Disusun oleh:
Asa Robby Azizan
Ayu Wahyuni
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
A. Kesimpulan...........................................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam pendidikan evaluasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah pesserta didik capai, agar sebagai seorang
pendidik bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan metode apa yang seharusnya di berikan
kepada anak didik tersebut. Bagaimanabisa seorang murid disebut cerdas atau pintar tanpa ada
tes atau ujian yang diberikan.
Begitu pula dalam ajaran Islam, evaluasi merupakan pemahaman yang tidak baru
lagi.Artinya evaluasi merupakan suatu ajaran yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam baik
individu maupun kelompok.Namun kaitannya dengan aplikasi terasa memang sangat jauh dari
harapan sehingga perlu mewacanakan lagi hadits Rasulullah SAW, sebagai landasan berfikir dan
pijakan dalam tindakan.
Begitu banyak hadits Shahih yang mengindikasikan tentang Evaluasi, akan tetapi
penulis mencukupkan pada beberapa hadits saja untuk dibahas dan di analisis dari beberapa
aspek tinjauan tanpa mengurangi entitas makna dan maksud hadits tersebut.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau proses
untuk menemukan nilai sesuatu. Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan”
yang berarti ujian. Dan dikenal dengan istilah khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari
proses pendidikan.1 Bila penilaian (evaluasi) digunakan dalam dunia pendidikan, maka penilaian
pendidikan berarti suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.
Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus
dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka keberhasilan
belajar. Tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik (feedback) dari proses
interaksi edukatif yang dilaksanakan (Muhamad Ali, 1992; 113).
Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan
kriteria tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif dimulai dari
informasi- informasi kuantitatif dan kualitatif. Instrumennya (alatnya) harus cukup sahih , kukuh,
praktis, dan jujur. Data yang dikumpulkan dari pengadministrasian instrumen itu hendaklah
diolah dengan tepat digambarkan pemakaiannya (Jahja Qohar Al- Haj, 1985;2.)
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pendidikan. Beliau adalah contoh atau tauladan yang baik dalam dunia pendidikan terutama
dalam pendidikan islam. Beliau selalu memberikan pengajaran yang baik dan bermanfaat bagi
setiap umat manusia. Beliau juga melakukan pengevaluasian terhadap hukum-hukum yang
ditetapkannya sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti yang terlihat pada hadits berikut ini:
وال تقولوا، وتذكر اآلخرة، وتدمع العين، كنت نهيتكم عن زيارة القبور أال فزوروها فإنها ترق القلب
هجرا
2
Artinya: “Dulu saya melarang kamu menziarahi kubur, maka sekarang ziarahilah; dulu
saya juga melarang kamu menyimpan daging kurban lebih dari untuk tiga hari, maka sekarang
simpanlah berapa kamu suka.” (H.R. Muslim)
Makna yang terkandung dalam hadits ini adalah bahwa Pada zaman jahiliyah, orang-
orang terutama kaum perempuan ketika berziarah ke kubur selalu menangis berlebihan. Bahkan
mereka meratap, meraung-raung sambil berguling-guling di tanah. Hal ini tentu merupakan
sesuatu yang tidak baik, maka Rasulullah melarang untuk menziarahi kubur pada saat itu. Tetapi,
setelah zaman jahiliyah usai, dimana keimanan sudah kuat dan teguh maka Rasulullah SAW
mengizinkan umat islam untuk berziarah ke kubur.
Rasulullah juga melarang menyimpan daging qurban untuk persediaan lebih dari 3 hari,
karena pada waktu itu ketika tamu-tamu dari tempat lain datang berkunjung pada idul adha (saat
itu merupakan tahun dimana banyak sekali orang yang masuk islam dan mereka berkunjung ke
kota Madinah) konsumsinya diambil dari daging qurban tersebut, maka jika tidak dibatasi umat
islam akan mengambil daging sesuka hatinya, sehingga dikhawatirkan kebutuhan konsumsi
untuk tamu yang datang tidak tercukupi. Tetapi setelah tamu yang datang tidak lagi sebanyak
tahun-tahun sebelumnya, maka Rasulullah SAW mencabut larangan tersebut.2
Rasulullah SAW, juga menguji kemampuan saat pada waktu akan berangkat perang
sebagaimana riwayat berikut.
, عن اىب عمرقال, عن نافع, جدثنا عبد اهلل, حدثنا أىب,حدثنا حممد بن عبد اهلل بن منري
وعرضين. فام جيوين, وأنا ابن أربع عشرة,عرضىن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم يوم أحد ىف القتال
3
Evaluasi dapat terlaksana dengan baik apabila pelaksanaannya senantiasa berpegang
pada tiga prinsip berikut ini.
1. Prinsip keseluruhan (al kamal / al tamam)
Aspek kognitif adalah aspek yang mengarah pada ilmu pengetahuan yang sasarannya
yaitu cara berfikir seseorang dalam setiap perbuatan.
Metode yang bisa digunakan dalam aspek ini ada 2 macam, langsung dan tidak
langsung.
1) Langsung : Dalam metode ini, seorang guru bisa melakukan
pengevaluasian dalam bentuk tanya jawab secara langsung, ujian tulisan ataupun
dialog kepada peserta didik mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan
sebelumnya, apakah telah diterima dengan baik atau belum dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
2) Tidak Langsung : Cara yang dilakukan guru dalam metode ini adalah
dengan memberikan tugas-tugas mengenai materi yang diajarkan.
Bentuk dari metode ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 31-32, yang
berbunyi:
Dalam ayat ini Allah SWT menguji pengetahuan dan pemahaman Adam as tentang
dunia ini dan penciptaannya.
b. Aspek afektif.
4
Aspek afektif adalah aspek yang mengarah pada perasaan atau jiwa dari peserta didik
yang sasarannya adalah cara bersikap dalam perbuatan. Metode yang digunakan dalam aspek ini
adalah:
1) Pengamatan (Observasi)
Metode ini dilakukan dengan turun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian
dengan langkah-langkah berikut : perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data
dan penafsiran data.
3) Ujian tertulis
c. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik adalah aspek yang mengarah pada keterampilan ataupun kemahiran
peserta didik. Metode yang digunakan dalam aspek ini adalah;
1) Observasi
Penilaian diusahakan subjektivitas atau jujur, mengatakan sesuatu sesuai dengan apa
adanya.
5
E. Fungsi Evaluasi Dalam Pendidikan
Jahya Qohar Al – Haj (1985: 3) melihat fungsi evaluasi dari segi anak didik secara
individual dan dari segi program pengajaran:
1. Dilihat dari segi anak didik secara individual, evaluasi berfungsi:
a. Mengetahui tingkat pencapaian anak didik dalam suatu proses belajar mengajar.
b. Menetapkan keefektifan pengajaran dari rencana kegiatan.
c. Memberi basis laporan kemajuan anak didik.
d. Menghilangkan halangan- halangan atau memperbaiki kekeliruan yang terdapat sewaktu
praktek.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan yang merupakan proses belajar mengajar untuk menilai dari segala
sesuatu yang terdapat pada diri seseorang baik berupa ucapan perbuatan dan hati sanubari, dalam
hal ini, memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Tolok ukur keberhasilan
pengevaluasian tidak hanya tergantung pada tingkat keberhasilan tujuan dan pendidikan yang
dapat dicapai, melainkan berkenaan dengan penilaian terhadap berbagai aspek yang dapat
mempengaruhi proses belajar tersebut. Akhirnya, evaluasi Tuhan di dalam al-Qur’an bersifat
makro dan universal dengan teknik psikotes, sedang sunnah nabi bersifat mikro untuk
mengetahui kemajuan manusia termasuk Nabi sendiri.
F. Saran
Dalam penulisan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman dan dosen pembimbing demi kesempurnaan makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milennium Baru.
Jakarta: PT Logis.
Samsul Nizar. 2011, Cetakan ke-2. Hadits Tarbawi. Jakarta: Kalam Mulia.
Moh,Haitami Salim & Syamsul Kurniawan. 2010 . Study Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana.
Ramayulis. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia