Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas berjudul “Hadits Tentang Metode &


Etika Pembelajaran”

Mata Kuliah : Ilmu Hadits

Dosen Pengampu : Syaefudin Achmad M.Pd

Anggota :

1. Novita Dwi Anggraeni (23040190140)


2. Dewi Anggreni Setyorini (23040190139)
3. Zulfatul Mawadah (23040190079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat meneyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Hadits tentang Metode & Etika Pembelajaran”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pak
dosen Syaefudin Achmad M.Pd pada mata kuliah Ilmu Hadits. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana hadits islam dan
pembagiannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Syaefudin Achmad, selaku dosen
mata kuliah Ilmu Hadits yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetauhannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan,
bahas, maupun pemulisannya karna pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi dimasa mendatang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 20 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Metode Pembelajaran...........................................................................3
B. Pengertian Etika Pembelajaran...............................................................................3
C. Hadist dan Macam -macam Metode Pembelajaran................................................4
D. Hadist Etika dalam Pembelajaran.........................................................................10
1. Ikhlas dalam belajar dan Mengajar......................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai
edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan
anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran. Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting
untuk tercapainya tujuan pendidikan adalah dengan metode pendidikan
yang baik dan tepat. Sehingga bisa dibilang kedudukan sebuah metode
sangatlah signifikan.
Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika metode yang digunakan
tidak tepat, maka tujuan tersebut akan sulit tercapai dengan baik. Sebuah
metode akan mempengaruhi sampai tidaknya sebuah informasi dapat
diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode sebagai seni dalam
mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan materi itu
sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para
pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al- Maddah”( metode jauh lebih
penting daripada materi).
Terkait dengan metode pendidikan, Rasulullah sejak awal sudah
mencontohkan dan melakukan metode pendidikan yang tepat kepada para
sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dan
tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai
islam yang ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh
para sahabat. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-

1
metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dalam proses
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode pembelajaran?
2. Apa pengertian dari etika pembelajaran ?
3. Hadist dan macam metode pembelajaran?
4. Hadist etika pembelajaran yang baik dalam islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari metode pembelajaran.
2. Mengetahui pengertian dari etika pembelajaran.
3. Mengetahui macam metode pembelajaran.
4. Mengetahui etika pembelajaran yang baik dalam islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran


Dalam bahasa Arab metode dikenal dengan istilah at-thariq (jalan
cara)1.Secara umum istilah “metode” adalah suatu cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J.R. David dalam
Teaching Strategies for College Class Room menyebutkan bahwa method ia a
way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Sudjana
berpendapat bahwa : "metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung
pembelajaran".1
Dengan kata lain metode ini digunakan dalam konteks pendekatan
secara personil antara guru dengan siswa supaya siswa tertarik dan menyukai
materi yang diajarkan. suatu pelajaran tidak akan pernah berhasil jika tingkat
antusias siswanya berkurang.
Oleh karena itu, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan. karena
metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan
asas keberhasilan sebuah pembelajaran. Sebaik apapun strategi yang dirancang
namun metode yang dipakai kurang tepat maka hasilnya pun akan kurang
maksimal. Tetapi apabila metode yang dipakai itu tepat maka hasilnya akan
berdampak pada mutu pendidikan yang baik.

B. Pengertian Etika Pembelajaran


Yang Namanya pembelajaran itu pasti ada proses belajar dan
mengajar. Jadi etika pembelajaran bisa dikatakan etika belajar mengajar . Dan
Pengertian Etika Belajar Mengajar Secara etimologi istilah etika berasal dari
kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut

1
M.shihab Quraish, Al- qur’an Dan Maknanya,(Jember : LP2SM “Gita Bahana”),1993

3
pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan
masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Kata etika pun dapat diartikan dengan adab dalam bahasa Arab yaitu aduba,
ya’dabu, adaban, yang mempunyai arti bersopan santun, beradab2.
Definisi belajar secara umum dapat dikatakan sebagai aktivitas
pencarian ilmu, atau dengan kata lain merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang dimana aktivitas itu membuatnya memperoleh ilmu. Sedangkan
mengajar secara harfiah diartikan kepada memberikan pelajaran. Artinya,
mengajar sebagai suatu pekerjaan melibatkan berbagai hal, yaitu guru -sebagai
pengajar-, materi pelajaran, dan pelajaran3. Dari uraian di atas, dapat ditarik
benang merah bahwa etika belajar mengajar adalah bagaimana interaksi
seorang guru dan peserta didik selama proses belajar mengajar.

C. Hadist dan Macam -macam Metode Pembelajaran


1. Metode Pembelajaran dalam Surah an-Nahl ayat 125

‫سنُ ۚ إِنَّ َربَّكَ ه َُو أَ ْعلَ ُم‬


َ ‫سنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِي ِه َي أَ ْح‬
َ ‫يل َربِّكَ بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْو ِعظَ ِة ا ْل َح‬ َ ‫ع إِلَ ٰى‬
ِ ِ ‫سب‬ ُ ‫ا ْد‬
َ‫سبِيلِ ِه ۖ َوه َُو أَ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهتَ ِدين‬َ ْ‫ض َّل عَن‬
َ ْ‫بِ َمن‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk..”4

2
A.W.Munawwir, Kamus al MunawwirArab-Indonesia Terlengkap ,( Surabaya: Pustaka Progressif ,
hal. 462), 1997
3
MKadar Yusuf , Tafsir Tarbawi Pesan Pesan Al Quran Tentang Pendidikan ,(Jakarta :Amzah, hal.
58),2012
4
Ad- dimasyqi, al imam abul ismail ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 Al Hijr – An Nahl 128
(Bandung: sinar baru Algensindo),2003

4
Menurut Jalalayn, menafsirkan :

(Serulah) manusia, hai Muhammad (kepada jalan Rabbmu) yakni agama-


Nya (dengan hikmah) dengan Al-qur’an (dan pelajaran yang baik) pelajaran
yang baik atau nasihat yang lembut (dan bantahlah merekan dengan cara)
bantahan (yang baik) seperti menyeru mereka untuk menyembah Allah
dengan menampilkan kepada merekan tanda-tanda kebesaran-Nya atau
dengan hujah-hujah yang jelas. (Sesungguhnya Rabbmu Dialah Yang lebih
mengetahui) Maha Mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk)
maka Dia membalas mereka; ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk
memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam
keadaan tercincang; ketika Nabi SAW. Melihat keadaan jenazahnya, lalu
beliau saw. Bersumpah melalui sabdanya, “Sungguh aku bersumpah akan
membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu.”

Dari surah an-Nahl ini tercantum 3 metode pembelajaran, diantaranya:

a. Metode Hikmah
Kata hikmah (‫ )حكمة‬dalam tafsir al-Misbah berarti “yang paling utama
dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun berbuatan”. Dalam
bahasa Arab al-hikmah bermakna kebijaksanaan dan uraian yang
benar. Dengan kata lain al-hikmah adalah mengajak kepada jalan Allah
dengan cara keadilan dan kebijaksanaan, selalu mempertimbangkan
berbagai faktor dalam proses belajar mengajar, baik faktor subjek,
obyek, sarana, media dan lingkungan pengajaran. Pertimbangan
pemilihan metode dengan memperhatikan peserta didik diperlukan
kearifan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Selain
itu dalam penyampaian materi maupun bimbingan terhadap peserta
didik hendaknya dilakakuan dengan cara yang baik yaitu dengan lemah
lembut, tutur kata yang baik, serta dengan cara yang bijak.

5
Imam Al-Qurtubi menafsirkan al-hikmah dengan “kalimat yang
lemah lembut”. Beliau menulis dalam tafsirnya :

َ ‫ف َولَيِّ ٍن د ُْونَ ُم َخا‬


ٍ ‫شنَ ٍة َوتَ ْعنِ ْي‬
‫ف‬ ُّ َ‫َوأَ ْم ُرهُ أَنْ يَ ْدع َُو إِلَى ِد ْي ِن هللاِ َوش َّْر ِع ِه بِتَل‬
ٍ ‫ط‬

“Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada


“dinnullah” dan syariatnya dengan lemah lembut tidak dengan sikap
bermusuhan.”
Hal ini berlaku kepada kaum muslimin seterusnya sebagai
pedoman pembelajaran dan pengajaran. Hal ini diinspirasikan dari ayat Al-
Qur’an dengan kalimat “qaulan layinan”. Allah berfirman :
)۶۶ :‫فَقُواَل لَهُ قَ ْواًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر أَ ْو يَ ْخشَى (طه‬
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (Taha:44)5
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar
manakala ada interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik.
Komunikasi yang arif dan bijaksana memberikan kesan mendalam kepada
para siswa sehingga “teacher oriented” akan berubah menjadi “student
oriented”. Guru yang bijaksana akan selalu memberikan peluang dan
kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.

b. Metode Nasihat/Pengajaran Yang Baik (Mauizhah Hasanah)


Mauidzah hasanah terdiri dari dua kata “al-Mauizhah dan
Hasanah”. al-Mauizhah (‫ )الموعظة‬terambil dari kata (‫ )وعظ‬wa’azha
yang berarti nasihat sedangkan hasanah (‫ )حسنة‬yang berarti baik. Maka
jika digabungkan Mauizhah hasanah bermakna nasihat yang baik.

Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

5
Al-Quran Terjemah ,QS Toha ,ayat 44

6
َ‫ؤْ ِمنِيْن‬vv‫ ةٌ لِ ْل ُم‬v‫دًى َو َر ْح َم‬v ‫الصد ُْو ِر َو ُه‬ ِ ‫اس قَد َْجا َء ْت ُك ْم َم ْو ِعظَةٌ ِمنْ َربِّ ُك ْم َو‬
ُّ ‫شفَا ٌء لِ َما فِى‬ ُ َّ‫يَااَيُّ َهاالن‬
۱۰ : ۵۷«»
“Hai segenap manusia, telah datang kepadamu pelajaran (Al
Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam
dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus
10:57)

c. Metode Diskusi (jidal)


Kata jadilhum (‫ )جادلهم‬berasal dari kata jidal (‫ )جدال‬yang bermakna
diskusi.Metode diskusi yang dimaksud dalam al-Qur’an ini adalah
diskusi yang dilaksanakan dengan tata cara yang baik dan sopan. Yang
mana tujuan dari metode ini ialah untuk lebih memantapkan pengertian
dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah.

2. Metode Teladan/Meniru
Al-Qur’an sendiri telah mengemukakan contoh bagaimana manusia
belajar melalui metode teladan/meniru. Ini dikemukakan dalam kisah
pembunuhan yang dilakukan Qabil terhadap saudaranya Habil.
Bagaimana ia tidak tahu cara memperlakukan mayat saudaranya itu. Maka
Allah memerintahkan seekor burung gagak untuk menggali tanah guna
menguburkan bangkai seekor gagak lain. Kemudian Qabil meniru
perilaku burung gagak itu untuk mengubur mayat saudaranya Habil.
Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 31:

َ ‫س ْو َءةَاَ ِخ ْي ِه(( قَ َل‬


ْ‫يو ْيلَتى اَع ََج ْزتُ اَن‬ َ ‫ي‬ْ ‫ض لِيُ ِريَهُ َكيْفَ يُ َوا ِر‬ ِ ‫ث فِى ااْل َ ْر‬ ُ ‫فَبَ َع َث هللاُ ُغ َرابًايَّ ْب َح‬
َ ‫ح ِمنَ الَنّ ِد ِم ْي‬
‫ن‬ ْ َ ‫س ْو َءةَاَ ِخ ْي ((فَا‬
َ َ ‫صب‬ َ ‫ي‬ ِ ‫اَ ُك ْونَ ِم ْث َل ه َذا ا ْل ُغ َرا‬
َ ‫ب فَا ُ َوا ِر‬

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di


bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya
menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku,
mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini. Lalu aku

7
dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena itu jadilah dia
seorang diantara orang-orang yang menyesal.”
Melihat tabiat manusia yang cenderung untuk meniru dan belajar
banyak dari tingkah lakunya lewat peniruan. Maka, teladan yang baik
sangat penting artinya dalam pendidikan dan pengajaran. Nabi
Muhammad SAW. sendiri menjadi suri tauladan bagi para sahabatnya,
dari beliau mereka belajar bagaimana mereka melaksanakan berbagai
ibadah.
Al-Qur’an memerintahkan kita untuk menjadikan Nabi SAW
sebagai suri tauladan dan panutan. Sebagaimana firman Allah dalam surah
al-Ahzab ayat 21:

ْ vَ‫ ْوا هللاَ َوا ْلي‬v‫سنَةٌ لِ َمنْ َكانَ يَ ْر ُج‬


« ‫ ًرا‬v ‫و َم ْاﻵ ِخ َر َو َد َك َرهللاُ َكثِ ْي‬v َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َر‬
ْ ُ‫س ْو ِل هللاِ ا‬
۳۳: ۲۱»
“Sesungguhnya telah ada pada pribadi Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan hari akhir dan dia banyak dzikrullah.” (QS.al-Ahzab 33:21)6
Melalui suri tauladan yang baik, manusia dapat belajar kebiasaan baik dan
akhlak yang mulia. Sebaliknya jika suri tauladannya buruk manusia akan
terjerumus pada kebiasaan yang buruk dan akhlak yang tercela.

3. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam
menyampaikan atau mengajak orang mengikuti ajaran yang telah
ditentukan. Metode ceramah sering disandingkan dengan kata khutbah.
Dalam al-Qur’an sendiri kata tersebut diulang sembilan kali. Bahkan ada
yang berpendapat metode ceramah ini dekat dengan kata tabligh, yaitu
menyampaikan sesuatu ajaran. Pada hakikatnya kedua arti tersebut
memiliki makna yang sama yakni menyampaikan suatu ajaran, berkenaan
dengan firman Allah SWT :

66
M. Shihab Quraish . Al-qur’an Dan Maknanya,(Jakarta : lentera hati),2010

8
َ‫ص بِ َمآ اَ ْو َح ْينَآ اَلَ ْيك‬ َ َ‫سنَ ا ْلق‬
ِ ‫ص‬ ُّ ُ‫اِنَّآ اَ ْنزَ ْلنهُ قُ ْراَٽنًا ع ََربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُ ْونَ ۞ نَ ْحنُ نَق‬
َ ‫ض َعلَ ْي َك اَ ْح‬
َ‫ه َذاا ْلقُ ْراٽنَ َواِنْ ُك ْنتُ ِمنْ قَ ْبلِه لَ ِمنَ ا ْلغفِلِيْن‬
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan
kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya
adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui”.(Q.S. Yusuf 12:2-
3)
Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur’an
dengan memakai bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi
menyampaikan kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah.
Metode ceramah masih merupakan metode mengajar yang masih dominan
dipakai, khususnya di sekolah-sekolah tradisional.

4. Metode Pengalaman Praktis/Trial and Eror dan Metode Berpikir


Seseorang yang hidup tidak akan luput dari sesuatu yang bernama
problem, bahkan manusia juga dapat belajar dari problem tersebut,
sehingga memiliki pengalaman praktis dari permasalahannya. Situasi-
situasi baru yang belum diketahuinya mengajak manusia berfikir
bagaimana menghadapi dan bagaimana harus bertindak. Dalam situasi
demikian, manusia memberikan respons yang beraneka ragam. Kadang
mereka keliru dalam menghadapinya, tetapi kadang juga tepat.

Dengan demikian manusia belajar lewat “Trial and Error”, (belajar


dari mencoba dan membuat salah) memberikan respons terhadap situasi-
situasi baru dan mencari jalan keluar dari problem yang dihadapinya.
Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memberikan dorongan kepada
manusia untuk mengadakan pengamatan dan memikirkan tanda-tanda
kekuasaan Allah di alam semesta. Dalam Q.S. al-Ankabut : 20 Allah
berfirman:

9
‫ش ُئ النَّشْأةَ اآْل َ ِخ َرةَ إِنَّ هللاَ َعلَى ُك ِّل‬ َ ‫ض ُروا َكيْفَ بَدَأَ ا ْل َخ ْل‬
ِ ‫ق ثُ َّم هللاُ يُ ْن‬ ِ ‫س ْي ُروا فِى اأْل َ ْر‬
ُ ‫ض فَ ْن‬ ِ ‫قَل‬
‫َي ٍءقَ ِد ْي ٌر‬
ْ ‫ش‬
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi. Maka perhatikanlah
bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya. Kemudian
Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Perhatian al-Qur’an dalam menyeru manusia untuk mengamati dan
memikirkan alam semesta dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya,
mengisyaratkan dengan jelas perhatian al-Qur’an dalam menyeru manusia
untuk belajar, baik melalui pengamatan terhadap berbagai hal, pengalaman
praktis dalm kehidupan sehari-hari, ataupun lewat interaksi dengan alam
semesta, berbagai makhluk dan peristiwa yang terjadi di dalamnya. ini bisa
dilakukan dengan metode pengalaman praktis, “trial and error” atau pun
dengan metode berfikir.7

D. Hadist Etika dalam Pembelajaran

1. Ikhlas dalam belajar dan Mengajar


Allah SWT berfirman dalam surat azZumar ayat 11:

ً ِ‫قُ ْل اِنَّ ْي اُ ِم ْرتُ اَنْ اَ ْعبُ َدهّللا َ ُم ْخل‬


َ‫صا لّهُ ال ِّديْن‬

Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya aku diperintahkan supaya


menyembah Allah SWT dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) Agama.

Secara terminologi makna ikhlas seperti yang disampaikan oleh


almunawi, bahwa ikhlas adalah menyucikan hati dari segala penyakit yang
dapat mengeruhkan nurani.8 Ikhlas wajib dilakukan setiap pribadi dalam
melakukan ketaatan kepada Allah swt. Orang yang menuntut ilmu

7
Tukiran taniredja , Model-Model Pemebelajaran Inovatif,(Bnadung :alfabeta ),2011
8
Mahmud Almishri , Ensiklopedia Akhlak Muhammad (Jakarta : Pena , hal, 36),2009

10
hendaknya memasang niat yang ikhlas, begitu juga dengan belajar dan
mengajar, yang merupakan bagian dari keperibadatan kepada Allah
SWT.9Ikhlas dalam hal ini berarti bahwa mengajarkan mengharap
ridhoAllah. Atau dengan kata lain, kegiatan belajar mengajar merupakan
aktivitas jihad memerangi kebodohan yang diperintahkan Allah kepada
manusia. Serta harus diniatkan pula -dalam proses belajar mengajar- untuk
menjaga syari’at Allah.10
Untuk itu profesi keguruan tidak hanya sekedar sebagai suatu
pekerjaan yang mendatangkan kesejahteraan material terhadapnya, tetapi
ia mesti dimaknai sebagai dakwah yukhrijual-nas min al-dzulumatIlaal-
nur, yaitu memberikan pencerahan intelektual, aqidah, dan moral kepada
peserta didik. Karena keikhlasan merupakan salah satu syarat diterimanya
amalan seorang hamba, jikalau hilang atau tidak adanya keikhlasan maka
sudah dapat dipastikan amalan tersebut akan ditolak oleh Allah SWT.
2. Sabar dalam Belajar Mengajar
Kata as Shabru dari segi bahasa berarti mencegah dan menahan 11.
Yaitu kedudukan tinggi yang tidak akan diraih kecuali oleh orang yang
memiliki semangat tinggi dan jiwa yang suci. Allah berfirman dalam surat
Al Kahfi ayat 66-70:

ْ َ‫ )قَا َل اِنَّكَ لَنْ ت‬66( ‫شدًا‬


....‫ست َِطي َع‬ َ ‫قَا َل لَهُ ُمو‬
ْ ‫سى َه ْل اَتَّبِ ُع َك عَلى اَنْ تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما ُعلِّ ْمتَ ُر‬
)67(‫ص ْب ًرا‬
َ ‫َم ِع َي‬
َ‫ْصي لَك‬
ِ ‫صا بِ ًرا َّوالَاَع‬ َ ‫)قَا َل‬68(‫َصبِ ُر على َما لَ ْم تُ ِح ْط بِ ِه ُخ ْب ًرا‬
َ ُ ‫ستَ ِج ُدنِي اِنْ شَا َءهلّلا‬ ْ ‫َو َكيفَ ت‬
ْ ‫)قَا َل فَاِ ِن اتَّبَ ْعتَتَنِي فَالَ ت‬69(‫اَ ْم ًرا‬....,
)70(‫َسء ْلنِي عَنْ شَي ٍء َحتَّى اُ ْح ِد َث لَ َك ِم ْنهُ ِذك ًرا‬

Artinya: (66)Musa berkata kepada Khidir: "Bolehkah aku


mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di
9
Syaikh Ahmad Farid, Pendidikan Berbasis Metode Ahlussunnah Wal jama’ah,(Surabaya : pustaka
LBA , hal, 276),2011
10
Muhammad bin Shalihal-‘utsaimin, Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu ,(Jakarta: Pustaka
Imam Asy-syafi’i , hal ,11) ,
11
Ibnu qoyyimal- jauziyah, uddahash -shabirin , hal 21

11
antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" (67) Dia menjawab:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
(68) dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (69) Musa berkata:
"Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan
aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". (70) Dia
berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya
kepadamu". 12
3. Bertanya Kepada Orang yang Lebih Mengetahui

ِّ ‫سأَلُوا أَ ْه َل‬
َ‫الذ ْك ِر إِنْ ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬
ْ ‫س ْلنَا ِمنْ قَ ْبلِ َك إِاَّل ِر َجااًل نُو ِحي إِلَ ْي ِه ْم ۚ فَا‬
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang
lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui”.
(Surat an- Nahl: 43)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menuntut
ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu
agama kepada orang yang enggan menerima ilmu. Ilmu akan musnah jika,
12
Muhammad Nasib Ar Rifa’I , Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 ,( Jakarta : Gema Insani press, hal
,110- 114),2012

12
sudah tidak ada lagi para ulama seingga banyak para pemimpin yang
memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka
saling menyesatkan satu sama lain. Bahwa dengan ilmu manusia akan
mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakhirat. Orang yang
menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang
sedang menempuh perjalanan menuju surga, hal ini merupakan kemuliaan
yang diberikan Allah kepada orang yang mencari ilmu. Ilmu mempunyai
peranan sangat penting dalam dunia pendidikan adalah universal, ada
keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani
dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka
akan tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat

B. Saran
Penulis menyarankan supaya pembaca membaca makalah diatas
dengan teliti,agar pembaca bisa paham dengan apa yang telah kita
sampaikan dalam makalah ini. Dimohon agar pembaca juga mencari
referensi makalah lain agar bisa mengetahui Hadist Metode dan Etika
pembelajaran dari berbagai acuan ataupun sumber lain. Mudah- mudahan
semua yang kami sampaikan dalam makalah ini bisa diterima oleh
pembaca dan dapat menambah wawasan dalam ilmu keagamaan ,
khususnya Ilmu Hadist.

DAFTAR PUSTAKA

Quraish,M Shihab.1993.Al- qur’an Dan Maknanya.Jember: LP2SM “Gita


Bahana”.

13
Munawwir,A,W.1997.Kamus al MunawwirArab-Indonesia TerlengkaP
.Surabaya: Pustaka Progressif.

Yusuf,M Kadar.2012.Tafsir Tarbawi Pesan Pesan Al Quran Tentang


Pendidikan.Jakarta : Amzah.

Ad- dimasyqi, Al Imam Abul Ismail Ibnu Katsir.2003.Tafsir Ibnu Katsir


Juz 4 Al Hijr – An Nahl 128.Bandung: Sinar Baru Algensindo

Quraish,M Shihab.2010.Al-qur’an Dan Maknanya.Jakarta : Lentera Hati.


Taniredja,Tukiran.Model-Model Pemebelajaran Inovatif.Bandung :
Alfabeta

AeRifai, Muhammad Nasib.2012.Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid


4.Jakarta: Gema insani Press.

Almishri, Mahmud.2009.Ensiklopedia Akhlak Muhammad.Jakarta : Pena


Farid.
Syaikh Ahmad.2011.Pendidikan Berbasis Metode Ahlussunnah Wal
jama’ah.Surabaya : Pustaka LBA.

Muhammad bin Shalihal-‘utsaimin.Syarah Adab dan Manfaat Menuntut


Ilmu.Jakarta: Pustaka Imam Asy-syafi’i.

14
15

Anda mungkin juga menyukai