HAKIKAT GURU
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan yang di
ampu oleh : M. Irsyadul’ibad Ibnu Rohyah, S.Pd. M.Pd
Kelompok :
Dede Nurhasanah
Ayu Nuraini
Mustofa Kamal
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul HAKIKAT GURU ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada Mata
Kuliah Profesi Keguruan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Hakikat Guru bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada M. Irsyadul’ibad Ibnu Rohyah, S.Pd. M.Pd, selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Profesi Keguruan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
II
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, pendidikan yang berkualitas
akan membawa perubahan yang besar dalam pola hidup manusia. Profesionalisme guru
yang merupakan satu bagian yang menunjukan berkualitasnya suatu pendidikan.
Oleh karena itu guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru. Dalam arti orang
yang memiliki karisma dan wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang
program pembelajaran serat mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat
belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir
proses pendidikan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hakikat, syarat, peran dan
kedudukan guru dalam proses pendidikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa makna dan hakikat sosok guru dalam pendidikan ?
2. Apa syarat-syarat mejadi seorang guru ?
3. Apakah peran dan kedudukan seorang guru ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui makna dan hakikat seorang guru
2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat seorang guru
3. Untuk mengetahui peran dan kedudukan seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian guru
Guru itu kata orang Jawa dari kata digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh).
Kehadiran seorang guru bukan sekedar mengajar dan berdiri di depan kelas, melainkan
seorang yang mampu menjadi seorang pendidik. Guru adalah manusia yang rela
menyumbangkan sebagian besar waktunya untuk berbagi ilmu kepada semua anak
didiknya. Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan tetap
berusaha mengupayakan seluruh potensi afektif, kognitif, maupun prikomotorik demi
kelangsungan sebuah proses pendidikan.
Guru merupakan manusia yang paling bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik, mengubah segala bentuk perilaku dan pola piker mnusia,
membebaskan manusia dari terbelenggu kebodohan.
Guru merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan sekolah. Maju mundurnya
kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru.untuk memperoleh murid
dengan sumber daya manusia yang tinggi maka dibutuhkan guru yang memiliki sumber
daa manusia yang tinggi pula.
Walaupun bukan mrupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan,
guru tetapah merupakan titik sentral dalam keterlaksanaan pendidikan. Tanpa guru,
proses pedidikan akan timpang bahkan tidak terarah. Manusia tidak akan dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena mereka tidak mendapat
bimbingan dari guru.1
1 Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 1-3.
2
3
B. Hakikat guru
Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa di dunia ini hanya ada dua jabatan yaitu
: jabatan guru dan jabatan non guru. Yang membedakan jabatan keduanya adalah
mengajar. Mengajar merupakan langkah seorang guru untuk memandaikan bangsa
dengan tanpa memikirkan efek untung dan ruginya secara material-personal, melainkan
memikirkan bagaimana nistanya jika generasi selanjutnya tidak lebih berkualitas dalam
semua aspek kehidupan. Aktivitas mengajar tersebut tentunya menuntut kepekaan
emosional dan spiritual yang mampu melahirkan mentalitas dan moralitas suatu bangsa.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik , mengajar ,
membimbng , mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat
profesionalitas tertentu yang tercermin dan kompetensi , kemahiran, kecakapan, atau
keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Di negara ini guru dibagi menjadi dua yaitu guru negeri dan guru swasta. Guru
negeri berada dalam struktur pemerintahan dan digaji oleh pemerintah , sedang guru
swasta mendapat pembinaan dari pemerintah dan mendapat gaji dari sekolahnya masing-
masing.2
C. Syarat-syarat guru
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab VI
pasal 28 menyebutkan bahwa :
1) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
2) kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan denga
ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
3) kompetensi sebagai agen pembelajaran atau jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik, b)
kompetensi kepribadian, c) kompetensi professional, d) kompetensi sosial.
4 Ibid, hlm: 9
6
2. Manajer/pengelola kelas
5 Amir Daiem Indrakusuma, Ilmu Pendidikan Sebuah Tinjauan Teoritis Filosofis, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm:
176-179
7
4. Evaluator
Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran merupakan proses menetapkan
kualitas hasil belajar atau proses untuk meentukan tingkat pencapaian tujauan
pembelajaran oleh peserta didik.
Guru sebagai evaluator perlu memiliki pengetahuan , keterampilan dan sikap yang
memadai serta kemampuan dalam memahami teknik evaluasi baik tes maupun non tes
yang mencakup jenis masing-masing teknik karakteristik serta cara menentukan baik atau
tidaknya ditinaju dari berbagai segi, validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat
kesukaran soal.
Peneliaan harus dilakukan dengan rancangan dan frekuensi yang memadai dan
berkesinambungan serta diadministrasikan dengan baik. Guru selain menilai hasil belajar
peserta didik, guru harus pula menilai dirinya sendiri baik sebagi perencana, pelaksana,
maupun penilai program pembelajaran.
Kedudukan guru
a) Guru Sebagai Pendidik dan Pembimbing
Guru memang seorang “pendidik”, sebab dalam pekerjaanya ia tidak hanya
“mengajar” seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa
keterampilan dan terutama sikap mental anak didik. “Mendidik” sikap ental seseorang
tidak cukup hanya “mengajarkan” sesuatu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan
itu harus dididikkan, dengan guru sebagai idolanya.
Sebagai seorang pendidik, guru harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk
mengajar ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula
seperangkat latihan keterampilan keguruan, dan pada kondisi itu pula, ia belajar
memersonalisasikan beberapa sikap keguruan yang diperlukan.
Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai
contoh guru yang berfungsi sebagai “pendidik” dan “pengajar” seringkali akan
melakukan pekerjaan bimbingan, moisalnya bimbingan belajar, bimbingan tentang
sesuatu keterampilan dan sebagainya. Jadi yang jelas dalam proses pendidikan kegiatan
“mendidik”, “mengajar”, dan “bimbingan” sebagai yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik
dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai
8
6 Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hal.137-141
9
peserta didik untuk belajar.Sebagi motivator, guru mendrong peserta didik untuk
belajar.Sebagai pemacu, guru menyentuh faktor-faktor belajar agar kompetensi peserta
didik meningkat.Sebagai perekayasa, guru manfaatkan segala media dan sumber belajar
agar peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan.Sebagai pemberi inspirasi,
guru mengubah pandangan dan kehidupan peserta didik menjadi lebih baik.8
8 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Prifesi Kependidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hal. 69-70
BAB III
KESIMPULAN
4) syarat pedagogis-didaktis
11
DAFTAR PUSTAKA
http://finaniswati.blogspot.com/2014/09/makna-hakikat-dan-peran-guru-dalam.html
https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9155-syarat-syarat-guru.html
http://bloglindaadress.blogspot.com/2015/06/makalah-kedudukan-guru-dalam-
pendidikan.html
Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung: ALFABETA,
2011), hal. 1-3.
Ibid, hlm: 9
Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013),
hal.137-141
Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Prifesi Kependidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2012), hal. 69-70
12