Anda di halaman 1dari 5

Parameter Kualitas Fisika Air

Cahaya
Cahaya matahari dapat mempengaruhi reaksi-reaksi yang terjadi dalam air. Penetrasi
cahaya matahari ke dalam air terutama dipengaruhi oleh sudut jatuh cahaya terhadap garis
vertikal. Semakin besar sudut jatuhnya, maka penetrasi cahaya matahari semakin menurun.
Cahaya akan berubah kualitas spektrumnya dan turun intensitasnya setelah menembus massa air
disebabkan karena dispersi dan absorpsi yang berbeda-beda oleh lapisan air. Pada air murni kira-
kira 53% dari cahaya yang masuk akan ditransformasi ke dalam bentuk panas dan selanjutnya
akan padam pada kedalaman kurang dari satu meter (Boyd, 1990). Energi cahaya yang
dibutuhkan untuk meningkatkan suhu air sebesar 1oC lebih besar dari energi yang dibutuhkan
untuk materi lain. Serta untuk perairan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menaikkan
atau menurunkan suhu, jika dibandingkan dengan daratan.

Suhu
Suhu air dipengaruhi oleh : radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi.
Radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi naik turunnya suhu air. Sinar
matahari menyebabkan panas air di permukaan lebih cepat dibanding badan air yang lebih
dalam. Densitas air turun dengan adanya kenaikan suhu sehingga permukaan air dan air yang
lebih dalam tidak dapat tercampur dengan sempurna. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
stratifikasi suhu (themal stratification) dalam badan air, dimana akan terbentuk tiga lapisan air
yaitu : 

 Epilimnion adalah lapisan atas yang suhunya tinggi.


 Hypolimnion adalah lapisan bawah yang suhunya rendah.
 Thermocline adalah lapisan yang berada di antara epilimnion dan hypolimnion yang
suhunya turun secara drastis (Boyd, 1990).

Dampak peningkatan suhu :

 Peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi


 Penurunan kelarutan gas dalam air (O2, CO2, N2, CH4)
 Peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air > peningkatan konsumsi
O2
 Peningkatan suhu 10oC > peningkatan konsumsi O2 oleh organisme akuatik 2 –3 kali
 Suhu optimum pertumbuhan fitoplankton 20 - 30°C.

Kecerahan/Kekeruhan

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan itu sendiri merupakan
ukuran transparasi perairan yang ditentukan secara visual menggunakan Secchi disk. Biasanya
kekeruhan menggambarkan sifat optik air dan ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
diserap serta dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kecerahan
(transparancy) perairan dipengaruhi oleh bahan-bahan halus yang melayang-layang dalam air
baik berupa bahan organik seperti plankton, jasad renik, detritus maupun berupa bahan anorganik
seperti lumpur dan pasir (Hargreaves, 1999).

Warna

Warna diamati langsung secara visual, atau diukur berdasarkan skala platinum kobalt
(satuan PtCo), dengan membandingkan warna air sampel dengan warna air standar. True Color :
warna yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut sedangkan Apparent Color : warna yang
disebabkan oleh bahan terlarut dan atau bahan tersuspensi.
Penyebab warna :
1. Bahan Organik (tanin, lignin, humus dari dekomposisi tumbuhan) berwarna kecoklatan.
2. Ion-ion logam : Fe 0,3 mg/liter berwarna kekuningan
Mn 0,05 mg/liter berwarna abu-abu,
3. Kalsium karbonat dari daerah berkapur berwarna warna kehijauan
4. Plankton: Dinoflagelata berwarna merah, Cyanophyta (perairan tawar)
Nilai warna :
1. Alami : tidak berwarna dengan skala platinum kobaltnya <10
2. Rawa : berwarna kuning kecoklatan dengan skala platinum kobalt 100 – 300 karena ada
kandungan humusnya.
3. Air minum : skala platinum kobaltnya 5 – 50

Konduktivitas

Daya Hantar Listrik (DHL) ialah gambaran numerik dari kemampuan air untuk
meneruskan aliran listrik. Semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin
tinggi nilai DHL. Asam, basa, garam adalah konduktor yang baik dan bahan organik seperti
sukrosa dan benzene adalah penghantar listrik yang jelek.

Konduktivitas air dipengaruhi juga oleh TDS (Total Dissolved Solid ) atau total padatan
terlarut, semakin tinggi nilai TDS pada air maka nilai konduktivitas pada air tersebut juga akan
tinggi juga. TDS pada air terdiri dari 2 jenis padatan yaitu TDS yang berasal dari bahan organik
dan TDS yang berasal dari bahan bahan anorganic, TDS yang berasal dari bahan bahan
anorganik inilah yang memiliki daya hantar listrik yang bagus.

Semakin besar nilai konduktivitas air maka semakin buruk kualitas air tersebut.
Semakin kecil nilai konduktivitas air maka akan semakin susah air tersebut dalam
menghantarkan arus listrik dan itu berarti kualitas air semakin bagus. Tapi sebaliknya jika nilai
konduktivitas air tersebut besar maka kemungkinan air tersebut dalam menghantarkan arus listrik
sangat bagus dan itu berarti kualitas air tersebut jelek atau bahkan tidak layak untuk kita
pergunakan dan bahkan bisa membahayakan kesehatan kita.
Padatan Total, Terlarut, Tersuspensi
Padatan total atau Total Suspended Solid adalah banyaknya materi padat tersuspensi
dalam air. Zat padat yang dimaksud ialah zat padat yang tertahan (tidak lolos) filter atau
tertinggal di kertas filter (saringan millipore dengan diameter pori 0,45).
Padatan terlarut atau Total Disdolved Solid ialah banyaknya materi padat terlarut dalam
air yang lolos melalui filter. Hal itu diakibatkan oleh bahan organik berupa ion-ion yang
ditemukan di perairan.
Padatan tersuspensi atau Settleable Solid ialah padatan yang dapat diendapkan selama
periode waktu tertentu dalam wadah yang berbentuk kerucut terbalik (imhoff cone) dan data
digunakan untuk data perencanaan pengolahan limbah.

Salinitas

Parameter Kualitas Kimia Air

Ph dan asiditas
Ph adalah derajat keasaman yang dipakai untuk menyalakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Organisme air hidup di pH 6.5–8.0, di luar range tersebut
mempengaruhi fisiologi organisme air dan reproduksi. Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi
nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar CO2 bebas.
Asiditas adalah jumlah asam (asam kuat maupun lemah) dan konsentrasi ion H. Asiditas
pada sistem air alami adalah kapasitas air untuk menetralisir OH-. Asiditas merupakan hasil dari
adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, protein, asam-asam lemak dan ion-ion logam
asam, terutama Fe3+.
Potensi redoks
Konsentrasi oksigen dalam air berhubungan erat dengan nilai potensial redoks (Eh). Rhoads
(1974), menemukan pada nilai Eh +400 mv, konsentrasi oksigennya antara 4-10 mg/I.
Sedangkan pada nilai Eh +300 mv, konsentrasi oksigen sekitar 0,3 mg/l dan pada +2fr) mv,
oksigennya sekitar 0,1 mg/l, konsentrasi oksigen menjadi tidak terukur jika nilai Eh di bawah 0
mv.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen) adalah banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam satu
liter air. Oksigen Terlarut banyak berperan dalam tata kehidupan biota air dan pembenahan
aerobic terutama dalam proses pembenahan limbah secara biologis. Kehidupan makhluk hidup di
dalam air (tumbuhan dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan
konsentrasi DO minimal yang diperlukannya.
Karbondioksida
Karbondioksida (CO2) mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan organisme air.
Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses dekomposisi atau perombakan bahan organik
oleh bakteri. Namun jika dalam keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan menjadi
racun bagi beberapa jenis ikan. Kandungan CO2 diperairan digunakan untuk melarutkan kapur,
yaitu untuk mengubah senyawa menjadi kalsium bikarbonat Ca(HCO3-). Kadar karbondioksida
(CO2) yang baik bagi organisme perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l. Jika lebih dari itu sangat
membahayakan karena menghambat pengikatan oksigen (O2). Lebih lanjut dikatakan kadar
karbondioksida yang berlebih dapat diatasi dengan melakukan penggantian air secara rutin,
mengurangi pertumbuhan ganggang yang terlalu lebat dan peningkatan peranan kincir air.
Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH
larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-)
yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk mencegah
terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber CO 2 untuk proses
fotosintesis fitoplankton. a
Kesadahan
Kesadahan adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation penyebab
kesadahan yaitu unsur Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan air dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu
a. Kesadahan sementara (temporer) :
 Disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium
dan magnesium
 Dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan pembubuhan kapur tohor
b. Kesadahan tetap (permanen).
 Disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (CI-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium dan
magnesium
 Disebut juga kesadahan non karbonat
 Tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi dapat dihilangkan dengan cara
pertukaran ion
Bahan Organik
Bahan organik adalah salah satu indikator kesuburan lingkungan di air. Bahan organik
dalam jumlah tertentu dapat berguna bagi biota perairan, namun apabila jumlah bahan organik
sudah melebihi kemampuan asimilasi perairan maka dapat menimbulkan gangguan kualitas air
akibat proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi bahan organik secara aerob dapat
menyebabkan kandungan oksigen terlarut menjadi rendah bahkan habis. Jika oksigen di dalam
perairan habis maka proses dekomposisi akan berlangsung secara anaerob. Pada proses
dekomposisi ini akan dihasilkan senyawa-senyawa yang tidak stabil dan bersifat toksik. Kondisi-
kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan.

Anda mungkin juga menyukai