Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengertian Pendidik, Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik


Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dosen : Isna Rafianti, M.Pd

Disusun oleh :
1. Ahmad Miftahul Farohi (2225180079)
2. Dwi Nurrahmi (2225180091)
3. Merry Christina (2225180102)

Prodi/Jenjang : Pendidikan Matematika / S1

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Etika Profesi Pendidik dan
Pendidikan. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Pengertian Pendidik, Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik” dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang Pengertian Pendidik,
Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik dapat menjadi referensi bagi pembaca.

Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Serang, 14 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Pengertian Pendidik.........................................................................................3

2.2 Kualifikasi Pendidik........................................................................................3

2.3 Kompetensi Pendidik.......................................................................................7

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................10

3.2 Saran................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan adalah suatu hal yang tidak pernah lepas dalam kehidupan
manusia. Pendidikan merupakan hak kodrati manusia artinya pendidikan merupakan hak
dan kebutuhan dasar bagi manusia. Sejak manusia lahir ke bumi sudah memerlukan
pendidikan. Untuk itu pendidikan sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia.
Pelaksanaan sebuah lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan kerapkali
dihadapkan pada problemproblem system pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana
prasarana,materi pembelajaran, tujuan bahkan sampai pada persiapan proses. Dan guru
merupakan komponen penting dan dianggap memiliki tanggungjawab besar terhadap
keberhasilan pendidikan. Tinggi rendahnya atau baik buruknya kualitas pembelajaran di
suatu sekolah bergantung dan sangat ditentukan oleh peranan kinerja guru.

Tenaga pendidik dan kependidikan dengan kinerja yang tinggi selalu mempunyai
semangat, tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya, dan selalu berfikir
memajukan lembaga pendidikannya semaksimal mungkin. Kualitas sumber daya manusia
yang baik ditunjukkan oleh kinerja yang baik pula, sedangkan untuk mencapai suatu
kinerja yang baik didapat dari kemampuan pendidik dalam melakukan tugas dan
kewajibannya berdasar kepada kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya.

Masih rendahnya kinerja guru tidak terlepas dari masalah kualifikasi, baik
kualifikasiakademik maupun kualifikasi non akademik, masih banyak guru yang
memiliki kualifikasi di bawah standardan mengajarkan mata pelajaran yang berbeda
dengan kualifikasi pendidikannya sehingga mempengaruhi penguasaan kualifikasi non
akademiknya.

Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau


menduduki jabatan. Dimensi kualifikasi antra lain Kualifikasi, Latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan, Sertifikat profesi guru, rencana
pengajaran (teaching plans and materials), prosedur mengajar (classroom procedurs), dan
hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Kualifikasi guru menedukung tercapainya
kemampuan guru sesuai dengan kompetensi yang diharapakan. Komptensi yang harus
yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidik, Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik?
2. Bagaimana Kualifikasi Pendidik?
3. Bagaimana kompetensi Pendidik?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dari Pendidik, Kualifikasi dan Kompetensi
Pendidik
2. Untuk mengetahui bagaimana kualifikasi pendidik
3. Untuk mengetahui bagaimna kompetensi pendidik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik
Kata pendidik berasal dari didik, artinya memelihara, merawat dan memberi latihan agar
seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan (tentang sopan santun,
akal budi, akhlak, dan sebagainya) selanjutnya dengan menambahkan awalan pe- hingga
menjadi pendidik, artinya orang yang mendidik. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
pendidik artinya orang yang mendidik.

Dengan demikian pendidik dapat di pahami sebagai orang yang bertanggung jawab
terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat
kedewasaan sehinggamampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaanya sesuai dengan
nilainilai ajaran islam. Oleh karena itu, pendidik dalam hal ini tidak hanya sebatas pada
orangorang yang bertugas di sekolah saja, tetapi setiap orang yang terlibat dalam proses
pendidikan anak mulai sejak kandungan hingga dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.
Adapun pendidik dalam kaitannya dengan pendidikan terhadap orang lain pada garis
besarnya dapatdi kategorikan kedalam orang tua, guru danmasyarakat.

Pengertian Pendidik menurut UU No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2) adalah tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan mengabdi
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Secara umum,
pendidik sering disama artikan dengan profesi guru. Definisi guru termuat dalam UU No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), di mana di dalam UU ini
profesi guru dimasukkan ke dalam rumpun pendidik. Maka, dapat dikatakan bahwa
profesi guru adalah bagian dari pendidik.

Menurut Purwanto (1997:138) pendidik atau guru adalah Orang yang diserahi tanggung
jawab sebagai pendidik di lingkungan sekolah atau institusi pendidikan. Dapat
disimpulkan bahwa pendidik merupakan orang yang mendidik atau melakukan kegiatan
mendidik, bertanggungjawab dalam membimbing anak didiknya untuk mencapai suatu
tujuan dari proses yang telah dilakukan.

B. Kualifikasi Pendidik
Secara etimologis kata kualifikasi diadopsi dari bahasa Inggris qualification yang berarti
training, test, diploma, etc. that qualifies a person (Manser, 1995: 337). Kualifikasi
berarti latihan, tes, ijazah dan lain-lain yang menjadikan seseorang memenuhi syarat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah pendidikan khusus untuk
memperoleh suatu keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau menduduki

3
jabatan tertentu. Menurut Ningrum (http://file.upi.edu.) kualifikasi berarti persyaratan
yang harus dipenuhi terkait dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan. Kualifikasi dapat menunjukkan kredibilitas seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya.

Sedangkan menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
1 ayat 9 menggunakan istilah kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah
jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan
jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Adapun menurut
Masnur Muslich (2007: 13), kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang
telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2 atau S3 maupun nongelar seperti
D4 atau Post Graduate diploma. Serta menurut Miarso (2008: 6) menyatakan bahwa guru
yang berkualifikasi adalah guru yang memenuhi standar pendidik, menguasai materi/isi
pelajaran sesuai dengan standar isi, dan menghayati dan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan standar proses pembelajaran. Miarso mengartikan kualifikasi
sebagai kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya.

Menurut (jurnal eprints.walisongo.ac.id) istilah kualifikasi secara garis besar dipahami


dalam dua sudut pandang yang berbeda. Yang pertama, kualifikasi sebagai tingkat
pendidikan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk memperoleh kewenangan dan
legitimasi dalam menjalankan profesinya. Sementara pandangan yang kedua memaknai
kualifikasi sebagai kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai
seseorang sehingga dapat melakukan pekerjaannya secara berkualitas.

Dapat disimpulkan bahwa kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik
secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu. kualifikasi mendorong
seseorang untuk memiliki suatu “keahlian atau kecakapan khusus”.

Dalam dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus
dalam bidang pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan
dan seterusnya. Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya.
Kualifikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran. Ketrampilan dalam pekerjaan profesi sebagai guru didukung oleh teori
yang telah dipelajari, seorang guru yang kompeten diharuskan untuk belajar terus
menerus dan mendalami fungsinya sebagai guru yang memiliki kualifikasi.

Karena guru yang profesional, mereka harus memiliki keterampilan, kemampuan khusus,
mencintai pekerjaannya, dan menjaga kode etik guru. Guru yang profesional, memiliki
skill dalam pekerjaan sebagai pendidik. Sebagai pendidik tidak bosan dengan profesinya
sebagai guru, menganggap pekerjaan itu sebagai hobi dan tidak merasa puas dengan apa

4
yang dimiliki tentang seluk beluk pendidikan secara khusus dalam kegiatan belajar
mengajar, dan menjaga sikap sebagai pendidik.

Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen, yang
merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas kompetensi guru
lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1 atau D4, dan memiliki
sertifikat profesi. Kualifikasi dikembangkan dari Peraturan No. 19 tahun 2005, adapun
dimensinya adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3) Sertifikat profesi guru (4) rencana
pengajaran (teaching plans and materials), (5) prosedur mengajar (classroom procedurs),
dan (6) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

1. Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
a) Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1);
b) Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang
diajarkan;
c) Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1)

2. Kualifikasi Kegiatan Belajar Mengajar


Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
adalah kompetensi guru yang merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi guru dalam
mengajar.Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni kompetensi yang menyangkut:
1) rencana pengajaran (teaching plans and materials), 2) prosedur mengajar
(classroom procedurs), dan 3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Ketiga
dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Rencana Pengajaran
Rencana pengajaran tercermin dalam kalender pendidikan, program kerja
tahunan, program kerja semester, program kerja bulanan, program kerja
mingguan, dan jadwal pelajaran. a) perencanaan dan pengorganisasian bahan
pelajaran, 2) pengelolaan kegiatan belajar mengajar, 3) pengelolaan kelas, 4)
penggunaan media dan sumber pengajaran, serta 5) penilaian prestasi.

Satuan pengajaran sebagai rencana pengajaran merupakan kerangka acuan bagi


terlaksananya proses belajar. Kemampuan merencanakan program belajar-
mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, kemampuan dasar
dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran.

5
Perencanaan program belajar-mengajar merupakan perkiraan/proyeksi guru
mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh guru maupun murid. Dalam
kegiatan tersebut harus jelas kemana anak didik mau dibawa (tujuan), apa yang
harus dipelajari (isi/bahan pelajaran), bagaimana anak didik mempelajarinya
(metode dan teknik), dan bagaimana guru mengetahui bahwa anak didik telah
mencapai tujuan tersebut (penilaian). Tujuan, isi, metode, teknik, serta penilaian
merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap program belajar-mengajar
yang merupakan pedoman bagi guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.

b. Prosedur Mengajar
Prosedur mengajar berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru
dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan mengajar dengan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang
dibawakan guru selama interaksi kegiatan belajarmengajar berlangsung. Guru
menentukan apakah kegiatan belajar-mengajar berpusat kepada guru dengan
mengutamakan metode penemuan, atau sebaliknya. Oleh karena itu dapat
dinyatakan bahwa keberhasilan siswa sebagai salah satu indikator efektivitas
mengajar dipengaruhi oleh perilaku mengajar guru dalam mewujudkan peranan
itu secara nyata.

Aktivitas mengajar bukan hanya terbatas pada aktivitas penyampaian sejumlah


informasi pengetahuan dari bahan yang diajarkan, melainkan juga bagaimana
bahan tersebut dapat disampaikan kepada siswa secara efektif dalam pengertian
tercapainya kegiatan yang mempunyai makna (meaningful learning).Proses
mengajar pada hakekatnya interaksi antara guru dan siswa. Keterpaduan proses
belajar siswa dengan proses mengajar guru tidak terjadi begitu saja, tetapi
memerlukan pengaturan dan perencanaan yang seksama terutama menentukan
komponen-komponen yang harus ada dan terlihat dalam proses pengajaran.

Komponen prosedur didaktik merupakan sarana kegiatan pengajaran yang dapat


menimbulkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Komponen ini akan
berjalan dengan lancar bila memperhatikan tujuan yang ingin dicapai, hakekat
siswa sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, hakekat
bahan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.

Media pengajaran adalah aspek penting untuk membantu guru dalam


menyajikan bahan pelajaran sekaligus mempermudah siswa dalam menerima
pelajaran.Komponen ketiga adalah komponen siswa dan materi pelajaran.

6
Komponen ini harus mendapat perhatian guru karena guru harus mampu
mendorong aktualisasi siswa dan memberi kesempatan untuk mengung-kapkan
perasaannya, melakukan perubahan bertingkah laku, serta mengamati
perkembangan siswa. Oleh karena itu siswa harus diberi kesempatan untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuannya.

Untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah kegiatan belajar mengajar perlu


dilakukan penilaian atau evaluasi. Fungsi dari evaluasi adalah untuk
mengetahui: a) tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dan b) keefektifan kegiatan
belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan demikian, fungsi penilaian
dalam kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat ganda, yaitu bagi siswa dan
bagi guru. Bagi guru penilaian merupakan umpan balik sebagai suatu cara bagi
perbaikan kegiatan belajar-mengajar selanjutnya. Bagi siswa, evaluasi berfungsi
sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar yang dicapainya.

Uraian di atas menggambarkan indikator-indikator yang terkait dengan


komponen prosedur mengajar. Indikatorindikator prosedur mengajar terdiri dari:
a) metode, media, dan latihan yang sesuai dengan tujuan pengajaran, b)
komunikasi dengan siswa, c) mendemonstrasikan metode mengajar, d)
mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa dalam pengajaran, e)
mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya, f)
pengorganisasian ruang, waktu, bahan, dan perlengkapan pengajaran, serta
mengadakan evaluasi belajar mengajar.

c. Hubungan Antar Pribadi


Ditinjau dari prosesnya, kegiatan belajar-mengajar merupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Guru sebagai aktor utama dalam proses
komunikasi berfungsi sebagai komunikator. Komunikasi yang dibina oleh guru
akan tercermin dalam: a) mengembangkan sikap positif siswa, b) bersifat luwes
dan terbuka pada siswa dan orang lain, c) menampilkan kegairahan dan
kesungguhan dalam kegiatan belajar-mengajar, dan d) mengelola interaksi
pribadi dalam kelas.

Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan


komunikasi instruksional yang merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian komunikasi instruksional pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan guru dalam memberikan pengetahuan atau informasi dengan
menggunakan strategi, teknologi, melalui kegiatan belajar-mengajar sehingga
diperoleh hasil belajar siswa yang optimal.

C. Kompetensi Pendidik

7
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” berarti kemampuan atau
kecakapan (Echols dan Shadily, 1990: 132). Competence sama dengan being competent
yang sama artinya dengan having ability, power, legal authority, skill, knowledge,
attitude, etc (Manser, 1995: 80). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kompetensi
adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu (Depdikbud,
1996: 516).

Ada beragam definisi dari kompetensi, di antaranya adalah sebagai berikut:


1. Menurut Usman (2005: 14), kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.
2. Sementara Charles E. Johnson (1974: 3) 47 mengemukakan bahwa kompetensi
merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
dengan kondisi yang diharapkan.
3. Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang (Roestiyah, 1989:
4).
4. Munandar (1992: 17) menyatakan bahwa kompetensi merupakan daya untuk
melakukan tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
5. Sedang menurut Spencer dan Spencer (1993: 9), kompetensi diartikan sebagai
penampilan kinerja atau situasi.

Sehingga dari beberapa definisi tentang kompetensi, disimpulkan bahwa kompetensi


menunjukkan suatu keterampilan atau kemampuan atau kecakapan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diperlukan atau
diharapkan.

Berdasarkan pada PP Nomor 17 Tahun 2007 tentang guru, dinyatakan bahwa kompetensi
yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kutipan pada UU Nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa yang dimaksud kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,


teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi
guru, yang mencakup:

1) Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu


sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu yang bersangkutan dalam
konteks yang lebih luas, penggunaan metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk
mempverivikasi dan memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, serta
pemahaman manajemen pembelajaran

8
2) Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-tahap
perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif, afektif, dan
psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangann dan pembelajaran.
3) Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar proses
pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta penerpanya
dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
4) Pengembangan kepribadian profesionalisme, yang mencakup pengembangan intuisi
keagamaan yang berkepribadian, sikap dan kemampuan mengaktualisasikan diri,
serta sikap dan kemampuan mengembangkan profesionalisme kependidikan.

9
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kualifikasi guru adalah suatu upaya untuk mencapai pendidikan yang berkualitas.
Kualifikasi merupakan keahlian yang diperlukan untuk menduduki sutu jabatan.
Kualifikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran. Keterampilan dalam pekerjaan profesi sebagai guru didukung oleh
teori yang telah dipelajari, seorang guru yang kompeten diharuskan untuk belajar
terus menerus dan mendalami fungsinya sebagai guru yang memiliki kualifikasi.
Karena guru yang professional harus mempunyai keterampilan sesuai kompetensi.

1.2 Saran
Saran penulis adalah agar mencapai pendidikan yang berkualitas maka diperlukan
pendidik yang berkualitas juga. Pendidik yang berkualitas adalah yang memenuhi
kualifikasi sebagai seorang pendidik serta memiliki keterampilan dan kompetensi
yang sesuai dengan profesi yang dilakukan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Syaikhul. KUALIFIKASI PENDIDIKAN, KEIKUTSERTAAN DIKLAT, SIKAP PADA


PROFESI DAN KOMPETENSI GURU. (jurnal eprints.walisongo.ac.id.12/09/2020).

Ningrum. 2010. Kualifikasi Pendidik. (http://file.upi.edu.12/09/2020).

Ramli, M. (2015). Hakikat Pendidik Dan Peserta Didik. Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Agama Islam, 5(1).

Siswantari. 2011. Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pada Pendidikan Nonformal.
(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011)

Sopian, M. (2019). Pentingnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam proses pembelajaran.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Jahidi, J. (2017). Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Administrasi Pendidikan: Jurnal Ilmiah


Mahasiswa Pascasarjana, 2(1), 23-30.

11

Anda mungkin juga menyukai