Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Karakter dan Etika Profesi

Nama kelompok :
1. Wildan Ashshiddiqi (21405241057)
2. Uswatun Khasanah (21405241060)
3. Rikatya Rezain Visi N.K (21405244008)
4. Andi Lani Jaya Sukma (21405244010)
5. Arin Nanda Dila Apsari (21405244014)
6. Indriani Tri Astuti (21405244019)
7. Annisa Syifa Brilianti (21405244042)
8. Riski Bagus Saputro (21405244043)
9. Abdul Rofi Sufyan (21405244044)
10. Amalia Yoganing Syafira (21405244046)
11. Fahreza Yoga Aditama (21405244047)

Kelas/kelompok : Pendidikan Geografi B /3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
Kesimpulan Undang-Undang No. 14 tahun 2005

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai agen
pembelajaran (learning agent) adalah peran guru sebagai fasilitator, motivator, pemacu,
perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Guru mempunyai peran
yang besar dalam pembangunan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan Seni. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. disamping kewajiban tersebut guru juga berhak
mendapatkan perlindungan dan jaminan dari negara.Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005
menyatakan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat guru serta perannya sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan
martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Tujuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional ialah
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan UU no 14 tahun 2005 guru dan dosen berhak mendapatkan penghasilan di
atas kebutuhan hidup minimum yaitu pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
guru dan keluarganya secara wajar, baik sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi,
maupun jaminan hari tua. UU Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 9 tertulis " Kualifikasi akademik
adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan
jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan." pada pasal 1 ayat 9 tersebut
dijelaskan bahwa guru atau dosen ditugaskan berdasarkan kompetensi yang tetera pada ijazahnya.
dengan kata lain guru atau dosen harus ditempatkan sesuai dengan ijazah atau sertifikat pendidikan
terakhirnya.Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional dan bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional yang
diharuskan memiliki sertifikat. Sertifikat tersebut termasuk pengakuan yang diberikan kepada guru
dari pemerintah dan guru wajib mendapatkan penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru
dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat
bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-
Undang Guru dan Dosen mengatur secara detail aspek-aspek secara rinci tentang kedudukan,
fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru, serta kompetensi yang ada. Kedudukan guru
dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja

g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan


dengan belajar sepanjang hayat

h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan;

i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang


berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Undang undang nomor 14 tahun 2005 merupakan salah satu bukti bahwa PGRI sangat
peduli terhadap guru dan profesi guru. Kehadiran undang undang ini sudah tentu menjadi
fenomena baru dalam dunia pendidkan Indonesia Jika kita bandingkan sekarang kebanyakan guru
kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Banyak para guru terlantar dan tdak diberdayakan
oleh pemerintah, mari kita tengok kembali tentang nasib para guru honorer. Dbandingkan dengan
PNS yang kenanyakan kita sering melihat oknum PNS yang kerjanya semaunya sendiri dengan
guru honorer yang kerja mati matian tapi berbanding terbalik dengan gaji yang sebenarnya.
Pemerntah diharapkan bisa mensejahterakan nasib guru, dimana tidak ada sistem kapitalis dan
diskriminatif dalam birokasi Pendidikan. Keluarnya UU Guru dan Dosen menegaskan bahwa
profesi guru merupakan profesi yang dihargai. Profesi guru memiliki perlindungan payung hukum
yang tidak bisa diubah. UU ini menjamin kewenangan, kesejahteraan guru dan dosen. Meskipun
demikian, ada suatu kekhawatiran terkait pelaksanaannya. Banyak faktor yang akan
mempengaruhi implementasi UU ini seperti organisasi pelaksana, kemampuan aparat pelaksana,
tingkat kepatuhan, anggaran publik dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai