Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN TERKAIT GURU

Etika Profesi Keguruan

DISUSUN OLEH:

Andi Amil Amrillah 105351103821

Andi Nurul Waaqiah 105351103321

Dian Fajrin Sainlia 105351104221

St. Abadiyah Imran

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 14 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................2

2.1 UU No. 14 Tahun 2005..............................................................2


2.2 Permendiknas No. 16 Tahun 2007.............................................2
2.3 PP No. 74 Tahun 2008...............................................................4
2.4 PP No. 19 Tahun 2017...............................................................5
2.5 Permendikbud No. 10 Tahun 2017............................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................13

3.1 Kesimpulan.................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada peradaban bangsa mana pun, termasuk Indonesia, profesi guru bermakna
strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan,
pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna
strategis guru sekaligus meniscayakan pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya
Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan
bentuk nyata pengakuan atas profesi guru dengan segala dimensinya. Di dalam UU
No. 14 Tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai implikasi dari UU No. 14
Tahun 2005, guru harus menjalani proses sertifikasi untuk mendapatkan Sertifikat
Pendidik. Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
mengharuskan bahwa guru profesional memiliki kualifikasi akademik sekurang-
kurangnya S1 atau Diploma IV dan bersertifikat pendidik. Salah satu pola sertifikasi
guru dalam jabatan adalah Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah. Guru yang diangkat
sejak diundangkannya UU ini, menempuh program sertifikasi guru dalam jabatan,
yang diharapkan bisa tuntas sampai dengan Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa isi UU No. 14 Tahun 2005?
2. Apa isi Permendiknas No. 16 Tahun 2007?
3. Apa isi PP No. 74 Tahun 2008?
4. Apa isi PP No. 19 Tahun 2017?
5. Apa isi Permendikbud No 10 Tahun 2017?

1.3 Tujuan
1. Memahami isi UU No. 14 Tahun 2005
2. Memahami isi Permendiknas No. 16 Tahun 2007
3. Memahami mengapa PP No. 74 Tahun 2008 diubah dalam PP No. 19 Tahun 2017
4. Memahami isi Permendikbud No 10 Tahun 2017

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 UU No. 14 Tahun 2005


Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen dikenal istilah guru, dosen, dan Guru besar atau profesor. Adapun yang
dimaksud Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Sedangkan Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor
adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan
satuan pendidikan tinggi.

Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan


Dosen, Pekerjaan sebagai Guru, dosen, dan Guru besar atau professor merupakan
pekeraan profesi (profesional). Adapaun yang dimaksud profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Berikut Hak dan Kewajiban Guru berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 14


Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Hak guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan dinyatakan dalam pasal 14 yakni: a) Memperoleh penghasilan di atas
kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; b) Mendapatkan
promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c) Memperoleh
perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual; d)
Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi; e) Memperoleh dan
memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas
keprofesionalan; f) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan/ atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-- undangan; g)
Memperoleh rasa aman clan jaminan keselarnatan dalam melaksanakan tugas; h)
Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; i) Memiliki
kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan; j) Memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi; dan k) Memperoleh pelatihan dan pengembangan. profesi dalam
bidangnya.

2.2 Permendiknas No. 16 Tahun 2007

2
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 diterbitkan dalam rangka pelaksanaan Pasal 28
ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Kualifikasi Akademik merupakan pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh


seorang pendidik. Pendidikan minimal ini dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat
keahlian yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Setiap
guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku
secara nasional. Guru adalah salah satu pendidik yang memegang peran esensial
dalam sistem pendidikan. Peran, tugas, dan tanggung jawab guru sangat bermakna
dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru berperan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, dan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Di dalam keseluruhan
kegiatan pendidikan, guru memiliki posisi sentral dan strategis. Karena posisinya
tersebut, baik dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru,
semuanya menuntut agar pendidikan dilaksanakan secara profesional.

Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi
akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal
(PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah
menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah
luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru
sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK).

1. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA


Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau
psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI


Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.

3. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs


Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.

4. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

3
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.

5. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB


Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

6. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK


Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.

2.3 PP No. 74 Tahun 2008


Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru ditandangani oleh
Presiden Republik Indonesia per tanggal 01 Desember 2008. Peraturan ini diterbitkan
sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.

Kerangka dari Peraturan Pemerintah ini terdiri 9 Bab 68 Pasal. Berikut ini disajikan
beberapa hal-hal yang dianggap penting tenatang isi peraturan ini.

Bab I Ketentuan Umum. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.

Bab II Kompetensi dan Sertifikasi. Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik,


kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi Guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

Bab III Hak. Guru yang memenuhi persyaratan berhak mendapat satu tunjangan
profesi. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan tetap diberi
tunjangan profesi Guru apabila yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas sebagai
pendidik

4
Bab IV Beban Kerja. Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan
pembelajaran; (b) melaksanakan pembelajaran; (c) menilai hasil pembelajaran; (d)
membimbing dan melatih peserta didik; dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.

Bab V Wajib Kerja dan Pola Ikatan Dinas. Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat
memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada Guru dan/atau warga negara Indonesia
lainnya yang memenuhi Kualifikasi Akademik dan kompetensi untuk melaksanakan
tugas sebagai Guru di Daerah Khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat menetapkan pola ikatan
dinas bagi calon Guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan
nasional atau kepentingan pembangunan daerah.

Bab VI Pengangkatan, Penempatan, dan Pemindahan. Pengangkatan dan penempatan


Guru yang diangkat oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Guru yang ditempatkan pada
jabatan struktural kehilangan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan.

Bab VII Sanksi. Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi Akademik, kompetensi,
dan Sertifikat Pendidik kehilangan hak untuk mendapat tunjangan fungsional atau
subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. Guru yang tidak dapat
memenuhi kewajiban melaksanakan pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka dan tidak mendapat pengecualian dari Menteri dihilangkan haknya untuk
mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional,
dan maslahat tambahan.

Bab VIII Ketentuan Peralihan. Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki Sertifikat
Pendidik memperoleh tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional dan
maslahat tambahan. Pengawas satuan pendidikan selain Guru yang diangkat
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5 (lima)
tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidik.

Bab IV Ketentuan Penutup, dan Penjelasan.


2.4 PP No. 19 Tahun 2017
Guru sebagai tenaga profesional memiliki peran strategis untuk mewujudkan visi
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalitas dan untuk
mewujudkan profesionalitas guru perlu perbaikan tata kelola guru, menjadi
pertimbangan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru karena Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru perlu
penyesuaian untuk mengakomodasi perkembangan tata kelola guru sebagai pendidik
profesional sehingga perlu diubah.

5
PP 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru
memiliki dasar hukum yaitu:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4941);

Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru ditandatangani Presiden Joko
Widodo pada tanggal 30 Mei 2017 dan diundangkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107 dan Penjelasan atas PP 19 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas PP 74 Tahun 2008 Tentang Guru dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058 oleh Menkumham Yasonna H.
Laoly pada tanggal 2 Juni 2017.

Berikut ini poin-poin penting perubahan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19


Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
Tentang Guru:

A. SERTIFIKASI GURU
1) Sertifikat Pendidik ditetapkan oleh pemimpin perguruan tinggi.
2) Sertifikat Pendidik diregistrasi oleh Menteri.
3) Sertifikat Pendidik sah berlaku bagi guru untuk melaksanakan tugas setelah
mendapat nomor registrasi Guru.
4) Calon Guru dapat memperoleh lebih dari satu Sertifikat Pendidik, tetapi hanya
diberi 1 nomor registrasi Guru.
B. PENGANGKATAN GURU
1) Setiap orang yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan oleh satuan
pendidikan, baik yang sudah atau belum memenuhi kualifikasi akademik
S-l/D-IV dan tidak memiliki Sertifikat Pendidik dapat diangkat menjadi
Guru.
2) Pengangkatan Guru yang memiliki keahlian khusus diatur dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. diperuntukkan bagi Guru produktif pada SMK;
b. belum terdapat program studi di perguruan tinggi yang menghasilkan
lulusan di bidang keahlian khusus; dan
c. tidak diperuntukkan untuk mengisi formasi khusus pegawai negeri
sipil.
3) Pengangkatan menjadi guru dilakukan setelah lulus uji kesetaraan dan uji
kelayakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6
C. UJI KESETARAAN GURU
1) Uji kesetaraan merupakan penyetaraan pemenuhan kualifikasi akademik S1 /
D-IV.
2) Uji kelayakan merupakan pemenuhan Sertifikasi.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan uji kesetaraan dan uji kelayakan
diatur dengan Peraturan Menteri.

D. TUNJANGAN PROFESI
1) Tunjangan Profesi diberikan kepada:
a. Guru;
b. Guru yang diberi tugas sebagai kepala satuan pendidikan; atau
c. Guru yang mendapat tugas tambahan:
a. wakil kepala satuan pendidikan;
b. ketua program keahlian satuan pendidikan;
c. kepala perpustakaan satuan pendidikan;
d. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi satuan pendidikan;
e. pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu;
f. Tugas tambahan selain dari huruf a sampai dengan huruf f yang terkait
dengan pendidikan di satuan pendidikan.
2) Dalam hal Guru diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan, akan diberikan
tunjangan profesi pengawas satuan pendidikan dan tidak diberikan Tunjangan
Profesi.
3) Tunjangan Profesi diberikan dengan syarat sebagai berikut:
a. memiliki 1 (satu) atau lebih Sertifikat Pendidik;
b. memiliki nomor registrasi Guru;
c. memenuhi beban kerja;
d. aktif mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada
satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang
dimiliki;
e. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
f. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan
tempa bertugas;
g. memiliki nilai hasil penilaian kinerja minimal baik; dan
h. mengajar di kelas sesuai rasio Guru dan siswa.

4) Guru yang memiliki lebih dari 1 (satu) Sertifikat Pendidik dan/atau mengajar
lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan hanya berhak mendapat 1 (satu)
Tunjangan Profesi.
5) Pemenuhan beban kerja sebagai Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf c dapat diperoleh dari ekuivalensi beban kerja tugas tambahan Guru
sebagai berikut:

7
a. 12 jam tatap muka untuk tugas tambahan
b. 6 jam tatap muka untuk untuk tugas tambahan
c. paling banyak 6 jam tatap muka untuk untuk tugas tambahan
6) Tunjangan Profesi diberikan terhitung mulai bulan Januari awal tahun
anggaran berikutnya setelah yang bersangkutan memiliki nomor registrasi
Guru dari Menteri.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai rasio Guru dan siswa dan ekuivalensi beban
kerja tugas tambahan diatur dengan Peraturan Menteri.

E. PERSYARATAN PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI GURU UNTUK


PEMEGANG SERTIFIKAT PENDIDIK

Menteri menetapkan persyaratan pemberian Tunjangan Profesi untuk pemegang


Sertifikat Pendidik yang bertugas:

a. pada satuan pendidikan khusus;


b. pada satuan pendidikan layanan khusus; atau
c. sebagai pengampu bidang keahlian khusus.

F. TUNJUNGAN PROFESI GURU YANG DIANGKAT PEMERINTAH, PEMDA,


DAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN

Tunjangan profesi bagi Guru yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang didirikan Masyarakat
dianggarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

G. TUNJANGAN PROFESI GURU TETAP BUKAN PNS

1. Tunjangan Profesi dan tunjangan khusus bagi Guru Tetap bukan pegawai negeri
sipil diberikan sesuai dengan kesetaraan tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang
berlaku bagi Guru pegawai negeri sipil.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kesetaraan diatur dengan Peraturan Menteri


setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

H. BEBAN KERJA GURU

1. Kegiatan
Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok:

a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;


b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja Guru.
2. Jam tatap muka

8
Beban kerja Guru paling sedikit memenuhi 24 jam tatap muka dan paling banyak
40 jam tatap muka dalam I minggu
3. Ketentuan beban kerja guru
Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja Guru diatur dengan Peraturan
Menteri.

I. PENGANGKATAN GURU

1. Pengangkatan dan/atau penempatan Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat,


Pemerintah Daerah, dan/atau penyelenggara pendidikan yang diselenggarakan oleh
Masyarakat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kementerian melakukan koordinasi perencanaan kebutuhan Guru secara nasional


dalam rangka pengangkatan dan penempatan Guru.

3. Perencanaan kebutuhan Guru secara nasional dilakukan dengan


mempertimbangkan pemerataan Guru antar satuan pendidikan yang diselenggarakan
Pemerintah Daerah dan/atau Masyarakat, antarkabupaten atau antarkota, dan
antarprovinsi, termasuk kebutuhan Guru di Daerah Khusus.

4. Ketentuan mengenai perencanaan kebutuhan, pengangkatan, dan/atau penempatan


Guru dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau Masyarakat
penyelenggara pendidikan diatur dengan Peraturan Menteri.

J. PENGANGKATAN GURU OLEH PEMERINTAH PUSAT DAN PEMDA

1. Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah wajib
menandatangani pemyataan kesanggupan untuk ditugaskan di Daerah Khusus paling
singkat selama 10 tahun.

2. Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang telah
bertugas berhak pindah tugas setelah tersedia Guru pengganti.

3. Dalam hal terjadi kekosongan Guru, Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
wajib menyediakan Guru pengganti untuk menjamin keberlanj utan proses
pembelajaran pada satuan pendidikan yang bersangkutan.

K. PENEMPATAN GURU UNTUK JABATAN PIMPINAN TINGGI,


ADMINISTRATOR, DAN JABATAN FUNGSIONAL

1. Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dapat
ditempatkan pada jabatan pimpinan tinggi, administrator, pengawas, atau jabatan
fungsional lainnya yang membidangi pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2. Penempatan pada jabatan pimpinan tinggi, administrator, pengawas, atau jabatan


fungsional lainnya yang membidangi pendidikan dapat dilakukan setelah:

9
a. Guru yang bersangkutan bertugas sebagai Guru paling singkat a (delapan) tahun;
dan

b.kebutuhan Guru telah terpenuhi.

3. Guru yang ditempatkan pada jabatan pimpinan tinggi, administrator, pengawas,


atau jabatan fungsional lainnya yang membidangi pendidikan kehilangan haknya
untuk memperoleh Tunjangan Profesi dan tunjangan khusus.

4. Guru yang ditempatkan pada jabatan pimpinan tinggi, administrator, pengawas,


atau jabatan fungsional lainnya yang membidangi pendidikan dapat ditugaskan
kembali sebagai Guru dan mendapatkan hak sebagai Guru sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5. Hak sebagai Guru yang berupa Tunjangan Profesi diberikan sebesar Tunjangan
Profesi berdasarkan jenjang jabatan sebelum Guru yang bersangkutan ditempatkan
pada jabatan pimpinan tinggi, administrator, pengawas, atau jabatan fungsional
lainnya yang membidangi pendidikan.

6. Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan Guru pada jabatan pimpinan tinggi,
administrator, pengawas, atau jabatan fungsional lainnya yang membidangi
pendidikan dan pengembaliannya pada jabatan Guru diatur dengan Peraturan Menteri.

L. PEMINDAHAN GURU

1. Pemindahan Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pemindahan Guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan


pendidikan yang didirikan Masyarakat dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerja
atau Kesepakatan Kerja Bersama.

3. Pemindahan Guru yang diangkat oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dilakukan setelah Guru yang bersangkutan bertugas pada satuan pendidikan paling
singkat selama 4 tahun, kecuali Guru yang bertugas di Daerah Khusus.

4. Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dapat memberikan penugasan khusus


kepada Guru untuk melaksanakan tugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh Masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

M. PENDIDIKAN PROFESI GURU

1. Bagi Guru Dalam Jabatan yang diangkat sampai dengan akhir tahun 2015 dan
sudah memiliki kualilikasi akademik S-l/D-IV tetapi belum memperoleh Sertilikat
Pendidik dapat memperoleh Sertifrkat Pendidik melalui pendidikan profesi Guru.

10
2. Pendidikan Profesi Guru dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan/atau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Masyarakat.

3. Ketentuan mengenai tata cara memperoleh Sertifikat Pendidik diatur dengan


Peraturan Menteri.

2.5 Permendikbud No. 10 Tahun 2017


Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 diterbitkan untuk mengatur tentang
Perlindungan Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Di dalam rangka mendukung
fungsi dan peran strategis pendidik dan tenaga kependidikan, maka perlu dilakukan
upaya perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Pendidik adalah guru,
pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan narasumber teknis Sedangkan
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Jenis-jenis Perlindungan
Perlindungan merupakan upaya melindungi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
menghadapi permasalahan terkait pelaksanaan tugas. Perlindungan yang dimaksud
meliputi perlindungan hukum, profesi, keselamatan dan kesehatan kerja dan hak atas
kekayaan intelektual.
1. Perlindungan hukum kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan mencakup
perlindungan terhadap tindak kekerasan; ancaman; perlakuan diskriminatif;
intimidasi; dan perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta
didik, Masyarakat, birokrasi, dan/atau pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan
tugas sebagai Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2. Perlindungan profesi kepada Pendidik dan Tenaga Kependidikan mencakup
perlindungan terhadap:
1) pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
2) pemberian imbalan yang tidak wajar;
3) pembatasan dalam menyampaikan pandangan;
4) pelecehan terhadap profesi; dan/atau
5) pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat pelaksanaan tugas.

3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja kepada Pendidik dan Tenaga


Kependidikan mencakup perlindungan terhadap risiko:
1) gangguan keamanan kerja;
2) kecelakaan kerja;
3) kebakaran pada waktu kerja;
4) bencana alam;
5) kesehatan lingkungan kerja; dan/atau risiko lain.

4. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual kepada Pendidik dan Tenaga


Kependidikan berupa perlindungan terhadap hak ciptadan/atau hak kekayaan

11
industri. Perlindungan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan
kewajiban dari:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya;
c. Satuan Pendidikan;
d. Organisasi Profesi; dan/atau
e. Masyarakat.

Pelaksanaan Perlindungan
Perlindungan terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan kewajiban
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan, Organisasi Profesi, dan
Masyarakat.

Di dalam melaksanakan kewajiban perlindungan terhadap Pendidik dan Tenaga


Kependidikan, maka Pemerintah Daerah, Satuan Pendidikan, Organisasi Profesi, dan
Masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan sumber
daya serta menyusun mekanisme pemberian perlindungan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Aktualitas fungsi pendidikan memungkinkan berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam kerangka menjalankan fungsi
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan di atas. Peserta
didik sekarang merupakan manusia masa depan yang diharapkan mampu menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, terampil, berwatak dan berkarakter kebangsaan,
serta menjadi insan agamais. Peran guru nyaris tidak bisa digantikan oleh yang lain,
apalagi di dalam masyarakat yang multikultural dan multidimensional, dimana peran
teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru masih sangat minim. Kalau pun
teknologi pembelajaran tersedia mencukupi, peran guru yang sesungguhnya tidak
akan tergantikan. Sejarah pendidikan di Indonesia telah mencatatkan bahwa profesi
guru sebagai profesi yang disadari pentingnya dan diakui peran strategisnya bagi
pembangunan masa depan bangsa. Dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, guru yang tadinya masuk ke dalam “rumpun pendidik”, kini telah
memiliki definisi tersendiri.

3.2Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/undang-undang-uu-nomor-14-tahun-
2005.html
https://www.amongguru.com/permendiknas-nomor-16-tahun-2007-tentang-standar-
kompetensi-guru/
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/51474/pp-no-19-tahun-2017
https://www.seputarbandungraya.com/2017/06/poin-poin-perubahan-dalam-
peraturan.html
https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pp_74_08.pdf
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/01/16/peraturan-pemerintah-no-74-
tahun-2008-tentang-guru/
https://gurubagi.com/permendikbud-nomor-10-tahun-2017-tentang-perlindungan-
bagi-pendidik-dan-tenaga-kependidikan/
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/KEBIJAKAN
%20PEMBINAAN%20DAN%20PENGEMBANGAN%20GURU.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai