H2O <----> H2CO3
2H+1 + CO-2 3<----> HCO-13 + H+1
 Gas karbon dioksida diperlukan untuk proses fotosintesis oleh
tumbuhan hijau di laut di siang hari.
 Di malam hari, karbon diosida dihasilkan oleh proses respirasi.
 Selain alamiah, gas karbon dioksida juga dihasilkan oleh
aktifitas manusia membakar bahan bakar fosil, seperti minyak
bumi dan batubara.
 Produksi gas karbon dioksida secara berlebihan dapat
meningkatkan temperatur atmosfer Bumi, yang dikenal
sebagai efek rumah-kaca (greenhouse effect).
 Gas karbon dioksida juga disebut sebagai gas rumah-kaca
(greenhouse gas). Kemampuan air laut menyerap gas karbon
dioksida secara langsung mempengaruhi iklim global.
PARTIKEL TERSUSPENSI
 Mineral
 Karbon
 Nutrient
Mineral
 Mineral yang terkandung di dalam laut umumnya dalah
hasil dari run-off dari daratan, aktivitas vulkanik dan
organik
 Sebagai proses adaptasi terhadap kadar salinitas yang
tinggi makhluk hidup (ikan) mengembangkan
osmoregulasi
Karbon
Unsur karbon (C) dalam air laut terdiri dari dua jenis
1. Karbon inorganik
2. Karbon organik
 Karbon inorganik di laut berasal dari interaksi lautan
aatmosfer. CO2 di udara akan larut ke dalam air laut
membentuk H2CO3 (asam bicarbonat). H2CO3 berfungsi
sebagai buffer untuk mencegah perubahan pH (derajat
keasaman air laut)
 Karbon dalam bentuk ion bicarbonat ini dapat bertukar
dengan bebas ke udara menjadi CO2, terutama di daerah
upwelling dan demikian sebaliknya di daerah downwelling
 Siklus ini berpengaruh sangat besar terhadap masalah
global warming karena laut berfungsi sebagai sumber
(source) dan tempat pengendapan (sink) karbon
 Karbon organik masuk ke dalam lautan melalui dua proses
1. fotosintesis
2. ion karbonat diserap oleh makhluk hidup untuk
membentuk cangkangnya (CaCO3) yang apabila
hewan ini mati akan membentuk endapan kapur di
dasar laut yang merupakan cadangan karbon terbesar

Anda mungkin juga menyukai