Disusun Oleh :
Nama : Febriyanto
Nim : 23040190031
Kelas : PGMI-5B
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus dengan judul “Karakteristik Anak Dengan Gangguan
Bahasa (Speech Delay, Gagap, Latah) Dan Cara Penanganannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. SPEECH DELAY.........................................................................................2
B. GAGAP.........................................................................................................5
C. LATAH.........................................................................................................9
A. KESIMPULAN...........................................................................................14
B. SARAN.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbahasa merupakan proses seseorang menyampaikan ide, gagasan,
pesan, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sebuah
bahasa yang digunakannya dalam bentuk kata-kata, frase, klausa atau
kalimat. Proses berbahasa seseorang akan dimengerti oleh orang lain, jika
dia berbahasa dengan baik dan benar. Berbahasa yang baik dan benar
indikatornya adalah menggunakan kaidah bahasa dengan baik dan benar,
pemilihan diksi kata, dan ketepatan dalam mengucapkan. dalam berbicara,
manusia memiliki kelainan fungsi otak sehingga mempengaruhinya dalam
berbahasa, baik produktif (gangguan dalam mengucapkan ketika
berbahasa) maupun reseptif (gangguan pemahaman berbahasa). Inilah
yang di sebut sebagai gangguan berbahasa. Dalam pembahasan ini kami
akan membahas mengenai karakteristik anak dengan gangguan bahasa
(speech delay, gagap, latah) dan cara penanganannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik anak dengan gangguan bahasa speech delay?
2. Bagaimana karakteristik anak dengan gangguan bahasa gagap?
3. Bagaimana karakteristik anak dengan gangguan bahasa latah?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui karakteristik anak dengan gangguan bahasa speech
delay.
2. Untuk mengetahui karakteristik anak dengan gangguan bahasa gagap.
3. Untuk mengetahui karakteristik anak dengan gangguan bahasa latah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SPEECH DELAY
Seorang anak dikatakan memiliki speech delay ketika kemampuan
bicaranya jauh dibawah rata-rata anak sebayanya. Ketika berbicara
mengenai speech delay sebaiknya disinggung juga mengenai speech
disorder. Harus dibedakan antara speech delay dengan speech disorder.
Speech disorder merajuk kepada kemampuan bicara anak yang tidak
berkembang seperti berkembangnya kemampuan bicara anak pada
umumnya, sedangkan pada speech delay kemampuan bicara anak masih
dapat berkembang seperti anak pada umumnya hanya saja waktunya lebih
lambat dari pada anak pada umumnya.
2
(blabbing). Selain itu, ia juga sudah mulai bisa mengenali dan
mendengarkan suara serta memperhatikan wajah orangtuanya saat
sedang berbicara kepadanya. Jadi, berusahalah untuk jeli dengan tiap
tangisan yang ia keluarkan. Sebab, pada usia tiga bulan, bayi sudah
bisa menangis untuk kebutuhan yang berbeda-beda.
2. Usia 6 bulan. Bayi mulai mengeluarkan suara-suara yang berbeda, dan
suku katanya mulai terdengar lebih jelas, seperti “pa-pa” atau “ba-ba”.
Barulah ada akhir usia enam bulan, ia akan mulai bersuara untuk
mengekspresikan kondisinya saat senang atau sedih, menoleh ke arah
datangnya suara, dan memperhatikan alunan musik.
3. Usia 9 bulan. Menginjak usia 9 bulan, bayi akan mulai memahami
beberapa kata dasar seperti ‘”tidak” atau “ya”. Ia juga akan mulai
menggunakan nada suara yang lebih luas.
4. Usia 12 bulan. Bayi sudah bisa mengucapkan kata “mama” atau
“papa” dan menirukan kata-kata yang diucapkan orang terdekat di
sekitarnya. Pada usia ini, bayi juga sudah bisa memahami beberapa
perintah seperti, “ayo, sini” atau “ambil botolnya”.
5. Usia 18 bulan. Di usia ini, bayi sudah bisa mengulang kata-kata yang
orangtua ucapkan kepadanya dan akan menunjuk ke sebuah benda
atau bagian tubuh yang orangtua sebutkan. Selain itu, bayi juga sudah
bisa mengucapkan sekitar 10 kata dasar. Namun, jangan khawatir jika
ada beberapa kata yang masih belum jelas pengucapannya seperti kata
“makan” disebut “mam”.
6. Usia 24 bulan. Bayi sudah bisa mengucapkan setidaknya 50 kata dan
berkomunikasi memakai dua kosa kata.
7. Usia 3-5 tahun. Kosakata yang dimiliki anak pada usia ini akan
berkembang dengan cepat. Di usia tiga tahun, sebagian besar anak-
anak sudah dapat menangkap kosakata baru dengan cepat. Mereka
juga sudah bisa memahami perintah yang lebih panjang.
3
Terlambatnya kemampuan biacara anak dapat dilihat dari munculnya
beberapa ciri-ciri khusus. Early Support for Children, Young People and
Families (dalam Wulan, dkk, 2020:104) menjelaskan bahwa apabila tanda-
tanda di bawah ini mulai muncul atau terlihat pada anak, orang tua
sebaiknya mulai wasapada. Tanda-tandanya adalah:
1. Terapi wicara untuk anak yang terlambat bicara. Terapi ini dilakukan
untuk merangsang anak untuk berbicara.Terapis akan mencoba
berbagai cara seperti mengajak anak bermain, memperkenalkan kartu
bergambar dan bahasa isyarat.
2. Terapi untuk anak dengan Apraxia. Apraxia adalah kesulitan untuk
mengucapkan suku kata tertentu. Anak mengetahui kata yang ingin
diucapkan, tetapi tidak dapat menyebutkannya dengan benar.Terapi
4
ini bertujuan untuk membantu anak memahami respon pendengaran,
visual, atau sentuhan.Salah satu caranya dengan melatih anak
berbicara di depan cermin atau dengan merekam suaranya.
3. Terapi untuk gagap bicara (stuttering). Terapis akan mencoba melatih
anak untuk berbicara lebih pelan dan jelas karena berbicara terlalu
cepat dapat memperburuk kondisi gagap.Sebaiknya lakukan deteksi
dan intervensi sedini mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
B. GAGAP
Gagap yaitu berbicara yang kacau, tersendat-sendat, mendadak
berhenti, lalu mengulang-ulang suku karta pertama, kata-kata berikutnya,
dan setelah berhasil mengucapkan kata-kata itu kalimat dapat diselesaikan.
Penderita gagap kerap tidak berhasil mengucapkan suku kata awal, hanya
berhasil mengucapkan konsonan atau vokal awalnya dengan susah payah
hingga bisa menyelesaikan kalimatnya. Dalam usahanya mengucapkan
kata pertama yang barangkali gagal, penderita gagap menampakkan rasa
letih dan kecewanya. Penyebab gagap belum diketahui secara tuntas.
Namun, hal-hal yang dianggap berperan misalnya:
1. Faktor stress
2. Pendidikan anak yang terlalu keras dan ketat, serta tidak mengijinkan
anak berargumentasi atau membantah
3. Adanya kerusakan pada belahan otak (hemisfer) yang dominan
4. Faktor neurotik famial (Rohmani, 2017:71).
5
Gagap melibatkan gangguan pada kemampuan untuk bicara lancar
dengan waktu yang tepat. Untuk dapat didiagnosis sebagai gagap,
kurangnya kelancaran bicara harus tidak sesuai dengan usia anak. Gagap
biasanya dimulai pada usia antara 2 dan 7 tahun dan terdapat pada sekitar
1 di antara 100 anak sebelum pubertas. Menurut Rohmani (2017:147)
gangguan ini ditandai oleh satu dari beberapa karakteristik sebagai berikut:
Berikut ini gagap bicara yang disebabkan oleh faktor lain, seperti
faktor biologis, sosiologis, dan psikologis.
1. Faktor Biologis
6
a. Kelahiran Prematur atau riwayat kelahiran bayi yang lahir prematur
biasanya mengalami kerusakan mental. Sering pertumbuhan jiwa
dan jasmaninya tertunda atau mengalami kelambatan.
b. Genetik terjadi ketika ada garis keturunan yang membawa
presdiposisi rentan terhadap serangan gagap bicara. Gangguan saraf
atau neorologis terdapat gangguan pada koordinasi dari fungsi
motorik untuk berbicara, seperti gangguan pada syaraf bicara,
gangguan alat bicara, dan keterbatasan lidah.
2. Faktor Sosiologis
a. Lingkungan keluarga yang disebabkan tekanan psikologis dari
keluarga.
b. Lingkungan masyarakat yang terasa asing sehingga membuatnya
tertekan.
3. Faktor Psikologis
7
juga tidak bisa menghilangkan gagap secara menyeluruh, namun dapat
membantu penderita gagap dalam mengendalikan gejala yang ada.
8
3. Pilih tempat berbicara yang tenang dan nyaman. Bila perlu, atur
momen ketika penderita tengah merasa sangat tertarik untuk
menceritakan sesuatu.
4. Hindari bereaksi negatif ketika gagap kambuh. Berikan koreksi
dengan lembut dan puji penderita ketika menyampaikan suatu maksud
dengan lancar.
5. Berbicara secara perlahan. Penderita gagap secara tidak sadar akan
mengikuti kecepatan berbicara lawan bicaranya. Jika lawan bicaranya
berbicara secara perlahan, penderita juga akan berbicara secara
perlahan, sehingga dapat lebih lancar menyampaikan maksudnya.
Jika hal ini terjadi pada anak-anak para orang tua sebaiknya tidak
menganggap lucu atas keadaan ini karena akan membuat anak tersebut
merasa malu bahkan akan memperparah gagapnya. Berikut ini beberapa
hal yang harus dilakukan jika menghadapi seorang anak yang gagap:
C. LATAH
Menurut ismail (2021:17), latah adalah respon reflektif berupa
perkataan atau perbuatan yang tidak terkendali yang terjadi ketika
seseorang merasa kaget. Latah bukanlah penyakit mental, tapi lebih
merupakan kebiasaan yang tertanam di pikiran bawah sadar. Setiap orang
9
latah punya respon yang berbeda-beda dalam bereaksi terhadap stimulus
yang mengagetkan, diantarnya:
10
yang mengidap latah ekopraksia akan meniru persis gerakan orang
tersebut secara berulang-ulang.Contoh: jika orang yang berada didekat
penderita latah mengagetkannya sambil menari, maka secara spontan
penderita latah akan ikut menari.
3. Koprolalia, latah dengan mengucapkan kata-kata tabu atau kotor.
Artinya, ketika ada sesorang mengagetkannya secara spontanitas
penderita latah akan mengeluarkan kata-kata tabu atau kotor secara
berulang-ulang.
4. Automatic obedience: melaksanakan perintah secara spontan pada saat
terkejut, misalnya: ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah
seperti“jongkok” atau “tidur”, ia akan segera melakukan perintah itu.
11
Setelah hasil diagnosis didapat, barulah diterapkan terapi yang tepat untuk
pasien.
1. Terapi Bicara
12
pada piranti ini sama dengan metode yang dipakai pada terapi
tatap muka.
b. Fast ForWord, merupakan piranti lunak yang dirancang
berdasarkan masalah pada proses pendengaran. Piranti ini
menggunakan permainan yang dirancang untuk memperlambat
tempo suara sehingga memungkinkan pengguna untuk
membedakan bunyi.
c. TWIST (Technology with Innovative Speech Therapy)
merupakan piranti lunak yang dikembangkan untuk terapi
berbicara bagi penderita stroke, penderita geger otak, penderita
penyakit degeneratif saraf, dan anak-anak yang mengalami
gangguan berbicara.
4. Terapi Intonasi Melodi
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari materi yang telah dibahas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
14
(misalnya, “s-s-saya senang bertemu anda”). Beberapa metode yang
digunakan untuk mengobati gagap adalah dengan terapi bicara, terapi
ini berfokus pada mengurangi frekuensi munculnya gejala gagap saat
berbicara. Menggunakan peralatan khusus, Pasien dapat menggunakan
peralatan khusus yang bertujuan untuk mengendalikan gejala. Terapi
perilaku kognitif, terapi perilaku koginitif bertujuan untuk mengubah
pola pikir yang dapat memperburuk kondisi gagap.
3. Karakteristik latah antara lain: mengulangi perkataan orang lain,
meniru gerakan orang lain, mengucapkan kata-kata tertentu berulang-
ulang (biasanya kata-kata jorok), melaksanakan perintah secara
spontan pada saat terkejut, misalnya: ketika penderita dikejutkan
dengan seruan perintah seperti ”jongkok” atau “loncat”, dia akan
melakukan perintah itu seketika. Solusi yang dapat dilakukan antara
lain: Terapi bicara, terapi oral motoric, terapi berbasis computer, dan
terapi intonasi melodi.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Verury Verona. 2021. “Begini cara mengatasi speech delay pada
anak”. Dikutip dari https://www.halodoc.com/artikel/3-cara-
mengatasi-speech-delay-pada-anak , diakses pada 18 Oktober 2021
pukul 15.43 WIB.
16