Anda di halaman 1dari 18

SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Profesi dan Kepribadian Guru

Dosen Pengampu : Rizki Amalia R, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Rigus Ajiantoro (20208310019)

2. Raden Mohammad Luluk Herdiawan (20208300012)

3. Trophy Hutagalung (20208300018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
berkat karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Profesi dan
Kepribadian Guru ini tanpa adanya sesuatu halangan pun. Kami haturkan juga
terimakasih kepada dosen pembimbing kami, yang telah membimbing kami, juga
berbagai pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah Profesi
dan Kepribadian Guru yang berjudul SYARAT MENJADI GURU
PROFESIONAL.
Kami tentunya menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami meminta kritik maupun saran
dari pembaca. Segala kritik dan saran yang anda berikan akan kami terima dan
kami jadikan masukan yang berharga. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat ilmu pengetahuan bagi para pembacanya.

Bekasi, 5 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
1. Pengertian Guru Profesional 3
2. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional 4
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
Daftar Pustaka 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah suatu profesi yang membutuhkan dua pendekatan. Pertama
pendekatan formal dan yang kedua pendekatan subtansial. Dilihat dengan
pendekatan formal, guru tidak lepas dari suatu profesinya yang identik dengan
peraturan perundang-undangan tentang pendidikan serta dalam ranah institusional
maka guru lekat dengan lembaga pendidikan atau sekolah tempat menjalankan
suatu profesi tersebut. Sedangkan dengan pendekatan substansial siapapun dapat
disebut guru dengan syarat ia melakukan proses pendidikan atau pengajaran baik
dilembaga pendidikan atau pun di luar institusi pendidikan formal. Seorang
Guru/Pendidik bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didiknya untuk
mengembangkan bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh si peserta didik supaya
menjadi insan kamil yang taat kepada aturan Allah SWT dan menjadi khalifah di
muka bumi guna untuk menjalakan tugas dan fungsinya yang sebagaimana telah
diamanahkan kepadanya.
Dalam aktivitas pendidikan, guru memegang peranan penting dalam
proses kemajuan pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi
terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi
intelektualitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat.
Oleh karena itu dalam menjalankan tugas yang diemban guru ada syarat-syarat
tertentu yang harus dimiliki oleh seorang guru agar peran dari guru tersebut dapat
dijalankan dengan baik.
Maka, dalam makalah ini lebih berfokus pada syarat-syarat yang harus
dimiliki oleh seseorang yang akan menjadi guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan guru profesional?
2. Apa saja syarat untuk menjadi guru profesional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan guru profesional.
2. Untuk mengetahui apa saja syarat untuk menjadi guru profesional.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Guru Profesional


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Al-Ghazali memakai istilah pendidik dengan berbagai kata seperti al-
Muallimin (guru), al-Mudarris (pengajar), al-Muaddib (pendidik) dan al-Walid
(orang tua). Kata pendidik berasal dari kata dasar didik, artinya memelihara dan
merawat agar seseorang itu mempunyai ilmu pengetahuan tentang sopan santun,
akal budi, akhlak dan sebagainya. Dengan menambahkan awalan pe hingga
menjadi pendidik, yang artinya orang yang mendidik.
Guru atau pendidik merupakan orang tua kedua yang harus dihormati dan
dimuliakan setelah orang tua kita. Mereka menggantikan peran orang tua kita
dalam mendidik ketika berada di lembaga pendidikan. Sehingga ada pepatah
mengatakan, “Orang tua adalah guruku di rumah dan Guruku adalah orang tuaku
di sekolah.” Dengan demikian, kita harus selalu menghargai dan memuliakan para
guru (pendidik) seperti halnya kita memuliakan orang tua kita sendiri.
Dalam pandangan Zakiah Daradjat, guru adalah pendidik profesional, oleh
karena itu secara implisit telah merelakan dirinya membantu menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang juga kewajiban orang tua.
Karena sama-sama berkaitan dengan tanggung jawab, persoalan pendidikan harus
dijalankan dengan penuh perhatian.
Falsafah Jawa Guru diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di “gugu
dan ditiru”. Dalam konteks falsafah jawa ini guru dianggap sebagai pribadi yang
tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas
saja, melainkan lebih dari itu Guru dianggap sebagai sumber informasi bagi
perkembangan kemajuan masyarakat ke arah yang lebih baik. Dengan demikian
tugas dan fungsi guru tidak hanya terbatas di dalam kelas saja melainkan jauh
lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas. Oleh karena itu dalam
masyarakat jawa seorang guru dituntut pandai dan mampu menjadi ujung tombak
dalam setiap aspek perkembangan masyarakat (multi talent).
Guru adalah semua orang yang mempunyai wewenang serta mempunyai
tanggung jawab untuk membimbing serta membina murid. Latar belakang
pendidikan bagi guru dari guru lainnya tidak selalu sama dengan pengalaman
pendidikan yang dimasuki dalam jangka waktu tertentu. Adanya perbedaan latar
belakang pendidikan bisa mempengaruhi aktivitas seorang guru dalam
menjalankan kegiatan belajar mengajar. Namun, karena tidak sedikit guru yang
diperlukan di madrasah maka latar belakang pendidikan seringkali tidak begitu
dipedulikan.
Sebagai suatu profesi, pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, harus merebut kepercayaan publik (public trust) melalui peningkatan
kualitas guru dan kualitas layanan pendidikan dan pembelajaran. Public trust
menjadi faktor kunci bagi mengokohkan identitas profesi. Seiring dengan upaya
tersebut, sebagai suatu profesi, guru harus selalu meningkatkan dirinya dan
pelayanannya sesuai tuntutan perkembangan zaman.

2. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional


Untuk melakukan peranan dan tanggung jawabnya, guru profesional
memerlukan syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syarat menjadi guru profesional
itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok.
A. Persyaratan administratif
Administrasi menurut KKBI adalah usaha dan kegiatan yang meliputi
penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan
organisasi, usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan
untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah,
kegiatan kantor dan tata usaha.
Persyaratan administrasi guru profesional secara umum yaitu:
1) Seseorang yang ingin menjadi guru profesional harus jelas status
kewarganegaraannya (Warga Negara Indonesia atau Asing).
2) Berkelakuan baik, Budi pekerti sangat penting baik dalam proses
pembentukan watak para murid. Sehingga guru harus menjadi suritauladan
karena anak-anak bersifat suka meniru. Dilihat dari tujuan pendidikan Islam
ialah membentuk akhlak baik pada anak didik dan ini hanya dapat terjadi bila
gurunya berakhlak baik pula. Yang dimaksud dengan akhlak yang baik dalam
ilmu pendidikan islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran islam, seperti
yang dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi Muhammad SAW.
3) Mengajukan permohonan untuk menjadi seorang guru profesional.
4) Umur (Sekurang-kurangnya 18 Tahun). Tugas mendidik merupakan tugas
yang sangat penting karena menyangkut perkembangan seseorang. Oleh
karena itu, tugas tersebut harus dilakukan secara bertanggung jawab. Kondisi
tersebut hanya dapat dilakukan oleh seorang yang telah dewasa. Dalam
konteks Indonesia, seseorang dianggap dewasa ketika berada pada kisaran
umur 18 tahun atau dia sudah menikah. Sedangkan menuntut ilmu pendidikan
berumur 21 tahun bagi laki-laki dan 18 tahun bagi perempuan. Tetapi bagi
pendidik asli yakni orang tua anak, tidak dibatasi umurnya bila mereka sudah
memiliki anak, maka mereka boleh mendidik anaknya.
B. Persyaratan Teknis
Teknis merupakan sebuah aturan, norma ataupun persyaratan yang
umumnya dalam bentuk sebuah dokumen formal yang menciptakan suatu kriteria,
metode, proses dan praktik.
1) Guru profesional memiliki ijazah yang dimaksud ijazah disini adalah ijazah
yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai seorang
guru profesional di suatu sekolah tertentu. Ijazah bukan semata-mata secarik
kertas tetapi merupakan suatu bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu
pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukan suatu jabatan. Guru
profesional harus mempunyai ijazah sebagai syarat dibolehkan untuk
mengajar, kecuali dalam keadaan darurat. Tetapi dalam keadaan normal
pemerannya adalah bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang guru,
maka semakin baik pada pendidikan, dan pada gilirannya makin tinggi pada
derajat masyarakat.
2) Pendidikan guru profesional yang disesuaikan dengan tingkatan lembaga
pendidikan, jurusan, program studi, tempat mengajar, dan mata pelajaran yang
diajarkan.
3) Terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita
memajukan pendidikan.
C. Persyaratan Psikis
Sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu
mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan,
konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa
pengabdian, bersifat pragmatis dan realistis, memiliki pandangan yang mendasar
dan filosofis, mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memiliki semangat
membangun.
D. Persyaratan Fisik
Fisik dalam bahasa inggris “Body” adalah sebutan yang berarti sesuatu
wujud dan dapat terlihat oleh kasat mata.
Persyaratan fisik seorang guru profesional antara lain:
1) Harus sehat aspek jasmani, artinya berbadan sehat, tidak cacat tubuh yang
dapat mengganggu pekerjaannya, tidak buta warna, bagus pendengarannya.
kesehatan jasmani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap
pekerjaan. Karena orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
jika ia diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru profesional syarat
tersebut merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diabaikan. Misalnya saja
seorang guru profesional yang sedang terkena penyakit menular tentu saja
akan membahayakan bagi peserta didiknya.
2) Berpenampilan rapi, wangi, bersih dan berwibawa, termasuk bagaimana cara
berpakaian seorang guru profesional. karena disebabkan posisi guru
profesional termasuk trend center kegiatan pembelajaran, sehingga
memungkinkan untuk dilihat/diamati bahkan dinilai oleh para peserta
didiknya.
Menurut Oemar Hamalik yang dikutip bukunya oleh Ngainun Naim ada beberapa
persyaratan untuk menjadi seorang guru profesional, yaitu:
a. Harus memiliki bakat seorang guru
b. Harus memiliki keahlian seorang guru
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
e. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila
f. Guru adalah seorang warga negara yang baik.
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI
nomor 19 tahun 2005 Bab VI tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan
Pasal 28, syarat-syarat guru profesional diantaranya:
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini.
Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan
melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan. Pengertian dasar kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau
kecakapan. Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah kumpulan
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru profesional
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber
belajar”.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan teknis dalam menjalankan
tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru profesional yang berkenaan dengan pemahaman
terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Secara substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru
profesional dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu
kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan
memimpin peserta didik.
Selain itu, dalam kompetensi ini seorang guru profesional harus mampu:
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi
berbagai potensi yang dimiliki.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan wibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian guru sangat kuat
pengaruhnya terhadap tugasnya sebagai pendidik. Kewibawaan guru ada dalam
kepribadiannya. Sulit bagi guru mendidik peserta didik untuk disiplin kalau guru
yang bersangkutan tidak disiplin. Peserta didik akan menggugu dan meniru
gurunya sehingga apa yang dikatakan oleh guru seharusnya sama dengan
tindakannya. Guru yang jujur dan tulus dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik berbeda dengan guru yang mengajar karena tidak ada pekerjaan lain.
Peserta didik dengan mudah membaca hal tersebut.
Menurut Permendiknas No.16/2007, Kemampuan dalam standar
kompetensi ini mencakup lima kompetensi utama yakni:
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Telah dipaparkan pula oleh Situmorang, bahwa seorang guru dalam
pandangan pendidikan Islam dapat disebut juga sebagai ulama, ialah orang yang
menguasai dalam hal pengetahuan Islam. Terlepas dari perdebatan teoritik
mengenai persamaan dan perbedaan ulama dengan guru, tetapi keduanya adalah
orang yang ahli dalam hal dan pengetahuan agama Islam. Sebagaimana
kepribadian ulama, maka kepribadian utama guru agama Pendidikan Agama Islam
yang perlu dijadikan sikap dan sifat, antara lain sebagai berikut:
a. Takwa kepada Allah SWT.
b. Amanah dalam mengemban tugas.
c. Adil dalam memutuskan.
d. Jujur dalam berbuat.
e. Arif dan bijaksana dalam mendidik.
f. Mandiri.
g. Cinta pada profesi yang diambil.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Selanjutnya pengertian lain, terdapat kriteria lain kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap guru profesional. Dalam konteks ini seorang guru
profesional harus mampu:
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif, karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga
dan status sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c) Beradaptasi ditempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.
Guru profesional merupakan makhluk sosial, yang dalam kehidupannya
tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh
karena itu guru profesional dituntut memiliki kompetensi sosial memadai,
terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada
pembelajaran di sekolah tetapi juga pendidikan yang terjadi dan berlangsung di
masyarakat. Dengan demikian guru profesional diharapkan dapat memfungsikan
dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya, sehingga
mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik serta masyarakat
sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta
menambah wawasan keilmuan sebagai guru profesional.
Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui
dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan
dan kesetaraan.
Persyaratan menjadi guru profesional diatas masih bersifat umum, jika
ditarik dalam pendidikan Islam menurut pandangan Abudin nata terdapat tiga
syarat bagi profesi seorang pendidik yaitu:
a. Harus benar-benar menguasai (ahli) bidang ilmu pengetahuan yang
diajarkannya.
b. Harus mampu mengajarkan ilmu yang telah dimilikinya kepada siswa atau
peserta didiknya (transfer of knowledge)
c. Harus berpegang teguh kepada kode etik profesi, kode etik ini dimaksudkan
agar memiliki akhlak yang mulia.
Zakia Drajadjat menjelaskan beberapa syarat menjadi guru profesional yaitu:
a. Harus bertaqwa kepada Allah SWT;
b. Harus berilmu;
c. Sehat jasmani;
d. Berkelakuan baik.
Secara parsial, Ramayulis telah, memetakan berbagai persyaratan guru
profesional berdasarkan berbagai perspektif, diantaranya:
a. Syarat keagamaan; guru profesional harus beragama dan mengamalkan ajaran
agamanya, karena sebagai figur uswatun hasanah dalam pribadinya.
b. Syarat psikis; guru profesional harus sehat jasmani, mampu menguasai emosi
dirinya, ramah, sabar, sopan, dewasa, dalam berfikir dan bertindak, berjiwa
pemimpin, berani berkorban, berani menanggung resiko, dan berjiwa
pengabdian.
c. Syarat paedagogis; guru profesional harus menguasai materi dan metode
pengajaran yang didasarkan pada latar belakang psikologis, sosiologis, dan
antropologis seorang siswa.
d. Syarat fisik; guru profesional harus memiliki badan sehat, tidak cacat fisik
yang dapat mengganggu pekerjaannya, dan tidak memiliki penyakit menular
yang membahayakan peserta didiknya.
e. Syarat teknis; guru profesional memiliki ijazah pendidikan guru yang
disesuaikan dengan tingkatan lembaga pendidikan, jurusan, program studi,
tempat mengajar, dan mata pelajaran yang diajarkan.
f. Syarat administrasi; guru profesional harus diangkat langsung oleh
pemerintah, yayasan atau lembaga lain yang berwenang mengangkat guru
sehingga diberikan tugas mendidik dan mengajar.
g. Syarat umur; guru profesional harus dewasa secara umur, jika menurut islam
yang dimaksud dewasa adalah baligh, berakal, dan mukallaf.
Untuk menjadi guru profesional terutama pada pendidikan formal, ada
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang calon guru. Ada syarat yang
menyangkut aspek fisik, mental-spiritual dan intelektual. Beberapa pakar
pendidikan telah memaparkan syarat-syarat yang harus dipenuhi bila seseorang
ingin menjadi guru profesional.
Barnadib (1995), salah seorang ahli pendidikan di Indonesia, mengatakan
bahwa tugas guru itu cukup berat tapi luhur dan mulia. Karena itu seorang guru
profesional disamping memiliki jasmani yang sehat dan tidak cacat, ia juga harus
memiliki sifat-sifat sebagai berikut, yakni :
a. Calon sungguh berbakat;
b. Pandai bahasa sopan;
c. Kepribadiannya harus baik dan kuat;
d. Harus disenangi dan disegani oleh anak didik;
e. Emosinya harus stabil;
f. Pandai menyesuaikan diri;
g. Tidak boleh sensitif;
h. Harus tenang, obyektif dan bijaksana;
i. Harus jujur dan adil;
j. Harus susila didalam tingkah lakunya,;
k. Sifat sosialnya harus besar.
Al-Abrasi (1974:137-140), salah seorang ahli pendidikan Islam dari Mesir,
mengemukakan beberapa syarat bagi seorang guru profesional, yakni:
a. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar semata-mata karena Allah
SWT;
b. Bersih lahir dan batin;
c. Ikhlas dalam pekerjaan;
d. Pemaaf;
e. Seorang bapak sebelum ia seorang guru;
f. Mengetahui tabi’at murid;
g. Menguasai mata pelajaran.
Al-Nahlawi (1989:239-246), salah seorang ahli pendidikan Islam yang
lain, menyatakan bahwa seorang guru profesional itu harus memenuhi beberapa
syarat, yakni:
a. Tujuan, tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani;
b. Ikhlas;
c. Sabar;
d. Jujur;
e. Membekali diri dengan ilmu dan biasa mengkajinya;
f. Menguasai metode mengajar;
g. Mampu mengelola siswa;
h. Mengetahui kehidupan psikis para siswa;
i. Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang
mempengaruhi jiwa, keyakinan dan pola pikir generasi muda;
j. Adil.
Dari uraian di atas, tampak jelas ada syarat-syarat yang harus dipenuhi bila
seseorang mau menjadi guru profesional terutama dalam pendidikan formal.
Dengan melihat syarat-syarat itu bisa dipahami bahwa untuk menjadi guru
profesional itu tidak mudah. Pekerjaan sebagai guru profesional bukan lagi
pekerjaan kelas pinggiran. Menjadi guru profesional itu adalah pekerjaan
terhormat. Saat ini, guru profesional adalah pekerja profesional yang bisa
disejajarkan dengan profesi-profesi lainnya seperti dokter, akuntan, dan
sebagainya. Syarat-syarat guru profesional yang disebutkan oleh para ahli di atas
bisa dikelompokkan sebagai berikut. Yakni persyaratan legalitas, jasmani,
intelektualitas dan mental-spiritual. Syarat-syarat itu tampaknya disesuaikan
dengan tuntutan dan kebutuhan yang ada.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
disimpulkan syarat-syarat menjadi guru profesional ialah:
1) Persyaratan Administratif, meliputi WNI, usia minimal 18 tahun, berkelakuan
baik, mengajukan permohonan, dan syarat-syarat lain yang ditentukan.
2) Persyaratan Teknis, meliputi ijazah pendidikan guru, menguasai cara dan
teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki
motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan /pengajaran.
3) Persyaratan Psikis, meliputi sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan
bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki
jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani
berkorban dan memiliki jiwa pengabdian, bersifat pragmatis dan realistis,
memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis, mematuhi norma dan nilai
yang berlaku serta memiliki semangat membangun.
4) Persyaratan fisik, meliputi berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang
mungkin mengganggu pekerjaan nya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit
menular, rapi dan bersih.

B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar wawasan kita
mengenai syarat-syarat menjadi guru profesional semakin bertambah. Penulis
sangat merekomendasikan agar makalah ini menjadi bahan bacaan penulis
sekalian, karena dalam penulisan makalah ini, penulis mengutip dari berbagai
referensi untuk menambah kelengkapan pembahasan, ditambah dengan pengertian
di akhir kutipan yang penulis buat.
Tentunya, penulisan makalah ini tidak akan terlepas dari kesalahan baik
yang tersengaja atau tidak. Karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian untuk perbaikan penulis dalam menulis di kesempatan
berikutnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT.
Grafindo Persada.
Ahyan Yusuf Sya’bani, Mohammad. 2018. Menjadi Guru Yang Religius dan
Bermatabat. Gersik: Ceremedia Communication.
Alamsyah, Yosep Aspat. 2016. “Expert Teacher (Membedah Syarat-Syarat Untuk
Menjadi Guru Ahli atau Expert Teacher )”. Dalam Jurnal, Vol. III, No. 1.
Daradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksra.
E.Mulyasa, 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Naim, Ngainun. 2011. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Napitupulu, Dedi Sahputra, Kompetensi Kepribaian Guru PAI dalam
Mengembangkan Ranah Afektif Siswa di MAN 2 Model Medan, Tazkia
Vol. V, No. 2. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara. 2016.
Permendiknas Nomor. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru.
Situmorang, J.B dan Winarno. 2008. Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Pendidik.
Klaten: Macanan Jaya Cemerlang.
Suprihatiningkrum, Jamil. 2014. Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi
& Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Syafaruddin, Dkk. 2016. Sosiologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Umar. 2019. Pengantar Profesi Keguruan. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Wahyudi, Imam. 2012. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta:
PT.Prestasi Pustakarya.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai