Anda di halaman 1dari 12

Judul Buku : Teori Belajar dan Pembelajaran

Penulis : Thombroni
Tahun Terbit : 2015

Judul Buku : Ilmu Pembelajaran : Taksonomi Pembelajaran

Penulis : Degeng

Tahun Terbit : 1998

Judul Buku : Belajar dan Pembelajaran


Penulis : DR. C. Asri Budiningsih
Tahun Terbit : 2012

Teori Deskriptif Dan Teori Preskriptif

A. Pengertian Teori Deskriptif dan Teori Preskriptif


Brunner diakui oleh kalangan instructional theorist sebagai peletak dasar
pengembang teori-teori pembelajaran, disamping Skinner dan Ausubel. Brunner
membuat perbedaan antara teori belajar dan teori pembelajaran. Teori belajar adalah
deskriptif, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif. Teori belajar
mendeskripsikan adanya proses belajar teori pembelajaran mendeskripsikan strategi
atau metode pembelajaran yang optimal yang dapat mempermudah proses belajar.
Untuk membedakan adanya teori belajar dan teori pembelajaran, bisa diamati
dari posisional teorinya, apakah berada pada tatanan teori deskriptif atau perspektif.
Brunner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah perspektif dn teori belajar
adalah deskriptif. Perspektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah
menerapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan teori belajar bersifat
deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori
belajar menaruh perhatian pada hubungan antara variabel-variabel yang menentukan
hasil belajar. Sedangkan, teori pembelajaran sebaliknya, teori ini menaruh perhatian
pada bagaimana seseorang memengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel
yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
Asri Budiningsih dalam buku belajar dan pembelajaran menjelaskan bahwa
upaya Brunner untuk membedakan antara teori belajar yang deskriptif dan teori
pembelajaran yang perspektif dikembangkan lebih lanjut oleh Reigeluth. Teori dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang deskriptif menempatkan variabel bebas dan hasil
pembelajaran sebagai variabel tergantung.
Reigeluth mengemukakan bahwa teori perskriptif adalah goal oriented (untuk
mencapai tujuan), sedangkan teori deskriptif adalah goal free (untuk memberikan
hasil). Maksutnya adalah bahwa teori pembelajaran perspektif dimaksutkan untuk
mencapai tujuan, sedangkan teori belajar deskriptif dimaksutkan untuk memberikan
hasil. Itulah sebabnya, variabel yang diamati dalam mengembangkan teori belajar
yang perspektif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan
dalam pengembangan teori pembelajaran deskriptif, variabel yang diamati adalah
hasil belajar sebagai akibat dari interaksi antara metode dan kondisi.
Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran
dan proses psikologis dalam diri siswa, sedangkan teori belajar megungkapkan
hubungan antara kegiatan siswa dan proses psikologis dalam diri siswa. Teori
pembelajaran harus memasukkan variabel metode pembelajran. Bila tidak, teori itu
bukanlah teori pembelajaran. Hal ini penting sebab banyak yang terjadi apa yang
dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori belajar. Tori
pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran sedangkan teori belajar sama
sekali tidak berhubungan dengan terori pembelajaran.

B. Perbedaan Teori Belajar Deskriptif dan Teori Belajar Preskriptif


1. Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses
belajar, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan
utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.
2. Teori pembelajaran preskriptif dimaksutkan untuk mencapai tujuan,
sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksutkan untuk memberikan
hasil. Itulah sebabnya, variabel yang diamati dalam teori-teori
pembelajaran yang prespektif adalah metode optimal untuk mencapai
tujuan.
3. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel
yang menemukan hasil belajar atau bagaimana seseorang belajar.
4. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang
memengaruhi orang lain agar menjadi hal belajar atau upaya mengontrol
variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat
memudahkan belajar.
5. Teori perskriptif adalah goal oriented (untuk mencapai tujuan), sedangkan
teori deskriptif goal free (untuk memerikan hasil).
Dari perspektif lain, Simon mengungkapkan perbedaan serupa dengan
memaparkanpersamaan karakteristik dari a prescriptive science dan membandingkan
dengan krakteristik a descriptive science. Dalam kerangka ini, nyata sekali bahwa
teori pembelajaran termasuk teori preskriptif yang berpasangan dengan teori belajar
termasuk teori deskriptif.
Ilmu deskriptif dan ilmu preskriptif memiliki perbedaan peranan. Menurut
Reigeluth, aspek penting yang membedakan adalah hanya ada satu jenis profesi
dalam ilmu deskriptif, yaitu ilmuwan. Sedangkan dalam ilmu perspektif terlibat tiga
jenis profesi, yaitu ilmuan, teknolog, dan teknisi. Ilmuan berurusan dengan
pengembangan prinsip dan teori. Teknologi menggunakan prinsip dan teori untuk
mengembangkan prosedur. Sedangkan teknisi menggunakan prosedur yang
dikembangkan teknolog untuk menciptkan sesuatu.
Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel
yang menentukan hasil belajar dan pada “bagaimana seseorang belajar”. Sebaliknya,
teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang memengaruhi orang
lain untuk belajar. Teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-
variabel.
Perbedaan peranan dalam ilmu deskriptif dalam Ilmu Deskriptif dan
Preskriptif

Aspek yang terpenting dari pembedaan ilmu deskriptif dan ilmu preskriptif
adalah bahwa hanya ada satu jenis profesi dalam ilmu deskriptif, yaitu ilmuwan,
sedangkan dalam ilmu preskriptif terlibat tiga jenis profesi, yaitu : (1) ilmuwan, yang
berurusan dengan pengembangan prinsip dan teori;(2) teknolog, yag menggunakan
prinsip dan teori yang dihasilkan ilmuwan untuk mengembangkan prosedur; dn (3)
teknisi, yang menggunakan prosedur yang dikembangkan teknolog untuk
menciptakan sesuatu (Reigeluth, Bunderson, dan Merril, 1978).
Pembedaan peranan ini amat penting dilakukan untuk memudahkan kajian
kita mengenai konteks ilmu pembelajaran dalam disiplin ilmu lainnya yang
nampaknya sejenis, seperti tegnologi pembelajaran, sma halnya semua ilmu
preskriptif, melibatkan tiga jenis profesi yang saling berkaitan, yaitu :
1. Ilmuwan pembelajaran, yang berurusan dengan pengembangan prinsip-
prinsip dan/atau teori-teori pembelajaran.
2. Teknolog pembelajaran, yang menjalankan kegiatannya untuk
mengembangkan prosedur-prosedur pembelajaran yang dapat memudahkan
pembelajaran siswa, berdasarkan prinsip dan/atau teori yang telah
dikembangkan oleh ilmuwan pembelajaran.
3. Teknisi pembelajaran, yang berurusan dengan pembuatan produk-produk
pembelajaran, sejalan dengan prosedur yang telah dibuat oleh teknolog
pembelajaran.
Pembedaan peranan dan hubungan kerja di antara ketiga profesi ini ditunjukkan
dalam diagram 1.1
ILMUWAN

INOVASI TEMUAN

TEKNOLOG
PRINSIP/TEORI
INOVASI

PRINSIP TEORI

iNSTRUKSI TEMUAN

PROSEDUR

TEKNISI

PROSEDUR

PRODUK

Ilmuwan pembelajaran menggunakan intuisi untuk menciptakan prinsip/teori


pembelajaran. Prinsip/teori ini diuji secara empirik oleh peneliti pembelajaran
(temuan), dan diikuti modifikasi bila diperlukan. Selanjutnya, prinsip/teori dan
temuan memberi balikan pada intuisi untuk mengembangkan prinsip/teori lanjutan
serta desain penelitian yang dipandang memadai, dan begitupun seterusnya. Jadi,
bentuk pengujian interaktif, dan utuh ini (intuisi-teori-penelitian) merupakan inti dari
kegiatan ilmuwan pembelajaran, di mana prinsip-prinsip dan teori yang dibangun
berdasarkan prinsip-prinsip ini merupakan hasilnya.
Teknologi pembelajaran menggunakan prinsip/teori yang dihasilkan
ilmuwan untuk menciptakan prosedur-prosedur pembelajaran. Kembali kegiatan ini
diawali dengan intuisi namun bukan untuk menciptakan prinsip/teori. Teknolog
pembelajaran menggunakannya untuk menciptakan prosedur-prosedur pembelajran.
Prosedur ini juga diuji secara empiric (temuan), dan memberi masukan pada intuisi,
dan begitu seterusnya. inilah yang menjadi inti kegiatan teknolog pembelajaran, di
mana prosedur-prosedur pembelajaran yang sahih merupakan hasilnya.
Akhirnya, teknisi pembelajaran menggunakan prosedur-prosedur yang
diciptakan oleh teknolog untuk menciptakan produk pembelajaran (seperti : media,
atu instrument penilaian, atau program evaluasi). Pada tingkat ini, instuisi nampaknya
tidak menjadi prasarat penting lagi. Demikian pula, tahap validasi empiric dapat
dihilangkan tidak dibutuhkan oleh teknisi. Yang diperlukan pada tingkat ini adalah
penilaian produk-produk pembelajaran yang telah divalidasi, demikian juga
berdasarkan prosedur-prosedur yang sahih , maka peluang keberhasilanya akan cukup
tinggi dan kebutuhan perbaikan dapat dikurangi. Meskipun, baik penelitian maupun
evaluasi pada dasarnya menaruh perhatian pada pengujian pembelajaran secara
empiric, namun penelitian dilakukan pada tingkat penciptaan prinsip/teori dan
prosedur, sedangkan penilaian empiric dilakukan pada penggunaan produk
pembelajaran.
Tahapan Pengembangan Teori Pembelajaran
Pada bagian awal dari bab ini telah dikemukakan bahwa teknisi pembelajaran
menggunakan prosedur yang dikembangkan oleh teknolog pembelajaran untuk
membuat bahan pembelajaran. Sebelum teknisi mulai melakukan tugasnya, teknolog
harus lebihdulu mengembangkan prosedur-prosedur pembuatanya berdasarkan teori-
teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang telah teruji sahih, dan sebelum teknolog
dapat melakukan hal ini,ilmuwan pembelajaran harus mengembangkan konstruk-
konstruk dan prinsip-prinsip serta teori-teori pembelajaranyang preskriptif,
memvalidasi konstruk-konstruk dan prinsip-prinsip ini, dan menguji teori-teori
pembelajaran yang dikembangkanya.
Bagian ini akan menguraikan tahapan-tahapan yang biasanya dilewati oleh
ilmuwan pembelajaran dalam mengembangkan prinsip-prinsip atau teori-teori
pembelajaran. Reigeluth (1983a) membagi tahapan pengembangan ini menjadi
empat, yaitu :
1. Mengembangkan Hipotesis tentang teori pembelajaran berdasarkan-
berdasarkan data, pengalaman, intuisi, dan/atau logika. Tahap ini bisa saja
dimulai dari pengembangan hipotesis-hipotesis khusus, sempit, atau bersifat
local, baru kemudian berdasarkan hipotesis-hipotesis khusus ini
dikembangkan hipotesis yang khusus ini dikembangkan hipotesis umum yang
lebih komprehensif. Atau, sebaliknya, dimulai dari pengembangan hipotesis
yang umum dan komprehensif menuju hipotesis-hipotesis yang amat khusus.
2. Mengklasifikaikan variabel-varibel pembelajaran. Tahap ini mencakup
kegiatan-kegatan seperti mengidentifikasi, mendeskripsi, dan mngklarifikasi
variabel-variabel yang mungkin dapat dimasukan ke dalam suatu teori
pembelajaran. Variabel-variabel ini dapat diidentifikasi dari hipotesis-
hipotesis yang telah dikembangkan pada tahap pertama. Akan baik sekali, bila
dimulai identifikasi dan pemberian deskripsi tentang variabel hasil
pembelajaran yang diinginkan. Kemudian mengidentifikasi sebanyak
mungkin metode untuk mencapai hasil pembelajaran ini. Akhirnya,
mengidentifikasi kondisi-kondisi yang akan memengaruhi vriabel metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap ini,
lakukan identifikasi secermat mungkin untuk menerapkan peluang adanya
interaksi antara kondisi-kondisi tertentu,dengan metode-metode tertentu. Pada
tahap ini, juga perlu dilakukan analisis terhadap variabel metode untuk
mendapatkan satuan-satuan metode yang lebih khusus. Melihat kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, nampaknya dapat dikatakan bahwa
tahap ini yang paling dalam keseluruhan proses pengembangan suatu teori.
3. Mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip-prins ini biasanya
mendeskripsikan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel
pembelajaran yang telah didentifikasi pada tahap kedua. Prinsip-prinsip
pembelajaran ini dapat dijabarkan dari hipotesis yang telah dikembangkan
pada tahap pertama. Pengembangan postulat-postulat yang berkaitan dengan
pengalaman, intuisi, dan logika; sedangkan pengujiannya dilakukan melalui
penelitian empiric. Penelitian eksperimental lebih banyak dilakukan untuk
memenuhi maksut ini. Pada tahap ini, belum dilakukan upaya pengaitan
prinsip-prinsip
4. Mengembangkan Teori pembelajaran. Teori dapat dikembangkan dengan
cara pembelajaran mengintegerasikan komponen-komponen strategi (metode)
menjadi metode-metode yang optimal bagi seperangkat kondisi dan hasil
pembelajaran yang berbeda. Pada tahap ini,diperlukan adanya penelitian
empirik, namun metologinya amat berbeda jika dibandingkan dengan
metologi yang digunakan untuk menguji prinsip-prinsip pembelajaran.
Regresi ganda dapat digunakan untuk menerapkn urutan sumbangn tiap-tiap
komponen strategi (metode) terhadap hasil pembelajaran. Dengan cara ini,
metode-metode yang optimal untuk mencapai hasil-hasil pembelajarn yang
berbeda-beda akan dapat ditemukan.

C. Proposisi Teori Deskritif dan Teori Prekriptif


Perbedaan teori di atas membawa kosekuensi pada pembedaan
proposisi untuk teori deskriptif dan teori preskiptif. Proposisi untuk teori
deskriptif menggunaka struktur logis “bila.......,maka.....”, sedangkan untuk
teori prekriptif mwnggunakan struktur ‘’Agar......., lakukan ini’ (Landa dalam
Degeng 1990).
Sebagai contoh dapat dilihat perbandingan kedua teori tersebut di
bawah ini:
Teori deskriptif:
Bila isi/materi pelajaran (kondisi) diorganisasi dengan menggunakan mode
elaborasi (metode), maka perolehan belajar dan retensi (hasil) akan
meningkat.

Teori preskriptif:
Agar perolehan belajar dan retensi (hasl) meningkat, organisasilah isi/mat
eri pelajar (kondisi) dengan menggunakan model elaborai (metode).

Dalam proporsi teoretik yang ertama (teori deskriptif), model pengorganisasi -


an pembelajaran (model elaborasi) ditetapkan sebagai perlakuan, dibawah
kondisi karakteristik isi pelajaran., untuk memerikan perubahan unjuk kerja
(actual outcomes), berupa peningkatan perolehan belajar dan retensi. Dalam
proporsi teoretik yang kedua (teori preskriptif), peningkatan perolehan belajar
dan retensi ditetapkan sebagai hasil pembelajaran yang diinginkan, dan model
elaborasi yang eruupakan salah satu model untuk mengorgnisasi isi/materi
pelajaran, mempunyai peluang menjadi metode yang optmal untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembedaan ini dapat
digambarkan dalam diagram 2 dan 3 sebagai berikut

Kondisi

Metode

Hasil

Diagram 2 : Hubungan antara variabel dalam teori pembelajaran


deskriptif
Kondisi

Metode

Hasil

Diagram 3 : Hubungan antara variabel dalam teori pembelajaran


preskriptif

Dalam diagram 2 terlihat, misalnya, model elaborasi dimanipulasi dan


digunakan untuk mengorganisasi isi/materi pejajaran, dan interaksi antara
keduanya (model elaborasi dan karakteristik isi pembelajaran) akan membawa
akibat pada perolehan belajar terhadap materi pelajaran yang dipelajari siswa.
Perolehan belajar diamati untuk mengetahui keefektifan model elaboasi
sebagai model pengorganisasian isi/materi pelajaan. Hasil nyata inilah yang
dipakai sebagai indikator keefektifan model elaborasi.
Sedangkan pada diagram 3 diperlihatkan hubungan antara variabel-
variabel dalam proposisi teori pembelajaran preskriptif. Peningkatan
perolehan belajar ditetapkan sebagai hasil pembelajaran yang diinginkan, dan
model elaborasi (misalnya) dipilih sebagai metode untuk mengorganisasi
isi/materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Dalam hal ini, hasil dan
kondisi pembelajaran ditetapkan lebih dahulu, beru kemudian memilih
metode yang optimal untuk mencapai hasil pembeajara yang diinginkan
tersebut. Sebaliknya dalam teori pembelajaran deskriptif, metode
pembelajaran deskriptif, metode pembelajaran dimanipulasi dibawah kondisi
tertentu, dan baru melakukan pengamatan pada hasil pengamatan pada hasil
pembelajaran

D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Deskriptif


Kelebihan teori belajar deskriptif lebih terkonsep sehingga siswa lebih
memahami materi yang akan disampaikandan juga mendorong siswa untuk mencari
sumber pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.
Sedangkan, kekuranganya adalah kurang memerhatikan sisi psikologis siswa dalam
mendalami suatu materi (http://www.filila.com/2010/10/teori-teori-belajar-
danpenerapanya.html).

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Peskriptif


Kelebihan teori ini adalah lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan
yang jelas, banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar, serta
mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal. Sedangkan kekuranganya adalah
membutuhkan waktu cukup lama (http://www.filila.com/2010/10/teori-teori-belajar-
danpenerapanya.html)

F. Teori Belajar dan Pembelajaran Terkait Teori Belajar Deskriptif dan


Prespektif
Bruner mengatakan bahwa teori pembelajaran bersifat preskriptif, yang berarti
suatu yang ada sebelum adanya fakta. Sifat itu adalah sesuatu yang ada sebelum
proses belajar terjadi, bukan ketika, bukan setelahnya. Teori pembelajaran harus
mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dan bagaimana menghasilakan
hal tersebut. Teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori
pembelajaran “hanya” membimbing hal yang harus dilakukan untuk menghasilkan
hal tersebut. Ada empat hal yang terkait dengan teori pembelajaran yaitu sebagai
berikut.
1. Teori pembelajaran harus memerhatikan bahwa terdapat banyak
kecenderungan cara belajar siswa. Kecenderungan ini sudah dimiliki siswa
jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
2. Teori ini juga terkait dengan adanya struktur pengetahuan. Ada 3 hal yang
terkait dengan struktur pengetahuan :
a. Struktur pengetahuan harus mampu menyederhanakan suatu informasi
yangsangat luas.
b. Struktur tersebut harus mampu membawa siswa kepada hal-hal yang
bar, melebihi informasi yang anda jelaskan.
c. Struktur pengetahuan harus mampu meluaskan cakrawala berfikir
siswa dan mengombinasikannya dengan ilmu-ilmu lain.
3. Teori pembelajaran juga terkait dengan hubungan yang optimal. Teori giru
harus mampu mencari hubungan yang mudah. Tentang sesuatu yang akan
diajarkan yang murit lebih mudah menangkap informasi tersebet
4. Teori pembelajaran terkait dengan penghargaan dan hukuman

Anda mungkin juga menyukai