Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Pedagogik Kejuruan

Dosen pembimbing : Mimi Yupelmi, S.ST., M.Pd.

Disusun oleh :

Afta Illiyin Novia 18078001

Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan

Universitas Negeri Padang

2020
Kata Pengentar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing


mata kuliah Pedagogik Kejuruan yaitu ibu Mimi Yupelmi, S.ST.,
M.Pd. yang telah membimbing kami sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah


pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pasaman, 9 September 2020

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................ 2

Daftar Isi..................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang….............................................................. 4

B. Rumusan Masalah.......................................….................. 5

C. Tujuan............................................................................... 5

Bab II Pembahasan

A. Kompetensi Guru…...................................................... 6

B. Peran Guru Dalam Pembelajaran.................................. 8

C. Hakekat Suatu Guru Dalam Profrsi............................... 13

Bab III Penutup

A. Kesimpulan....................................................................... 15

Sumber

3
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan,


yaitu ilmu pendidikan anak. Pendidikan berfungsi untuk
meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu,
maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan pendidikan atau dengan proses perkembangan
masyarakat, kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara
dan kualitas kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat
statis, atau yang tidak mengalami perubahan
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di
mana setiap orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan
dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah
bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang
lambat laun akan memperoleh pendidikan di institusi tertentu
dan masyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan
manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya
sebagai pengajar namun juga menjadi seorang pendidik.
Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan fungsi
pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik
adalah seorang manusia yang dengan kesadarannya mampu
mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer pengetahuan
dan karakter. Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan
yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang baik, maka
akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat.
Begitu juga sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak berilmu,
maka sama saja kebermanfaatanya kurang maksimal. Sehingga
perlu adanya keseimbangan antara keduanya.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diberi
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa Kompetensi Guru?
2. Apa saja Peran Guru Dalam Pembelajaran?
3. Bagaimana Hakekat Suatu Guru Dalam Profrsi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini untuk mengungkapkan tentang :
1. Memahami Kompetensi Guru.
2. Mengetahui Peran Guru Dalam Pembelajaran.
3. Memahami Hakekat Suatu Guru Dalam Profrsi.

5
Bab II Pembahasan
A. Kompetensi guru
Guru sebagai seseorang yang berwenang untuk mengajar
dan mendidik peserta didik harus memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang baik agar upaya dalam mengkondisikan
lingkungan belajar dapat merubah perilaku peserta didik
menjadi lebih baik secara efektif dan efisien. Menurut
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Kompetensi merupakan syarat yang harus
dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas dengan
profesional sehingga mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Kompetensi dalam Bahasa Indonesia merupakan
serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti
kecakapan dan kemampuan (Musfah, 2015:27). Kompetensi
adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan
yang harus dimilki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan pendidikan. Kompetensi berarti kemampuan
mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan
kepada seseorang. Kompetensi juga terkait dengan standar
dimana seseorang dikatakan kompeten dalam bidangnya jika
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta hasil kerjanya
sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh
lembaganya/pemerintah. Musfah (2015:27) hakikat
kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk
melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui
latihan dan praktek. Dari hal ini maka suatu kompetensi dapat
diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan.
Dalam buku yang ditulis oleh Mulyasa (2013:38) dari
seorang tokoh bernama Gordon terdapat enam aspek yang
terkandung dalam konsep kompetensi yaitu pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat.
Pengetahuan yaitu suatu kemampuan dalam aspek kognitif,
contohnya guru mengetahui kebutuhan belajar dari peserta
didiknya. Pemahaman yaitu kedalaman aspek kognitif dan
afektif dimana seorang guru mengetahui pembelajaran yang

6
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Kemampuan yaitu
dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepada guru dengan disiplin. Nilai yaitu standar perilaku
yang diyakini dan tertanam dalam individu setiap guru. Sikap
yaitu refleksi dari adanya rangsangan yang datangnya dari
luar. Minat yaitu kecenderungan untuk melakukan suatu
kegiatan. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
merupakan kemampuan seseorang yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat
diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang dapat bermanfaat
bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 adalah kompetensi guru dapat
dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2013:27) Kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personalia, keilmuan,
teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk kompetensi
standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang
mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.
Kompetensi guru lebih merujuk pada kemampuan guru untuk
mengajar dan mendidik sehingga menghasilkan perubahan
perilaku belajar dari peserta didik. Kemampuan guru yang
dimaksud adalah tidak hanya dari segi pengetahuan saja
tetapi juga dari segi kepribadian, sosial dan profesional
sebagai guru.
Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor
14 Tahun 2005 yang selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru harus mempunyai
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
Dimana masing-masing kompetensi sangat penting untuk
seorang guru dalam melakukan tugas dan kewajibannya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Guru dituntut untuk menguasai semua kompetensi guru agar
dapat menjadi panutan bagi peserta didik. Mushaf (2015:29)
membagi kompetensi guru dlam tiga bagian yaitu bidang
kognitif, sikap, dan perilaku yang ketiganya ini tidak dapat

7
berdiri sendiri karena saling berhubungan dan mempengaruhi
satu sama lain. Dari penjelasan tersebut maka dapat
disimpulkan kompetensi guru adalah perpaduan antara
pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus dimilki
oleh guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya secara
profesional.

B. Peran Guru Dalam Pembelajaran

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama


dalam membentuk watak bangsa serta mengembangan
potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur
yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang
multikultural dan multidimensional, dimana peranan
teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat
minim.Peran guru sendiri berarti kehadiran dan pola tingkah
laku seorang pendidik dalam memberikan pelayanan kepada
siswa agar menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan
sekolah dan juga mampu meningkatkan kemampuan dalam
proses pembelajaran.Begitu pentingnya peran seorang guru
dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya guru
mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada
dan meningkatkan kompetensinya sebab guru pada saat ini
bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengelola
proses belajar mengajar. Guru haruslah menciptakan suatu
kondisi belajar yang sebaik-baiknya bagi peserta didik.

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,


panutan, identifikasi bagi para peserta didik, dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki
standar pribadi tertentu, yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.Guru harus
mampu bertindak dan mengambil keputusan secara
cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama
berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta

8
didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala
sekolah. Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru
harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib
secara konsisten, atas kesadaran professional, karena
mereka bertugas medisiplinkan para peserta didik
disekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena
itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai
dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan
perilakunya.

2. Guru Sebagai Pengajar

Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru


telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal
tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang
pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang
sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang
belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan
memahami materi standar yang dipelajari. Kegiatan
belajar peserta didik dipengaru beberapa faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan
guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman
dan keteramilan guru dalam berkomunikasi. Jika
faktor-faktor diatas dipenuhi, maka melalui
pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.

hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran,


sebagai berikut:

 Membuat ilustrasi
 Mendefinisikan
 Menganalisis
 Mensitesis
 Bertaya
 Merespon
 Mendengarkan
 Menciptakan kepercayaan

9
3. Guru sebagai pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing


perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran
perjalannan itu, maksudnya perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreativitas, moral dan spiritual yang lebih
dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing guru harus
merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu
perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh,
menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai
kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan
berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik,
tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap
aspek perjalanan. Sebagai pembimbing guru memliki
berebagai hak dan tanggung jawabdalam setiap
perjalanan yang dilaksanakan dan direncanakannya.
Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan
mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.

4. Guru sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan


latihan keterampilan, baik intelektual namaupun
motorik, sehingga menuntut guru bertindak sebagai
pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum
2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan
seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan
pengasaan kompetensi dasar, dan tidak akan ahir dalam
berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai
dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus
berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta
didik dalam pembentukan kompetensi dasar engan
potensi masing-masing.

10
5. Guru sebagai penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik,


bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak
memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam
beberapa hal tidak dapat berharap untuk dapat
menasehati orang. Menjadi guru pada tingkat manapun
berarti menjadi penasehat dan menjadi orang
kepercayaan, kegitan pembelajaran pun meletakkannya
pada posisi tersebut. Peserta didik senantiasa
berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat
keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada
gurunya. Peserta didik akan menemukan sendiri dan
secara mengherankan, bahkan menyalahkan apa yang
ditentukannya, serta akan mengadu kepada guru sebara
orang kepercayaannya. Pendekatan psikologis dan
mental health di atas akan menolong guru dalam
menjalankan fungsinya sebagai penasehat, yang telah
banyak dikenal bahwa ia mampu membantu peserta
didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.

6. Guru sebagai pembaharu (Innovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu


ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
Dalam hal ini terdapat jurang yang dalam dan luas
antara genasi yang satu dengan yang lain, demikan
halnya dengan pegalaman orang tua memiliki arti lebih
banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik
sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dan
diwujudkan dalam pendidikan

7. Guru sebagai model dan teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para


peserta didik dan semua orang yang menganggap dia
sebagi guru. Terdapat kecendrungan yang besar untuk
menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk
ditentang, apalagi ditolak. Menjadi teladan merupakan

11
sifat dasar kegiatan pemebelajaran, dan ketika seorang
guru tidak mau menerima atau menggunakannya secara
konstrutif maka telah mengurangi keefektifan
pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut dipahami, dan
tidak perlu menjadi beban yang memberatkan,
sehingga dengan keterampilan dan kerendahan hati
akan memperkaya arti pembelajaran.

8. Guru sebagai pribadi

Sebagai individu yang berkecimpung dalam


pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan
kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan
lebih berat dibandingkan profesi lainnya. Ungkapan
yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa
digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-
pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk
dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau
diteladani.

9. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas

Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan


sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan
oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk
menciptakan sesuatu. Sebagaiorang yang kreatif, guru
menyadari bahwa kreativitas merupaan yang universal
dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang,
dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia
sendiri adalah seorang creator dan motivator, yang
berada dipusat proses penddikan

12
C. Hakekat Suatu Guru Dalam Profrsi

Pada hakikatnya, pekerjaan guru dianggap sebagai


pekerjaan yang mulia, yang sangat berperan dalam
pengembangan sumber daya manusia. Sejalan dengan
pemikiran tersebut, maka perlu ditekankan bahwa yang layak
menjadi guru adalah orang-orang pilihan yang mampu
menjadi panutan bagi anak didiknya.Hal ini sesuai dengan
hakikat pekerjaan guru sebagai pekerjaan profesional, yang
menurut Darling-Hamond & Goodwin (1993) paling tidak
mempunyai tiga ciri utama. Ketiga ciri tersebut
adalah:1. penerapan ilmu dalam pelaksanaan pekerjaan
didasarkan pada kepentingan individu pada setiap
kasus.2. mempunyai mekanisme internal yang terstruktur,
yang mengatur rekrutmen, pelatihan, pemberian lisensi (ijin
kerja), dan ukuran standar untuk praktik yang ethis dan
memadai.3. mengemban tanggung jawab utama terhadap
kebutuhan kliennyaGuru merupakan suatu profesi, yang
berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
di luar bidang pendidikan.Untuk seorang guru perlu
mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar
agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional,
yaitu sebagai berikut:1) Guru harus dapat membangkitkan
perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan
serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar
yang bervariasi.2) Guru harus dapat membangkitkan
minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari
dan menemukan sendiri pengetahuan.3) Guru harus dapat
membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas
perkembangan peserta didik.4) Guru perlu
menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan
apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam
memahami pelajaran yang diterimanya.5) Sesuai dengan
prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru
dapat menjelaskan unit pelajaran secara brulang-ulang hingga
tanggapan peserta didik menjadi jelas.6) Guru wajib

13
memerhatikan dan memikirkan kolerasi atau hubungan antara
mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan
sehari-hari.7) Guru harus tetap menjaga konsentrasi
belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung,
mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang
didapatnya.8) Guru harus mengembangkan sikap peserta
didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas
maupun luar kelas.9) Guru harus menyelidiki dan
mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar
dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya
tersebut.Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta
menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan
kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.Seiring dengan kemajuan teknologi informasi
yang begitu pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai
penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari
dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian
guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar seperti telah diuraikan.

14
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan,
ketrampilan, pengetahuan, dan sikap seorang guru yang
dilakukan secara sadar untuk melakukan tugas secara nyata di
lingkungan sekolah terhadap warga sekolah dan di masyarakat
terhadap warga masyarakat dengan memberikan teladan yang
baik.
Peran guru adalah kehadiran dan pola tingkah laku
seorang pendidik dalam memberikan pelayanan kepada siswa
agar menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah
dan juga mampu meningkatkan kemampuan dalam proses
pembelajaran
Guru merupakan seorang pendidik profesional dengan
tugas utama untuk mendidik, mengarahkan, dan melatih serta
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal. Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 istilah guru
dimasukkan dalam jenis pendidik. Padahal guru dan pendidik
merupakan dua hal yang berbeda. Kata pendidik (Bahasa
Indonesia) merupakan padanan kata educator. Dalam
kamus Webster kata educator berarti pendidik, spesialis di
bidang pendidikan atau ahli pendidikan. Kata guru (Bahasa
Indonesia) merupakan padanan kata teacher yang berarti guru
adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah.

15
Daftar Pustaka

Ali Mudlofir, Pendidik Profesional:Konsep, Strategi, dan Aplikasinya


Dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2013.

Malik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan


Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Muhson, Ali. 2004. Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah


Harapan. Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Volume 2,
Nomor 1.

Musfah, Jejen. 2015. Peningkatan Kompetensi Guru melalui


Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan

Mahmud dan Ija Suntana, Antropologi Pendidikan, CV Pustaka Setia,


Bandung, 2012.

Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja


Rosdakarya, Bandung, 2002.

Pof. Dr. Made Pidarta. 2009. Landasan Pendidikan: Stimulasi Ilmu


Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2007. Profesi Keguruan.
Jakarta: Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai