KUSUMA NEGARA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
MAKALAH
PROFESI DAN KEPRIBADIAN GURU
" Kompetensi Guru "
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ana Andini 20198100012
2. Muhammad Fikri Kartawijaya 20188100068
Dosen Pengampu :
Sudjoko S, M.M
Jl. Raya Bogor Km. 24 Cijantung Jakarta Timur, Telp. (021) 87791773
http://www.stkipkusumanegara.ac.id e-mail: stkipkn@stkipkusumanegara.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada nabi Muhammad saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai
harganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
pun dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi dan Kepribadian Guru.
Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan, baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena,
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih
lanjut akan penulis terima dengan senang hati.
Terima kasih
Penulis,
Penulis 1 Penulis 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
B. Kompetensi Pedagogik
C. Kompetensi Kepribadian
D. Kompetensi Profesional
E. Kompetensi Sosial
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan
berkarakter sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi
terciptanya peserta didik yang diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa
dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir menyebutkan mengutip oleh Siswoyo (2013:
117), bahwa prasyarat seseorang bisa sebagai pendidik seseorang tersebut: (1)
memiliki pengetahuan lebih, (2) mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan
(3) bersedia menularkan pengetahuan beserta data orang lain .
Era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai
media yang ada, menjadikan guru sebagai pendidik harus dapat memberikan
pelayanan pendidikan kepada peserta yang didik sesuai kebutuhan dan jamannya.
Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan belajar, kemampuan yang
memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi guru yang profesional, dan
kemampuan untuk berkomunikasi. Dengan kemampuan - kemampuan yang telah
merujuk pada hal tersebut, termuat dalam empati kompetensi guru yaitu,
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan
dibahas dalam makalah ini secara terperinci.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan makalah adalah untuk mengetahui apa itu kompetensi guru, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial.
1. Manfaat Penulisan
2. Manfaat makalah ini adalah dapat digunakan sebagai sumber atau referensi
belajar bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Guru sebagai seseorang yang belajar untuk mengajar dan mendidik peserta
didik harus memiliki kompetensi dan kompetensi yang baik agar dalam
mengkondisikan lingkungan belajar dapat mengatur perilaku peserta didik menjadi
lebih baik secara efektif dan efisien. Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi merupakan
syarat yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan dengan profesional
sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
B. Kompetensi Pedagogik
Guru sebagai seseorang yang peduli untuk mengajar dan mendidik peserta
didik agar dapat percaya diri di masa depan maka guru harus dapat memberikan
apa yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai dengan
peserta didik. Siswoyo (2013: 118) mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik
itu bukan hanya bersifat teknis belaka, yaitu “ kemampuan manajemen
pembelajaran kelas ... ” (Yang dirumuskann dalam PP RI No. 19 Tahun 2005.
Kompetensi pedagogik tidak hanya perencanaan, pelaksanaan dan pengadaan
pembelajaran namun menguasai ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan yang diperlukan
karena seorang guru harus melihat wawasan tentang pendidikan yang ada sehingga
guru dapat menyusun strategi yang efektif dan Efisien yang sebaiknya digunakan
Menurut Musfah (2015: 30) kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang mencakup pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan;
3. perancangan pembelajaran.
1. Menguasai peserta kompetensi didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.
Alasan mereka tidak membuat RPP dan Silabus untuk menjadi bahan baru
pembelajaran karena sudah membuat silabus dan RPP di kelas yang sama 3 tahun
lalu. Maka RPP dan silabus yang dibuat 3 tahun lalu tentunya tidak ada pembaruan
yang tak terkalahkan dengan perkembangan zaman sehingga tidak relevan lagi
untuk dipakai. Mereka juga kurang memahami bagaimana cara membuat RPP dan
silabus serta tidak adanya kesempatan mereka untuk membuat program tahunan,
program semester, silabus dan RPP. Pada saat pelaksanaan pun akan mengalami
masalah seperti peserta didik dalam pembelajaran karena metode yang digunakan
oleh guru tersebut tidak menarik peserta didik. Hal ini berlangsung pada saat hasil
kegiatan belajar dimana guru tidak menghasilkan hasil yang tinggi untuk belajar
karena guru tidak memiliki informasi yang akan diujikan kepada peserta didik dan
hanya mengambil soal yang berada dalam buku ajar.
Manfaat yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi
pedagogik adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa
C. Kompetensi Kepribadian
Salah satu kasus guru yang berpekribadian buruk misalnya ada guru yang
menghamili siswanya, ada guru yang melakukan pelecehan seksual kepada
peserta didiknya. Oleh karena itu diperlukan guru kepribdian yang mantap,
stabil dan dewasa agar kejadian-kejadian yang dapat merusak citra guru tidak
terjadi lagi.
Ujian guru dalam kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa adalah
emosinya. Ketika guru mendapat rangsangan yang memancing emosinya maka
guru akan mengendalikan emosinya. Namun demikian guru tidak dapat
mengendalikan emosinya maka ia akan bertindak sesuai perasaan yang ia
rasakan. Tidakan baik maka akan berdampak baik, namun ketika guru bertindak
tidak baik maka akan berdampak tidak baik pula. Misalnya ketika guru mengajar
lalu ada yang tidak sengaja menyinggung perasaan guru, guru tersebut tidak
mampu mengendalikan emosinya lalu berkata kasar atau bertindak kekerasan
maka guru tersebut memiliki kepribadian yang belum stabil, mantap dan
dewasa.
Dalam membentuk kepribadian guru yang mantap, stabil dan dewasa
pelatihan mental. Apabila guru memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan
dewasa sehingga mampu menjaga sikap dan perilaku serta emosinya maka
peserta didik juga akan nyaman dengan guru tersebut sehingga proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik.
Oleh karena itu kedisiplinan penting bagi guru. Walaupun guru harus
mendisiplinkan peserta didiknya namun guru tidak boleh menggunakan
kekerasan dalam hal itu, guru harus mendisiplinkan peserta didiknya dengan
kasih sayang. Untuk mencapai kedisiplinan, guru harus mampu melakukan hal-
hal berikut :
c. Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang
ikut mewarnai kehidupannya.
i. Selera : pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh
pribadi yang berhubungan.
l. Gaya hidup secara umum: apa yang tidak dipercaya seseorang tentang setiap
aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.
6. Berakhlak Mulia
Semakin efektif guru yang mampu memecahkan masalah yang peserta didik
hadapi maka semakin banyak kemungkinan peserta didik akan datang kepada
gurunya untuk mendapatkan solusi dari masalah yang mereka hadapi.
Agar guru menyadari perannya sebagai simulasi dan orang kepercayaan
maka sebagai guru harus memahami psikologi dan ilmu kesehatan mental, dan
juga akhlak mulia. Dengan memiliki akhlak yang mulia maka guru diharapkan
memiliki sikap percaya diri dan tidak tergoyahkan agar mampu menyelesaikan
setiap permasalahan peserta didik dengan baik. Agar memiliki akhlak yang
mulia maka niat guru dalam mendidik haruslah ikhlas, tidak semata-mata untuk
mencari keuntungan, tetapi untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang berkualitas dan berkepribadian bagus.
D. Kompetensi professional
1. Konsep Profesional
a. Profesi harus memiliki keahlian, yaitu suatu profesi itu mesti berkesan oleh
keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan cara
belajar khusus karena pekerjaan yang berasal dari warisan.
b. Profesi yang dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Profesi juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu,
maksudnya bukan bersifat paruh waktu.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi itu
dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan secara
universal pegangannya itu diakui.
E. Kompetensi social
Guru merupakan tokoh dalam masyarakat yang mampu melakukan banyak hal,
tokoh yang bisa dijadikan panutan, dan tokoh yang di pandang pantas untuk
dicontoh. Menurut Abduhzen dalam Mulyasa (2009: 174) mengungkapakan
bahwa: Imam Al-Ghazali menempatkan profesi guru pada posisi tertinggi dan
termulia dalam berbagai tingkat pekerjaan dalam masyarakat. Guru dalam
pandangan Al-Ghazali mengemban dua misi sekaligus, yaitu tugas keagamaan,
ketika guru melakukan peringatan dengan menyampaikan pengetahuan kepada
manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi ini. Sedangkan yang termulia
dalam tubuh manusia adalah hatinya.
Guru adalah tokoh yang selalu di awasi oleh peserta didik, teman sejawat, dan
masyarakat. The saat - saat tertentu akan memberikan layanan yang dilakukan
dengan membicarakan atau mendeskripsikan keburukan guru, sehingga menjadi
seorang guru adalah suatu profesi yang tidak ringan. Dalam Mulyasa (2008) :
1. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama
Dalam kehidupan bermasyarakat dan sekolah guru yang berperan penting dalam
menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat. Sehingga guru harus memiliki
kompetensi untuk melakukan beberapa hal yang dalam membangun hubungan ini.
Dalam Mulyasa (2008: 181) ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang guru,
yaitu ;
Kode etik guru adalah seperangkat aturan atau rambu - rambu yang perlu
diiikuti dan tidak boleh dilanggar oleh guru. Kode etik pembantuan guru untuk
berperilaku terpuji di mata masyarakat. Karena kode etik merupakan cerminan
kehendak masyarakat terhadap guru, maka menjadi kewajiban guru untuk
melaksanakan atau mengikutinya.
Dalam Mulyasa (2008: 182) ada peran guru di masyarakat dalam kaitanya
kompetensi sosial, yaitu :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Jahiriansyah, Wahyudi dan M. Syukri. 2013. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pendidik
Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru . Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Vol 2, No 10.
Mulyasa, Enco. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru . Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Musfah, Jejen. 2015. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik . Jakarta: Grup Prenadamedia.
Rifma. 2013. Problematika Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar . Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan Vol XIII, No 1.