Anda di halaman 1dari 35

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KUSUMA NEGARA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
MAKALAH
PROFESI DAN KEPRIBADIAN GURU
" Kompetensi Guru "

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ana Andini 20198100012
2. Muhammad Fikri Kartawijaya 20188100068

Dosen Pengampu :

Sudjoko S, M.M

Jl. Raya Bogor Km. 24 Cijantung Jakarta Timur, Telp. (021) 87791773
http://www.stkipkusumanegara.ac.id e-mail: stkipkn@stkipkusumanegara.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada nabi Muhammad saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai
harganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
pun dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi dan Kepribadian Guru.
Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan, baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena,
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih
lanjut akan penulis terima dengan senang hati.
Terima kasih

Jakarta, 6 Oktober 2020

Penulis,

Penulis 1 Penulis 2

( Muhammad Fikri Kartawijaya ) ( Ana Andini )


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Guru

B. Kompetensi Pedagogik

C. Kompetensi Kepribadian

D. Kompetensi Profesional

E. Kompetensi Sosial

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Kompetensi Guru


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang


yang lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak
sejak kecil adalah bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh yang lambat
laun akan datang begitu saja. Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan
manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar namun
juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik mampu melaksanakan fungsi
pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang
manusia yang kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan
transfer pengetahuan dan karakter. Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan
yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang baik, maka akan menjadikan
ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat. Begitu juga sebaliknya, orang berkarakter
tetapi tidak berilmu, maka sama saja kebermanfaatanya kurang maksimal.
Sehingga adanya perlu keseimbangan antara.

Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan
berkarakter sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi
terciptanya peserta didik yang diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa
dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir menyebutkan mengutip oleh Siswoyo (2013:
117), bahwa prasyarat seseorang bisa sebagai pendidik seseorang tersebut: (1)
memiliki pengetahuan lebih, (2) mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan
(3) bersedia menularkan pengetahuan beserta data orang lain .

Era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai
media yang ada, menjadikan guru sebagai pendidik harus dapat memberikan
pelayanan pendidikan kepada peserta yang didik sesuai kebutuhan dan jamannya.
Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan belajar, kemampuan yang
memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi guru yang profesional, dan
kemampuan untuk berkomunikasi. Dengan kemampuan - kemampuan yang telah
merujuk pada hal tersebut, termuat dalam empati kompetensi guru yaitu,
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan
dibahas dalam makalah ini secara terperinci.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada makalah, yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi guru?

2. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik?

3. Apakah yang dimaksud dengan kepribadian kepribadian?

4. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi profesional?

5. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi sosial?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan makalah adalah untuk mengetahui apa itu kompetensi guru, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial.

1. Manfaat Penulisan

2. Manfaat makalah ini adalah dapat digunakan sebagai sumber atau referensi
belajar bagi pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Guru

Guru sebagai seseorang yang belajar untuk mengajar dan mendidik peserta
didik harus memiliki kompetensi dan kompetensi yang baik agar dalam
mengkondisikan lingkungan belajar dapat mengatur perilaku peserta didik menjadi
lebih baik secara efektif dan efisien. Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi merupakan
syarat yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan dengan profesional
sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Kompetensi dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris,


competenceyang berarti kecakapan dan kemampuan (Musfah, 2015: 27).
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus
dimilki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan
kepada seseorang. Kompetensi juga terkait dengan standar dimana seseorang
dikatakan kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan / atau lisan oleh
lembaganya / pemerintah. Musfah (2015: 27) hakikat kompetensi adalah kekuatan
mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui
latihan dan praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat diperoleh melalui
pelatihan dan pendidikan.
Dalam buku yang ditulis oleh Mulyasa (2013: 38) dari seorang tokoh bernama
Gordon terdapat enam aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi yaitu
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat. Pengetahuan yaitu
suatu kemampuan dalam aspek kognitif, indikator alarm, kebutuhan belajar dari
peserta didiknya. Pemahaman yaitu aspek kognitif dan afektif dimana seorang guru
dapat belajar pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. Kemampuan yang
dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada guru dengan
disiplin. Nilai yaitu standar perilaku yang diatur dan tertanam dalam individu setiap
guru. Sikap yaitu refleksi dari adanya rangsangan yang datangnya dari luar. Minat
yaitu kecenderungan untuk melakukan suatu kegiatan.

Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun


2005 adalah kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Menurut Mulyasa (2013:
27) Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personalia,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.
Kompetensi guru lebih minat pada kemampuan guru untuk mengajar dan mendidik
sehingga menghasilkan perubahan perilaku belajar dari peserta didik. Kemampuan
guru yang dimaksud adalah tidak hanya dari segi pengetahuan saja tetapi juga dari
segi kepribadian.

Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yang


selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru harus
mempunyai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dimana
masing-masing kompetensi sangat penting untuk seorang guru dalam melakukan
tugas dan kewajibannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan. Guru dituntut untuk menguasai semua kompetensi guru agar dapat
menjadi panutan bagi peserta didik. Mushaf (2015: 29) membagi kompetensi guru
dlam tiga bagian yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku yang ketiganya ini tidak
dapat berdiri sendiri karena saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Dari penjelasan tersebut maka dapat dilihat kompetensi guru adalah perpaduan
antara pengetahuan, keterampilan.

B. Kompetensi Pedagogik

Guru sebagai seseorang yang peduli untuk mengajar dan mendidik peserta
didik agar dapat percaya diri di masa depan maka guru harus dapat memberikan
apa yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai dengan
peserta didik. Siswoyo (2013: 118) mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik
itu bukan hanya bersifat teknis belaka, yaitu “ kemampuan manajemen
pembelajaran kelas ... ” (Yang dirumuskann dalam PP RI No. 19 Tahun 2005.
Kompetensi pedagogik tidak hanya perencanaan, pelaksanaan dan pengadaan
pembelajaran namun menguasai ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan yang diperlukan
karena seorang guru harus melihat wawasan tentang pendidikan yang ada sehingga
guru dapat menyusun strategi yang efektif dan Efisien yang sebaiknya digunakan
Menurut Musfah (2015: 30) kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang mencakup pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan;

1. pemahaman tentang peserta didik.

2. pengembangan kurikulum atau silabus.

3. perancangan pembelajaran.

4. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.


5. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan merupakan kompetensi


pedagogik yang harus dimiliki guru karena guru harus memahami konsep
pendidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki
keahlian akademik dan intelektual dibidangnya masing-masing. Guru harus melihat
fungsi dan peran lembaga pendidikan serta sistem pendidikan nasional diharapkan
guru dapat menginovasi pendidikan. Sistem pembelajaran dalam pendidikan
berdasarkan mata pelajaran sehingga guru harus memiliki kesesuian antara latar
belakang keilmuan dengan subjek mata pelajaran yang diampu, selain itu, guru
memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran
dikelas sehingga guru dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi peserta didik.

Pemahaman terhadap peserta didik adalah kemampuan yang harus guru


memiliki karena guru harus memahami dan mengenal peserta didik agar memantau
mana peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan guru. Selain
guru juga paham terhadap pencapaian yang dicapai peserta didik bahwa tindak
lanjut yang harus dilakukan. Mulyasa (2008: 79) menyebutkan kreativitas. Ada
empat hal yang harus dilaksanakan guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat
kecerdasan, cacat fisik dan kognitif. Guru harus selalu belajar mengenai karakter
siswa agar melihat bagaimana menghadapi karakter tersebut sehingga langkah yang
diambil tidak akan merugikan peserta didik di masa yang akan datang. Apalagi isu-
isu dari masyarakat bahwa seorang gurunya menjadi yang pribadi yang baik dan
dapat membantu siswanya pada arah yang positif. Guru harus dapat mengendalikan
beban atau masalah yang tetap menjaga komunikasi atau interaksi yang baik dan
bijaksana dengan peserta didik saat pembelajaran.

Pengembangan kurikulum atau silabus adalah kemampuan guru dalam


mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi
spesifik lingkungan sekolah. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh guru
haru sesuai dengan budaya sekolah yang bertujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Dengan mengembangkan kurikulum atau silabus maka
guru dapat mengkombinasikan bahan ajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Menurut Musfah (2015: 35) dari tokoh yang bernama Miller dan
Seller, proses pengembangan kurikulum mencakup tiga hal, yaitu :

1. menyusun tujuan umum dan tujuan khusus.

2. mengidentifikasikan materi yang tepat.

3. memilih strategi belajar mengajar.

Perancangan pembelajaran merupakan kegiatan awal guru dalam rangka


mengidentifikasi segala komponen yang akan digunakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Perancangan pembelajaran yang diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan peserta didik dengan guru, memberikan pengetahuan baru kepada
peserta didik dan menumbuhkan rasa penasaran siswa terhadap pembelajaran yang
akan diberikan oleh guru. Sedikitnya ada tiga kegiatan yang mendukung
perancangan pembelajaran ini, yaitu kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan
penyusunan program pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis maksudnya adalah guru


memiliki perencanaan sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber daya yang
direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan
dapat timbul dari rencana yang direncanakan. Kegiatan belajar dan mengajar akan
berhasil jika guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya. Proses
pembelajaran yang dua arah akan lebih memberikan pemahaman peserta didik
sehingga guru siaga apa yang belum dikuasai oleh peserta didik. Komunikasi
dalam belajar merupakan hal yang penting. Jika guru pertemuan peserta didik
dengan karakter yang kurang baik sehingga terkendala dalam komunikasi maka
guru harus melakukan pembelajaran yang mencerahkan dan menunjukkan sikap
menyayangi semua siswa tanpa membedakan keadaan kepribadian dan fisik
mereka.

Evaluasi hasil belajar adalah kemampuan guru dalam mengevaluasikan


pembelajaran yang dilakukan termasuk perencanaan, respon siswa, hasil belajar
siswa, metode dan pendekatan. Dapat dilakukan guru harus dapat merencanakan
yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesalahan dan
akurat. Guru harus kreatif menggunakan jasa dalam kemasan. Menurut Musfah
(2015: 40) Penilaian merupakan hal yang penting karena permintaan pada siswa
hasil yang ingin dicapai, permintaan menyediakan informasi dasar untuk siswa,
orang tua, dan pembuat kebijakan, pemasok memotivasi siswa untuk mencoba,
permintaan dapat menyaring siswa di dalam atau diluar program dan memberikan
pelayanan khusus serta menyediakan dasar evaluasi guru.

Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang


dimiliki. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai
cara, antara lain kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan remedial, serta bimbingan
konseling (BK). Guru memiliki kemampuan untuk membimbing siswa dan
menciptakan wadah bagi siswa untuk memahami potensinya dan melatih untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

Menurut E. Mulyasa (2008:) menambah cakupan kompetensi pedagogik yaitu


pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dalam penyelenggaraan pembelajaran guru
menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan ajar dan
mengadministrasikan dengan mengunakan teknologi informasi. Membiasakan
peserta didik dengan menggunakan teknologi.

Menurut Jahiriansyah (2013) mengemukakan bahwa terdapat kualifikasi


akademik dan kompetensi pedagogik (yang dirumuskan dalam Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru) bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari :

1. Menguasai peserta kompetensi didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan


pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan


berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

Kompetensi pedagogik merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seorang


guru. Kompetensi pedagogik diperlukan guru untuk mengukur siswa pada saat
pembelajaran, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut dari suatu
pembelajaran. Apabila guru tidak bisa menguasi kompetensi pedagogik maka akan
mengalami masalah dalam pembelajaran.

Contoh permasalahan kompetensi pedagogik Guru Sekolah Dasar Kecamatan


Gunung Teluh Kabupaten Pasaman Barat. Menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rifma (2013) kompetensi pedagogik pada guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat mengalami problematika karena guru
kurang menguasai kompetensi pedagogik. Kesalahannya adalah guru Sekolah
Dasar di daerah tidak melaksanakan perencanaan. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Silabus dibuat bukan untuk dijadikan baru saat
pembelajaran, melainkan hanya untuk kelengkapan administrasi semata.

Alasan mereka tidak membuat RPP dan Silabus untuk menjadi bahan baru
pembelajaran karena sudah membuat silabus dan RPP di kelas yang sama 3 tahun
lalu. Maka RPP dan silabus yang dibuat 3 tahun lalu tentunya tidak ada pembaruan
yang tak terkalahkan dengan perkembangan zaman sehingga tidak relevan lagi
untuk dipakai. Mereka juga kurang memahami bagaimana cara membuat RPP dan
silabus serta tidak adanya kesempatan mereka untuk membuat program tahunan,
program semester, silabus dan RPP. Pada saat pelaksanaan pun akan mengalami
masalah seperti peserta didik dalam pembelajaran karena metode yang digunakan
oleh guru tersebut tidak menarik peserta didik. Hal ini berlangsung pada saat hasil
kegiatan belajar dimana guru tidak menghasilkan hasil yang tinggi untuk belajar
karena guru tidak memiliki informasi yang akan diujikan kepada peserta didik dan
hanya mengambil soal yang berada dalam buku ajar.

Dari semua tahap pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan evaluasi


berjalan dengan efektif dan efisien karena guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Gunung Teluh Kabupaten Pasaman Barat memiliki kompetensi pedagogik yang
rendah. Sehingga perlu peningkatan peningkatan pelaksanaan pembinaan
kompetensi pedagogik guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawasa
Sekolah.

Manfaat yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi
pedagogik adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-


perkembangan prinsip kognitif siswa.
b. Guru dapat memahami prinsip-prinsip prinsip perkembangan siswa dan
merefleksikannya dalam proses pembelajaran.

c. Guru mampu menyusun kebutuhan dan melaksanakan strategi pembelajaran


yang sesuai dengan kompetensi, kreativitas dan siswa dalam belajarnya.

2. Bagi Siswa

Jika guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-


prinsip perkembangan siswa maka :

a. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahunya.

b. Siswa memiliki keberanian yang mampu dan menyelesaikan masalah.

c. Siswa dapat lebih nyaman dalam kegiatan belajarnya.

C. Kompetensi Kepribadian

1. Konsep Kompetensi Kepribadian

Dalam jurnal Pengembangan Kepribadian Guru (Nursyamsi, 2014) Kartono


(2005: 9) menjelaskan bahwa kepribadian itu secara langsung berhubungan
dengan kepribadian psikis seseorang; berkaitan dengan nilai-nilai etis atau
kesusilaan dan tujuan hidup. Kepribadian manusia itu juga selalu mengandung
unsur dinamis, yaitu kemajuan-kemajuan atau kemajuan menuju integrasi baru
sistem tapi psikofisis tersebut tidak pernah akan sempurna bisa terintegrasi
dengan sempurna. Kepribadian ini mencakup adaptasi (menyesuaikan diri)
yang berhubungan dengan lingkungan.
“Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasaan pasal 28 ayat (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, dewasa, arif, dan berwibawa, mejadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia” (Mulyasa , 2013: 117).

Kompetensi bagi kepribadian yang memiliki andil yang sangat besar


pembentukkan kepribadian dan karakter peserta didik. Dalam pendidikan,
sosok menjadi sosok yang paling penting dalam kepribadian kepribadian siswa,
karena manusia memiliki naluri untuk mencontoh orang lain. Maka secara tidak
langsung ketika seorang guru semakin dekat dengan siswanya maka semakin
besar kemungkinan siswa tersebut akan mencontoh kepribadian guru tersebut.
Sehubungan dengan uraian tersebut maka setiap guru dituntut untuk memiliki
kompetensi yang baik dan memadai agar dapat membentuk kepribadian peserta
didik menjadi baik. Selain itu, kompetensi kepribadian juga menjadi landasan
kompetensi-kompetensi lainnya. Guru sebagai pendidik tidak hanya
mentransfer ilmu tetapi juga harus kepribadian siswa menjadi individu yang
baik.

2. Pentingnya Kompetensi Kepribadian

Guru sebagai pendidik tentunya harus memiliki kepribadian yang memadai.


Kompetensi guru sangat penting bagi keberlangsungan pembelajaran dalam
pembelajaran sebab penampilan guru bisa membuat peserta didik senang belajar
dan juga tidak senang dalam belajar. Agar peserta didik senang belajar dan juga
betah dikelas maka guru harus memiliki kepribadian yang baik. Kompetensi
kepribadian yang dimiliki guru akan dicontoh dan menjadi tauladan bagi peserta
didiknya. Jadi, lingkungan guru yang memiliki kepribadian yang buruk maka
peserta didik juga tidak akan nyaman berada di kelas dan akan memberikan
dampak negatif bagi kepribadian peserta didik. Oleh karena itu, memiliki
kompetensi kepribadian yang baik dan memadai sangat penting bagi guru.
Berikut penjabaran kepribadian kepribadian yang harus dimiliki oleh guru:

3. Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa

“Agar dapat melaksanakannya dengan baik, profesional dan dapat


dipertanggungjawabkan, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil
dan dewasa. Hal ini penting, karena banyak masalah pendidikan yang
disebabkan oleh faktor kepribadian guru yang kurang mantap, kurang stabil, dan
kurang dewasa ”(Mulyasa, 2007: 121). Kondisi kepribadian yang belum sering
membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang kurang baik, tidak
profesional, tercela dan bahkan tindakan tidak senonoh sehingga merusak citra
guru.

Salah satu kasus guru yang berpekribadian buruk misalnya ada guru yang
menghamili siswanya, ada guru yang melakukan pelecehan seksual kepada
peserta didiknya. Oleh karena itu diperlukan guru kepribdian yang mantap,
stabil dan dewasa agar kejadian-kejadian yang dapat merusak citra guru tidak
terjadi lagi.

Ujian guru dalam kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa adalah
emosinya. Ketika guru mendapat rangsangan yang memancing emosinya maka
guru akan mengendalikan emosinya. Namun demikian guru tidak dapat
mengendalikan emosinya maka ia akan bertindak sesuai perasaan yang ia
rasakan. Tidakan baik maka akan berdampak baik, namun ketika guru bertindak
tidak baik maka akan berdampak tidak baik pula. Misalnya ketika guru mengajar
lalu ada yang tidak sengaja menyinggung perasaan guru, guru tersebut tidak
mampu mengendalikan emosinya lalu berkata kasar atau bertindak kekerasan
maka guru tersebut memiliki kepribadian yang belum stabil, mantap dan
dewasa.
Dalam membentuk kepribadian guru yang mantap, stabil dan dewasa
pelatihan mental. Apabila guru memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan
dewasa sehingga mampu menjaga sikap dan perilaku serta emosinya maka
peserta didik juga akan nyaman dengan guru tersebut sehingga proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik.

4. Kepribadian yang Disiplin, Arif, dan Berwibawa.

Dalam pendidikan, untuk mendisiplinkan peserta didik maka harus dimulai


dengan pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa. Guru sebagai teladan
berarti guru juga harus memberikan contoh kedisiplinan kepada peserta didiknya
agar terbentuk peserta didik yang disiplin. Jika guru hanya menyuruh tanpa
memberi contoh peserta didik juga tidak akan disiplin. Kedisplinan membantu
peserta didik untuk menemukan jati diri, menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan
kedisiplinan.

Oleh karena itu kedisiplinan penting bagi guru. Walaupun guru harus
mendisiplinkan peserta didiknya namun guru tidak boleh menggunakan
kekerasan dalam hal itu, guru harus mendisiplinkan peserta didiknya dengan
kasih sayang. Untuk mencapai kedisiplinan, guru harus mampu melakukan hal-
hal berikut :

a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku diri sendiri

b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya

c. Menggunakan aturan pelaksanaan sebagai alat untuk menegakkan


kedisiplinan.

5. Menjadi Teladan bagi Peserta Didik


Guru adalah teladan bagi peserta didik dan orang-orang yang mengganggap
ia sebagai guru. Profesi sebagai seorang guru mengharuskan guru memiliki
kepribadian yang baik karena menjadi teladan bagi peserta didiknya. Menjadi
teladan bagi orang lain yang menghargai hal yang mudah karena setiap tindakan
yang guru lakukan akan mengakses dan dicontoh oleh peserta didiknya.

Menurut Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar Kompetensi dan


Sertifikasi Guru (2013: 127), “Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik dan orang-orang di sekitar
lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan,
beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian dan bila perlu didiskusikan
dengan guru :

a. Sikap dasar: postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah


penting, seperti yang percaya, kegagalan, pembelajaran, kebenaran,
hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri.

b. Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.

c. Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang
ikut mewarnai kehidupannya.

d. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara


pengalaman luasnya dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari
kesalahan.

e. Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang sangat penting dan


menampakkan ekspresi kepribadian.

f. Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia,


intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berperilaku.
g. Proses berpikir : cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan
memecahkan masalah.

h. Perilaku neurotis : suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi


diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.

i. Selera : pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh
pribadi yang berhubungan.

j. Keputusan : keterampilan dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai


setiap situasi.

k. Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan


kekuatan, prespektif, sikap tenang, antusiasme, dan semangat hidup.

l. Gaya hidup secara umum: apa yang tidak dipercaya seseorang tentang setiap
aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.

6. Berakhlak Mulia

Guru sebagai pendidik seharusnya memiliki akhlak yang mulia. Guru


sebagai pendidik tidak hanya mengajar tetapi juga sebagai penasehat peserta
didik maupun orang tua wali peserta didik ketika mereka memiliki masalah
dengan pembelajaran. Guru sebagai peralatan harus memiliki akhlak mulia agar
mampu menasihati peserta didiknya sehingga peserta didik mampu mengambil
keputusan dengan baik. Guru sebagai hal yang berarti menjadi orang
kepercayaan bagi peserta didiknya karena peserta didik yang mempunyai
masalah maka mereka akan lari kepada guru mereka dan berusaha meminta
solusi.

Semakin efektif guru yang mampu memecahkan masalah yang peserta didik
hadapi maka semakin banyak kemungkinan peserta didik akan datang kepada
gurunya untuk mendapatkan solusi dari masalah yang mereka hadapi.
Agar guru menyadari perannya sebagai simulasi dan orang kepercayaan
maka sebagai guru harus memahami psikologi dan ilmu kesehatan mental, dan
juga akhlak mulia. Dengan memiliki akhlak yang mulia maka guru diharapkan
memiliki sikap percaya diri dan tidak tergoyahkan agar mampu menyelesaikan
setiap permasalahan peserta didik dengan baik. Agar memiliki akhlak yang
mulia maka niat guru dalam mendidik haruslah ikhlas, tidak semata-mata untuk
mencari keuntungan, tetapi untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang berkualitas dan berkepribadian bagus.

D. Kompetensi professional

1. Konsep Profesional

Dalam jurnal Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan (Ali


Muhson, 2004) Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa
setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang
professional itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi
(1984: 44) menyebutkan bahwa disebut memiliki profesi bila ia memenuhi
kriteria sebagai berikut :

a. Profesi harus memiliki keahlian, yaitu suatu profesi itu mesti berkesan oleh
keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan cara
belajar khusus karena pekerjaan yang berasal dari warisan.

b. Profesi yang dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Profesi juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu,
maksudnya bukan bersifat paruh waktu.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi itu
dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan secara
universal pegangannya itu diakui.

d. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.

e. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi


aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk memastikan
peran profesi itu terhadap kliennya.

f. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.


Otonomi ini hanya dapat diuji atau diterjemahkan oleh rekan-rekannya
seprofesi.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 88) dalam buku


Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktik (Musfah, 2015: 54) kompetensi professional adalah :

“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam


termasuk; (a) konsep, struktur, dan metode keilmuan / teknologi / seni yang
menaungi / koheren dengan materi terbuka; (b) materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d)
penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi
secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai budaya
nasional. ”

2. Kata Kompetensi Profesional

Menurut (Hamalik, 2009: 38) dalam bukunya Pendidikan Guru Berdasarkan


Pendekatan Pendekatan guru adalah seseorang yang melakukan fungsinya di
sekolah. Dari pengertian tersebut terkandung dalam konsep bahwa guru
profesional yan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus
memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru profesional ramah :

a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-


baiknya.

b. Guru tersebut mampu melaksanakan kinerja-organisasinya berhasil.

c. Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan (tujuan


instruksional) sekolah.

d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses mengajar dan


belajar di kelas.

3. Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional

Guru sebagai pendidik harus memiliki kompetensi professional yang baik.


Seorang guru dapat mengajar, mentrasfer kebudayaan dan membentuk
kepribadian peserta didik dengan baik dan memiliki kompetensi profesional
yang baik pula. Namun kenyataannya masih banyak guru yang memiliki
kompetensi professional yang rendah.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kompetensi guru profesional maka


perlu dilakukan beberapa upaya yaitu:

a. Memahami standar profesi yang ada.

Memahami standar profesi yang ada sangatlah penting seorang guru.


Guru harus memahami standar profesi yang ada karena persaingan global
yang mendukung adanya mobilitas guru negara dan juga harus mengikuti
catatan masnyarakat terhadap pendidikan yang lebih baik sehingga guru
harus mampu mencapai standar profesi yang telah ditentukan. Untuk
mampu mencapai standar profesi yang ada maka seorang guru harus terus
belajar sepanjang hayat, mengikuti perkembangan teknologi dan mau
menerima masukan dari orang lain.

b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang telah dipersyaratkan

Guru akan menjadi guru yang profesional yang telah memenuhi


kualifikasi dan kompetensi yang telah dipersyaratkan. Untuk mencapai
kualifikasi dan kompetensi yang telah dipersyaratkan, guru dapat mengikuti
pelatihan dan sertifikasi.

c. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat


organisasi

Untuk menjadi guru yang memiliki kompetensi pprofesional yang


baik maka diperlukan banyak pengalaman. Berbagai pengalaman dapat
diperoleh guru melalui organisasi. Guru dapat membangun jaringan dengan
mitra sejawat dan saling membantu untuk mengembangkan kompetensi diri.

d. Mengembangkan etos kerja atau budaya yang mengutamakan pelayanan


bermutu tinggi kepada konstituen.

Dalam era global, setiap profesi dituntut untuk memberikan hasil


terbaik. Hal tersebut juga berlaku bagi guru, guru dituntut untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik, orang tua, dan sekolah.
Oleh karena itu, untuk memberikan hasil terbaik yang diperlukan
kompetensi profesional yang baik pula. Untuk memberikan hasil terbaik
seorang guru harus bekerja keras dan mempertanggung jawabkan tugasnya
kepada publik.
e. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam tata teknologi
komunikasi dan informasi.

Dengan inovasi dan teknologi yang baru maka suasana


pembelajaran menjadi tidak membosankan. Guru dapat menggunakan
teknologi baru seperti penggunaan power point saat pembelajaran,
menggunakan audio, video, audio visual maupun teknologi lainnya
sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Upaya mencapai kompetensi profesional maka upaya tersebut tidak


akan berguna tanpa adanya tindakan, karena itu setiap guru diharapkan
untuk bertindak dalam upaya pengembangan kompetensi profesionalnya.

E. Kompetensi social

Membaca kata “sosial” membuat pikiran terarah dalam suatu hubungan.


Hubungan yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
interaksi dengan orang lain dimana hal tersebut menandakan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sehingga manusia
dijuluki dengan zoon politicondimana setiap manusia pasti membutuhkan bantuan
orang lain dalam setiap kegiatan.

Berkaitan dengan pendidikan, aspek sosial ini sangat diperlukan dalam


kompetensi seorang guru, karena di era abad ke-21 nanti guru dituntut lebih cakap
dalam berkomunikasi dengan baik dengan peserta didik atau orang tua / wali.
Kemampuan berkomunikasi dalam kompetensi guru yaitu kompetensi sosial.

Menurut Siswoyo (2013) kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus


dimiliki oleh pendidik di sekolah untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua / wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini diukur dengan portofolio kegiatan, prestasi
dan interaksi dalam berbagai aktivitas. Sedangkan dalam Standar Nasional
Pendidikan Pasal 28 ayat (3) butir yang dikemukakan pengertian kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul yang efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan,
orang tua / wali peserta didik, dan masyarakat sekitar .

Kompetensi sosial yang dimiliki guru minimal memiliki kemampuan untuk :

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat.

2. Mengoperasikan teknologi komunikasi dan informasi.

3. Bergaul secara efektif dan efisien.

4. Bergaul yang sesuai dengan nilai norma masyarakat.

Guru merupakan tokoh dalam masyarakat yang mampu melakukan banyak hal,
tokoh yang bisa dijadikan panutan, dan tokoh yang di pandang pantas untuk
dicontoh. Menurut Abduhzen dalam Mulyasa (2009: 174) mengungkapakan
bahwa: Imam Al-Ghazali menempatkan profesi guru pada posisi tertinggi dan
termulia dalam berbagai tingkat pekerjaan dalam masyarakat. Guru dalam
pandangan Al-Ghazali mengemban dua misi sekaligus, yaitu tugas keagamaan,
ketika guru melakukan peringatan dengan menyampaikan pengetahuan kepada
manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi ini. Sedangkan yang termulia
dalam tubuh manusia adalah hatinya.

Guru bekerja memperbaiki, membersihkan, menyucikan, dan membawakan


hati itu mendekatkan Allah Azza wa Jalla.Kedua tugas sosiopolitik (kekhalifahan),
dimana guru membangun, memimpin, dan menjadi teladan yang menegakan
keteraturan, kerukunan, dan menjamin keberlangsungan masyarakat, yang berakhir
berujung pada kebahagiaan akhirat. Oleh karena itu guru harus memiliki standar
kualitas pribadi, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Bicara mengenai tanggung jawab, guru harus memperhatikan nilai yang ada
dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Guru memiliki tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan baik dalam
pembelajaran di sekolah maupun dalam masyarakat. Guru memiliki wibawa yang
ditunjukan ketika merealisasikan nilai-nilai pada nilai serta pemahaman dan
pemahaman pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya yang sesuai dengan
pelajaran yang menjadi tanggungjawabnya.

Guru juga harus memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan dalam


pembelajaran dan menentukan kompetensi, dan bertindak sesuai keadaan peserta
didik dan lingkungannya. Selain ketiga hal tersebut, masih ada satu standar kualitas
yang harus dimiliki seorang guru yaitu disiplin. Menjadi seorang guru harus
mentaati tata tertib dan aturan yang konsisten dengan kesadaran penuh, dan
profesional. Guru adalah pendidik yang mampu mentransfer karakter. Penanaman
kedisiplinan pada peserta didik adalah tanggungjawab seorang guru. Sehingga
sebelum seorang guru mendisiplinkan peserta didik, maka guru harus
mendisiplinkan dirinya sendiri.

Guru yang mempunyai kompetensi sosial, mampu melakukan komunikasi dan


bergaul dengan efektif. Dalam bermasyarakat guru harus bisa berbaur dengan
masyarakat melalui kemampuan yang dimiliki seperti dalam bidang kepemudaan,
keagamaan, dan olah raga. Keluwesan dalam bergaul dengan masayarat
menjadikan guru mudah diterima dalam masyarakat. Begitu pula dengan peserta
didik dan teman sejawat. Komunikasi yang efektif akan memudahkan seorang guru
untuk bergaul dan berbaur dengan teman sejawat dan peserta didik.

Guru adalah tokoh yang selalu di awasi oleh peserta didik, teman sejawat, dan
masyarakat. The saat - saat tertentu akan memberikan layanan yang dilakukan
dengan membicarakan atau mendeskripsikan keburukan guru, sehingga menjadi
seorang guru adalah suatu profesi yang tidak ringan. Dalam Mulyasa (2008) :
1. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama

2. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

3. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

4. Memiliki pengetahuan tentang estetika

5. Memiliki apresiasi dan kesadaran ekonomi

6. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

7. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

Dalam kehidupan bermasyarakat dan sekolah guru yang berperan penting dalam
menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat. Sehingga guru harus memiliki
kompetensi untuk melakukan beberapa hal yang dalam membangun hubungan ini.
Dalam Mulyasa (2008: 181) ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang guru,
yaitu ;

1. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik - teknik Husemas.

Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan


masyarakat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebutuhan dan
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama dalam peningkatan
dan pengembangan sekolah. Pelaksanaan Husemas yang menjadi pengelola
utama adalah kepala sekolah. Namun, kepala sekolah tidak bisa sendirian, dia
memperlukan bantuan dari guru - guru sekolah. Guru tertugas melaksanakan
perintah dari kepala sekolah dalam pelaksanaan Husemas kunjungan ke rumah
siswa atau melakukan program yang dapat mengingatkan citra sekolah dimata
masyarakat.

2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.


Guru adalah tokoh milik masyarakat. Tingkah laku yang dilakukan guru
di sekolah dan di masyarakat menjadi sesuatu yang sangat penting. Mengingat
guru merupakan tokoh masyarakat yang menjadi teladan. Dengan begitu, guru
harus menerapkan norma yang sesuai dengan nilai dan nilai sehingga mereka
akan dengan mudah diterima dalam masyarakat. Dengan diterimanya
keberadaan guru dalam suatu masyarakat, maka akan ada keberadaan sekolah
yang selalu mendukung oleh masyarakat.

3. Dalam semua melaksanakan itu guru harus melaksanakan kode etiknya.

Kode etik guru adalah seperangkat aturan atau rambu - rambu yang perlu
diiikuti dan tidak boleh dilanggar oleh guru. Kode etik pembantuan guru untuk
berperilaku terpuji di mata masyarakat. Karena kode etik merupakan cerminan
kehendak masyarakat terhadap guru, maka menjadi kewajiban guru untuk
melaksanakan atau mengikutinya.

Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk mendidik


peserta didik untuk menjadi bagaian dari masyarakat yang berperilaku sesuai
dengan nilai dan norma sehingga peserta didik kemudian dapat diterima di
dalam masyarakat. Selain itu, guru mempersiapakan peserta didik untuk mejadi
anggota masyarakat yang mampu membimbing masyarakat dalam situasi
kehidupan bermasyarakat.

Dalam Mulyasa (2008: 182) ada peran guru di masyarakat dalam kaitanya
kompetensi sosial, yaitu :

1. Guru sebagai petugas kemasyarakatan.

Guru sebagai petugas kemasyarakatan melatih membina masyarakat


agar masyarakat aktif dalam pembangunan.

2. Guru di mata masyarakat.


Di mata masyarakat guru manjadi seorang teladan yang seharusnya
perperilaku baik. Karena setiap gerak gerik guru akan selalu awasi oleh
masyarakat. Ketika guru melakukan suatu karya itu adalah hal biasa, namun
ketika guru melakukan perilaku menyimpang walaupun kecil itu akan sangat
terlihat bahkan menjadi bahan hujatan untuk guru. Segala sesuatu yang
terjadi khususnya terhadap peserta didik, memandang itu tanggung jawab
guru. Baik buruknya karakater peserta didik adalah hasil didikan guru.
Padahal lingkungan keseharian peserta didik tidak hanya di sekolah saja.
Sehingga guru harus mempunyai komunikasi yang baik dan mampu bergaul
dengan masyarakat serta emosi dan perilaku yang kurang baik.

3. Tanggungjawab sosial guru.

Tugas seorang guru bukan hanya memberikan pembelajaran di kelas,


namun guru masih bertugas untuk bekerja sama dengan pengelola
pendidikan lain di lingkungan masyarakat. Sehingga guru harus lebih banyak
melibatkan diri dalam kegiatan luar sekolah.

Dalam Mulyasa (2008: 184) UNESCO mengungkapakan bahwa guru adalah


agen perubahan yang mampu mendorong pemahaman dan toleransi, dan tidak
hanya sekedar mencerdaskan peserta didik tetapi mampu mengembangkan
kepribadaian yang utuh, berakhlak, dan berkarakter. Kecerdasan sosial yang
dimiliki guru dapat ditularkan kepada peserta didik di sekolah. Dengan
kecerdasan sosial di sekolah, peserta didik diharapakan memiliki hati nurani,
rasa peduli, empati, simpati sesama sesama. Sikap sosial yang dimiliki peserta
didik harus diimbangi dengan pengetahuan yang luas, sehingga dalam bersosial
tidak asal - asalan. Dalam mewujudakan peserta didik yang memiliki kecerdasan
sosial, ada bebrapa cara yang dapat dilakukan seorang guru yaitu berdiskusi,
bermain peran, dan kunjungan langsung ke masyarakat. Cara tersebut dapat
berjalan efektif secara berkelanjutan. Dengan kecerdasan sosial yang dimiliki
peserta didik akan membuat peserta didik yang peduli dengan lingkungan
sekitarnya dan ikut serta dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan, ketrampilan, pengetahuan,


dan sikap seorang guru yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tugas
nyata di lingkungan sekolah terhadap warga sekolah dan masyarakat terhadap
masyarakat dengan memberikan teladan yang baik.

2. Kompetensi pedagogik merupakan memampuan seorang guru untuk


merencanakan, melaksanakan, dan belajar pembelajaran ditambah lagi dengan
penguasaan ilmu pengetahuan yang akan mengajar. Dengan strategi
pembelajaran yang tepat dan transfer ilmu yang luas akan menghasilkan
suasana pembelajaran yang diharapkan.

3. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seorang guru untuk secara


profesional dalam pembelajaran. Sikap tersebut termasuk sikap berwibawa,
arif, dewasa, mantap, stabil, dan berakhlak mulia sehingga pantas untuk
dijadikan teladan.

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan seorang guru untuk


melakasankan tugasnya sesuai dengan peraturan dan kode etik. Kompetensi
profesional hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai profesi, sehingga
guru yang profesioanal adalah guru yang menguasai materi pembelajaran untuk
ditrasfer kepada peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang telah
ditetapkan.

5. Kompetensi sosial merupakan kemampuan seorang guru untuk melakukan


komunikasi dan interaksi secara efektif dan efisien kepada peserta didik, teman
sejawat, orang tua / wali peserta didik, dan juga masyarakat sekitar.
Kemampuan komunikasi dan interaksi yang baik ditambah dengan mudahnya
berbaur dengan lingkungan akan berdampak pada diterimanaya keberadaan
sekolah di lingkungan sekitarnya.

B. Saran

Untuk pembaca makalah ini, terutama seorang guru diharapkan mampu


menjadi guru yang memiliki kompetensi yang tinggi, sehingga dalam pembelajaran
guru dapat menjadi seorang tokoh yang profesional yang mampu diterima oleh
peserta didik. Selain sekolah, guru diharapkan mampu menjadi tokoh masyarakat
yang menjadi teladan bagi warga masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Jahiriansyah, Wahyudi dan M. Syukri. 2013. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pendidik
Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru . Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Vol 2, No 10.

Malik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi . Jakarta:


PT. Bumi Aksara.

Muhson, Ali. 2004. Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan .


Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan . Volume 2, Nomor 1.

Mulyasa, Enco. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Musfah, Jejen. 2015. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik . Jakarta: Grup Prenadamedia.

Nursyamsi. 2014. Pengembangan Kepribadian Guru . Padang. Jurnal Al-Ta'lim .


Volume 21, Nomor 1.

Rifma. 2013. Problematika Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar . Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan Vol XIII, No 1.

Siswoyo, Dwi. 2013. Ilmu Pendidikan . Yogyakarta: UNY Press.

Undang-Undang Nomer 14 Tahun 2005


Pertanyaan dan Jawaban seputar Kompetensi Guru

1. Apa yang dimaksud dengan komperensi guru?


Jawaban :
KOMPETENSI GURU adalah kumpulan pengetahuan, perilaku,
dan keterampilan yang harus dimilki guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan.

2. Apa Tujuan Adanya Kompetensi Guru ?


Jawaban :
Tujuan adanya Kompetensi Guru adalah sebagai jaminan
dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat
dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang
berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya
sesuai bidang tugasnya.

3. Sebutkan Macam-Macam Kompetensi Guru Berdasarkan


Undang-undang N0. 14 Tahun 2005
Jawaban :
Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial
dan Kompetensi professional.
4. Jelaskan kenapa seorang guru harus memiliki kompetensi sosial!
Jawaban :
Karena kmpetensi sosial merupakan kemampuan seorang guru
untuk melakukan komunikasi dan interaksi secara efektif dan efisien
kepada peserta didik, teman sejawat, orang tua / wali peserta didik, dan
juga masyarakat sekitar agar ilmu yang di sampaikan oleh guru
tersebut bisa diterima dengan baik dan di fahami oleh peserta didik.

5. Jelaskan apa yang di maksud dengan guru profesional!


Jawaban :
Yang dimaksud dengan guru profesional adalah guru yang
memiliki kriteria sebagai brikut :
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan kinerja-organisasinya
berhasil.
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan
(tujuan instruksional) sekolah.
d. Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam proses
mengajar dan belajar di kelas.

Anda mungkin juga menyukai