(Hand-Out)
STUDI KEPUSTAKAAN
Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan yang utama yaitu
mencari dasar pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori,
kerangka berfikir, dan menentukan dugaan sementara atau yang sering dinamakan sebagai
hipotesis penelitian , sehingga para peneliti dapat mengerti, melokasikan , mengorganisir, dan
kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya.
2. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Jadi secara teroritis perlu dijelaskan hubungan antar
variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator
dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan
dalam penelitian.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya
membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti
disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing – masing variabel, juga
argumentasi terhadap variasi besaran variabel diteliti (Sapto Haryoko, 1999 ).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu
dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun
komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir. Seorang peneliti harus
menguasai teori – teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun
kerangka permikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala – gejala yang menjadi objek
permasalahan. ( Suriasumantri, 1986 ). Kriteria utama agar suatu kerangka
pemikiran bisa menyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur – alur pikiran yang logis
dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang
berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasakan teori
– teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun
kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan telebih dulu
variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama
setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan
dikemukakan.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku –
buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku – buku yang dibaca dapat berbentuk
buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah,
laporan penelitian, jurnal penelitian ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori – teori
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan,
deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing – masing variabel yang
diteliti, uraian rinci tantang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara
variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
4. Analisis Kritis Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori – teori dan
hasil penelitian yang telah dikemukan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji
apakah teori – teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betuk – betul
sesuai dengan objek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori – teori yang
berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.
5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu
dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisii komparatif ini peneliti dapat memaduka antara teori satu dengan
teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa / Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori – teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat
melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel
satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangkan berfikir yang
selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7. Kerangka Berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya
disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa
kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat : jika begini maka akan
begitu, jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas lembaga akan tinggi pula
atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positif), maka kebocoran
anggaran akan berkurang (negatif)
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila
kerangka berfikir berbunyi : “ Jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas
lembaga akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif
dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktivitas kerja”. Bila kerangka
berfikir berbunyi “karena lembaga A menggunakan teknologi tinggi, maka
produktivitas kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B yang
teknologi kerjanya rendah”, maka hipotesisnya berbunyi : Terdapat perbedaan
produktivitas kerja yang signifikan antara Lembaga A dan B, atau produktivitas
kerja lembaga A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B”.
3. HIPOTESIS
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang
bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliti, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis tetapi
justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan diatas.
Selanjutnya hipotesis statistik itu ada bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada
hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan
terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa
hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang
akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol
(nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal,
sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan
kehandalannya.
Contoh Hipotesis Penelitiannya :
1) Kemampuan daya beli masyarakat ( dalam populasi ) itu rendah ( hipotesis
deskriptif )
2) Tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat
Petani dan Nelayan ( dalam Populasi itu/hipotesis komparatif ).
3) Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli
masyarakat ( dalam populasi itu/hipotesis asosiatif )
b) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau
sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh :
1) Rumusan Masalah Komparatif
Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan
dengan PT Y?
2) Hipotesis Komparatif : berdasarkan rumusan masalah komparatif
tersebut dapat dikemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif
sebagai berikut :
Hipotesis Nol :
1) Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan
di PT X dan PT Y atau terdapat persaman produktivitas kerja
antara karyawan PT X dan Y
2) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan
(≥) PT Y ( “Lebih besar atau sama dengan “ = paling sedikit )
3) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan
(≤) PT Y (“ Lebih kecil atau sama dengan “ = paling besar )
Hipotesis Alternatif :
c) Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
1) Rumusan Masalah Asosiatif
Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan pelayan toko
dengan barang yang terjual.
2) Hipotesis Penelitian :
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan
pelayan toko dengan barang yang terjual.
3) Hipotesis Statistik
Ho : ρ = 0 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : ρ # 0 “Tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau
kurang (-) dari nol berarti ada hubungan.
Ρ = nilai kolerasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
X Y
c. Rumusan Masalah
1) Seberapa baik gaya kepemimpinan ketua jurusan dilingkungan fakultas Teknik
UNP? (bagaimana X?)
2) Seberapa baik prestasi belajar mahasiswa tata rias dan kecantikan ?
(bagaimana Y)
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa program studi Pendidikan Tata Rias dan
Kecantikan? (adakah hubungan antara X dan Y )
4) Bila sampel penelitian golongan I, II, dan III, maka rumusan masalah
komparatif adalah :
a. Adakah perbedaan persepsi antara karyawan Golongan I, II, dan III
tentang gaya kepemimpinan ketua jurusan?
b. Adakah perbedaan persepsi antara pegawai Gol I, II, dan III tentang
prestasi kerja karyawan?.