Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MIFTAHUL FAHMI ISFANDI

NIM : 150534607721

PRODI : S1 PTE 2015

Flow Control
Adalah suatu teknik untuk memastikan / meyakinkan bahwa suatu stasiun
transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima.

Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses
data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum
buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data.

Bentuk sederhana dari flow control, yaitu stop-and-wait flow control. Cara
kerjanya: suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah diterima, entity tujuan
memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment ke
frame yang baru diterima. Sumber harus menunggu sampai menerima acknowledgment
sebelum mengirim frame berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan aliran
data dengan tidak memberi acknowledgment.

Untuk blok-blok data yang besar, sumber akan memecah menjadi blok-blok yang
lebih kecil dan mentransmisi data dalam beberapa frame. Hal ini dilakukan dengan
alasan:

 Transmisi yang jauh, dimana bila terjadi error maka hanya sedikit data yang akan
ditransmisi ulang.
 Pada suatu multipoint line.
 Ukuran buffer dari receiver akan terbatas.
Efek dari pertambahan delay dan kecepatan transmisi

Misal message panjang yang dikirim sebagai suatu rangkaian frame-frame


f1,f2,…,fn, Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi :
Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun S2.
S2 merespon dengan f1.
S1 mengirim suatu acknowledgment.
S2 mengirim f2.
S1 meng-acknowledgment.
Prinsip kerja stop and wait flow control

Gambar diatas adalah skema dari prinsip kerja stop and wait folw control. Proses
kerja atau prinsip kerja dari stop and wait adalah sebagai berikut: Transmitter
mengirimkan deretan data dalam bentuk frame ke reciver. Setelah receiver telah
menerima frame yang dikirmkan tadi, maka receiver akan mengirimkan balasan ke
transmitter bahwa frame sudah diterima di receiver dan receiver siap menerima deretan
frame selanjutnya.

Transmitter tidak akan mengirimkan deretan frame berikutnya jika receiver belum
memberikan balasan. Receiver dapat menghentikan pengiriman frame dengan cara tidak
memberikan balasan, maka transmitter juga tidak akan mengirimkan deretan frame lagi
pada receiver.

Stop and wait flow control akan lebih efisien jika digunakan untuk mengirimkan suatu
pesan atau data dengan jumlah frame yang sedikit. Jika jumlah frame yang dikirimkan
ternyata banyak, maka sebelum deretan frame dikirimkan, frame akan dipecah-pecah
menjadi blok-blok frame dengan ukuran yang lebih kecil, karena:
 Terbatasnya ukuran data atau frame yang dapat ditampung oleh receiver
 Jumlah blok data yang besar akan mengakibatkan proses transmisi berjalan
lambat dan dikhawatirkan jika terjadi kesalahan sehingga frame harus dikirim
ulang dari awal. Jika ukuran frame lebih kecil, maka deteksi kesalahan akan lebih
cepat, dan jika terjadi kesalahan data yang harus di transmisikan ulang lebih
sedikit

Terdapat dua keadaan dalam pentransmisian frame dengan stop and wait flow
control:

 Jika waktu propagasi lebih besar dari waktu transmisi (gambar a): Maka yang
terjadi adalah transmitter telah selesai mentransmisikan deretan frame sebelum
receiver menerima bit utama dari deretan frame tersebut

 Jika waktu transmisi lebih besar dari waktu propagasi (gambar b): Maka yang
terjadi adalah sebelum transmitter menyelesaikan transmisi deretan frame,
ternyata bit pertama dari frame tersebut telah sampai di receiver.

Anda mungkin juga menyukai