Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

“KOMPETENSI GURU, JENIS GURU, DAN TUGAS GURU


BERDASARKAN PP NO 74/2008 TENTANG GURU”

OLEH:
KELOMPOK 1

1. SITI NUR ISNAINI (14129197)


2. CICI AYU MIRANTI (14129217)
3. RIFKI ANINDA PUTRI (14129267)
4. TIFFA ARDIANA PUTRI (14129282)
5. APRIEN RAHMA PUTRI (14129211)

14 -BKT 11

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Bimbingan dan Konseling yang berjudul
“Kompetensi Guru, Jenis Guru, Dan Tugas Guru Berdasarkan Pp No 74/2008 Tentang Guru”.
Shalawat beserta salam kami curahkan kepada nabi Muhammad saw.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami, dan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan
yang diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan yang diberikan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.

Selain itu, kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun dari pembaca, guna memperbaiki
penulisan makalah ini di masa yang akan datang.

Bukittinggi, 24 September 2016

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Kompetensi Guru.......................................................................................2

B. Jenis Guru .................................................................................................5

C. Tugas Pokok Guru Berdasarkan PP No 74/2008 tentang Guru.................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................10

B. Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini kondisi pendidikan kita memprihatinkan yang ditandai dengan menurunnya
mutu pendidikan. Menurunnya mutu pendidikan akan berdampak pada kualitas lulusan yang
selanjutnya mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh sebab itu,
kualitas tenaga kerja Indonesia jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Rendahnya mutu pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peranan guru sebagai pelaku
utama proses pendidikan disamping factor lainnya, antara lain kualitas dan karakteristik input,
lingkungan serta sarana dan prasarana. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor
guru merupakan faktor yang dominan dalam menghasilkan mutu lulusan. Diduga salah satu
faktor guru yang menyebabkan rendahnya mutu lulusan adalah rendahnya kompetensi guru.
Dugaan ini diperkuat, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Blazely dkk (1997), yang
melaporkan bahwa pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoretik dan tidak terkait dengan
lingkungan dimana anak belajar. Hal ini berakibat peserta didik tidak mampu menerapkan apa
yang telah dipelajari di sekolah guna memecahkan permasalahan yang muncul dalam kehidupan

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja kompetensi guru?
2. Apa saja jeni-jenis guru?
3. Apa tugas pokok guru berdasarkan PP No 74/2008 tentang Guru?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja kompetensi guru?
2. Untuk mengetahui jeni-jenis guru?
3. Untui mengetahui tugas pokok guru berdasarkan PP No 74/2008 tentang Guru?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPETENSI GURU
1. Pengertian Kompetensi Guru
Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah dia adalah pelaksana
administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan
baik. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah
kompetensi memiliki banyak makna. Terdapat beberapa definisi tentang pengertian kompetensi
yaitu:
a. Dalam kamus ilmiah populer dikemukakan bahwa kompetensi adalah kecakapan,
kewenangan, kekuasaan dan kemampuan.
b. Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
c. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. berpendapat bahwa kompetensi adalah perpaduan dari
penguasaan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya.
d. Menurut Trianto, kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh seseorang yang bertugas mendidik siswa agar mempunyai kepribadian yang
luhur dan mulia sebagaimana tujuan dari pendidikan.
e. Broke dan Stone memberikan pengertian sebagai berikut : competence is descriptive of
qualitative nature or teacher behavior appears to be entirely meaningful, yang berarti
kemampuan merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak
sangat berarti.
Dari uraian di atas nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan
sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menunjuk kepada performance dan
perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan. Hal tersebut dikatakan rasional karena kompetensi mempunyai arah dan tujuan,
sedangkan performance adalah perilaku nyata seseorang yang diamati oleh orang lain.

5
2. Pengertian Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,  dan menengah (Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen). Guru merupakan seseorang yang mempunyai tugas mulia untuk
mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk
membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan
salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala
fase dan proses perkembangan siswa (Slameto, 2003: 97).
Jadi kompetensi guru adalah penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menjalankan
profesi sebagai guru.

3. Kompetensi Guru
Kompetensi diartikan sebagai perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diwujudkan dalam pola berpikir dan bertindak atau sebagai seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.
Menurut Murniati, (2007 : 2) salah satu ciri dari profesi dituntut memiliki kecakapan
yang memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwewenang (standar
kompetensi guru). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan
sosial (Depdiknas, 2005 : 24, 90 – 91).

a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman
peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif
kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

6
Kompetensi pedagogik yang meliputi:
1) Mengenal anak didik
2) Menguasai beberapa teori tentang pendidikan
3) Menguasai macam-macam model pembelajaran
4) Menguasai bahan pelajaran
5) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
6) Menilai proses pembelajaran

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang yang mantap, arif, dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian yang meliputi:
a. Berkepribadian utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman
b. Berkemampuan mengaktualisasikan diri, disiplin, tanggungjawab, peka dan
berwawasan luas
c. Dapat berkomunikasi dengan orang lain
d. Kemampuan mengembangkan profesi, berpikir kreatif, kritis, dan reflektif

c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Kompetensi profesional meliputi:
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan/ keguruan
c. Penguasaan masalah-masalah pendidikan.

7
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial meliputi:
a. Empati kepada orang lain
b. Toleransi
c. Mampu bekerjasama dengan orang lain
d. Memiliki sikap kepribadian yang positif

B. JENIS GURU
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 tahun 2010  tentang jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya, Guru digolongkan dalam 3 (tiga) Jenis berdasarkan sifat,
tugas dan kegiatannya. Ketiga jenis guru tersebut antara lain:
1. Guru Kelas
Guru kelas adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di
TK/RA/TKLB dan SD/MI/SDLB dan satuan pendidikan formal yang sederajat, kecuali guru
mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan serta guru agama.

2. Guru Mata Pelajaran


Guru mata pelajaran adalah guru yang mempunyai tugas tanggung jawab, wewenang, dan
hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada 1 (satu) mata pelajaran tertentu pada satuan
pendidikan formal di jenjang pendidikan dasar (SD/MI/SDLB, SMP/MTs,SMPLB) dan
pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/SMK/MAK).

3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor


Guru Bimbingan dan konseling/konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap
sejumlah peserta didik satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar
(SMP/MTs/SMPLB) dan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/SMK/MAK)

8
C. TUGAS POKOK GURU BERDASARKAN PP NO.74 TAHUN 2008 TENTANG
GURU
Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan PBM, baik guru kelas dan
mata pelajaran kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru antara lain:

1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.


2. Menyusun silabus pembelajaran.
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
5. Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata pelajaran.
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran dikelasnya.
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran.
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi.
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
(khusus guru kelas)
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/madrasah dan nasional.
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran
13. Melaksanakan pengembangan diri.
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif.
15. Presentasi Ilmiah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat (1)
kewajiban guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan
Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina
pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.

9
Uraian jenis kerja guru tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau
awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.

2. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik
dengan guru.Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka
adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi
pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran, dan
menilai hasil belajar yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka.
b) Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tatap
muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok
bahasan merupakan bagian dari kegiatan tatap muka.
c) Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi dengan
menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi.
d) Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium,
studio, bengkel atau di luar ruangan.
e) Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu
yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/madrasah.
Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan persiapan, antara
lain pengecekan dan/atau penyiapan fisik kelas/ruangan, bahan pelajaran, modul, media, dan
perangkat administrasi.

3. Menilai Hasil Pembelajaran


Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh
informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya serta

10
pengambilan keputusan lainnya. Menilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi
dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan menilai hasil belajar dalam waktu
tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester
.Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes.Penilaian nontes
dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas,
proyek fisik atau produk jasa.
1) Penilaian dengan tes
a. Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ulangan harian, tengah
semester, dan ujian akhir semester. Tes ini dilaksanakan sesuai dengan kalender
pendidikan atau jadwal yang telah ditentukan.
b. Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas.
c. Pengolahan hasil tes dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes.

2) Penilaian nontes berupa pengamatan dan pengukuran sikap


a. Pengamatan dan pengukuran sikap sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses
pendidikan, dilaksanakan oleh guru dengan tujuan untuk melihat hasil pendidikan
yang tidak dapat diukur dengan tes tertulis atau lisan.
b. Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu dengan
proses tatap muka, dan atau di luar kelas.
c. Pengamatan dan pengukuran sikap yang dilaksanakan di luar kelas merupakan
kegiatan di luar jadwal tatap muka.
3) Penilaian nontes berupa penilaian hasil karya :
a. Penilaian hasil karya peserta didik dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa,
portofolio, atau bentuk lain dilakukan di luar jadwal tatap muka.
b. Adakalanya dalam penilaian ini, guru harus menghadirkan peserta didik agar untuk
menghindari kesalahan pemahaman dari guru, jika informasi dari peserta didik belum
sempurna.

11
4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik
Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu
membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka, intrakurikuler, dan
ekstrakurikuler.
a. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan yang
dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
1) Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari pembelajaran perbaikan
(remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada mata pelajaran yang diampu
guru.
2) Kegiatan pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada
peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai.
3) Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik
yang telah menguasai kompetensi yang ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu
yang ditetapkan dengan tujuan untuk memperluas atau memperkaya perbendaharaan
kompetensi.
4) Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada jadwal khusus,
disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap
minggu.
c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
1) Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik.
2) Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah: Pramuka, Olimpiade/Lomba
Kompetensi Siswa, Olahraga, Kesenian, Karya Ilmiah Remaja, Kerohanian,
Paskibra, Pecinta Alam, Palang Merah Remaja (PMR), Jurnalistik, Unit Kesehatan
Sekolah (UKS), Fotografi.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Sedangkan kompetensi guru adalah penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menjalankan
profesi sebagai guru. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan
social.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 tahun 2010  tentang jabatan
fungsional guru dan angka kreditnya, Guru digolongkan dalam 3 (tiga) Jenis berdasarkan sifat,
tugas dan kegiatannya. Ketiga jenis guru tersebut yaitu guru kelas, kuru mata pelajaran, dan guru
bimbingan konseling/ konselor.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat (1)
kewajiban guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok..

B. SARAN
Guru atau pendidik merupakan profesi yang mulia, karena di tangan pendidik kualitas
sumber daya manusia dibangun. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kualitas sumber
daya manusia, namun peran guru atau pendidik lebih dominan dibanding dengan factor lain.
Oleh sebab itu, tidak salah kalau guru diberikan sebutan sebagai “pahlawan”. Untuk itu,
profesionalisme guru harus selalu dijaga dan ditingkatkan sehingga kompetensi lulusan peserta
didik mampu memenuhi standar kompetensi yang ditentukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Uzer Usman, Moh. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumber lainnya:
http://mr.mung.web.id/2015/03/tugas-pokok-dan-fungsi-tupoksi-guru.html
(diakses tanggal 24 Agustus 2016).
http://harlona.blogspot.co.id/2013/07/jenis-guru-menurut-permendiknas-no-35.html
(diakses tanggal 24 Agustus 2016).
http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-guru.html
(diakses tanggal 24 Agustus 2016).
http://ekanatasya999.blogspot.co.id/2015/03/kompetensi-guru-dan-tugas-pokok-
guru.html
(diakses tanggal 24 Agustus 2016).

14

Anda mungkin juga menyukai