Anggota :
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pak
dosen Syaefudin Achmad M.Pd pada mata kuliah Ilmu Hadits. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana hadits islam dan
pembagiannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Syaefudin Achmad, selaku dosen
mata kuliah Ilmu Hadits yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetauhannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan,
bahas, maupun pemulisannya karna pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi dimasa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Metode Pembelajaran...........................................................................3
B. Pengertian Etika Pembelajaran...............................................................................3
C. Hadist dan Macam -macam Metode Pembelajaran................................................4
D. Hadist Etika dalam Pembelajaran.........................................................................10
1. Ikhlas dalam belajar dan Mengajar......................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai
edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan
anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran. Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting
untuk tercapainya tujuan pendidikan adalah dengan metode pendidikan
yang baik dan tepat. Sehingga bisa dibilang kedudukan sebuah metode
sangatlah signifikan.
Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika metode yang digunakan
tidak tepat, maka tujuan tersebut akan sulit tercapai dengan baik. Sebuah
metode akan mempengaruhi sampai tidaknya sebuah informasi dapat
diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode sebagai seni dalam
mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan materi itu
sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para
pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al- Maddah”( metode jauh lebih
penting daripada materi).
Terkait dengan metode pendidikan, Rasulullah sejak awal sudah
mencontohkan dan melakukan metode pendidikan yang tepat kepada para
sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dan
tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai
islam yang ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh
para sahabat. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-
1
metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari metode pembelajaran?
2. Apa pengertian dari etika pembelajaran ?
3. Hadist dan macam metode pembelajaran?
4. Hadist etika pembelajaran yang baik dalam islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari metode pembelajaran.
2. Mengetahui pengertian dari etika pembelajaran.
3. Mengetahui macam metode pembelajaran.
4. Mengetahui etika pembelajaran yang baik dalam islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
M.shihab Quraish, Al- qur’an Dan Maknanya,(Jember : LP2SM “Gita Bahana”),1993
3
pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan
masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; nilai
mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Kata etika pun dapat diartikan dengan adab dalam bahasa Arab yaitu aduba,
ya’dabu, adaban, yang mempunyai arti bersopan santun, beradab2.
Definisi belajar secara umum dapat dikatakan sebagai aktivitas
pencarian ilmu, atau dengan kata lain merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang dimana aktivitas itu membuatnya memperoleh ilmu. Sedangkan
mengajar secara harfiah diartikan kepada memberikan pelajaran. Artinya,
mengajar sebagai suatu pekerjaan melibatkan berbagai hal, yaitu guru -sebagai
pengajar-, materi pelajaran, dan pelajaran3. Dari uraian di atas, dapat ditarik
benang merah bahwa etika belajar mengajar adalah bagaimana interaksi
seorang guru dan peserta didik selama proses belajar mengajar.
2
A.W.Munawwir, Kamus al MunawwirArab-Indonesia Terlengkap ,( Surabaya: Pustaka Progressif ,
hal. 462), 1997
3
MKadar Yusuf , Tafsir Tarbawi Pesan Pesan Al Quran Tentang Pendidikan ,(Jakarta :Amzah, hal.
58),2012
4
Ad- dimasyqi, al imam abul ismail ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 Al Hijr – An Nahl 128
(Bandung: sinar baru Algensindo),2003
4
Menurut Jalalayn, menafsirkan :
a. Metode Hikmah
Kata hikmah ( )حكمةdalam tafsir al-Misbah berarti “yang paling utama
dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun berbuatan”. Dalam
bahasa Arab al-hikmah bermakna kebijaksanaan dan uraian yang
benar. Dengan kata lain al-hikmah adalah mengajak kepada jalan Allah
dengan cara keadilan dan kebijaksanaan, selalu mempertimbangkan
berbagai faktor dalam proses belajar mengajar, baik faktor subjek,
obyek, sarana, media dan lingkungan pengajaran. Pertimbangan
pemilihan metode dengan memperhatikan peserta didik diperlukan
kearifan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Selain
itu dalam penyampaian materi maupun bimbingan terhadap peserta
didik hendaknya dilakakuan dengan cara yang baik yaitu dengan lemah
lembut, tutur kata yang baik, serta dengan cara yang bijak.
5
Imam Al-Qurtubi menafsirkan al-hikmah dengan “kalimat yang
lemah lembut”. Beliau menulis dalam tafsirnya :
5
Al-Quran Terjemah ,QS Toha ,ayat 44
6
َؤْ ِمنِيْنvv ةٌ لِ ْل ُمvدًى َو َر ْح َمv الصد ُْو ِر َو ُه ِ اس قَد َْجا َء ْت ُك ْم َم ْو ِعظَةٌ ِمنْ َربِّ ُك ْم َو
ُّ شفَا ٌء لِ َما فِى ُ َّيَااَيُّ َهاالن
۱۰ : ۵۷«»
“Hai segenap manusia, telah datang kepadamu pelajaran (Al
Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam
dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus
10:57)
2. Metode Teladan/Meniru
Al-Qur’an sendiri telah mengemukakan contoh bagaimana manusia
belajar melalui metode teladan/meniru. Ini dikemukakan dalam kisah
pembunuhan yang dilakukan Qabil terhadap saudaranya Habil.
Bagaimana ia tidak tahu cara memperlakukan mayat saudaranya itu. Maka
Allah memerintahkan seekor burung gagak untuk menggali tanah guna
menguburkan bangkai seekor gagak lain. Kemudian Qabil meniru
perilaku burung gagak itu untuk mengubur mayat saudaranya Habil.
Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 31:
7
dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena itu jadilah dia
seorang diantara orang-orang yang menyesal.”
Melihat tabiat manusia yang cenderung untuk meniru dan belajar
banyak dari tingkah lakunya lewat peniruan. Maka, teladan yang baik
sangat penting artinya dalam pendidikan dan pengajaran. Nabi
Muhammad SAW. sendiri menjadi suri tauladan bagi para sahabatnya,
dari beliau mereka belajar bagaimana mereka melaksanakan berbagai
ibadah.
Al-Qur’an memerintahkan kita untuk menjadikan Nabi SAW
sebagai suri tauladan dan panutan. Sebagaimana firman Allah dalam surah
al-Ahzab ayat 21:
3. Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam
menyampaikan atau mengajak orang mengikuti ajaran yang telah
ditentukan. Metode ceramah sering disandingkan dengan kata khutbah.
Dalam al-Qur’an sendiri kata tersebut diulang sembilan kali. Bahkan ada
yang berpendapat metode ceramah ini dekat dengan kata tabligh, yaitu
menyampaikan sesuatu ajaran. Pada hakikatnya kedua arti tersebut
memiliki makna yang sama yakni menyampaikan suatu ajaran, berkenaan
dengan firman Allah SWT :
66
M. Shihab Quraish . Al-qur’an Dan Maknanya,(Jakarta : lentera hati),2010
8
َص بِ َمآ اَ ْو َح ْينَآ اَلَ ْيك َ َسنَ ا ْلق
ِ ص ُّ ُاِنَّآ اَ ْنزَ ْلنهُ قُ ْراَٽنًا ع ََربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُ ْونَ ۞ نَ ْحنُ نَق
َ ض َعلَ ْي َك اَ ْح
َه َذاا ْلقُ ْراٽنَ َواِنْ ُك ْنتُ ِمنْ قَ ْبلِه لَ ِمنَ ا ْلغفِلِيْن
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan
kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya
adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui”.(Q.S. Yusuf 12:2-
3)
Ayat di atas menerangkan, bahwa Tuhan menurunkan Al-Qur’an
dengan memakai bahasa Arab kepada Nabi Muhammad SAW. Dan Nabi
menyampaikan kepada para sahabat dengan jalan cerita dan ceramah.
Metode ceramah masih merupakan metode mengajar yang masih dominan
dipakai, khususnya di sekolah-sekolah tradisional.
9
ش ُئ النَّشْأةَ اآْل َ ِخ َرةَ إِنَّ هللاَ َعلَى ُك ِّل َ ض ُروا َكيْفَ بَدَأَ ا ْل َخ ْل
ِ ق ثُ َّم هللاُ يُ ْن ِ س ْي ُروا فِى اأْل َ ْر
ُ ض فَ ْن ِ قَل
َي ٍءقَ ِد ْي ٌر
ْ ش
Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi. Maka perhatikanlah
bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya. Kemudian
Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Perhatian al-Qur’an dalam menyeru manusia untuk mengamati dan
memikirkan alam semesta dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya,
mengisyaratkan dengan jelas perhatian al-Qur’an dalam menyeru manusia
untuk belajar, baik melalui pengamatan terhadap berbagai hal, pengalaman
praktis dalm kehidupan sehari-hari, ataupun lewat interaksi dengan alam
semesta, berbagai makhluk dan peristiwa yang terjadi di dalamnya. ini bisa
dilakukan dengan metode pengalaman praktis, “trial and error” atau pun
dengan metode berfikir.7
7
Tukiran taniredja , Model-Model Pemebelajaran Inovatif,(Bnadung :alfabeta ),2011
8
Mahmud Almishri , Ensiklopedia Akhlak Muhammad (Jakarta : Pena , hal, 36),2009
10
hendaknya memasang niat yang ikhlas, begitu juga dengan belajar dan
mengajar, yang merupakan bagian dari keperibadatan kepada Allah
SWT.9Ikhlas dalam hal ini berarti bahwa mengajarkan mengharap
ridhoAllah. Atau dengan kata lain, kegiatan belajar mengajar merupakan
aktivitas jihad memerangi kebodohan yang diperintahkan Allah kepada
manusia. Serta harus diniatkan pula -dalam proses belajar mengajar- untuk
menjaga syari’at Allah.10
Untuk itu profesi keguruan tidak hanya sekedar sebagai suatu
pekerjaan yang mendatangkan kesejahteraan material terhadapnya, tetapi
ia mesti dimaknai sebagai dakwah yukhrijual-nas min al-dzulumatIlaal-
nur, yaitu memberikan pencerahan intelektual, aqidah, dan moral kepada
peserta didik. Karena keikhlasan merupakan salah satu syarat diterimanya
amalan seorang hamba, jikalau hilang atau tidak adanya keikhlasan maka
sudah dapat dipastikan amalan tersebut akan ditolak oleh Allah SWT.
2. Sabar dalam Belajar Mengajar
Kata as Shabru dari segi bahasa berarti mencegah dan menahan 11.
Yaitu kedudukan tinggi yang tidak akan diraih kecuali oleh orang yang
memiliki semangat tinggi dan jiwa yang suci. Allah berfirman dalam surat
Al Kahfi ayat 66-70:
11
antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" (67) Dia menjawab:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
(68) dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (69) Musa berkata:
"Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan
aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". (70) Dia
berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya
kepadamu". 12
3. Bertanya Kepada Orang yang Lebih Mengetahui
ِّ سأَلُوا أَ ْه َل
َالذ ْك ِر إِنْ ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون َ َو َما أَ ْر
ْ س ْلنَا ِمنْ قَ ْبلِ َك إِاَّل ِر َجااًل نُو ِحي إِلَ ْي ِه ْم ۚ فَا
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang
lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui”.
(Surat an- Nahl: 43)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menuntut
ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu
agama kepada orang yang enggan menerima ilmu. Ilmu akan musnah jika,
12
Muhammad Nasib Ar Rifa’I , Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3 ,( Jakarta : Gema Insani press, hal
,110- 114),2012
12
sudah tidak ada lagi para ulama seingga banyak para pemimpin yang
memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka
saling menyesatkan satu sama lain. Bahwa dengan ilmu manusia akan
mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakhirat. Orang yang
menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang
sedang menempuh perjalanan menuju surga, hal ini merupakan kemuliaan
yang diberikan Allah kepada orang yang mencari ilmu. Ilmu mempunyai
peranan sangat penting dalam dunia pendidikan adalah universal, ada
keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani
dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka
akan tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat
B. Saran
Penulis menyarankan supaya pembaca membaca makalah diatas
dengan teliti,agar pembaca bisa paham dengan apa yang telah kita
sampaikan dalam makalah ini. Dimohon agar pembaca juga mencari
referensi makalah lain agar bisa mengetahui Hadist Metode dan Etika
pembelajaran dari berbagai acuan ataupun sumber lain. Mudah- mudahan
semua yang kami sampaikan dalam makalah ini bisa diterima oleh
pembaca dan dapat menambah wawasan dalam ilmu keagamaan ,
khususnya Ilmu Hadist.
DAFTAR PUSTAKA
13
Munawwir,A,W.1997.Kamus al MunawwirArab-Indonesia TerlengkaP
.Surabaya: Pustaka Progressif.
14
15