Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Peranan Guru dalam Pengembangan PAI

Dosen Pengampu : Habib Zainuri S.Pd.I.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

Ada Al Ali Murrabbaniah (200511675)

Candra Pitrian Putra (200511638)

Hendry Setiawan (200511641)

Madalia (200511680)

Salwa Latifa Adzra (200511631)

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI yang berjudul “Peranan Guru dalam Pengembangan PAI”.
Dalam penyusunan makalah ini kami sangat menyadari dalam proses penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI bapak Habib Zainuri S.Pd.I.,M.Pd yang telah memberikan
tugas dan materi perkuliahan serta arahannya, sehingga makalah ini bisa selesai.
Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita seluruh
pembaca.
Wasalamualaikum wr.wb

Tenggarong, 27 Oktober 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

A. Konsep Guru............................................................................................................5
B. Persyaratan Kewajiban Pendidik.............................................................................5
C. Tugas dan Kewajiban bagi Pendidik........................................................................6
D. Peranan Pendidik dalam Pengembangan Kurikulum...............................................9
E. Peranan Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum..............................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru Agama Islam adalah orang yang mengajarkan bidang studi agama Islam.
Guru agama juga diartikan sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan agama
Islam secara baik dan diberi wewenang untuk mengajarkan bidang studi agama Islam
untuk dapat mengarahkan, membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan
hukum-hukum Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Guru memiliki peranan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Guru memang
bukan satu-satunya penentu keberhasilan atau kegagalan pembelajaran, tetapi posisi dan
peran yang sangat penting. Oleh karena itu untuk mewujudkan kesuksesan dalam proses
pembelajaran, guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai aspek yang mendukung
kearah keberhasilan. Seorang guru yang melaksanakan tugasnya hanya berdasarkan
tradisi atau kebiasaan yang telah dijalani selama bertahun-tahun, tanpa
mempertimbangkan berbagai keterampilan teoritis maupun teknis yang mendukung
profesionalitasnya, tentu akan memberikan hasil pembelajaran yang kurang sesuai
dengan harapan. Sebaliknya guru yang terus-menerus berusaha meningkatkan kapasitas
dan kapabilitasnya, tentu akan menghasilkan proses pembelajaran yang jauh lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan guru?
2. Apa persyaratan kewajiban pendidik?
3. Apa tugas dan kewajiban bagi pendidik?
4. Apa peranan pendidik dalam pengembangan kurikulum?
5. Apa peranan guru PAI dalam implementasi kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian guru.
2. Untuk mengetahui persyaratan kewajiban pendidik.
3. Untuk mengetahui tuas dan kewajiban bagi pendidik.
4. Untuk mengetahui peranan pendidik dalam pengembangan kurikulum.
5. Untuk mengetahui peranan guru PAI dalam implementasi kurikulum.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Keberadaan guru

secara langsung akan mempengaruhi anak didiknya. Oleh karena itu konsep seorang guru

haruslah baik dan ideal. Menurut Ibn Sina guru yang baik dan ideal adalah guru yang

berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik

anak, berpenampilan tenang, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih dan suci.

Kemudian Ibn Sina juga menambahkan bahwa seorang guru itu sebaiknya dari

kaum pria yang terhormat dan menonjol budi pekertinya, cerdas, teliti, sabar, telaten

dalam membimbing anak-anak, adil, hemat dalam menggunakan waktu, gemar bergaul

dengan anak-anak, tidak keras hati dan senantiasa menghias diri. Selain itu guru harus

mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan diri sendiri, menjauhkan diri dari

meniru sifat raja dan orang-orang yang berakhlak rendah, mengetahui etika dalam

majelis ilmu, sopan dan santu dalam berdebat, berdiskusi dan bergaul. Ia menekankan

agar seorang guru tidak hanya mengajarkan ilmu dari segi teoritis saja kepada anak

didiknya, melainkan juga melatih segi keterampilan, mengubah budi pekerti dan

kebebasan anak didik dalam berfikir.

B. Persyaratan Kewajiban Pendidik

Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik, untuk melakukan tugas

sebagai guru tidak sembarang orang dapat menjalankannya. guru yang baik harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

5
1. Berijazah

Seorang guru harus memiliki ijazah yang dapat memberi wewenang untuk

menjalankan tugas sebagai guru di suatu sekolah tertentu. Pemerintah telah

mengadakan berbagai sekolah dan kursus-kursus serta akademi-akademi yang

khusus untuk mendidik orang-orang yang akan ditugaskan menjadi guru di

sekolah, sesuai dengan wewenang ijazahnya masing-masing.

2. Sehat Jasmani dan Rohani

Tiap-tiap pekerjaan membutuhkan syarat tertentu yang harus dipenuhi

oleh orang yang akan melakukan pekerjaan itu dengan baik dan berhasil. Sebagai

calon gurupun syarat kesehatan itu merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan.

Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan kesehatan anak-

anak dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya sebagai pengajar dan

pendidik.

3. Bertanggung Jawab

Guru harus seseorang yang memiliki rasa bertanggung jawab, kepada

tugasnya sebagai guru yaitu mengajar dan mendidik anak-anak yang telah

dipercayakan kepadanya. Di samping itu, tidak boleh pula dilupakan tugas-tugas

dan pekerjaan lain yang memerlukan tanggung jawabnya. Selain tugasnya sebagai

guru di sekolah guru pun merupakan anggota masyarakat yang mempunyai tugas

dan kewajiban lain

C. Tugas dan Kewajiban bagi Pendidik

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mencapai kemampuan optimalnya. Minat, bakat, kemampuan dan potensi peserta didik

6
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Berikut ini adalah beberapa

tugas utama guru:

1. Mengajar

Seorang guru adalah seseorang yang mengajarkan ilmu. Seorang guru memiliki

tanggung jawab untuk mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa-siswanya. Tujuan

guru dalam hal ini adalah membuat para siswa mengetahui tentang materi dari suatu

disiplin ilmu dan memiliki tingkat intelektual yang tinggi.

2. Mendidik

Guru merupakan seorang pendidik. Mendidik siswa merupakan hal yang berbeda

dengan mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Kegiatan mendidik siswa memiliki

tujuan untuk mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi

anggota masyarakat yang baik pula. Dalam proses mendidik siswa, guru akan

memiliki tantangan yang berbeda jika dibandingkan dengan hanya mengajarkan suatu

ilmu pengetahuan. Supaya sukses dalam mendidik siswa, guru harus dapat menjadi

teladan yang bagi siswa-siswanya sehingga mereka dapat memiliki karakter yang baik

sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

3. Melatih Keterampilan Hidup

Tugas guru adalah melatih siswa memiliki kecakapan atau keterampilan hidup

atau practical life. Guru harus melatih siswa untuk menguasai kecakapan atau

keterampilan hidup untuk menjadi bekal bagi siswa menaklukkan segala tantangan

yang mereka hadapi di masa depan.

7
4. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan

Pekerjaan guru tidak selesai dengan hanya mendidik dan mengajar saja. Tugas

guru terhadap siswa lainnya adalah membimbing dan mengarahkan siswa supaya tetap

pada jalur yang benar, terutama pada proses belajar mengajar. Siswa yang mengalami

kebingungan atau kesulitan dalam proses belajar mengajar harus dibimbing dan

dibantu mencari solusi. Guru dan siswa bersama-sama berusaha memecahkan masalah

sehingga siswa tetap berada pada jalur yang tepat dan dapat mencapai tujuan

pendidikan.

5. Memberikan Motivasi

Tugas seorang guru yang terakhir adalah untuk memberikan dorongan dan

motivasi kepada siswa-siswanya agar selalu berusaha keras untuk lebih maju. Bentuk

dorongan dan motivasi yang dapat Guru Pintar berikan kepada siswa dapat dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya memberikan hadiah, memberikan pujian dan

penghargaan.

Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal 20 dijabarkan

tentang kewajiban guru yaitu pertama, merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta mengevaluasi dan memberi hasil berupa nilai dalam

pembelajaran. Kedua, mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni. Ketiga, bertindak objektif dan tidak diskriminatif terhadap jenis

kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan

status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. Keempat, menjunjung tinggi

8
peraturan perundang - undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai nilai agama dan

etika. Yang terakhir memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

D. Peranan Pendidik dalam Pengembangan Kurikulum

Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dibagi menjadi tiga

yaitu yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentral-desentral. Pengembangan

kurikulum yang bersifat sentralisasi disusun oleh suatu tim khusus di tingkat pusat.

Kurikulum bersifat uniform untuk seluruh Negara, daerah atau jenjang/jenis sekolah.

Pengembangan kurikulum memiliki tujuan dan latar belakang tertentu yang

sangat mendesak dan mendasar. Tugas utama pengembangan kurikulum yang bersifat

uniform ini adalah untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta memberikan

standar penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah. Hal itu dilatarbelakangi oleh

beberapa kondisi. Pertama, wilayah Negara Indonesia sangat luas, terbentuk atas pulau-

pulau yang satu sama lain letaknya berjauhan dan terpisahkan oleh laut. Kedua, kondisi

dan karakteristik tiap daerah berbeda-beda, ada yang sudah maju sekali dan ada yang

sangat terbelakang, ada daerah tertutup da nada yang terbuka, ada daerah kaya dan daerah

miskin dan sebagainya. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah berbeda-beda.

Ada sekolah yang sudah mapan mampu berdiri sendiri dan melakukan pengembangan

sendiri dan melakukan pengembangan sendiri karena memiliki personalia, fasilitas yang

memadai dan menajemen yang mapan, sekolah lain kondisinya sangat memprihatinkan,

karena segalanya masih berada pada tingkat darurat. Keempat, adanya golongan atau

kelompok dalam masyarakat yang ingin lebih mengutamakan golongan atau

kelompoknya dan menggunakan sekolah sebagai alat untuk mendapai tujuan tersebut.

9
Model pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi mempunyai beberapa

kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya selain mendukung terciptanya persatuan dan

kesatuan bangsa dan tercapainya standar minimal penguasaan/perkembangan anak,

model ini mudah dikelola, dimonitor dan dievaluasi dan lebih hemat dilihat dari segi

biaya, waktu dan fasilitas. Kekurangannya, pertama, menyeragamkan kondisi yang

berbeda-beda keadaan dan tahap intelek, alam dan sosial budayanya sulit. Kedua,

ketidakadilan dalam menilai hasil. Hasil pendidikan dan pengajaran sangat dipengaruhi

oleh faktor kemampuan dan fasilitas sekolah, pengabaian faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pendidikan merupakan suatu ketidakadilan. Ketiga, penggunaan

sttandar yang sama untuk semua sekolah di seluruh wilayah akan memberikan gambaran

hasil yang beragam dan menunjukkan adanya perbedaan yang sangat ekstrem.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, peranan guru dalam model

sentralisasi maupun desentralisasi dapat dilihat dalam tiga tahap, yaitu tahap

perancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengembangan kurikulum dalam tahap

perancangan berkenaan dengan seluruh kegiatan menghasilkan dokumen kurikulum atau

kurikulum tertulis. Pelaksanaan kurikulum atau disebut juga implementasi kurikulum,

meliputi kegiatan menerapkan semua rancangan yang tercantum dalam kurikulum

tertulis. Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan menilai pelaksanaan dan hasil-hasil

penggunaan suatu kurikulum.

E. Peranan Guru PAI dalam Impelementasi Kurikulum

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam implementasi kurikulum,

terutama pada saat ini yang menggunakan kurikulum 2013. Guru yang profesional harus

mampu menterjemahkan serta menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum

10
2013, kemudian mentrasformasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik melalui

proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Guru tidak lagi membuat atau

menyusun kurikulum secara mandiri, namun menggunakan kurikulum yang sudah

tersedia, menjabarkan serta melaksanakannya melalui proses pembelajaran bagi peserta

didik.

Kurikulum di berikan untuk peserta didik melalui guru yang secara nyata

memberikan pengaruh kepada peserta didik pada saat terjadinya proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 menekankan pada upaya guru untuk memberikan motivasi serta

meningkatkan keterampilan peserta didik.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 71 tahun

2013 mengenai Struktur Kurikulum dijelaskan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan

warga Negara yang beriman, produkti, kreatif, inovatif, efektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum

2013 juga memiliki kemiripan dengan kurikulum berbasis kompetensi dimana interaksi

antara peserta didik dan guru menjadi sangat penting.

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 tidak jauh berbeda denga kurikulum

sebelumnya, karena pada dasarnya kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari

kurikulum sebelumnya. Hanya saja yang membuat beda ialah titik tekan pembelajaran

dan juga cakupan materi yang diberikan kepada peserta didik. Sebagaiman diketahui

bahwa kurikulum 2013 berupaya memadukan antara kemampuan sikap, keterampilan dan

pengetahuan. Meskipun demikian, harapannya ketiga kemampuan tersebut dapat berjalan

11
seimbang dan beriring sehingga pencapaian pembelajaran dapat berhasil dengan

maksimal.

Dalam mewujudkan ketercapaian pembelajaran tersebut, ada prinsip-prinsip yang

dapat dijadikan bahan acuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran diantaranya

sebagai berikut;

1. Dari peserta didik diberi tahu, menjadi peserta didik mencari tahu.

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar, menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar.

3. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.

4. Dari pembelajaran persial menuju pembelajaran terpadu.

5. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah.

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

8. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

sebagai pembelajar sepanjang hayat.

9. Pembelajaran berlangsung dirumah, di sekolah dan masyarakat.

10. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efesiensi

dan efektivitas pembelajaran Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diaplikasikan

dalam kegiatan pembelajarn secara satu kesatuan dan terintegrasi. Serta berlaku

terhadap semua mata pelajaran.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Ibn Sina guru yang baik dan ideal adalah guru yang berakal cerdas,
beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik
anak, berpenampilan tenang, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih dan suci.

Guru yang baik harus memenuhi syarat-syarat yaitu : berijazah, sehat jasmani dan

rohani serta bertanggung jawab.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mencapai kemampuan optimalnya. Tugas pendidik adalah mengajar, mendidik, melatih

keterampilan hidup, memberikan bimbingan dan pengarahan serta memberikan motivasi.

Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal 20 dijabarkan tentang

kewajiban guru yaitu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta mengevaluasi dan memberi hasil berupa nilai dalam pembelajaran.

Peranan guru dalam model sentralisasi maupun desentralisasi dilihat dalam tiga

tahap, yaitu tahap perancangan, pelaksanaan dan evaluasi.

Peran guru PAI dalam implementasi kurikulum harus mampu menterjemahkan

serta menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum 2013, kemudian

mentrasformasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik melalui proses pembelajaran

di dalam maupun di luar kelas.

B. Saran
Karena keterbatasan ilmu makalah ini tidaklah dapat dikatakan sempurna, oleh
karena itu kami berkenan menerima kritik dari semua pihak agar pada penulisan
makalah-makalah kami selanjutya dapat lebih disempurnakan lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Konsep Guru (Pendidik) Persfektif Ibnu Sina. (2016). Diakses pada 30 Oktober 2022, dari
http://www.jejakpendidikan.com/2016/08/konsep-guru-pendidik-perspektif-ibnu.html

Syarat-Syarat menjadi Guru yang Baik. (2015). Diakse pada 30 Oktober 2022, dari
https://www.trigonalmedia.com/2015/03/syarat-syarat-menjadi-guru-yang-baik.html

Oktifa, N. (2021). Tugas dan Peran Guru dalam Pendidikan. Diakses pada 27 Oktober 2022,
dari https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/tugas-dan-peran-guru-dalam-pendidikan

Arifa, N. Peran, Hak, dan Kewajiban Seorang Guru (Universitas Lambung Mangkurat) Diakses
darifile:///C:/Users/ASUS/Downloads/Nurul%20Maulida%20Arifa
%20(2110128220014)%20Tugas%20Profesi%20Pendidikan%20Pendidikan%20IPS%20(1).pdf

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2017). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai